Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Tuhan yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah memberikan kekuatan, taufik serta hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.Shalawat dan Salam penulis persembahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, Keluarga, Sahabat dan orang-orang yang selalu istiqamah
didalam agama Islam.

Rasa syukur penulis yang sedalam-dalamnya kepada Allah Swt  yang telah memberikan
karunia kepada penulis sehingga tersusunlah makalah ini dengan judul ” Asuhan Keperawatan
Asma Bronkial ”

Akhirnya, penulis menginsafi bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, tanggapan dan teguran dari dosen Mata Kuliah Medical Bedah khususnya dan para
pembaca umumnya sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan
datang. Atas teguran dan kritiknya yang bersifat konstruktif terlebih dahulu kami ucapkan terima
kasih.

Padang, Oktober 2015       

                                                                                                                                    
                                                                                                                          
  Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................1


DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………….........................4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….............................5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….....................5
BAB II PEMBAHASAN
A.    KONSEP DASAR PENYAKIT.....................................................................................6
1.      Defenisi..........................................................................................................................6
2.      Etiologi...........................................................................................................................7
3.      Manifestasi Klinis..........................................................................................................7
4.      Anatomi & Fisiologi.......................................................................................................8
5.      Klasifikasi.....................................................................................................................12
6.      Patofisiologi.................................................................................................................12
7.      WOC.............................................................................................................................13
8.      Penalataksanaan............................................................................................................14
9.      Komplikasi...................................................................................................................15
B.     ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajiaan..................................................................................................................15
2.      Pemeriksaan Fisik........................................................................................................16
3.      Diagnosa.......................................................................................................................17
4.      Intervensi......................................................................................................................17
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………………….......................31
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Sistem pernafasan merupakan suatu sistem yang penting bagi kehidupan manusia, maka
sistem pernafasan harus di jaga dari patogen – patogen yang dapat mempengaruhi pernafasan
manusia seperti penyakit asma bronkial.Asma merupakan penyakit radang kronis umum dari
saluran udara yang ditandai dengan gejala variabel dan berulang, obstruksi aliran udara
berlangsung secara reversibel, dan bronkospasme.

Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Di Indonesia, penelitian
pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study
on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan
meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris
dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa
asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika.

Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di
Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus
yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita
mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku
mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%,
aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga
32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak
dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar
dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah
sakit.

Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan. Dalam bab
selanjutnya akan dibahas mengenai tentang Asma dan pemberian Asuhan Keperawatan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari system pernafasan?
2. Apa Definisi dari Asma Bronkial?
3. Apa etiologi dari Asma Bronkial ?
4. Apa ptofisiologis dari Asma Bronkial?
5. Apa manifestasi klinis dari Asma Bronkial?
6. Bagaimana klasifikasi dari Asma Bronkial?
7. Bagaiamana pathway dari Asma Bronkial?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari Asma Bronkial?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Asma Bronkial?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi dari system pernafasan
2. Untuk mengetahui definisi dari Asma bronkial
3. Untuk mengetahui etiologi dari asma bronkial
4. Untuk mengetahui patofisiologis dari Asma bronkial
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Asma bronkial
6. Untuk mengetahui klasifikasi Asma bronkial
7. Untuk mengetahui pathway dari Asma bronkial
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Asma bronkial
9. Untuk mengetahui Asma bronkial
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Konsep Dasar Penyakit
1.     Definisi
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu

Asma Bronchial adalah penyakit saluran nafas yang dapat pulih yang terjadi karena
spasme bronkus disebabkan oleh berbagai sebab misalnya allergen, infeksi dan latihan.Asma
Bronkial adalah inflamasi dari plasma akut dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus dengan
peningkatan produksi dan pelengketan mukus. Asma Bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri
meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah, baik secara
spontan maupun sebagai hasil pengobatan .Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang
dikarakteristikkan oleh konstriksi yang dapat pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa,
dan inflamasi mukosa serta edema.

Faktor pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan
infeksi.Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten, reversibel dimana
trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang
dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan
mengi.Asma Bronkial adalah penyakit kronik sistem pernafasan dengan ciri serangan berulang
kesulitan dalam bernafas, wheezing, dan batuk.Selama serangan saluran bronkus kejang, menjadi
lebih sempit dan kurang mampu untuk menggerakkanudara ke paru-paru.

Bermacam-macam benda yang dapat mengakibatkan alergi seperti bulu binatang, debu,
polusi atau makanan tertentu dapat memicu serangan..Asma Bronkial adalah penyakit kronis
dengan serangan nafas pendek, wheezing dan batuk dari konstriksi dan membran mukosa yang
bengkak di dalam bronkus (jalan nafas dalam paru-paru).Hal ini terutama disebabkan oleh alergi
atau infeksi saluran pernafasan.Kedua asap rokok dapat mengakibatkan asma pada anak. Asma
Bronkial adalah gangguan pernafasan ditandai dengan serangan berulang kesulitan bernafas
terutama saat menghembuskan nafas oleh karena peningkatan ketahanan aliran udara melalui
pernafasan bronkeolus..Asma Bronkial adalah penyakit kronis system pernafasan di tandai
dengan serangan berkala dari wheezing, nafas pendek dan rasa sesak di dada.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma Bronchial adalah
penyempitan sebagian dari otot halus pada bronkus dan bronkiolus yang bersifat reversibel dan
disebabkan oleh berbagai penyebab seperti alergen, infeksi dan latihan.

2.     Etiologi
Faktor-faktor penyebab dan pemicu asma antara lain debu rumah dengan tungaunya, bulu
binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain. Beberapa makanan penyebab alergi
makanan seperti susu sapi, ikan laut, buah-buahan, kacang juga dianggap berperanan penyebab
asma. Polusi lingkungan berupa peningkatan penetrasi ozone, sulfur dioksida (SO2), nitrogen
oksid (NOX), partikel buangan diesel, partikel asal polusi (PM10) dihasilkan oleh industri dan
kendaraan bermotor.

Makanan produk industri dengan pewarna buatan (misalnya tartazine), pengawet


(metabisulfit), dan vetsin (monosodium glutamat-MSG) juga bisa memicu asma. Kondisi lain
yang dapat memicu timbulnya asma adalah aktifitas, penyakit infeksi, emosi atau stres.

3.     Manifestasi Klinis


a)      Tanda
Sebelum muncul suatu episode serangan asma pada penderita, biasanya akan ditemukan
tanda-tanda awal datangnya asma. Tanda-tanda awal datangnya asma memiliki sifat-sifat sebagai
berikut, yaitu sifatnya unik untuk setiap individu, pada individu yang sama, tanda-tanda
peringatan awal bisa sama, hampir sama, atau sama sekali berbeda pada setiap episode serangan
dan tanda peringatan awal yang paling bisa diandalkan adalah penurunan dari angka prestasi
penggunaan “Preak Flow Meter”.
Beberapa contoh tanda peringatan awal adalah perubahan dalam pola pernapasan, bersin-
bersin, perubahan suasana hati (moodiness), hidung mampat, batuk, gatal-gatal pada
tenggorokan, merasa capai, lingkaran hitam dibawah mata, susah tidur, turunnya toleransi tubuh
terhadap kegiatan olahraga dan kecenderungan penurunan prestasi dalam penggunaan Preak
Flow Meter.

b) Gejala
1.      Gejala Asma Umum
Perubahan saluran napas yang terjadi pada asma menyebabkan dibutuhkannya usaha
yang jauh lebih keras untuk memasukkan dan mengeluarkan udara dari paru-paru.Hal tersebut
dapat memunculkan gejala berupa sesak napas/sulit bernapas, sesak dada, mengi/napas berbunyi
(wheezing) dan batuk (lebih sering terjadi pada anak daripada orang dewasa). Tidak semua orang
akan mengalami gejala-gelaja tersebut.
Beberapa orang dapat mengalaminya dari waktu ke waktu, dan beberapa orang
lainya selalu mengalaminya sepanjang hidupnya. Gelaja asma seringkali memburuk pada malam
hari atau setelah mengalami kontak dengan pemicu asma.
Selain itu, angka performa penggunaan Preak Flow Meter menunjukkan rating yang
termasuk “hati-hati” atau “bahaya” (biasanya antara 50% sampai 80% dari penunjuk performa
terbaik individu) .

2. Gejala Asma Berat


Gejala asma berat adalah sebagai berikut yaitu serangan batuk yang hebat, napas berat
“ngik-ngik”, tersengal-sengal, sesak dada, susah bicara dan berkonsentrasi, jalan sedikit
menyebabkan napas tersengal-sengal, napas menjadi dangkal dan cepat atau lambat dibanding
biasanya, pundak membungkuk, lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan napas,
daerah leher dan di antara atau di bawah tulang rusuk melesak ke dalam, bersama tarikan napas,
bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula dari daerah sekitar mulut (sianosis), serta
angka performa penggunaan Preak Flow Meter dalam wilayah be rbahaya (biasanya di
bawah50% dari performa terbaik individu).

4.     Anatomi fisiologi dari Sistem Pernafasan

Sistem pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang dimulai dari
hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.Saluran pernafasan bagian atas
dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian bawah dari bronkus sampai alveolus.
Fungsi utama sistem pernafasan adalah menyediakan oksigen untuk metabolisme
jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida sebagai sisa metabolisme jaringan. Sedangkan
fungsi tambahan sistem pernafasan adalah mempertahankan keseimbangan asam basa dalam
tubuh, menghasilkan suara, memfasilitasi rasa kecap, mempertahankan kadar cairan dalam tubuh
serta mempertahankan keseimbangan panas tubuh.

  Tercapainya fungsi utama pernafasan didasarkan pada empat proses yaitu:


         ventilasi (keluar masuknya udara pernafasan),
         difusi (pertukaran gas di paru-paru),
         transportasi (pengangkutan gas melalui sirkulasi) dan
         perfusi (pertukaran gas di jaringan).

Adapun kondisi yang mendukung dari proses pernafasan adalah tekanan oksigen atau
udara atmosfer harus cukup, kondisi jalan nafas dalam keadaan normal, kondisi otot pernafasan
dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru, fungsi sirkulasi (jantung), kondisi pusat
pernafasan dan hemoglobin sebagai pengikat oksigen.

  Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai anatomi dan fisiologi dari organ-organ pernafasan

1Hidung
Merupakan saluran pernafasan teratas. Ditempat ini udara pernafasan mengalami proses
yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan dan pelembaban (humidifikasi). Ketiga proses ini
merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epitel thoraks bertingkat, bersilia
dan bersel goblet. Bagian belakang hidung berhubungan dengan pharing disebut nasopharing.

2. Pharing
Berada di belakang mulut dan rongga nasal.Dibagi dalam tiga bagian yaitu nasopharing,
oropharing, dan laringopharing.Pharing merupakan saluran penghubung antara saluran
pernafasan dan saluran pencernaan. Bila makanan masuk melalui oropharing, epiglotis akan
menutup secara otomatis sehingga aspirasi tidak terjadi.

3. Laring,
Berada di atas trakea di bawah pharing. Sering kali disebut sebagai kotak suara karena
udara yang melewati daerah itu akan membentuk bunyi. Laring ditunjang oleh tulang-tulang
rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan tiroid (Adam Apple) yang khas pada
pria, namun kurang jelas pada wanita.Di bawahnya terdapat tulang rawan krikoid yang
berhubungan dengantrakea.
4. Trakea,
Terletak di bagian depan esophagus, dan mulai bagian bawah krikoid kartilago laring dan
berakhir setinggi vertebra torakal 4 atau 5. Trakea bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri.
Tempat percabangannya disebut karina yang terdiri dari 6 – 10 cincin kartilago.

5. Bronkus,
Dimulai dari karina, dilapisi oleh silia yang berfungsi menangkap partikel-partikel dan
mendorong sekret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui batuk atau ditelan. Bronkus
kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih ventrikel dibandingkan dengan bronkus kiri.

6 Bronkiolus,
Merupakan cabang dari bronkus yang dibagi ke dalam saluran-saluran kecil yaitu
bronkiolus terminal dan bronkiolus respirasi.Keduanya berdiameter ≤ 1 mm. Bronkiolus
terminalis dilapisi silia dan tidak terjadi difusi di tempat ini.Sebagian kecil hanya terjadi pada
bronkiolus respirasi.

.7 Alveolus
Duktus alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari bronkiolus
respirasi.Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai
tempat pertukaran gas.Diperkirakan paru-paru mengandung ± 300 juta alveolus (luas permukaan
± 100 m2) yang dikelilingi oleh kapiler darah.
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan (terbuat dari lesitin) sejenis fosfolipid yang
sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan rekoil paru.Surfaktan ini berfungsi
menurunkan ketegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa surfaktan yang adekuat maka
alveolus akan mengalami kolaps.
8. Paru Paru
Paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus (dilapisi) oleh pleura.Pleura terdiri dari
pleura viseral yang langsung membungkus/ melapisi paru dan pleura parietal pada bagian
luarnya.Pleura menghasilkan cairan jernih (serosa) yang berfungsi sebagai lubrikasi.Banyaknya
cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc. Lubrikasi dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama
respirasi. Peredaran darah ke paru-paru melalui dua pembuluh darah yaitu : arteri pulmonalis dan
arteri bronkialis.

5.     Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkial dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1.      Ekstrinsik (alergik)
` Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang
spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora
jamur.
Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap
alergi. Oleh karena itu jika ada faktor – faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas,
maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik

2. Instrinsik (non alergik)


Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
saluran pernafasan dan emosi.Serangan asma ini menjadi lebih berat dan seri n sejalan dengan
berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan enfisiema.

6.     Patofisiologi

Pada penyakit asma mengalami respon imun yang buruk terhadap lingkungan misalnya
stres, udara dingin, latihan dan faktor-faktor lain. Serangan asma merupakan akibat adanya
reaksi antigen antibodi yang menyebabkan dilepaskannya mediator-mediator kimia.Antibodi
yang dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru.Pemajanan ulang terhadap antigen
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi yang menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast
(mediator) seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dan substansi yang
bereaksi lambat (SRS-A).

  Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan nafas
yang menyebabkan tiga reaksi utama yaitu:

a.       Konstriksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar maupun saluran nafas yang kecil yang
menimbulkan bronkospasme.
b.      Peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema mukosa yang
menambah sempitnya saluran nafas lebih lanjut.
c.       Peningkatan sekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus.

7.     WOC

8.     Penalataksanaan
  Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asmac.
Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik
pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnya.

  Pengobatan pada asma bronkial terbagi 2, yaitu:

a. Pengobatan non farmakologik:


- Memberikan penyuluhan.
- Menghindari faktor pencetus.
- Pemberian cairan.
- Fisiotherapy.
- Beri O2 bila perlu.

b. Pengobatan farmakologik :
1) Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas.
Terbagi dalam 2 golongan :
a) Simpatomimetik/ adrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)

Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup, suntikan dan
semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk
bubuk halus yang dihirup (Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan
broncodilator (Alupent, Berotec, brivasma serta Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi
aerosol (partikel-partikel yang sangat halus) untuk selanjutnya dihirup.

2) Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya
berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.

Cara pemakaian :
Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asmaakut, dan disuntikan
perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita yang mempunyai
sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
Teofilin ada juga dalam bentuk suppositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke
dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum
teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).

3) Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan
asma.Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya
diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian
satu bulan.

4) Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.Biasanya diberikan dengan
dosis dua kali 1mg / hari.Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.

9.     Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
6. Deformitas thoraks
7. Gagal nafas
B. Asuhan Keperawatan
1 PENGKAJIAN
a). Identitas klien
Nama, Usia, Jenis kelamin, Agama, Alamat, Penanggung jawab,Tanggal masukRS,
Tanggal pengkajian dll.
b). Keluhan utama: Sesak nafas

c) Riwayat penyakit sekarang


Klien biasanya mengalami sesak, batuk, gatal-gatal pada tenggorokan

d) Riwayat penyakit dahulu


Apakah klien pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya sekarang

e) Riwayat penyakit keluarga


Apakah anggota keluarga sebelumnya ada yang pernah mengalami sakit seperti penyakit
klien.

2. PEMERIKSAAN FISIK
Head to toe
         Keadaan umum : Klien lemah
         Kesadaran : komposmentis
         TTV TD : 120/90mmHg S : 37,8 Cº N : >100x/menit RR : 24x/menit
         Kepala : bersih, rambut hitam, mesosepal
         Hidung : cuping hidung (+) , secret (+) , epistaksis (-) , tidak terpasang
NGT
         Telinga : serumen (-), bentuk simetris
         Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
         Dada :
o   Inspeksi : bentuk simetris
o   Palpasi : pengembangan dada simetris, adanya otot bantu pernafasan
o   Perkusi : sonor
o   Auskultasi : bunyi nafas tambahan (wheezing)
         Jantumg :
o   Inspeksi : tampak ictus cordus
o   Perkusi : pekak ada pembesaran jantung
o   Auskultasi :-
         Paru –Paru :
o   Inspeksi : pengembangan paru kanan-kiri asimetris
o   Perkusi : pekak
o   Auskultasi : nafas pendek, bunyi nafas tambahan (wheezing)
o   Palpasi : ada tarikan intercoste
         Abdomen
o   Inspeksi : tidak ada benjolan
o   Auskultasi : bising usus normal
o   Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati
o   Perkusi : Tympani
         Genetalia
o   Inspeksi : tidak ada penyakit kelamin, tidak ada hemoroid
o   Palpasi : tidak pembesaran genetalia

         Ekstremitas
o   Inspeksi : tidak ada edema
o   Palpasi :akraldingin

3.Diagnosa Keperawatan
a.       Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan ketidaksamaan perfusi-ventilasi
b.      Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denganbronkokonstriksi, peningkatan produksi
lender, batuk tidak efektif dan infeksi bronkopulmonal.
c.       Pola pernafasan tidak efektif berhubungan dengannafas pendek, lender, bronkokonstriksi dan
iritan jalan nafas.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan sekunderakibat peningkatan upaya


pernafasan dan insufisiensi pernafasan dan oksigenasi.
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, hipoksemia, dan pola pernafasan
tidak efektif.
f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi
tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
g. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan dyspneu

4. Interverensi

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Gangguan pertukaran gas NOC : NIC :
yang   Respiratory Status : Airway Management
berhubungan
dengan ketidaksamaan Gas exchange    Buka jalan nafas,
perfusi-ventilasi   Respiratory Status : guanakan teknik chin lift
ventilation atau jaw thrust bila perlu
Definisi : Kelebihan atau  Vital Sign Status    Posisikan pasien untuk
kekurangan dalam Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
oksigenasi dan atau  Mendemonstrasikan    Identifikasi pasien
pengeluaran peningkatan ventilasi perlunya pemasangan alat
karbondioksida di dalam dan oksigenasi yang jalan nafas buatan
membran kapiler alveoli adekuat    Pasang mayo bila perlu
 Memelihara    Lakukan fisioterapi dada
Batasan karakteristik :
kebersihan paru paru jika perlu
 Gangguan penglihatan
dan bebas dari tanda    Keluarkan sekret dengan
 Penurunan CO2
tanda distress batuk atau suction
 Takikardi
 Hiperkapnia pernafasan    Auskultasi suara nafas,
 Keletihan  Mendemonstrasikan catat adanya suara
 somnolen batuk efektif dan suara tambahan
 Iritabilitas nafas yang bersih,    Lakukan suction pada
 Hypoxia tidak ada sianosis dan mayo
 kebingungan dyspneu (mampu    Berika bronkodilator bial
 Dyspnoe mengeluarkan sputum, perlu
 nasal faring mampu bernafas    Barikan pelembab udara
 AGD Normal dengan mudah, tidak    Atur intake untuk cairan
 sianosis ada pursed lips) mengoptimalkan
 warna kulit abnormal  Tanda tanda vital keseimbangan.
(pucat, kehitaman) dalam rentang normal                      Monitor
 Hipoksemia respirasi dan status O2
 hiperkarbia Respiratory Monitoring
 sakit kepala ketika
   Monitor rata – rata,
bangun
kedalaman, irama dan
frekuensi dan
usaha respirasi
kedalaman nafas
   Catat pergerakan
abnormal
dada,amati kesimetrisan,
penggunaan otot
Faktor faktor yang
tambahan, retraksi otot
berhubungan :
supraclavicular dan
 ketidakseimbangan
intercostal
perfusi ventilasi
   Monitor suara nafas,
perubahan membran
seperti dengkur
kapiler-alveolar
   Monitor pola nafas :
bradipena, takipenia,
kussmaul, hiperventilasi,
cheyne stokes, biot
   Catat lokasi trakea
   Monitor kelelahan otot
diagfragma (gerakan
paradoksis)
   Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan /
tidak adanya ventilasi dan
suara tambahan
   Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
napas utama
   auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
2 Bersihan jalan nafas NOC : NIC :
tidak efektif berhubungan Respiratory status : Airway Management
denganbronkokonstriksi, Ventilation    Buka jalan nafas,
peningkatan produksi Respiratory status : guanakan teknik chin lift
lender, batuk tidak efektif Airway patency atau jaw thrust bila perlu
dan infeksi Aspiration Control    Posisikan pasien untuk
bronkopulmonal. memaksimalkan ventilasi
Kriteria Hasil :    Identifikasi pasien
Definisi : Mendemonstrasikan perlunya pemasangan alat
Ketidakmampuan untuk batuk efektif dan suara jalan nafas buatan
membersihkan sekresi nafas yang bersih,    Pasang mayo bila perlu
atau obstruksi dari tidak ada sianosis dan    Lakukan fisioterapi dada
saluran pernafasan untuk dyspneu (mampu jika perlu
mempertahankan mengeluarkan sputum,    Keluarkan sekret dengan
kebersihan jalan nafas. mampu bernafas batuk atau suction
dengan mudah, tidak    Auskultasi suara nafas,
Batasan Karakteristik : ada pursed lips) catat adanya suara
- Dispneu, Penurunan Menunjukkan jalan tambahan
suara nafas nafas yang paten    Lakukan suction pada
- Orthopneu (klien tidak merasa mayo
- Cyanosis tercekik, irama nafas,    Berikan bronkodilator
- Kelainan suara nafas frekuensi pernafasan bila perlu
(rales, wheezing) dalam rentang normal,    Berikan pelembab udara
- Kesulitan berbicara tidak ada suara nafas Kassa basah NaCl Lembab
- Batuk, tidak efekotif abnormal)    Atur intake untuk cairan
atau tidak ada Mampu mengoptimalkan
- Mata melebar mengidentifikasikan keseimbangan.
- Produksi sputum dan mencegah factor    Monitor respirasi dan
- Gelisah yang dapat status O2
- Perubahan frekuensi dan menghambat jalan
irama nafas nafas

Faktor-faktor yang
berhubungan:
- Lingkungan : merokok,
menghirup asap rokok,
perokok pasif-POK,
infeksi
- Fisiologis : disfungsi
neuromuskular,
hiperplasia dinding
bronkus, alergi jalan
nafas, asma.
- Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas,
sekresi tertahan,
banyaknya mukus,
adanya jalan nafas
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di
alveolus, adanya benda
asing di jalan nafas.
3 Pola pernafasan tidak NOC : NIC :
efektif   Respiratory status :
berhubungan Airway Management
dengannafas pendek, Ventilation    Buka jalan nafas,
lender, bronkokonstriksi
  Respiratory status : guanakan teknik chin lift
dan iritan jalan nafas. Airway patency atau jaw thrust bila perlu
  Vital sign Status    Posisikan pasien untuk
Definisi : Pertukaran Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi
udara inspirasi dan/atau   Mendemonstrasikan    Identifikasi pasien
ekspirasi tidak adekuat batuk efektif dan suara perlunya pemasangan alat
nafas yang bersih, jalan nafas buatan
Batasan karakteristik :
tidak ada sianosis dan    Pasang mayo bila perlu
- Penurunan tekanan
dyspneu (mampu    Lakukan fisioterapi dada
inspirasi/ekspirasi
mengeluarkan sputum, jika perlu
- Penurunan pertukaran
mampu bernafas    Keluarkan sekret dengan
udara per menit
dengan mudah, tidak batuk atau suction
- Menggunakan otot
ada pursed lips)    Auskultasi suara nafas,
pernafasan tambahan
  Menunjukkan jalan catat adanya suara
- Nasal flaring
nafas yang paten tambahan
- Dyspnea
(klien tidak merasa    Lakukan suction pada
- Orthopnea
tercekik, irama nafas, mayo
- Perubahan
frekuensi pernafasan    Berikan bronkodilator
penyimpangan dada
dalam rentang normal, bila perlu
- Nafas pendek
tidak ada suara nafas    Berikan pelembab udara
- Assumption of 3-point
abnormal) Kassa basah NaCl Lembab
position
  Tanda Tanda vital    Atur intake untuk cairan
- Pernafasan pursed-lip
dalam rentang normal mengoptimalkan
- Tahap ekspirasi
(tekanan darah, nadi, keseimbangan.
berlangsung sangat lama
- Peningkatan diameter pernafasan)    Monitor respirasi dan
anterior-posterior status O2
- Pernafasan rata- Terapi Oksigen
rata/minimal Bersihkan mulut, hidung
Bayi : < 25 atau > 60 dan secret trakea
 Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Pertahankan jalan nafas
 Usia 5-14 : < 14 atau > yang paten
25 Atur peralatan oksigenasi
 Usia > 14 : < 11 atau > Monitor aliran oksigen
24 Pertahankan posisi pasien
- Kedalaman pernafasan Onservasi adanya tanda
 Dewasa volume tidalnya tanda hipoventilasi
500 ml saat istirahat Monitor adanya
 Bayi volume tidalnya 6- kecemasan pasien terhadap
8 ml/Kg oksigenasi
- Timing rasio Vital sign Monitoring
- Penurunan kapasitas  Monitor TD, nadi, suhu,
vital dan RR
 Catat adanya fluktuasi
Faktor yang berhubungan
tekanan darah
:
 Monitor VS saat pasien
-    Hiperventilasi
berbaring, duduk, atau
-    Deformitas tulang
berdiri
-    Kelainan bentuk
 Auskultasi TD pada kedua
dinding dada
lengan dan bandingkan
-    Penurunan
 Monitor TD, nadi, RR,
energi/kelelahan
sebelum, selama, dan
-    Perusakan/pelemahan
setelah aktivitas
muskulo-skeletal
 Monitor kualitas dari nadi
-    Obesitas
 Monitor frekuensi dan
-    Posisi tubuh
-    Kelelahan otot irama pernapasan
pernafasan  Monitor suara paru
-    Hipoventilasi sindrom  Monitor pola pernapasan
-    Nyeri abnormal
-    Kecemasan  Monitor suhu, warna, dan
-    Disfungsi kelembaban kulit
Neuromuskuler  Monitor sianosis perifer
-    Kerusakan  Monitor adanya cushing
persepsi/kognitif triad (tekanan nadi yang
-    Perlukaan pada jaringan melebar, bradikardi,
syaraf tulang belakang peningkatan sistolik)
-    Imaturitas Neurologis
 Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
4 Defisit perawatan diri NOC : NIC :
berhubungan   Self care : Activity of
dengan Self Care assistane :
keletihan sekunderakibat Daily Living (ADLs) ADLs
peningkatan upaya Kriteria Hasil :  Monitor kemempuan klien
pernafasan dan
  Klien terbebas dari bau untuk perawatan diri yang
insufisiensi pernafasan badan mandiri.
dan oksigenasi   Menyatakan  Monitor kebutuhan klien
kenyamanan terhadap untuk alat-alat bantu untuk
Definisi : kemampuan untuk kebersihan diri,
Gangguan kemampuan melakukan ADLs berpakaian, berhias,
untuk melakukan ADL   Dapat melakukan toileting dan makan.
pada diri ADLS dengan  Sediakan bantuan sampai
bantuan klien mampu secara utuh
Batasan karakteristik :
untuk melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk
 Dorong klien untuk
mandi, ketidakmampuan
melakukan aktivitas
untuk berpakaian,
sehari-hari yang normal
ketidakmampuan untuk
sesuai kemampuan yang
makan, ketidakmampuan dimiliki.
untuk toileting  Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
Faktor yang berhubungan bantuan ketika klien tidak
: kelemahan, kerusakan mampu melakukannya.
kognitif atau perceptual,  Ajarkan klien/ keluarga
kerusakan untuk mendorong
neuromuskular/ otot-otot kemandirian, untuk
saraf memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien
jika mendorong
pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.
5 Intoleransi aktivitas NOC : NIC :Energy Management
berhubungan   Energy conservation
dengan Observasi adanya
keletihan, hipoksemia,
  Self Care : ADLs pembatasan klien dalam
dan pola pernafasan tidak Kriteria Hasil : melakukan aktivitas
efektif.   Berpartisipasi dalam Dorong anak untuk
aktivitas fisik tanpa mengungkapkan perasaan
Definisi : disertai peningkatan terhadap keterbatasan
Ketidakcukupan energu tekanan darah, nadi Kaji adanya factor yang
secara fisiologis maupun dan RR menyebabkan kelelahan
psikologis untuk Monitor nutrisi dan
  Mampu melakukan
meneruskan atau sumber energi tangadekuat
aktivitas sehari hari
menyelesaikan aktifitas
(ADLs) secara Monitor pasien akan
yang diminta atau mandiri adanya kelelahan fisik dan
aktifitas sehari hari. emosi secara berlebihan
Monitor respon
Batasan karakteristik : kardivaskuler terhadap
a.       melaporkan secara aktivitas
verbal adanya kelelahan Monitor pola tidur dan
atau kelemahan. lamanya tidur/istirahat
b.       Respon abnormal dari pasien
tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas Activity Therapy
c.        Perubahan EKG yang Kolaborasikan dengan
menunjukkan aritmia Tenaga Rehabilitasi Medik
atau iskemia dalammerencanakan
d.       Adanya dyspneu atau progran terapi yang tepat.
ketidaknyamanan saat Bantu klien untuk
beraktivitas. mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
Faktor factor yang
Bantu untuk memilih
berhubungan :
aktivitas konsisten
         Tirah Baring atau yangsesuai dengan
imobilisasi kemampuan fisik,
         Kelemahan psikologi dan social
menyeluruh Bantu untuk
         Ketidakseimbangan mengidentifikasi dan
antara suplei oksigen mendapatkan sumber yang
dengan kebutuhan diperlukan untuk aktivitas
         Gaya hidup yang yang diinginkan
dipertahankan. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas
seperti kursi roda, krek
Bantu untu
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai
Bantu klien untuk
membuat jadwal latihan
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
Monitor respon fisik,
emoi, social dan spiritual
6 Koping individu tidak Koping Peningkatan koping
efektif berhubungan Indicator :       hargai pemahaman
dengan kurang      Menunjukan pasien tentang proses
sosialisasi, ansietas, fleksibilitas peran penyakit dan konsep diri
depresi tingkat aktivitas      keluarga       hargai dan diskusikan
rendah dan menunjukan alternative respon terhadap
ketidakmampuan untuk fleksibilitas peran para situasi
bekerja. anggotanya       hargai sikap klien
      pertentangan terhadap perubahan peran
Batasan karakteristik : masalah dan hubungan
      Gangguan tidur       nilai keluarga dapat       dukung penggunaan
      Penyalahgunaan bahan mengatur masalah- sumber spiritual jika
kimia masalah diminta
      Penurunan penggunaan      memanaj masalah       gunakan pendekatan
dukungan social       melibatkan anggota yang tenang dan berikan
      Konsentrasi yang keluarga dalam jaminan
buruk membuat keputusan       sediakan informasi
      Kelelahan       mengekspresikan actual tentang diagnosis,
      Mengeluhkan perasaan dan penangan dan prognosis
ketidakmampuan koping kebebasan emosional       sediakan pilihan yang
      Perilaku merusak       menunjukan strategi realistis tentang aspek
terhadap diri/orang lain untuk memanaj perawatan saat ini
      Ketidakmampuan masalah       dukung penggunaan
memenuhi harapan peran       menggunakan mekanisme defensive yang
strategi penurunan tepat
Factor yang berhubungan stress       dukung keterlibatan
:       peduli terhadap keluarga dengan cara yang
      Perbedaan gender kebutuhan anggota tepat
dalam strategi koping keluarga       Bantu pasien untuk
      Tingkat percaya diri       menentukan mengidentifikasi strategi
tidak adekuat prioritas positif untuk mengatasi
      Ketidak pastian       menentukan jadwal keterbatasan dan
      Support social tidak untuk rutinitas danm mengelola gaya hidup dan
efektif aktivitas keluarga] perubahan peran

      Derajat pengobatan       menjadwalkan       Bentu klien


tingkat tinggi untuk respite care mengidentifikasi
Krisis       mempunyai kemungkinan yang dapt
situasional/maturasional perencanaan pada terjadi
kondisi kegawatan       Bantu klien beradaptasi
      memelihara dan mengantisipasi
kestabilan financial perubahan klien
      mencari bantuan
ketika dibutuhkan
      menggunakan
support social
keterangan penilaian
NOC
1= tidak dilakukan
sama sekali
2= jarang dilakukan
3= kadang dilakukan
4= sering dilakukan
5= selalu dilakukan
7 Ketidakseimbangan NOC : NIC :
nutrisi kurang dari   Nutritional Status : Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d food and Fluid Intake  Kaji adanya alergi
dyspneu   Nutritional Status : makanan
Definisi : Intake nutrisi nutrient Intake  Kolaborasi dengan ahli
tidak cukup untuk   Weight control gizi untuk menentukan
keperluan metabolisme Kriteria Hasil : jumlah kalori dan nutrisi
tubuh.   Adanya peningkatan yang dibutuhkan pasien.
berat badan sesuai  Anjurkan pasien untuk
Batasan karakteristik : dengan tujuan meningkatkan intake Fe
-    Berat badan 20 % atau  Anjurkan pasien untuk
  Berat badan ideal
lebih di bawah ideal meningkatkan protein dan
sesuai dengan tinggi
-    Dilaporkan adanya vitamin C
badan
intake makanan yang
  Mampu  Berikan substansi gula
kurang dari RDA
mengidentifikasi  Yakinkan diet yang
(Recomended Daily
kebutuhan nutrisi dimakan mengandung
Allowance)
  Tidk ada tanda tanda tinggi serat untuk
-    Membran mukosa dan
malnutrisi mencegah konstipasi
konjungtiva pucat
  Menunjukkan  Berikan makanan yang
-    Kelemahan otot yang
peningkatan fungsi terpilih ( sudah
digunakan untuk
pengecapan dari dikonsultasikan dengan
menelan/mengunyah
menelan ahli gizi)
-    Luka, inflamasi pada
  Tidak terjadi  Ajarkan pasien bagaimana
rongga mulut penurunan berat badan membuat catatan makanan
-    Mudah merasa yang berarti harian.
kenyang, sesaat setelah  Monitor jumlah nutrisi
mengunyah makanan dan kandungan kalori
-    Dilaporkan atau fakta  Berikan informasi tentang
adanya kekurangan kebutuhan nutrisi
makanan  Kaji kemampuan pasien
-    Dilaporkan adanya untuk mendapatkan nutrisi
perubahan sensasi rasa yang dibutuhkan
-    Perasaan Nutrition Monitoring
ketidakmampuan untuk  BB pasien dalam batas
mengunyah makanan normal
-    Miskonsepsi  Monitor adanya
-    Kehilangan BB dengan penurunan berat badan
makanan cukup  Monitor tipe dan jumlah
-    Keengganan untuk aktivitas yang biasa
makan dilakukan
-    Kram pada abdomen
 Monitor interaksi anak
-    Tonus otot jelek
atau orangtua selama
-    Nyeri abdominal
makan
dengan atau tanpa
 Monitor lingkungan
patologi
selama makan
-    Kurang berminat
 Jadwalkan pengobatan
terhadap makanan
dan tindakan tidak selama
-    Pembuluh darah kapiler
jam makan
mulai rapuh
 Monitor kulit kering dan
-    Diare dan atau
perubahan pigmentasi
steatorrhea
 Monitor turgor kulit
-    Kehilangan rambut
 Monitor kekeringan,
yang cukup banyak
rambut kusam, dan mudah
(rontok)
patah
-    Suara usus hiperaktif  Monitor mual dan muntah
-    Kurangnya informasi,  Monitor kadar albumin,
misinformasi total protein, Hb, dan
kadar Ht
Faktor-faktor yang  Monitor makanan
berhubungan : kesukaan
Ketidakmampuan  Monitor pertumbuhan dan
pemasukan atau perkembangan
mencerna makanan atau
 Monitor pucat,
mengabsorpsi zat-zat gizi
kemerahan, dan
berhubungan dengan
kekeringan jaringan
faktor biologis,
konjungtiva
psikologis atau ekonomi.
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Asma adalah suatu penyakit yang ditandai oleh hipersensitivitas cabang trakeobronkial
terhadap berbagai rangasangan yang akan menimbulkan obstruksi jalan nafas dan gejala
pernafasan(mengi dan sesak).
Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episodik batuk, mengi.dan sesak napas.
Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, seperti rasa berat didada, dan pada asma alergi
mungkin disertai pilek atau bersin, Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret.tetapi
pada perkembangan selanjutnya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih
kadang-kadang purulent.

DAFTAR PUSTAKA
Purnomo.2008. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma Bronkial
Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro

Nanda.2007. buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan kreteria hasilNOC,
Ed 7. Jakarta: EGC
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika

Alsagaff & Mukty Abdul (2006) “Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru”, Surabaya:Airlangga
University

Anda mungkin juga menyukai