APPENDIKSITIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners
OLEH:
214121022
1. Definisi
Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing ( apendiks ). Usus buntu sebenarnya adalah sekum(caecum). Infeksi ini bisa
(Brunner&Suddarth, 2014).
Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam
pencernaan. Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara pasti, namun usus
buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang berfungsi untuk mempertahankan atau
imunitas tubuh. Dan bila bagian usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit
2. Etiologi
Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada kuadran bawah
kanan dari rongga abdomen. Kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis
pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka: pria lebih sering dipengaruhi
wanita, dan remaja lebih sering dari pada dewasa. Diantara beberapa faktor diatas,
maka yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab
limfoid.
Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri untuk
berkembang biak. Perlu diketahui bahwa dalam tinja/feces manusia sangat mungkin
sekali telah tercemari oleh bakteri/kuman Escherichia Coli, inilah yang sering kali
1) Sumbatan lumen
3. Patofisiologi
Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat,
kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases), tumor, atau benda asing.
bawah dari abdomen. Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi pus. Setelah
dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi pada lumen appendikeal
perkembangan bakteri. Hal lain akan terjadi peningkatan kogesif dan penuruna pada
perfusi pada dinding apendiks yang berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi, maka
tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada mukosa dinding apendiks yang
Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk membtasi proses
peradangan ini dengan cara menutupi apendiks dengan omentum dan usus halus
sehingga terbentuk massa periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah
dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu memberikan respon imflamasi berbentuk
atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun setempat. Pada kasus apendisitis
dapat diketahui melalui beberapa tanda nyeri antara lain : Rovsing’s sign, Psoas sign
a. Apendiksitis
1) Nyeri samar-samar
3) Anoreksia.
5) Diare
6) Konstipasi
b. Apendiksitis perforasi
1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati, kemudian berpindah diperut kanan bawah
lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut. Nyeri dirasakan terus-menerus dan
4) Konstipasi BAB
6) Pada auskultasi, bising usus normal atau meningkat pada awal apendisitis dan
9) Respirasi retraktif.
5. Klasifikasi
menjadi 2 yaitu :
a Apendisitis akut
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
disekitar umbilicus.
Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu makan
menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ketitik mcBurney. Disini
nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri
somatic setempat.
b Apendisitis kronis
riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks
lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya
sel inflamasi kronik. Insiden apendisitis kronik. Insiden apendisitis kronik
antara 1-5%
6. Pengkajian
a. Indetitas klien
Biasanya indetitas klien terdiri Nama, umur, jenis kelamin, status, agama,
b. Alasan masuk
Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit perut di
kuadran kanan bawah, biasanya disertai muntah dan BAB yang sedikit atau tidak
c. Riwayat kesehatan
Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op operasi,
merasakan nyeri pada insisi pembedahan, juga bisanya terasa letih dan tidak bisa
Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah serat, juga bisa
7. Pemeriksaan Fisik
Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis, E :4 V:5 M:6. Tanda-tanda vital
klien biasanya tidak normal karena tubuh klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan
darah biasanya tinggi, nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien
merasakan nyeri.
Kepala
Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau penyakitnya itu apenditis
mungkin pada bagian mata ada yang mendapatkan mata klien seperti mata panda
Leher
Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada klien yang menderita
apedisitis.
Thorak
Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau gangguan bunyi normal
paru ketika di perkusi bunyinya biasanya sonor kedua lapang paru dan apabila di
auskultrasi bunyinya vesikuler. Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah
bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi, Bunyi jantung klien regular (lup
dup), suara jantung ketiga disebabkan osilasi darah antara orta dan vestikular. Suara
jantung terakir (S4) tubelensi injeksi darah. Suara jantung ketiga dan ke empat
disebab kan oleh pengisian vestrikuler, setelah fase isovolumetrik dan kontraksi atrial
tidak ada kalau ada suara tambahan seperti murmur (suara gemuruh, berdesir) (Lehrel
1994).
Abdomen
Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan bawah atau pada titik Mc
Bruney. Saat di lakukan inspeksi. Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik.
Kembung sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi. Benjolan perut kanan
Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan didapatkan peninggkatan
respons nyeri. Nyeri pada palpasi terbatas pada region iliaka kanan, dapat disertai
Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri diperut kanan bawah yang
disebut tanda rofsing. Pada apendisitis restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi
8. Pemeriksaan diagnostik
a. Laboratorium
Jumlah leukosit diatas 10.000 ditemukan pada lebih dari 90% anak dengan
b. Pemeriksaan Urinalisis
Meskipun demikian, hematuria ringan dan pyuria dapat terjadi jika inflamasi
USG lebih dari 85% dan spesifitasnya lebih dari 90%. Gambaran USG yang
atau massa periappendix. False positif dapat muncul dikarenakan infeksi sekunder
appendix sebagai hasil dari salphingitis atau inflammatory bowel disease. False
negatif juga dapat muncul karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus
d. CT-Scan
kira 95-98%. Pasienpasien yang obesitas, presentasi klinis tidak jelas, dan curiga
adanya abscess, maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan test diagnostik.
Diagnosis appendicitis dengan CT-scan ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari
5-7 mm pada diameternya. Dinding pada appendix yang terinfeksi akan mengecil.
9. Penatalaksanaan klinis
A. Medis
appendiktomi.
c. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama
Takikardi
Edema
Suhu tubuh
meningkat 38,5C
Infeksi
2. DS : - Appendiksitis akut Resiko tinggi
DO : - kekurangan volume
cairan
Appendiksitis akut
perporasi
Appendiktomi
Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan
3 DS : Lumen appendik Nyeri akut
- Pasien mengatakan tersumbat
nyeri pada perut kanan
bagian bawah.
Edema
DO :
Ketika dilakukan Kerusakan dinding
abdomen pasien
terlihat menyeringai Pecah
kesakitan.
Pasien
Nyeri akut
mempertahankan
posisi berhati-hati
Pasien berbaring ke
samping atau
telentang dengan
lutut ditekuk
dan perawat.
Intoleransi aktifitas
DO :
ADL dibantu oleh
keluarga dan
perawat.
Pre operasi :
1 Infeksi berhubungan dengan ruptur/perforasi pada appendiks
2 Nyeri akut berhubungan dengan adanya distensi jaringan usus oleh inflamasi.
Post operasi :
terhadap pembedahan.
pasca operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Engram. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Mansjoer Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid II. FKUI. Media
Aesculapius.
Jakarta