Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah. Bahwasanya Saya telah dapat
membuat makalah Biokimia yang berjudul “Hubungan Biokimia dengan ASMA”
walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan
upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah ini masih terdapat
kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan saya.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak kami
harapkan agar dalam pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa lebih
baik lagi. Harapan kami semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya.
Wabilahi Taufik walhidayah Wasalamualaikum wr.wb.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................... 2
D. Metode Penulisan................................................................... 2
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma................................................................... 3
B. Faktor Pencetus Asma........................................................... 4
C. Patogenesis............................................................................ 5
D. Sel-sel inflamasi pada penyakit asma.................................... 7
E. Tanda dan Gejala Asma........................................................ 10
F. Perawatan Terhadap Asma.................................................... 10
G. Pemeriksaan penunjang......................................................... 11
H. Pengobatan Asma.................................................................. 11
I. Metabolisme Pada Penyakit Asma........................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 17
B. Saran....................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit keturunan yang tidak menular. Asma
mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indikator
menunjukkan penyakit asma terus menerus meningkat, khususnya diantara
anak-anak. Meskipun penelitian untuk mencegah asma terus berkembang
akhir-akhir ini, asma tetap merugikan tubuh. Di Amerika Serikat tercatat
sekitar 2 juta penderita asma yang mengunjungi Unit Gawat Darurat setiap
tahunnya, dan sekitar 500.000 penderita asma yang harus menjalani rawat
inap, dan sebagai peringkat ketiga penyebab rawat inap.
Di satu sisi, dunia kedokteran dan farmasi telah mencapai kemajuan yang
sangat signifikan dalam pemahaman mengenai asma sebagai penyakit. Namun
ironisnya, dari sisi lain, meski berjuta-juta dollar telah dikeluarkan untuk
berbagai studi dan riset mengenai asma, nyatanya jumlah penderita baru asma
di seluruh dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, tanpa bisa diketahui
secara jelas apa penyebabnya.Asma pada anak di Indonesia cukup tinggi,
terutama di kota-kota besar, hingga mencapai hampir 17%. Menurut laporan
ahli internasional pada peringatan Hari Asma Sedunia 4 Mei 2004 yang lalu,
yang bertema Burden of Asthma, prevalensi asma di dunia akan meningkat
dalam beberapa tahun mendatang. Di tahun 2005 diperkirakan penderita asma
di seluruh dunia mencapai 400 juta orang, dengan pertambahan 180.000 setiap
tahunnya. Asma adalah salah satu penyakit kronis dengan jumlah penderita
terbanyak pada saat ini. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai
rangsangan, seperti serbuk sari, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga
serta racun yang ada disekitar kita yang bisa mencetuskan terjadinya asma itu
sendiri, diantaranya racun yang ada disekitar kita seperti pulusi udara, asap
rokok, asap dari abu vulcanik. Umumnya pada seseorang yang memiliki
riwayat asma, maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakan salah
satu pencetus terjadinya serangan asma,” paparnya.

1
Ketidak tahuan masyarakat akan pentingnya mengontrol asma mereka
menyebabkan semakin tingginya tingkat keparahan penyakit asma yang
dideritanya. Padahal, jika penderita bisa mengetahui penyakit asma mereka
secara dini, maka penderita dapat mengendalikannya secara tepat, dan
penyakit asma yang diderita akan semakin membaik dan terkontrol,karena
asma adalah suatu penyakit yang bisa dikendalikan.

B. Rumusan Masalah
Dari Uraian Latar Belakang diatas dapat Rumusan Berbagai Masalah, Yaitu:
1. Apa Pengertian Asma?
2. Faktor Pencetus penyakit asma?
3. Apa Saja Tanda dan Gejalanya?
4. Bagaimana Perawatan Terhadap Asma
5. Bagaimana Penanganan dan Pengobata dari Penyakit Asma.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Menjelaskan Pengertian Asma.
2. Menjelaskan Faktor pencetus asma.
3. Menjelaskan tanda dan Gejalanya
4. Menjelaskan Cara perawatannya.
5. Menjelaskan Cara penanganan dan Pengobatan Asma

D. Metode Penulisan
Makalah ini di susun dengan menggunakan metode studi kepustakaan.
E. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dalam tiga BAB. BAB I Pendahuluan yang berisi :
Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode
Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II Pembahasan yang menguraikan
hal-hal yang menjadi Permasalahan. BAB III Penutup yang berisi :
Kesimpulan dan Saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma
Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa
Yunani yang mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit Asma (Asthma)
adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan
(bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga
bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya
seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di
negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap
kendaraan maupun debu padang pasir.
Gejala awal dari timbulnya penyakit asma adalah adanya gejala sesak
napas, batuk dan suara mengi (bengek) yang dikarenakan adanya penyempitan
dan sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan oksigen ke paru-paru
dan rongga dada yang membuat saluran udara menjadi terhambat.
Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit
gangguan pernapasan khususnya pada paru-paru. Asma merupakan suatu
penyakit yang dikenal dengan penyakit sesak napas yang dikarenakan adanya
penyempitan pada saluran pernapasan karena adanya aktivitas berlebih yang
mengakibatkan terhadap suatu rangsangan tertentu, yang menyebabkan
peradangan dan penyempitan pada pembuluh darah dan udara yang
mengalirkan oksigen ke paru-paru dan rongga dada. Umumnya seseorang
yang menderita sesak napas atau asma bersifat sementara dan dapat sembuh
seperti sedia kala dengan atau tanpa bantuan obat.
Pada saat seseorang penderita asma terkena faktor pemicunya, maka
dinding saluran nafasnya akan menyempit dan membengkak sehingga
menyebabkan sesak nafas. Kadang, dinding saluran nafas pun dilumuri oleh
lendir yang lengket sehingga dapat menyebabkan sesak nafas yang lebih
parah. Jika tidak ditangani dengan baik, asma bahkan dapat menyebabkan
kematian.

3
Penyakit asma tidak mengenal umur, ras, dan derajat seseorang. Siapa saja
dapat terkena penyakit asma mulai dari masa kanak-kanak sampai orang
dewasa. Jika pada anak-anak penyakit asma ini bersifat kronis. Menurut data
dan sumber yang diperoleh dari Asosiasi Paru-paru di Amerika
mengungkapkan bahwa 1 diantara 3 orang penderita asma adalah mereka yang
berusia dibawah usia 18 tahun. Alergi merupakan penyebab utama pemicu
timbulnya gejala asma. Diketahui sekitar 80 % penyakit asma banyak
menyerang anak-anak dan 50 % menyerang orang dewasa.
Menurut sebuah sumber dari sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika
dan Eropa menegaskan dalam buku “American Journal of Repiratory and
Critical Care Medicine mengungkapkan “Bila salah orang tua mengidap
penyakit asma besar kemungkinan anak juga akan menderita asma yang
resikonya 3x lipat lebih besar daripada orang tuanya, sedangkan apabila kedua
orang tua menderita asma, maka anak juga akan menderita asma 6x lebih
besar resiko dari penyakit asma dibanding orang tuanya”.

B. Faktor Pencetus Asma


Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi
saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun
yang ada disekitar kita yang bisa mencetuskan terjadinya asma itu sendiri,
diantaranya racun yang ada disekitar kita seperti pulusi udara, asap rokok,
asap dari abu vulcanik. Umumnya pada seseorang yang memiliki riwayat
asma, maka asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakan salah satu
pencetus terjadinya serangan asma,” .
Kita semua tahu bahwa asma adalah penyakit yang sifatnya terjadi
terusmenerus yang biasanya terjadi apabila terdapat pencetusnya. Dalam hal
ini, abu gunung menjadi salah satu pencetus asma yang kuat sehingga yang
terjadi pada penderita asma biasanya adalah bengek yang bisa muncul kapan
saja saat terpapar abu vulkanik.

4
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara.
Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha
sekuat tenaga supaya dapat bernapas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan
lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan
bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai
benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam
rumah atau bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.
Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada
dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya
histamin dan leukotrien.
Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara
penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga
menyebabkan penyempitan saluran udara.
Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai
akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.

C. Patogenesis
Pada dua decade yang lalu, penyakit asma dianggap merupakan penyakit
yang disebabkan karena adanya penyempitan bronkus saja, sehingga terapi
utama pada saat itu adlah suatu bronkodilator, seperti beta agonis dan golongan
metilksantin saja. Namun, para ahli kemudian mengemukakan konsep baru
yang digunakan hingga kini, yaitu bahwa asma merupakan penyakit inflamasi
pada saluran nafas, yang ditandai dengan bronkokontriksi, inflamasi, dan

5
respon yang berlebihan terhadap rangsangan (hyprresponsiveness). Selain itu
juga terdapat penghambatan terhadap aliran udara dan penurunan kecepatan
aliran udara akibat penyempitan broonkus. Akibatnya terjadi hiperinflasi distal,
perubahan mekanis paru-paru dan meningkatnya kesulitan bernafas. Selain itu
juga terjadi peningkatan sekresi mucus yang berlebihan (Ikawati,2007).
Secara klasik, asma dibagi dalam dua kategori bedasr faktor pemicunya,
yaitu asma ekstrinsik atau alergik dan asma intrinsic atau idiosnkratik. Asma
ekstrinsik mengacu pada asma yang disebakan karena menghirup allergen,
yang biasanya terjaadi pada anak-anak yang memiliki keluarga dengan riwayat
penyakit alergi (baik eksim, utikaria, atau rhinitis). Asma intrinsic mengacu
pada asma yang disebabkan karena faktor-faktor diluar mekanisme imunitas,
dan umunya dijumpai pada oragng dewasa. Beberapa faktor yang dapat
memicu terjadinya asma antara lain: udara dingin, obat-obatan, stress, dan
olahraga. Khusu untuk asma yang dipicu oleh olahraga dikenal dengan istilah
exercise-induced asthma.
Seperti telah dikatakan di atas, asma adalah penyyakit inflamasi saluran
nafas. Meskipun ada berbagai cara untuk menimbulkan suatu respon inflamasi,
baik pada asma ekstrinsik maupun intrinsic, tetapi karakteristik inflamasi pada
asma umumnya sama, yaitu terjadinya infiltrasi eosinofil dan limfosit serta
terjadi pengelupasan sel-sel epitial pada saluran nafas dan peningkatan
permeabilitas mukosa. Kejadian ini bahkan dapat dijumpai juga pada penderita
asma yang ringan. Pada pasien yang meninggal karena serangan asma, secara
histologis terlihat adanya sumbatan (plugs) yang terdiri dari mucus
glikoprotein dan eksudat protein plasma yang memperangkap debris yang
berisi sel-sel epitelial yang terkelupas dan sel-sel inflamasi. Selain itu, terlihat
adanya penebalan lapsan subepitelial saluran nafas. Respons inflamasi ini
terjadi hampir disepanjang saluran nafas, dari trakea sampai ujung bronkiolus.
Juga terjadi hiperplasia dari kelenjar – kelenjar sel gablet yang menyebabkan
hipersekeresi mucus yang kemudian turut menyumbat saluran nafas.
Penyakit asma melibatkan interaksi yang kompleks antara sel – sel
inflamasi, mediator inflamasi, dan jaringan pada saluran nafas. Sel – sel

6
inflamasi utama yang turut berkontribusi pada rangkaian kejadian pada
serangan asma antara lain adalah sel mast, limfosit, dan eosinofil, sedangkan
mediator inflamasi utama yang terlibat dalam asma adalah histamin, leukotrien,
faktor kemotaktik eosinofil (eosinofil chemotactic factor), dan beberapa sitokin
yaituL: interleukin(IL)-4, IL-5, dan IL-13.
Pada asma alergi atau atopik, bronkospasme terjadi akibat dari
meningkatnya responsivitas otot polos bronkus terhadap adanya rangsangan
dari luar, yang disebut alergen. Rangsangan ini kemudian akan memicu
pelepasan berbagai senyawa endogen dari sel mast yang merupakan mediator
inflamasi, yaitu histamine, leukotrien, dan faktor kemotaktik eosinofil.
Histamin dan leukotrien merupakan bronkokonstriktor yang poten, sedangkan
faktor kemotatik eosinofil bekerja menarik secara kimiawi sel-sel eosinofil
bekerja menarik secara kimiawi sel-sel eosinofil menuju tempat terjadinya
peradangan yaitu bronkus.

D. Sel-sel inflamasi pada penyakit asma


Sel-sel inflamasi yang terlibat dalam patofisiologi asma terutama adalah sel
mast, limfosit,eosinofil. Di bagian ini akan dibicarakan satu-persatu peranan
dari setiap sel tersebut
 Sel mast
Sel ini sudah lama dikaitkan dengan penyakit asma dan alergi, karena ia
dapat melepaskan berbagai mediator inflamasi, baik yang sudah tersimpan
atau baru disintesis, yang bertanggung-jawab terhadap beberapa tanda asma
dan alergi. Berbagai mediator tersebut antara lain adalah histamine (yang
disintesis dan disimpan di dalam granul sel dan dilepas secara cepat ketika sel
mast teraktivasi), prostaglandin PGD2 dan leukotrien LTC4 (yang baru
disintesis setelah ada aktivasi), dan sitokin (yang disintesis dalam waktu yang
lebih lambat dan berperan dalam reaksi fase lambat). Sel mast diaktivasi oleh
alergen melalui ikatan suatu alergen dengan IgE yang telah melekat pada
reseptornya (Fce receptor) di permukaan sel mast. Adanya ikatan cross-linking
antara alergen dengan IgE tersebut memicu serangkaian biokimia didalam Sel

7
yang kemudian menyebabkan terjadinya degranulasi sel mast. Degranulasi
adalah peristiwa pecahnya sel mast yang menyebabkan pelepasan berbagai
mediator inflamasi.
Sel mast terdapat pada lapisan epithelial saluran nafas, dan karenanya dapat
berespon terhadap allergen yang terhirup. Terdapatnya peningkatan jumlah sel
mast pada cairan bronkoalveolar pasien asma mengindasikan bahwa sel ini
terlibat dalam patofisiologi asma. Selain itu, pada pasien asma yang dijumpai
penigkatan kadar histamine dan triptase pada cairan bronkoalveolarnya, yang
diduga kuat berasal dari sel mast yang terdegranulasi. Beberapa obat telah
dikembangkan untuk menstabilkan sel mast agar tidak mudah terdegranulasi.
Peran sel mast pada reaksi alergi fase lambat masih belum diketahui secara
pasti. Namun,sel mast juga mengandung faktor kemotatik yang dapat menarik
eosinofil dan neutrofil ke saluran nafas.
 Limfosit
Peran limfosit dalam asma semakin banyak mendapat dukungan fakta,
antara lain dengan terdapatnya produk-produk limfosit yaitu sitokin pada
biopsy bronchial pasien asma. Selain itu, sel-sel limfosit juga dijumpai pada
cairan bronkoalveolar pasien asma pada reaksi fase lambat. Limfosit sendiri
terdiri dari dua tipe yaitu limfosit T dan limfosit B. Limfosit T masih terbagi
lagi menjadi dua subtipe yaitu Th1 dan Th2 (T helper 1 dan T helper 2). Sel
Th2 memproduksi berbagai sitokin yang berperan dalam reaksi inflamasi
sehingga disebut sitokin prainflamasi, seperti IL-3, IL-4, IL-6, IL-9, dan IL-
13. Sitokin-sitokin ini nampaknya berfungsi dalam pertahanan tubuh terhadap
pathogen ekstrasel. IL-4 dan IL-13 misalnya, dia bekerja mengaktivasi sel
limfosit B untuk memproduksi IgE, yang nantinya akan menempel pada sel-
sel inflamasi sehingga terjadi pelepasan berbagai mediator inflamasi.
 Eosinofil
Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa eosinofil berkontribusi
terhadap patofisiologi penyakit alergi pada saluran nafas. Dijumpai adanya
kaitan yang erat antara keparahan asma dengan keberadaan eosinofil di
saluran nafas yang terinflamasi, sehiingga inflamasi pada asma atau alergi

8
sering disebut juga inflamasi eosinofilia. Eosinofil mengandung berbagai
protein granul seperti: major inflamasi eosinifilia (MBP), eosinophil
peroxidase(EPO), dan eosinophil cationic probasic protein (ECP), yang dapat
menyebabkan kerusakan epitelium saluran nafas, menyebabkan
hiperresponsivitas bronkus, sekresi mediatorbdari sel mast dan basofil, serta
secara langsung menyebabkan kontraksi otot polos saluran nafas (Bussed an
Reed, 1993). Selain itu, beberapa produk eosinofil seperti LCT4, PAF, dan
metabolit oksigen toksik dapat menambah keparahn asma.
Ada dua fase gejala asma, yaitu gejala fase akut dan gejala fase lambat.
Gejala fase akut terjadi dalam hitungan menit dan berakhir setelah beberapa
jam, di mana pada saat itu terjadi interaksi antara allergen dengan makrofag.
Pada saat ini juga terjadi up-regulasi sel limfosit T yang akan memproduksi
berbagai interleukin. Respon yang terjadi pada fase akut adalah
bronkokonstriksi. Fase lambat terjadi dalam 2-6 jam dan berakhir kurang lebih
setelah 12 sampai 24 jam. Sitokin seperti interleukin bekerja mengaktivasi
eosinofil dan limfosit T di saluran pernafasan untuk melepasan mediator yang
memicu serangan ulang asma.
Pada asma non-atopik, alergi bukan penyebab serangan, tetapi pemicuan
serangan asma lebih banyak dilakukan oleh faktor lain seperti penggunaan
obat seperti aspirin, AINS, dan golongan beta bloker, adanya iritan kimiawi,
penyakit paru obstruksi kronis, udara kering, stres yang berlebihan, dan olah
raga. Mekanismenya bukan melalui sel mast, tetapi melalui stimulasi pada
jalur refleks parasimpatik yang melepaskan asetilkolin, dan kemudian otot
polos bronkus.
Peningkatan permeabilitas dan sensitivitas terhadap alergen yang terhirup,
iritan, dan mediator inflamasi kronis pada saluran pernafasan dapat
menyebabkan penebalan membran dasar dan deposisi kolagen pada dinding
bronkial. Perubahan ini dapat menyebabkan sumbatan saluran nafas secara
kronis seperti yang dijumpai pada penderita asma. Pelepasan berbagai
mediator inflamasi menyababkan bronkokonstriksi, sumbatan vaskuler,

9
permeabilitas vaskuler, edema, produksi dahak yang kental, gangguan fungsi
mukasiliar (Ikawati,2007) .

E. Tanda dan Gejala Asma


Adapun tanda dan gejala penyakit asma diantaranya :
1. Pernafasan berbunyi (wheezing/mengi/bengek) terutama saat
mengeluarkan nafas (exhalation). Tidak semua penderita asma memiliki
pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar
wheezing adalah penderita asma!
2. Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki
(bronchiale).
3. Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.
4. Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit..
5. Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara
karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
6. Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada
atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari
penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap
kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.

F. Perawatan Terhadap Asma


Asma sebenarnya bisa disembuhkan dengan berbagai cara. Anda bisa
mencontoh apa yang saya lakukan. Hingga sekarang asma sudah hilang dari
diri saya berkat beberapa perawatan. Berikut hal-hal tersebut:
Lakukan olahraga renang. Mengapa renang? Karena berenang sangat
dianjurkan untuk penderita asma. Dengan berenang maka paru-paru penderita
bisa bekerja lebih baik. Nafas lebih panjang dan kesehatan bisa terjaga.
Lakukan seminggu 2-3 kali. Usahakan sekitar 1-2 jam sekitar pukul 08-10
pagi.

10
Hindari pemicu asma anda. Jika anda punya alergi segera jauhkan diri
anda dari alergen seperti itu.
o Jangan Merokok. Merokok hanya akan menambah parah asma anda.
o Buatlah lingkungan yang mendukung anda. Biasakan bersihkan
lingkungan hidup anda dari debu dan pemicu asma lainnya.
o Gunakanlah symbiocort setiap hari. Hal ini akan mengurangi tingkat
paparan asma pada diri anda
o Selalulah berkonsultasi dengan dokter anda. Rutinlah ke dokter sehingga
penyakit asma anda dapat terkontrol dengan baik.

G. Pemeriksaan penunjang
a) Spirometri : Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
b) Tes provokasi :
1. Untuk menunjang adanya hiperaktifitas bronkus.
2. Tes provokasi dilakukan bila tidak dilakukan lewat tes spirometri.
3. Tes provokasi bronkial seperti : Tes provokasi histamin, metakolin,
alergen, kegiatan jasmani, hiperventilasi dengan udara dingin dan
inhalasi dengan aqua destilata.
4. Tes kulit : Untuk menunjukkan adanya anti bodi Ig E yang spesifik
dalam tubuh.
c) Pemeriksaan kadar Ig E total dengan Ig E spesifik dalam serum.
  Pemeriksaan radiologi umumnya rontgen foto dada normal.
  Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
  Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
d) Pemeriksaan sputum.

H. Pengobatan Asma
Berdasarkan penggunaanya, maka obat asma terbagi menjadi dua
golongan yaitu pengobatab jangka panjang untuk mengontrol gejala asma, dan
pengobatan cepat untuk mengatasi serangan akut asma.

11
1.   Pengobatan jangka panjang
         Inhalasi steroid
         β 2 agonis aksi panjang
         Sodium kromogikat atau kromolin
         Nedokromil
         Modifier leukotrien
         Golongan metil santin
2.   Pengobatan cepat
         Bronkodilator ( β2 agonis aksi cepat, antikolinergik, metilksantin )
         Kortikosteroid sitemik oral

I. Metabolisme Pada Penyakit Asma


Asma bronkial ditandai dengan peradangan saluran napas, respon yang
berlebihan terhadap rangsangan yang spesifik, dan obstruksi jalan napas
reversibel dengan munculnya gejala pernafasan, seperti sesak, sesak dada,
mengi, dan batuk. Meskipun patogenesis asma tidak sepenuhnya dipahami,
jelas bahwa kondisi klinis memiliki etiologi multifaktorial, dan tubuh bukti
menunjukkan bahwa asma telah menjadi lebih umum di seluruh dunia dalam
beberapa tahun terakhir.
Ada hubungan antara kenaikan prevalensi penyakit alergi saluran
napas dan peningkatan polusi udara. Beberapa studi telah menunjukkan
dampak dari polusi udara terhadap kesehatan pernafasan. Selain itu, paparan
komponen polusi udara meningkatkan respons saluran napas terhadap alergen
hirup dalam individu sasceptible dan, di negara-negara industri besar, orang
yang tinggal di daerah perkotaan lebih dipengaruhi oleh penyakit pernafasan
alergi dibanding mereka yang tinggal di daerah pedesaan. Jalan lalu lintas,
dengan itu emisi gas dan partikulat, saat ini, dan kemungkinan tetap,
penyumbang utama polusi udara di sebagian besar perkotaan.
Meskipun sifat dan konsentrasi polutan luar ruangan bervariasi dari satu
daerah ke yang lain, polutan yang paling melimpah di atmosfer perkotaan
nitrogen dioksida, ozon, dan materi partikulat halus.

12
Sulfur dioksida merupakan perhatian tambahan dalam industrialareas,
sedangkan di pedesaan dan di perkotaan aeroallergens dibawa dan
disampaikan oleh partikel plantderived, seperti biji-bijian atau spora jamur.
Interaksi antara polusi udara dan aeroaliergens dapat mendukung baik
tampilan dan axacerbation penyakit pernafasan alergi. spesies oksigen reaktif
(ROS) dan antioksidan memainkan peran penting dalam patogenesis penyakit
inflamasi saluran napas, seperti asma bronkial, dan dietery memiliki efek
perlindungan di bronchialasthma.
Dalam hal ini ada beberapa komponen udara yang menyebabkan
polusi sehingga dapat menyebabkan penyakit asma. Yang pertama adalah
ozon, dari dua hasil uji paparan menyatakan bahwa paparan ozon dapat
menginhalasi antigen pada hewan, selain itu juga dapat konsentrasi ambang
alergen yang mampu merangsang gejala klinis, ozon dapat meningkatkan
responsivitas saluran udara. Atopik individu memiliki kecenderungan turun
temurun untuk menghasilkan imunoglobulin (Ig) antiody E terhadap alergen
inhalan umum (misalnya debu rumah dan serbuk sari rumput) yang
memprovokasi tidak ada tanggapan kekebalan pada individu nonatopic.
Penelitian yang dilakukan oleh Devalina dkk menyelidiki efek ozon
sebelumnya dan pemaparan nitrogen dioksida pada diinduksi alergen
berikutnya perubahan mukosa hidung pasien dengan rinitis alergi musiman
atau asma alergi abadi. Mereka menemukan bahwa paparan polusi ini
meningkat secara signifikan relase diinduksi alergen protein kationik esinophil
(ECP) di lavage hidung. Esinophils sekarang dianggap sebagai sel-sel yang
menengahi banyak gangguan saluran napas patologi dan fungsi yang menjadi
ciri khas asma atopik dan nonatopic. dari protein yang dikeluarkan oleh
esinophils, ECP dan protein dasar mayor (MBP) sangat aktif dalam rendering
ephithelium yang rapuh dan tidak stabil . Hasil Devilla dkk, yang mempelajari
semua menunjukkan bahwa paparan ozon dan nitrogen dioksida bisa "prima"
yang esinophils untuk aktivasi berikutnya oleh ellergen dihirup pada pasien
yang atopik.

13
Kedua adalah nitrogen dioksida, Knalpot mobil adalah sumber yang
paling signifikan nitrogen dioksida. seperti ozon, nitrogen dioksida merupakan
polutan oksidan meskipun kurang kimia reaktif dan dengan demikian mungkin
kurang kuat. Tingkat nitrogen dioksida tidak biasanya berhubungan dengan
perubahan penting dalam fungsi paru-paru pada pasien dengan asma telah
menghasilkan hasil yang tidak konsisten tentang kemampuan nitrogen
dioksida untuk meningkatkan respon saluran napas spesifik, dengan beberapa
bukti bahwa hanya individu-individu tertentu menunjukkan meningkatnya
kepekaan. Dari data studi epidemiologi menunjukkan bahwa paparan tingkat
tinggi nitrogen dioksida banyak dikaitkan dengan decrements akut pada fungsi
paru-paru pada individu dengan asma.
Komponen ketiga lainnya adalah belerang dioksida, belerang dioksida
menginduksi bronkokonstriksi akut pada orang yang menderita asma pada
konsentrasi di bawah yang dibutuhkan untuk menginduksi respon pada orang
yang sehat. Dan juga paparan konsentrasi rendah belerang dioksida dapat
menyebabkan bronkokonstriksi. Seperti nitrogen dioksida dan ozon belerang
dioksida memiliki efek yang cepat pada fungsi paru dengan asma, dan dapat
diamati dalam waktu 2 menit, dengan melihat respon maksimal dalam waktu 5
sampai 10 menit. ada juga dapat pemulihan spontan, dan masa revractory dari
sampai 4 jam, sedangkan euntuk mengulangi tingkat rendah hasil belerang
dioksida dalam toleransi paparan berikutnya.
Selanjutnya komponen keempat adalah materi partikulat, materi
partikulat udara adalah komponen utama dari polusi udara perkotaan dan
berisi campuran partikel padat dan cair asal yang berbeda, ukuran, dan
komposisi, di antaranya adalah serbuk sari biji-bijian dan sayuran lainnya
membawa partikel alergen dan spora jamur. Partikula udara paling serius
masalah pencemaran di banyak kota, dan merupakan komponen polusi udara
secara signifikan terkait dengan efek kesehatan yang buruk. Polusi udara
partikulat secara signifikan hubungannya dengan kematian ditingkatkan dari
penyakit pernapasan dan jantung, eksaserbasi allegies, asma bronkitis kronis
saluran pernapasan, dan penerimaan rumah sakit di banyak wilayah geografis.

14
Menurut organisasi kesehatan dunia WHO mencatat bahwa penghirupan
partikel bertanggung jawab atas 500.000 kematian setiap tahun di seluruh
dunia kelebihan. Satu penjelasan untuk efek pernapasan akut yang
berhubungan dengan inhalable partikulat yang transisi logam dalam partikel
kerusakan saluran udara dengan menghasilkan radikal bebas, khususnya, besi,
yang menghasilkan radikal hidroksil, bertanggung jawab untuk banyak logam
transisi effects. Yang lain juga merugikan pernafasan kromium, kobalt,
tembaga, mangan, nikel, titanium, vanadium, dan seng dreived dari berbagai
sampel sumber perkotaan atau pembakaran juga berhubungan dengan radikal
bebas aktivasi dan cedera paru-paru pada hewan percobaan.
Yang terakhir adalah alergi terhadap serbuk bunga. Sebernarnya alergi
serbuk bunga ini jarang ditemukan, hanya ada beberapa orang yang saluran
pernafasannya sesitif terhadap serbuk sari. Upaya penyembuhan dari alergi
serbuk sari ini adalah dengan tinggal dirumah dengan jendela tetutup dan
tanpa tanaman bunga.
Ada beberapa hal yang dapat mencegah maupun menyembuhkan asma.
ROS memainkan peran penting dalam patogenesis inflamasi diseasea berbagai
saluran napas, seperti pembentukan asthma. ROS bronkial terjadi terus
menerus selama proses metabolisme normal dalam setiap cell. Selain udara
pernapasan yang terkena stres oksidatif yang disebabkan oleh polusi udara,
peradangan, atau mengurangi konsentrasi antioksidan, peningkatan kadar ROS
dapat menyebabkan efek merusak pada kerusakan jaringan pernapasan pada
DNA, lipid, protein, dan karbohidrat, yang menyebabkan efek merugikan pada
fungsi sel dan reaksi inflamasi meningkat. Peran pelindung untuk antioxdants
diet dalam bronchialasthma telah diproses khususnya, telah diamati bahwa ada
hubungan antara asupan diatery atau konsentrasi darah faktor diet dan respon
terhadap polusi udara dan bahwa suplementasi diet dengan antioksidan
melindungi terhadap efek dari pollutant. Dalam hal ini vitamin yang sangat
berperan dalam perlindungan adalah vitamin A, C, E. Hal ini dibuktikan
dengan penelitian dari Grivink dkk bahwa suplementasi diet dengan vitamin
yang sama (100 mg vitamin E dan 500 mg vitamin C, setiap hari selama 15

15
minggu) pengendara sepeda dilindungi dari postexercise ozon-terkait jatuh
dalam fungsi paru-paru. Bukti epidemiologi adalah accruning untuk
menunjukkan bahwa konsumsi rendah nutrisi antioksidan. Seperti vitamin C
dan E dan betakaroten (pro vitamin A), dapat berhubungan dengan fungsi paru
berkurang dan terjadinya tanda pernafasan kronis. Vitamin C adalah
antioksidan larut air yang melindungi peroksidasi lipid. Vitamin E adalah
antioksidan yang paling penting untuk mencegah peroksidasi lipid yang
berada dalam domain membran biologis lemak dan lipoprotein plasma, di
mana ia mencegah lipid peroksidasi asam lemak tak jenuh ganda (PUFA).
Sebuah studi yang lebih baru telah menunjukkan bahwa vitamin E dan
betacryptoxanthin, caroteinoid seorang, yang berkorelasi kuat fungsi paru-
paru dibandingkan vitamin C. Selain itu asupan tinggi katekin juga
mempunyai efek yang baik bagi penderita asma. Karena merupakan senyawa
polifenol dari teh hijau dan buah-buahan, untuk mencegah bronkitis kronis
obstruktif. Selenium suplemen untuk diet pasien dengan asma meningkatkan
aktivitas peoxidase glutathione selenium tergantung enzim dan meningkatkan
gejala klinis. Dan selenoorganic senyawa antioksidan yang baik dan sifat
antiinflamasi dan juga memiliki aktivitas peroksidase tiol. Oleh karena itu
semua bahan makanan yang mengandung antioksidan memiliki banyak fungsi
untuk penderita asma.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa
Yunani yang mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit Asma (Asthma)
adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan
(bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga
bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya
seseorang mengalami sesak nafas. Penyakit Asma paling banyak ditemukan di
negara maju, terutama yang tingkat polusi udaranya tinggi baik dari asap
kendaraan maupun debu padang pasir.
Secara global, pengertian penyakit asma adalah suatu jenis penyakit
gangguan pernapasan khususnya pada paru-paru.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk
sari, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga serta racun yang ada
disekitar kita yang bisa mencetuskan terjadinya asma itu sendiri, diantaranya
racun yang ada disekitar kita seperti pulusi udara, asap rokok, asap dari abu
vulcanik. Umumnya pada seseorang yang memiliki riwayat asma, maka
asmanya akan kumat. “Abu vulkanik merupakan salah satu pencetus
terjadinya serangan asma”.
Ada beberapa tanda dan gejala penyakit asma yang diantaranya Adanya
sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale), Batuk
berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin, Adanya keluhan
penderita yang merasakan dada sempit,Serangan asma yang hebat
menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam
mengatur pernafasan dan masih banyak lagi tanda gejala lainnya.
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara
tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan
dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan

17
mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat
keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri.

B. Saran
Sebaiknya para penderita asma menghidari faktor pencetus timbulnya
asma. Penderita asma hendaknya selalu membawa obat asma.

18
DAFTAR PUSTAKA

Diyas. 2009. Penyakit Asma (Asthma).


http://www.infopenyakit.com/2008/02/penyakit-asma-asthma.html
Iman Hartani. 2009. Apa Itu Asma? Apa Penyebabnya?.
http://www.kulinet.com/baca/apa-itu-asma-apa-penyebabnya/21/
Penyakit Asma. 2007. Penyebab Penyakit Asma, Ciri-ciri Penyakit Asma dan
Gejala
Penyakit Asma dan Pengobatan Penyakit Asma, Asma Bronkial (Asma
Bronchial). http://penyakitasma.com/penyakit-asma/#more-5
Obat Sakit.2011. Setiap penyakit ada obatnya, apabila ditemukan obat yang tepat
untuk suatu penyakit, maka sembuhlah si penderita dengan izin Allah
Azza Wa Jalla. http://obatsakit2011.blogspot.com/2011/12/tanda-
sakit-asma.html
Tutorial Kuliah Online. 2009. Faktor Pencetus, Tanda dan Gejala Asma.
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/12/faktor-pencetus-tanda-gejala-
asma.html
Wikipedia. 2012. Asma. http://id.wikipedia.org/wiki/Asma

19

Anda mungkin juga menyukai