Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan kekuatan, taufik serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat dan Salam penulis persembahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, Keluarga, Sahabat dan orang-orang yang selalu istiqamah
didalam agama Islam.
Rasa syukur penulis yang sedalam-dalamnya kepada Allah Swt yang telah memberikan
karunia kepada penulis sehingga tersusunlah makalah ini dengan judul ” Asuhan Keperawatan
Asma Bronkial ”
Akhirnya, penulis menginsafi bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, tanggapan dan teguran dari dosen Mata Kuliah Medical Bedah khususnya dan para
pembaca umumnya sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang. Atas teguran dan kritiknya yang bersifat konstruktif terlebih dahulu kami ucapkan terima
kasih.
Padang, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Di Indonesia, penelitian
pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study
on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan
meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris
dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa
asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika.
Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di
Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus
yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita
mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku
mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%,
aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga
32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak
dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar
dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah
sakit.
Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan. Dalam bab
selanjutnya akan dibahas mengenai tentang Asma dan pemberian Asuhan Keperawatan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari system pernafasan?
2. Apa Definisi dari Asma Bronkial?
3. Apa etiologi dari Asma Bronkial ?
4. Apa ptofisiologis dari Asma Bronkial?
5. Apa manifestasi klinis dari Asma Bronkial?
6. Bagaimana klasifikasi dari Asma Bronkial?
7. Bagaiamana pathway dari Asma Bronkial?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari Asma Bronkial?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Asma Bronkial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari system pernafasan
2. Untuk mengetahui definisi dari Asma bronkial
3. Untuk mengetahui etiologi dari asma bronkial
4. Untuk mengetahui patofisiologis dari Asma bronkial
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Asma bronkial
6. Untuk mengetahui klasifikasi Asma bronkial
7. Untuk mengetahui pathway dari Asma bronkial
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Asma bronkial
9. Untuk mengetahui Asma bronkial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu
Asma Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang terjadi karena
spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya allergen, infeksi dan latihan.Asma
Bronkial adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus dengan
peningkatan produksi dan pelengketan mukus. Asma Bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara
spontan maupun sebagai hasil pengobatan .Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang
dikarakteristikkan oleh konstriksi yang dapat pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa,
dan inflamasi mukosa serta edema.
Faktor pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan
infeksi.Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten, reversibel dimana
trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan
mengi.Asma Bronkial adalah penyakit kronik sistem pernafasan dengan ciri serangan berulang
kesulitan dalam bernafas, wheezing, dan batuk.Selama serangan saluran bronkus kejang, menjadi
lebih sempit dan kurang mampu untuk menggerakkanudara ke paru-paru.
Bermacam-macam benda yang dapat mengakibatkan alergi seperti bulu binatang, debu,
polusi atau makanan tertentu dapat memicu serangan..Asma Bronkial adalah penyakit kronis
dengan serangan nafas pendek, wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang
bengkak di dalam bronkus (jalan nafas dalam paru-paru).Hal ini terutama disebabkan oleh alergi
atau infeksi saluran pernafasan.Kedua asap rokok dapat mengakibatkan asma pada anak. Asma
Bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan berulang kesulitan bernafas
terutama saat menghembuskan nafas oleh karena peningkatan ketahanan aliran udara melalui
pernafasan bronkeolus..Asma Bronkial adalah penyakit kronis system pernafasan di tandai
dengan serangan berkala dari wheezing, nafas pendek dan rasa sesak di dada.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma Bronchial adalah
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat reversibel dan
disebabkan oleh berbagai penyebab seperti alergen, infeksi dan latihan.
2. Etiologi
Faktor-faktor penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu
binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Beberapa makanan penyebab alergi
makanan seperti susu sapi, ikan laut, buah-buahan, kacang juga dianggap berperanan penyebab
asma. Polusi lingkungan berupa peningkatan penetrasi ozone, sulfur dioksida (SO2), nitrogen
oksid (NOX), partikel buangan diesel, partikel asal polusi (PM10) dihasilkan oleh industri dan
kendaraan bermotor.
b) Gejala
1. Gejala Asma Umum
Perubahan saluran napas yang terjadi pada asma menyebabkan dibutuhkannya usaha
yang jauh lebih keras untuk memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru.Hal tersebut
dapat memunculkan gejala berupa sesak napas/sulit bernapas, sesak dada, mengi/napas berbunyi
(wheezing) dan batuk (lebih sering terjadi pada anak daripada orang dewasa). Tidak semua orang
akan mengalami gejala-gelaja tersebut.
Beberapa orang dapat mengalaminya dari waktu ke waktu, dan beberapa orang
lainya selalu mengalaminya sepanjang hidupnya. Gelaja asma seringkali memburuk pada malam
hari atau setelah mengalami kontak dengan pemicu asma.
Selain itu, angka performa penggunaan Preak Flow Meter menunjukkan rating yang
termasuk “hati-hati” atau “bahaya” (biasanya antara 50% sampai 80% dari penunjuk performa
terbaik individu) .
Sistem pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang dimulai dari
hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.Saluran pernafasan bagian atas
dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian bawah dari bronkus sampai alveolus.
Fungsi utama sistem pernafasan adalah menyediakan oksigen untuk metabolisme
jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolisme jaringan. Sedangkan
fungsi tambahan sistem pernafasan adalah mempertahankan keseimbangan asam basa dalam
tubuh, menghasilkan suara, memfasilitasi rasa kecap, mempertahankan kadar cairan dalam tubuh
serta mempertahankan keseimbangan panas tubuh.
Adapun kondisi yang mendukung dari proses pernafasan adalah tekanan oksigen atau
udara atmosfer harus cukup, kondisi jalan nafas dalam keadaan normal, kondisi otot pernafasan
dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru, fungsi sirkulasi (jantung), kondisi pusat
pernafasan dan hemoglobin sebagai pengikat oksigen.
Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai anatomi dan fisiologi dari organ-organ pernafasan
1Hidung
Merupakan saluran pernafasan teratas. Ditempat ini udara pernafasan mengalami proses
yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan dan pelembaban (humidifikasi). Ketiga proses ini
merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel thoraks bertingkat, bersilia
dan bersel goblet. Bagian belakang hidung berhubungan dengan pharing disebut nasopharing.
2. Pharing
Berada di belakang mulut dan rongga nasal.Dibagi dalam tiga bagian yaitu nasopharing,
oropharing, dan laringopharing.Pharing merupakan saluran penghubung antara saluran
pernafasan dan saluran pencernaan. Bila makanan masuk melalui oropharing, epiglotis akan
menutup secara otomatis sehingga aspirasi tidak terjadi.
3. Laring,
Berada di atas trakea di bawah pharing. Sering kali disebut sebagai kotak suara karena
udara yang melewati daerah itu akan membentuk bunyi. Laring ditunjang oleh tulang-tulang
rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam Apple) yang khas pada
pria, namun kurang jelas pada wanita.Di bawahnya terdapat tulang rawan krikoid yang
berhubungan dengantrakea.
4. Trakea,
Terletak di bagian depan esophagus, dan mulai bagian bawah krikoid kartilago laring dan
berakhir setinggi vertebra torakal 4 atau 5. Trakea bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri.
Tempat percabangannya disebut karina yang terdiri dari 6 – 10 cincin kartilago.
5. Bronkus,
Dimulai dari karina, dilapisi oleh silia yang berfungsi menangkap partikel-partikel dan
mendorong sekret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui batuk atau ditelan. Bronkus
kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih ventrikel dibandingkan dengan bronkus kiri.
6 Bronkiolus,
Merupakan cabang dari bronkus yang dibagi ke dalam saluran-saluran kecil yaitu
bronkiolus terminal dan bronkiolus respirasi.Keduanya berdiameter ≤ 1 mm. Bronkiolus
terminalis dilapisi silia dan tidak terjadi difusi di tempat ini.Sebagian kecil hanya terjadi pada
bronkiolus respirasi.
.7 Alveolus
Duktus alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronkiolus
respirasi.Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai
tempat pertukaran gas.Diperkirakan paru-paru mengandung ± 300 juta alveolus (luas permukaan
± 100 m2) yang dikelilingi oleh kapiler darah.
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan (terbuat dari lesitin) sejenis fosfolipid yang
sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan rekoil paru.Surfaktan ini berfungsi
menurunkan ketegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa surfaktan yang adekuat maka
alveolus akan mengalami kolaps.
8. Paru Paru
Paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus (dilapisi) oleh pleura.Pleura terdiri dari
pleura viseral yang langsung membungkus/ melapisi paru dan pleura parietal pada bagian
luarnya.Pleura menghasilkan cairan jernih (serosa) yang berfungsi sebagai lubrikasi.Banyaknya
cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc. Lubrikasi dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama
respirasi. Peredaran darah ke paru-paru melalui dua pembuluh darah yaitu : arteri pulmonalis dan
arteri bronkialis.
5. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkial dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
` Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamur.
Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap
alergi. Oleh karena itu jika ada faktor – faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas,
maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik
6. Patofisiologi
Pada penyakit asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan misalnya
stres, udara dingin, latihan dan faktor-faktor lain. Serangan asma merupakan akibat adanya
reaksi antigen antibodi yang menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator kimia.Antibodi
yang dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru.Pemajanan ulang terhadap antigen
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi yang menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast
(mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang
bereaksi lambat (SRS-A).
Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas
yang menyebabkan tiga reaksi utama yaitu:
a. Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar maupun saluran nafas yang kecil yang
menimbulkan bronkospasme.
b. Peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang
menambah sempitnya saluran nafas lebih lanjut.
c. Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus.
7. WOC
8. Penalataksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asmac.
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnya.
b. Pengobatan farmakologik :
1) Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.
Terbagi dalam 2 golongan :
a) Simpatomimetik/ adrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan
semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk
bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan
broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi
aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.
2) Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian :
Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asmaakut, dan disuntikan
perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai
sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
Teofilin ada juga dalam bentuk suppositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke
dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum
teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
3) Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan
asma.Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya
diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian
satu bulan.
4) Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.Biasanya diberikan dengan
dosis dua kali 1mg / hari.Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
9. Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
6. Deformitas thoraks
7. Gagal nafas
B. Asuhan Keperawatan
1 PENGKAJIAN
a). Identitas klien
Nama, Usia, Jenis kelamin, Agama, Alamat, Penanggung jawab,Tanggal masukRS,
Tanggal pengkajian dll.
b). Keluhan utama: Sesak nafas
2. PEMERIKSAAN FISIK
Head to toe
Keadaan umum : Klien lemah
Kesadaran : komposmentis
TTV TD : 120/90mmHg S : 37,8 Cº N : >100x/menit RR : 24x/menit
Kepala : bersih, rambut hitam, mesosepal
Hidung : cuping hidung (+) , secret (+) , epistaksis (-) , tidak terpasang
NGT
Telinga : serumen (-), bentuk simetris
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada :
o Inspeksi : bentuk simetris
o Palpasi : pengembangan dada simetris, adanya otot bantu pernafasan
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : bunyi nafas tambahan (wheezing)
Jantumg :
o Inspeksi : tampak ictus cordus
o Perkusi : pekak ada pembesaran jantung
o Auskultasi :-
Paru –Paru :
o Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri asimetris
o Perkusi : pekak
o Auskultasi : nafas pendek, bunyi nafas tambahan (wheezing)
o Palpasi : ada tarikan intercoste
Abdomen
o Inspeksi : tidak ada benjolan
o Auskultasi : bising usus normal
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati
o Perkusi : Tympani
Genetalia
o Inspeksi : tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
o Palpasi : tidak pembesaran genetalia
Ekstremitas
o Inspeksi : tidak ada edema
o Palpasi :akraldingin
3.Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi
lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal.
c. Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan
iritan jalan nafas.
4. Interverensi
Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok,
perokok pasif-POK,
infeksi
- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas,
sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di
alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.
3 Pola pernafasan tidak NOC : NIC :
efektif Respiratory status :
berhubungan Airway Management
dengannafas pendek, Ventilation Buka jalan nafas,
lender, bronkokonstriksi
Respiratory status : guanakan teknik chin lift
dan iritan jalan nafas. Airway patency atau jaw thrust bila perlu
Vital sign Status Posisikan pasien untuk
Definisi : Pertukaran Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
udara inspirasi dan/atau Mendemonstrasikan Identifikasi pasien
ekspirasi tidak adekuat batuk efektif dan suara perlunya pemasangan alat
nafas yang bersih, jalan nafas buatan
Batasan karakteristik :
tidak ada sianosis dan Pasang mayo bila perlu
- Penurunan tekanan
dyspneu (mampu Lakukan fisioterapi dada
inspirasi/ekspirasi
mengeluarkan sputum, jika perlu
- Penurunan pertukaran
mampu bernafas Keluarkan sekret dengan
udara per menit
dengan mudah, tidak batuk atau suction
- Menggunakan otot
ada pursed lips) Auskultasi suara nafas,
pernafasan tambahan
Menunjukkan jalan catat adanya suara
- Nasal flaring
nafas yang paten tambahan
- Dyspnea
(klien tidak merasa Lakukan suction pada
- Orthopnea
tercekik, irama nafas, mayo
- Perubahan
frekuensi pernafasan Berikan bronkodilator
penyimpangan dada
dalam rentang normal, bila perlu
- Nafas pendek
tidak ada suara nafas Berikan pelembab udara
- Assumption of 3-point
abnormal) Kassa basah NaCl Lembab
position
Tanda Tanda vital Atur intake untuk cairan
- Pernafasan pursed-lip
dalam rentang normal mengoptimalkan
- Tahap ekspirasi
(tekanan darah, nadi, keseimbangan.
berlangsung sangat lama
- Peningkatan diameter pernafasan) Monitor respirasi dan
anterior-posterior status O2
- Pernafasan rata- Terapi Oksigen
rata/minimal Bersihkan mulut, hidung
Bayi : < 25 atau > 60 dan secret trakea
Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Pertahankan jalan nafas
Usia 5-14 : < 14 atau > yang paten
25 Atur peralatan oksigenasi
Usia > 14 : < 11 atau > Monitor aliran oksigen
24 Pertahankan posisi pasien
- Kedalaman pernafasan Onservasi adanya tanda
Dewasa volume tidalnya tanda hipoventilasi
500 ml saat istirahat Monitor adanya
Bayi volume tidalnya 6- kecemasan pasien terhadap
8 ml/Kg oksigenasi
- Timing rasio Vital sign Monitoring
- Penurunan kapasitas Monitor TD, nadi, suhu,
vital dan RR
Catat adanya fluktuasi
Faktor yang berhubungan
tekanan darah
:
Monitor VS saat pasien
- Hiperventilasi
berbaring, duduk, atau
- Deformitas tulang
berdiri
- Kelainan bentuk
Auskultasi TD pada kedua
dinding dada
lengan dan bandingkan
- Penurunan
Monitor TD, nadi, RR,
energi/kelelahan
sebelum, selama, dan
- Perusakan/pelemahan
setelah aktivitas
muskulo-skeletal
Monitor kualitas dari nadi
- Obesitas
Monitor frekuensi dan
- Posisi tubuh
- Kelelahan otot irama pernapasan
pernafasan Monitor suara paru
- Hipoventilasi sindrom Monitor pola pernapasan
- Nyeri abnormal
- Kecemasan Monitor suhu, warna, dan
- Disfungsi kelembaban kulit
Neuromuskuler Monitor sianosis perifer
- Kerusakan Monitor adanya cushing
persepsi/kognitif triad (tekanan nadi yang
- Perlukaan pada jaringan melebar, bradikardi,
syaraf tulang belakang peningkatan sistolik)
- Imaturitas Neurologis
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
4 Defisit perawatan diri NOC : NIC :
berhubungan Self care : Activity of
dengan Self Care assistane :
keletihan sekunderakibat Daily Living (ADLs) ADLs
peningkatan upaya Kriteria Hasil : Monitor kemempuan klien
pernafasan dan
Klien terbebas dari bau untuk perawatan diri yang
insufisiensi pernafasan badan mandiri.
dan oksigenasi Menyatakan Monitor kebutuhan klien
kenyamanan terhadap untuk alat-alat bantu untuk
Definisi : kemampuan untuk kebersihan diri,
Gangguan kemampuan melakukan ADLs berpakaian, berhias,
untuk melakukan ADL Dapat melakukan toileting dan makan.
pada diri ADLS dengan Sediakan bantuan sampai
bantuan klien mampu secara utuh
Batasan karakteristik :
untuk melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk
Dorong klien untuk
mandi, ketidakmampuan
melakukan aktivitas
untuk berpakaian,
sehari-hari yang normal
ketidakmampuan untuk
sesuai kemampuan yang
makan, ketidakmampuan dimiliki.
untuk toileting Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
Faktor yang berhubungan bantuan ketika klien tidak
: kelemahan, kerusakan mampu melakukannya.
kognitif atau perceptual, Ajarkan klien/ keluarga
kerusakan untuk mendorong
neuromuskular/ otot-otot kemandirian, untuk
saraf memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
5 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :Energy Management
berhubungan Energy conservation
dengan Observasi adanya
keletihan, hipoksemia,
Self Care : ADLs pembatasan klien dalam
dan pola pernafasan tidak Kriteria Hasil : melakukan aktivitas
efektif. Berpartisipasi dalam Dorong anak untuk
aktivitas fisik tanpa mengungkapkan perasaan
Definisi : disertai peningkatan terhadap keterbatasan
Ketidakcukupan energu tekanan darah, nadi Kaji adanya factor yang
secara fisiologis maupun dan RR menyebabkan kelelahan
psikologis untuk Monitor nutrisi dan
Mampu melakukan
meneruskan atau sumber energi tangadekuat
aktivitas sehari hari
menyelesaikan aktifitas
(ADLs) secara Monitor pasien akan
yang diminta atau mandiri adanya kelelahan fisik dan
aktifitas sehari hari. emosi secara berlebihan
Monitor respon
Batasan karakteristik : kardivaskuler terhadap
a. melaporkan secara aktivitas
verbal adanya kelelahan Monitor pola tidur dan
atau kelemahan. lamanya tidur/istirahat
b. Respon abnormal dari pasien
tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas Activity Therapy
c. Perubahan EKG yang Kolaborasikan dengan
menunjukkan aritmia Tenaga Rehabilitasi Medik
atau iskemia dalammerencanakan
d. Adanya dyspneu atau progran terapi yang tepat.
ketidaknyamanan saat Bantu klien untuk
beraktivitas. mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Faktor factor yang
Bantu untuk memilih
berhubungan :
aktivitas konsisten
Tirah Baring atau yangsesuai dengan
imobilisasi kemampuan fisik,
Kelemahan psikologi dan social
menyeluruh Bantu untuk
Ketidakseimbangan mengidentifikasi dan
antara suplei oksigen mendapatkan sumber yang
dengan kebutuhan diperlukan untuk aktivitas
Gaya hidup yang yang diinginkan
dipertahankan. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik,
emoi, social dan spiritual
6 Koping individu tidak Koping Peningkatan koping
efektif berhubungan Indicator : hargai pemahaman
dengan kurang Menunjukan pasien tentang proses
sosialisasi, ansietas, fleksibilitas peran penyakit dan konsep diri
depresi tingkat aktivitas keluarga hargai dan diskusikan
rendah dan menunjukan alternative respon terhadap
ketidakmampuan untuk fleksibilitas peran para situasi
bekerja. anggotanya hargai sikap klien
pertentangan terhadap perubahan peran
Batasan karakteristik : masalah dan hubungan
Gangguan tidur nilai keluarga dapat dukung penggunaan
Penyalahgunaan bahan mengatur masalah- sumber spiritual jika
kimia masalah diminta
Penurunan penggunaan memanaj masalah gunakan pendekatan
dukungan social melibatkan anggota yang tenang dan berikan
Konsentrasi yang keluarga dalam jaminan
buruk membuat keputusan sediakan informasi
Kelelahan mengekspresikan actual tentang diagnosis,
Mengeluhkan perasaan dan penangan dan prognosis
ketidakmampuan koping kebebasan emosional sediakan pilihan yang
Perilaku merusak menunjukan strategi realistis tentang aspek
terhadap diri/orang lain untuk memanaj perawatan saat ini
Ketidakmampuan masalah dukung penggunaan
memenuhi harapan peran menggunakan mekanisme defensive yang
strategi penurunan tepat
Factor yang berhubungan stress dukung keterlibatan
: peduli terhadap keluarga dengan cara yang
Perbedaan gender kebutuhan anggota tepat
dalam strategi koping keluarga Bantu pasien untuk
Tingkat percaya diri menentukan mengidentifikasi strategi
tidak adekuat prioritas positif untuk mengatasi
Ketidak pastian menentukan jadwal keterbatasan dan
Support social tidak untuk rutinitas danm mengelola gaya hidup dan
efektif aktivitas keluarga] perubahan peran
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas cabang trakeobronkial
terhadap berbagai rangasangan yang akan menimbulkan obstruksi jalan nafas dan gejala
pernafasan(mengi dan sesak).
Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi.dan sesak napas.
Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada asma alergi
mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret.tetapi
pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih
kadang-kadang purulent.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo.2008. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Bronkial
Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro
Nanda.2007. buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kreteria hasilNOC,
Ed 7. Jakarta: EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Alsagaff & Mukty Abdul (2006) “Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru”, Surabaya:Airlangga
University