Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA BY. R DENGAN BBL (BAYI BARU LAHIR)


DI RUANG PERINATOLOGI
RSU NGUDI WALUYO

OLEH :
NAMA : BAMBANG SUPRIYANTO
NIM : 071201023

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
ASUHAN KEPERAWATAN BY. R DENGAN
BBL (BAYI BARU LAHIR)
DI RUANG PERINATOLOGI RSU NGUDI WALUYO

Nama Mahasiswa : Bambang Supriyanto


NIM : 071201023
Tempat Praktik : Ruang Perinatologi, RSU Ngudi Waluyo
Tanggal : 31 Mei 2021

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Senin, 31 Mei 2021, Pukul : 15.00 WIB
I. Identitas
a) Identitas Klien
Nama : By. R
TTL : Ungaran, 31 Mei 2021
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan :-
Agama : Islam
Suku : Jawa
TB/BB : 47 Cm, 2800 Gr
Gol. Darah :-
Alamat : Kali Kopeng, Rt/Rw 1/4, Leyangan, Ungaran
Timur, Kab. Semarang
b) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan dgn Klien : Orang Tua (Ayah) Klien
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Kali Kopeng Rt/Rw 1/4, Leyangan, Ungaran
Timur, Kab. Semarang
c) Tanggal Masuk : 31 Mei 2021, Pukul : 14.55 WIB
d) Diagnosa Medis : Lahir Spontan (LSP), BBL
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Terdengar suara nafas tambahan gargling.
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
By. R lahir pada tanggal 31 Mei 2021 pukul 14.55 WIB di RSU NgudiI
Waluyo Suwarno Kota Ungaran secara spontan (LSP) dengan indikasi
KPD 12 jam, diusia kehamilan 37 minggu dengan berat 2800 gr. By. R
lahir langsung menangis merintih, nilai APGAR Skor 7/8/10 (A : 1 =
tubuh kemerahan, eksteminitas biru, P : 2 > 142 x/m, G : 1 sedikit
gerakan, A : 2 = gerakan aktif, ekstemonitas fleksi dengan baik, R : 1 =
cepat, tidak teratur), oleh karena itu By. R sekarang dipindah ke ruang
Perinatologi untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Prenatal Care
Ayah pasien mengatakan masalah kehamilan selama kehamilan
adalah istrinya merasa mual dan muntah sampai usia kehamilan ± 4
bulan. Bayi dirasakan bergerak pada usia kehamilan ± 5 bulan.
Istrinya mendapatkan imunisasi TT pada usia kehamilan ± 3 bulan
dan 7 bulan, istrinya sering memeriksakan kehamilannya pada dokter
yaitu : trimester 1 (1 kali), trimester 2 (1 kali) dan trimester 3 (3
kali). Tidak memiliki riwayat radiasi.
b. Natal
Pasien (By. R) lahir di RSUD Dr. Gondo Suwarno secara spontan
(LSP) ditolong oleh dokter, keadaan bayi lahir hidup, jenis kelamin
laki-laki, lama persalinan 1 jam, KPD : 12 jam, warna jernih.
Tindakan yang dilakukan pukul 14.57 WIB yaitu resusitasi
pembersihan jalan nafas dan rangsangan taktil.
c. Post Natal
Setelah lahir By. R langsung menangis merintih, keadaan lemah,
pola nafas takipnea. Nilai APGAR Skor 7/8/10 (A : 1 = tubuh
kemerahan, eksteminitas biru, P : 2 = > 142 x/m, G : 1 = sedikit
gerakan, A : 2 = gerakan aktif, eksteminitas fleksi dengan baik, R : 1
= cepat, tidak teratur). BB : 2800 gr, PB : 47 cm, LK : 33 cm, LD :
31 cm, LILA : 15 cm. BAK (-), BAB (-), Mekonium (-), atresia ani
(-) dan kelainan congenital (-)
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah klien mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit menular maupun penyakit turunan.
5. Genogram

G1 A B

G2 C D

G3 E

Keterangan :
A : Orang tua ibu pasien : Laki-laki
B : Orang tua ayah pasien : Perempuan
C : Saudara ibu pasien : Klien
D : Saudara ayah pasien : Meninggal
E : Anak (pasien) - - - - : Tinggal serumah
G 1 : Generasi pertama
G 2 : Generasi kedua
G 3 : Generasi ketiga
III. Pengkajian Pola Fungsional (Menurut Gordon)
1. Pola Manajemen dan Persepsi Terhadap Kesehatan
Ayah pasien mengatakan bahagia karena anaknya telah lahir dan
keluarga sangat menunggu hadirnya anggota keluarga baru yaitu By.
R. Saat ini pasien (By. R) dirawat di ruang Perinatologi dan dirawat
oleh perawat dan ibu pasien sedang dirawat di ruangan terpisah.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Pengkajian pasien dengan menggunakan metode ABCD.
a. A (antropometri) :
BB : 2800 gr
PB : 47 cm
LILA : 15 cm
b. B (biokimia) :
-
c. C (clinical)
KU : lemah
System saraf : G=1 (sedikit gerakan)
Kulit : pucat
Refleks sucking (menghisap) : positif, lemah
Ekstreminitas : akral teraba dingin
d. D (diet) :
Rencana diet : ASI ekslusif (menyusui pada ibu)
3. Pola Eliminasi
Saat ini pasien belum BAB (-) maupun BAK (-).
4. Pola Istirahat-Tidur
Pasien terlihat tidur dan sesekali menangis
5. Pola Aktivitas Latihan
Gerak aktif, tonus otot fleksi dengan baik, kekuatan otot 5 5
5 5
6. Pola Persepsi-Kognitif
Diusia pasien yang sekarang (1 hari), pasien belum mengerti dan
memahami tentang pola persepsi dan kognitif.
7. Pola Persepsi-Konsep Diri
Diusia pasien yang sekarang (1 hari), pasien belum mengerti dan
memahami tentang pola persepsi dan konsep diri.
8. Pola Koping-Toleransi Stres
Pasien sesekali menangis saat merasa lapar dan tidak nyaman.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki-laki, area genetalia tampak bersih,
hipospadia tidak ada, kelainan penis tidak ada, skrotum ada, testis ada
(2 buah), testis sudah turun.
10. Pola Peran dan Hubungan
Orang tua pasien bisa mengunjungi, melihat dan menyentuh bayinya
saat berkunjung (pasien berada dalam incubator). Saat ini ayah pasien
datang mengunjungi anaknya sedangkan ibu pasien berada di ruangan
terpisah dan sedang dalam perawatan.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Islam dan bersuku Jawa. Tidak ada kegiatan agama
atau kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
IV. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran (Pediatrik GCS)
a. KU : Lemah
b. GCS : 14 (composmentis) (E : 4, V : 4, M : 6)
E : membuka mata spontan (4)
V : menangis lemah/merintih (4)
M : bergerak spontan (6)
2. Pemeriksaan Vital Sign
a. HR : 142 x/menit
b. RR : 68 x/m
c. SB : 35,2 OC
d. ANTOPOMETRI :
BB (berat badan) : 2800 gr
PB (panjang badan) : 47 cm
LD (lingkar dada) : 31 cm
LK (lingkar kepala) : 33 cm
LILA (lingkar lengan atas) : 15 cm
3. Pengkajian Kepala
a. Kepala
Bentuk kepala mesochepal (normal), bersih, sutura terpisah,
frontanela anterior dan posterior lunak, tidak ada caput succedanum
dan tidak ada cefal hematom serta warna rambut hitam.
b. Wajah
Wajah tampak simetris, terdapat lanugo tipis, tidak ada kelainan
bentuk wajah khas seperti syndrome down, syndrome cushing dll.
c. Mata
Simetris antara kanan dan kiri, strabismus tidak ada, sclera, putih
tidak ada ikhterus, konjungtiva merah muda dan pupil isokor
(bereaksi terhadap cahaya), mata tampak bersih dan tidak ada
pengeluaran secret.
d. Hidung
Hidung nampak simetris, tidak terdapat pengeluaran secret,
kebersihan lubang hidung baik, tidak ada pernafasan cuping
hidung, pola nafas takipnea.
e. Mulut
Mulut tampak simetris, bibir sianosis, tidak ada bibir sumbing,
stomatitis tidak ada, halitosis tidak ada, mukosa bibir lembab,
mulut dan lidah tampak bersih, terdapat pengeluaran secret di jalan
nafas (sputum), palatum utuh (durum dan mole).
f. Telinga
Telinga tamapak simetris kanan dan kiri, kebersihan telinga baik,
tidak ada pengeluaran secret atau cairan, fungsi pendengaran baik.
g. Leher
Leher tampak simetris, tidak ada pembesaran vena jugularis dan
kelenjar tiroid, nadi karotis teraba.
4. Pengkajian Dada
a. Putting susu
Putting susu tampak simetris kanan dan kiri, tidak ada pengeluaran
galactorrhea.
b. Paru-paru
 I : retraksi dinding dada tidak ada, gerakan pernafasan teratur
saat inspirasi dan ekspirasi, gerakan dinding dada simetris antara
kanan dan kiri, nampak penggunaan otot bantu nafas.
 P : pengembangan paru tampak simetris
 P : sonor disemua lapang paru
 A : terdengar suara nafas tambahan gargling
c. Jantung
 I : tampak adanya ictus cordis
 P : ictus cordis teraba dengan getaran
 P : tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup
 A : S1 dan S2 tunggal “Lup” “Dup”, BJ 1 dan BJ 2 regular,
tidak terdapat gallop
5. Pengkajian Abdomen
 I : perut tampak buncit, tali pusat basah (satu vena dua arteri),
warna putih kebiruan, tampak sedikit perdarahan pada ujung tali
pusat, pusar insersi ditengah,
 A : terdengar bunyi bising usus, peristaltic usus 10 x/m.
 P : abdomen teraba lunak, tidak ada pembesaran hepar atau lien.
 P : timpani
6. Pengkajian Genetalia dan Rektum
a. Genetalia (laki-laki)
Area genetalia tampak bersih, hipospadia tidak ada, kelainan penis
tidak ada, skrotum ada, testis ada (2 buah), testis sudah turun.
b. Rectum
Area anal tampak bersih, mekonium belum keluar, tidak ada
kelainan seperti atresia ani.
7. Pengkajian Ekstreminitas
Eksteminitas atas dan bawah tampak simetris antara kanan dan kiri,
jumlah jari tangan dan kaki lengkap, pergerakan eksteminitas atas dan
bawah normal, tidak ada kelainan bentuk tulang pada ektreminitas atas
dan bawah, CRT > 3 detik, akral teraba dingin, terpasang SPO2 : 90
%.
8. Pengkajian Persyarafan
 Refleks sucking (menghisap) : positif, lemah
 Refleks rooting (mencari) : positif, lemah
 Refleks moro (terkejut) : positif
 Refleks babinsky (mencengkram) : positif
 Refleks tonik neck (mengadah) : positif
 Refleks palmar grap (menggenggam) : positif, kuat
V. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
VI. Program Terapi

No Jenis Dosis Fungsi


1 Inj. Vit K 1 mg Mencegah perdarahan
akibat defisiensi Vit K
2 Tetrasiklin - Mencegah infeksi bakteri
Hidroklorida 1 % pada permukaan mata
3 Imunisasi Hb 0 0,5 ml Membentuk antibody
(Hb-Uniject) dan imun terhadap
infeksi yang disebabkan
oleh virus Hepatitis B
B. Analisa Data

Hari/ Kemungkinan Masalah


No Data
Tanggal Penyebab Keperawatan
1 Senin DS : Gangguan/obstruksi (D.0001) Bersihan
31/5/2021 - jalan nafas jalan nafas tidak
DO : efektif
- Terdengar suara
nafas tambahan Aliran udara terganggu
gargling
- Ekstreminitas
nampak biru
(sianosis) Bersihan jalan nafas
- RR : 68 x/m tidak efektif
- Pola nafas
takipnea
2 Senin DS : Bayi baru lahir (D.0131 Hipotermia)
31/5/2021 -
DO :
- KU : lemah Perbedaan suhu tubuh
- TTV : dalam perut ibu dan
HR :142 x/m lingkungan luar
SB : 35,2 OC
RR : 68 x/m
- Ekstreminitas Adanya faktor transfer
nampak biru panas (konduksi,
konveksi, evaporasi,
(sianosis)
radiasi)
- CRT : > 3 detik
- Tubuh pasien
dalam keadaan Hipotermia
terbuka
- Akral teraba
dingin
3 Senin DS : Pemotongan tali pusat (D.0141) Risiko
31/5/2021 - KPD : 12 jam infeksi
DO :
- Nampak luka Adanya luka terbuka
pemotongan tali
pusat basah
- Nampak sedikit Bakteri mudah
perdarahan pada menempel dan
ujung luka berkembang biak
pemotongan tali
pusat
Risiko infeksi

Ketuban pecah dini

Faktor ibu
Diagnosa Keperawatan Prioritas
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b. d sekresi yang tertahan (Kategori :
Fisiologis, Subkategori : Respirasi, Kode Diagnosis : D.0001).
2. Hipotermia b. d terpapar suhu lingkungan rendah, transfer panas (konduksi,
konveksi, evaporasi, radiasi) (Kategori : Lingkungan, Subkategori :
Keamanan dan Proteksi, Kode Diagnosis : D.0131).
3. Risiko infeksi d. d efek prosedur invasif, peningkatan paparan organism
pathogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahan tubuh primer : ketuban
pecah lama (Kategori : Lingkungan, Subkategori : Keamanan dan Proteksi,
Kode Diagnosis : D.0142).
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Hari Tujuan Dan Kriteria Rencana Tindakan
Rasional TTD
Dx Tanggal Hasil (SLKI) (SIKI)
1 Senin Setelah dilakukan (I.01011 Manajemen jalan - Mengetahui keabnormalan
(Bersihan jalan 31/5/202 tindakan keperawatan nafas) : pernafasan pasien
nafas tidak 1 selama 2 x 24 jam, Observasi : - Membantu mengetahui
efektif b.d diharapkan bersihan jalan - Monitor pola nafas adanya bunyi nafas
sekresi yang nafas tidak efektif (frekuensi, kedalaman, tambahan
tertahan) teratasi. usaha nafas)
(L.01001 Bersihan jalan - Mengetahui jumlah dan
- Monitor bunyi nafas
nafas) : tambahan warna sputum
Ekspetasi : meningkat - Monitor sputum - Posisi fowler
Kriteria hasil : Terapeutik : memaksimalkan ekspansi
 Produksi sputum - Posisikan fowler paru
menurun - Lakukan hiperoksigenasi - Meminimalkan efek
 Sianosis menurun sebelum penghisapan samping prosedur suction
 Pola nafas membaik endotrakeal
- Mencegah dan
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15 meminimalkan terjadinya
detik hipoksia

(I.01014 Pemantauan - Mengetahui keabnormalan


respirasi) : pernafasan pasien
Observasi : - Mengetahui pola nafas
- Monitor frekuensi, irama, pasien
kedalaman dan upaya - Membantu mengetahui
nafas adanya bunyi nafas
- Monitor pola nafas tambahan
- Auskultasi bunyi nafas - Membantu menilai status
- Monitor saturasi oksigen dan kebutuhan oksigenasi
Terapeutik : - Mengetahui kondisi pasien
- Atur interval pemantauan secara berkala
respirasi sesuai kondisi - Membantu proses
pasien keperawatan dan menilai
- Dokumentasi hasil keberhasilan intervensi
pemantauan yang diberikan
Edukasi : - Menambah pengetahuan
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2 Senin Setelah dilakukan (I.14578 Regulasi - Suhu 36,5-37,5 oc
(Hipotermia b.d 31/5/202 tindakan keperawatan temperatur): merupakan suhu tubuh
terpapar suhu 1 selama 2 x 24 jam, Observasi : normal bayi BBL
lingkungan diharapkan hipotermia - Monitor suhu bayi sampai - Perubahan tekanan darah,
rendah, transfer teratasi. stabil (36,5-37,5 Oc) frekuensi pernafasan dan
panas : konduksi, (L.14135 Termoregulasi - Monitor tekanan darah, nadi merupakan indikator
konveksi, neonatus) : frekuensi pernafasan dan kelainan suhu
evaporasi, Ekspetasi : membaik nadi - Perubahan warna dan suhu
radiasi) Kriteria hasil : - Monitor warna dan suhu kulit merupakan indikasi
 Konsumsi oksigen kulit adanya abnormalitas
meningkat - Monitor dan catat tanda perubahan suhu
 Suhu tubuh meningkat dan gejala hipotermia atau - Membantu mengetahui
 Frekuensi nadi hipertermia kondisi pasien
meningkat Terapeutik : - Membantu mencegah
 Pengisian kapiler - Bedong bayi segera kehilangan panas melalui
meningkat
setelah lahir untuk proses evaporasi
mencegah kehilangan - Suhu incubator yang
panas normal (33-35Oc)
- Atur suhu incubator membantu meningkatkan
sesuai kebutuhan dan mempertahankan suhu
Edukasi : tubuh
- Jelaskan cara pencegahan - Menambah pengetahuan
hipotermi karena terpapar
udara dingin

(I.07213 Inisiasi menyusui - Mengetahui kesiapan bayi


dini) untuk menyusu
Observasi : - Mengetahui kondisi bayi
- Identifikasi tanda-tanda dan ibu
kesiapan menyusu - Adanya sumbatan pada
- Monitor tanda vital bayi jalan nafas mempengaruhi
dan ibu respon bayi untuk menyusu
- Monitor jalan nafas bayi - Memberikan kemudahan
Terapeutik : dalam pemberian ASI
- Buka pakaian atas ibu - Memberikan kenyamanan
- Keringkan tubuh bayi, dan membantu menuntun
kecuali bagian tangan bayi mencari putting
yang akan menuntun bayi - Posisi yang benar
untuk mencari puting memudahkan bayi dalam
- Letakkan bayi dengan menyusu, membuat kontak
posisi tengkurap untuk batin antara ibu dan bayi
kontak kulit ke kulit, dan mencegah aspirasi
diantara dua payudara dan ketika menyusu
kepala bayi dimiringkan - Memberikan kesempatan
ke salah satu sisi bayi untuk mencari putting
Edukasi : secara mandiri, melatih
- Anjurkan ibu membiarkan respon bayi
bayi mencari putting ibu - Menambah kontak batin
- Anjurkan ibu membiarkan dan memenuhi kebutuhan
bayi di perut ibu sampai 1 ASI bayi
jam atau menyusu sampai
selesai
3 Senin Setelah dilakukan (I.14539 Pencegahan - Membantu mengetahui
(Risiko infeksi 31/5/202 tindakan keperawatan infeksi) : tanda awal infeksi dan
d.d faktor risiko : 1 selama 2 x 24 jam, Observasi : tindakan segera yang
prosedur invasif, diharapkan risiko infeksi - Monitor tanda dan gejala dilakukan
peningkatan dapat dicegah atau tidak infeksi local dan sistemik - Mengurangi faktor risiko
paparan terjadi. Terapeutik : infeksi
organisme (L.14137 Tingkat - Batasi jumlah pengunjung - Mencegah terjadinya
patogen infeksi) : - Berikan perawatan kulit infeksi pada area tali pusar
lingkungan, Ekspetasi : menurun (area luka pemotongan - Mengurangi risiko infeksi
ketidakadekuatan Kriteria hasil : tali pusat) dari perawat ke pasien atau
pertahanan tubuh  Kebersihan tangan - Cuci tangan sebelum dan sebaliknya
primer/ketuban meningkat sesudah kontak dengan - Mengurangi faktor risiko
pecah lama)  Kebersihan badan pasien dan lingkungan infeksi
meningkat pasien - Imunisasi membantu
- Pertahankan teknik meningatkan kekebalan
(L.14128 Kontrol
aseptic tubuh terhadap infeksi,
risiko):
Edukasi : virus maupun bakteri
Ekspetasi : meningkat
- Kolaborasi pemberian
Kriteria hasil :
imunisasi, jika perlu
 Imunisasi meningkat

(I.14508 Manajemen - Mengetahui kontraindikasi


imunisasi/Vaksinasi) sebelum pemberian
Observasi : imunisasi
- Identifikasi kontraindikasi - Imusisasi dengan interval
pemberian imunisasi waktu yang tepat dapat
Terapeutik : mengurangi risiko akibat
- Jadwalkan imunisasi pada infeksi maupun bakteri
interval waktu yang tepat - Bagian paha anterolateral
- Berikan suntikan pada mudah divisualisasi dan
bayi di bagian paha aman untuk bayi
anterolateral - Mengetahui informasi
- Dokumentasikan berupa jadwal, nama vaksin
informasi vaksinasi yang diberikan
(mis.nama) - Menambah pengetahuan
Edukasi : dan informasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, - Menambah pengetahuan
reaksi yang terjadi, jadwal dan informasi
dan efek samping
- Informasikan imunisasi
yang diwajibkan
pemerintah (mis.
Hepatitis B, BCG, difteri,
tetanus, polio, campak,
rubella)
D. CATATAN KEPERAWATAN
NO Hari
Tindakan Respon Dan Hasil TTD
DX Tanggal
1 Senin (I.01011 Manajemen jalan nafas) :
(Bersihan 31/5/2021
jalan nafas 15.00 1. Memonitor pola nafas (frekuensi, S:
tidak efektif kedalaman, usaha nafas) -
b.d sekresi O:
yang - RR : 68 x/m
tertahan) - Nafas cepat dan dalam (takipnea)
- Upaya nafas (penggunaan otot bantu
nafas)
15.05 2. Memonitor bunyi nafas tambahan S:
-
O:
- Terdengar suara nafas tambahan
gargling
15.06 3. Posisikankan fowler S:
-
O:
- Nampak pasien fowler
15.07 4. Melakukan hiperoksigenasi sebelum S:
penghisapan endotrakeal -
O:
- Nampak pasien diberikan oksigen
dengan konsentrasi 100 %
- SPO2 : 90 %
15.08 5. Melakukan penghisapan lendir S:
kurang dari 15 detik -
O:
- Nampak pasien dilakukan suction
(suction catheter no.8)
15.09 6. Memonitor sputum S:
-
O:
- Nampak sputum banyak, konsistensi
cair, warna jernih
(I.01014 Pemantauan respirasi) :
15.10 1. Memonitor frekuensi, irama, S:
kedalaman dan upaya nafas -
O:
- RR : 62 x/m
- Irama : abnormal
- Nafas cepat (hiperventilasi)
- Upaya nafas : penggunaan otot bantu
nafas (-)
15.12 2. Memonitor pola nafas S:
-
O:
- Pola nafas hiperventilasi
15.13 3. Mengauskultasi bunyi nafas S:
-
O:
- Terdengar suara nafas vesikuler
15.15 4. Memonitor saturasi oksigen S:
-
O:
- SPO2 : 95 %
15.16 5. Mengatur interval pemantauan S:
respirasi sesuai kondisi pasien -
O:
- Perawat mengatur interval
pemantauan respirasi setiap 30 menit
sekali
15.17 6. Mendokumentasikan hasil S:
pemantauan -
O:
- Perawat mendokumentasikan hasil
pemantauan
15.18 7. Menjelaskankan tujuan dan S:
prosedur pemantauan - Keluarga mengatakan mengerti dan
memahami tentang penjelasan yang
diberikan perawat terkait tujuan dan
prosedur pemantauan
O:
- Keluarga nampak mengerti tentang
penjelasan yang diberikan perawat
terkait tujuan dan prosedur
pemantauan
2 Senin (I.14578 Regulasi temperatur):
(Hipotermi 31/5/2021
a b.d 15.22 1. Memonitor suhu bayi sampai stabil S:
terpapar (36,5-37,5 Oc) -
suhu O:
lingkungan - SB : 35,9 Oc
rendah, 15.25 2. Memonitor tekanan darah, frekuensi S:
transfer pernafasan dan nadi -
panas : O:
konduksi, - TD : 50/40 mmHg
konveksi, - RR : 60 x/m
evaporasi, - HR : 146 x/m
radiasi)
15.29 3. Memonitor warna dan suhu kulit S:
-
O:
- Warna kulit pucat
- Kulit teraba dingin
15.30 4. Memonitor dan catat tanda dan S:
gejala hipotermia atau hipertermia -
O:
- Nampak adanya gejala hipotermia :
KU : lemah
CRT > 3 detik
15.32 5. Membedong bayi segera setelah S:
lahir untuk mencegah kehilangan -
panas O:
- Nampak pasien merasa nyaman
setelah dibedong
15.35 6. Mengatur suhu incubator sesuai S:
kebutuhan -
O:
- Pasien berada dalam incubator
- Suhu incubator 33,3Oc
15.37 7. Menjelaskan cara pencegahan S:
hipotermi karena terpapar udara - Keluarga mengatakan mengerti dan
dingin memahami tentang penjelasan yang
diberikan perawat terkait cara
pencegahan hipotermi karena terpapar
udara dingin
O:
- Keluarga nampak mengerti dan
memahami tentang penjelasan yang
diberikan perawat terkait cara
pencegahan hipotermi karena terpapar
udara dingin
(I.07213 Inisiasi menyusui dini) :
20.00 1. Mengidentifikasi tanda-tanda S:
kesiapan menyusu -
O:
- Nampak keluar air liur dari mulut
pasien
- Pasien nampak memasukkan tangan
ke dalam mulut
20.02 2. Memonitor tanda vital bayi dan ibu S:
- Ibu pasien mengatakan keadaanya
mulai membaik
O:
- TTV (pasien) :
TD : 60/40 mmHg
HR : 146 x/m
SB : 36,2 OC
RR : 62 x/m
SPO2 : 98 %
- TTV (ibu pasien) :
TD : 130/90 mmHg
HR : 90 x/m
SB : 36,7 OC
RR : 24 x/m
20.10 3. Memonitor jalan nafas bayi S:
-
O:
- Jalan nafas paten
- Tidak ada sumbatan jalan nafas
- Suara nafas vesikuler
- Pola nafas normal (regular)
20.12 4. Membuka pakaian atas ibu S:
- Ibu pasien mengatakan akan
mengikuti instruksi yang diberikan
perawat
O:
- Nampak ibu pasien membuka pakaian
atas
20.15 5. Mengeringkan tubuh bayi, kecuali S:
bagian tangan yang akan menuntun -
bayi untuk mencari puting O:
- Pasien nampak bersih
- Pasien nampak nyaman setelah
dibersihkan dan dikeringkan
20.20 6. Meletakkan bayi dengan posisi S:
tengkurap untuk kontak kulit ke -
kulit, diantara dua payudara dan O:
kepala bayi dimiringkan ke salah - Posisi pasien tengkurap, kontak kulit
satu sisi ke kulit ibu, diantara dua payudara
- Posisi kepala pasien miring
20.25 7. Menganjurkan ibu membiarkan S:
bayi mencari puting ibu - Ibu pasien mengatakan akan
mengikuti instruksi yang diberikan
perawat
O:
- Pasien nampak mencari putting ibu
- Pasien nampak mulai menyusu
- Ibu pasien nampak mengikuti instruksi
yang diberikan perawat
20.30 8. Menganjurkan ibu membiarkan S:
bayi di perut ibu sampai 1 jam atau - Ibu pasien mengatakan akan
menyusu sampai selesai mengikuti instruksi yang diberikan
perawat
O:
- Pasien nampak melepaskan putting
susu ibu
- Pasien nampak refluks (gumoh)
- Pasien nampak tidur setelah selesai
menyusu
- Ibu pasien nampak kooperatif selama
kegiatan berlangsung

3 Senin (I.14539 Pencegahan infeksi) :


31/5/2021
15.41 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi S:
local dan sistemik -
O:
- Tidak nampak adanya tanda dan gejala
infeksi pada luka pemotongan tali
pusar
15.42 2. Membatasi jumlah pengunjung S:
-
O:
- Pengunjung pasien yang
diperbolehkan hanya 1-2 orang
15.43 3. Memberikan perawatan kulit (area S:
luka pemotongan tali pusat) -
O:
- Perawatan luka pemotongan tali pusat
menggunakan NaCl, betadin iodine
dan kassa steril
14.59-20.30 4. Mencuci tangan sebelum dan S:
sesudah kontak dengan pasien dan -
lingkungan pasien O:
- Perawat mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien (cuci tangan 6
langkah)
14.59-20.30 5. Mempertahankan teknik aseptik S:
-
O:
- Perawat mempertahankan teknik
aseptic sesuai SOP
15.45 6. Kolaborasikan pemberian S:
imunisasi, jika perlu -
O:
- Menjadwalkan imunisasi Hb 0 pada
pasien
(I.14508 Manajemen imunisasi/
Vaksinasi) :
15.46 1. Mengidentifikasi kontraindikasi S:
pemberian imunisasi -
O:
- Tidak ditemukan adanya
kontraindikasi
15.48 2. Menjadwalkan imunisasi pada S:
interval waktu yang tepat -
O:
- Pemberian imunisasi dijadwalkan
Selasa, 23/2/2021, pukul 15.50 WIB
15.50 3. Memberikan suntikan pada bayi di S :
bagian paha anterolateral -
O:
- Memberikan obat :
Tetrasiklin Hidroklorida 1 % (mata)
Inj. Vit K 1mg (IV)
Imunisasi Hb 0 (Hb-Uniject) 0,5 ml
(IM)
15.53 4. Mendokumentasikan informasi S:
vaksinasi (mis.nama) -
O:
- Dokumentasi vaksin yang diberikan :
Selasa, 23/2/2021, pukul 15.50 WIB
Imunisasi Hb 0 (Hb-Uniject) 0,5 ml
(IM)
15.55 5. Menjelaskan tujuan, manfaat, reaksi S :
yang terjadi, jadwal dan efek - Ibu dan keluarga pasien mengatakan
samping mengerti dan memahami tentang
informasi yang diberikan perawat
terkait tujuan, manfaat, reaksi yang
terjadi, jadwal dan efek samping
imunisasi/vaksinasi
O:
- Nampak ibu dan keluarga pasien
mengerti dan memahami informasi
yang diberikan perawat
- Ibu pasien dapat menyebutkan
manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal
dan efek samping imunisasi/vaksinasi
dengan benar
16.00 6. Menginformasikan imunisasi yang S:
diwajibkan pemerintah (mis. - Ibu dan keluarga pasien mengatakan
Hepatitis B, BCG, difteri, tetanus, mengerti dan memahami tentang
polio, campak, rubella) informasi yang diberikan perawat
terkait imunisasi yang diwajibkan
pemerintah
O:
- Nampak ibu dan keluarga pasien
mengerti dan memahami informasi
yang diberikan perawat
- Ibu dan keluarga pasien dapat
menjelaskan imunisasi yang
diwajibkan pemerintah dengan benar

Anda mungkin juga menyukai