“OBAT ASMA”
Disusun oleh :
Annisa Sasqia N
Siti Hamdiah
Kelas : 04farp001
DIPLOMA lll FARMASI
2018
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
2
2.6 Gejala Penyakit Asma........................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................43
3
BAB I
PENDAHULUAN
lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indikator menunjukkan penyakit asma
mencegah asma terus berkembang akhir-akhir ini, asma tetap merugikan tubuh. Di
Amerika Serikat tercatat sekitar 2 juta penderita asma yang mengunjungi Unit gawat
darurat setiap tahunnya, dan sekitar 500.000 penderita asma yang harus menjalani
Disatu sisi, dunia kedokteran dan farmasi telah mencapai kemajuan yang
ironisnya, dari sisi lain, meski berjuta-juta dollar telah dikeluarkan untuk berbagai
studi dan riset mengenai asma, nyatanya jumlah penderita baru asma diseluruh dunia
terus meningkat dari tahun ketahun, tanpa bisa diketahui secara jelas apa
penyebabnya. Asma pada anak di Indonesia cukup tinggi, terutama dikota-kota besar,
Asma adalah salah satu penyakit kronis dengan jumlah penderita terbanyak
saat ini. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari,
bulu binatang, asap, udara dingin, dan olahraga serta racun yang ada disekitar kita
4
Ketidaktahuan masyarakat akan pentingnya mengontrol asma mereka
Padahal, jika penderita bisa mengetahui penyakit asma mereka secara dini, maka
penderita dapat mengendalikannya secara tepat, dan penyakit asma yang diderita
akan semakin membaik dan terkontrol, karena asma adalah suatu penyakit yang bisa
dikendalikan.
Dari uraian latar belakang diatas dapat rumusan berbagai masalah, yaitu :
5
BAB II
LANDASAN TEORI
inflamasi kronik pada paru yang dicirikan oleh obstruksi saluran napas yang bersifat
revesibel, inflamasi jalan napas, peningkatan respon jalan napas terhadap berbagai
rangsangan (ikawati,2006).
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari Bahasa yunani
yang mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit asma adalah suatu penyakit kronik
(menahun) yang menyerang saluiran pernafasan (bronkial) pada paru dimana terdapat
Penyakit asma paling banyak ditemukan dinegara maju, terutama yang tingkat polusi
udaranya tinggi baik dari asap kendaraan maupun debu padang pasir.(Deka,2014)
pernafasan khususnya pada paru-paru. Asma merupakan suatu penyakit yang dikenal
dengan penyakit yang dikenal dengan penyakit sesak nafas yang dikarenakan adanya
6
menyebabkan peradangan dan penyempitan pada pembuluh darah dan udara yang
menderita sesak napas atau asma bersifat sementara dan dapat sembuh seperti sedia
Pada saat seseorang penderita asma terkena factor pemicunya, maka dinding
nafas. Kadang, dinding saluran napas pun dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga
dapat menyebabkan sesak nafas yang lebih parah. Jika tidak ditangani dengan baik,
Penyakit asma tidak mengenal umur, ras, dan derajat seseorang. Siapapun
dapat terkena penyakit asma mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Jika pada
anak-anak penyakit asma ini bersifat kronik. Menurut data dan sumber yang
orang penderita asma adalah mereka yang berusia dibawah usia 18 tahun. Alergi
merupakan penyebab utama pemicu timbulnya gejala asma. Diketahui sekitar 80%
penyakit asma banyak menyerang anak-anak dan 50% menyerang orang dewasa.
Menurt sebuah sumber dari sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika dan Eropa
Medicine” mengungkapkan “bila salah orang tua mengidap penyakit asma besar
kemungkinan anak juga akan menderita asma yang resikonya 3x lipat lebih besar dari
orang tuanya, sedangkan apabila kedua orang tua menderita asma, maka anak juga
7
akan menderita asma 6x lebih besar resiko dari penyakit asma disbanding orang
tuanya”.
tipe, yaitu :
1. Ektrinsik ( alergik )
pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-
obatan ( antibiotic dan aspirin ), dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering
pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau
bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.
Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan
3. Asma gabungan
8
2.3 Asma Bronkial
reaksi yang meningkat dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam
mengi, batuk, sesak nafas dan rasa berat di dada terutana pada malam atau
dini hari yang umumnya bersifat reversible baik dengan atau tanpa
poengobatan.
musiman ( seasonal ).
b. Memiliki riwayat penyakit alergi pada keluarga.
c. Biasanya dimulai sejak kanak-kanak.
Asma Bronkial Non Atopik/Non Alergik
a. Factor-faktor pencetus : common cold, infeksi saluran pernafasan
9
b. Serangan Asma Bronkial ini dengan berjalannya waktu dapat
satu kali per hari, eksaserbasi dapat mempengatruhi aktivitas dan tidur,
dan tidur, gejala-gejala di malam hari lebih dari dua kali perbulan.
Asma Bronkial Persisten Berat
Gejala-gejala setiap hari, eksaserbasi sering kali, gejala – gejala Asma
10
3. Napas berbunyi ( mengi ) yang terdengar saat menghembuskan nafas
4. Rasa berat di dada
5. Dahak sakit keluar
Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa,
kortikosteroid sistemik
a. Obat yang menjaga agar peradangan saluran nafas tetap terkontrol dan
mencegah agar saliran nafas tidak terus menyempit hingga tahap yang
11
2.4 Bronkitis Kronis
Terma bronkitis kronis diperkenalkan di Negara inggris pada awal abad ke-19
untuk mendeskripsi inflamasi mukosa bronkial yang kronik. Menurut teori medis
bronkitis kronik didefinisikan secara klinis sebagai inflamasi kronik pada mukosla
bronkial yang menyebabkan gejala batuk kronik berdahak untuk 3bulan pada setiap 2
obstruksi pernafasan (meyer, 2003). Bronchitis kronik adalah kelainan saluran napas
yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurag-
a. Merokok
b. Hiperrensponsif saluran pernapasan
c. Infeksi saluran pernapasan
d. Pemaparan akibat pekerjaan
e. Polusi udara
f. Faktor genetic
a. Gejala respirasi
1. Sesak napas yang semakin bertambah berat
2. Peningkatan volume dan purulensi sputum
12
3. Batuk yang semakin sering
4. Napas yang dangkal dan cepat
b. Gejala sistemik
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Peningkatan denyut nadi serta gangguan status mental pasien
(GOLD,2011)
1. Bronkodilator
Diberikan dalam bentuk oral, kombinasi golongan beta 2 agonis dengan
kerja yang berbeda. Masing – masing dalam dosis sub optimal, sesuai
atau injeksi intravena, setiap hari atau selang sehari dengan dosis minimal
250 mg.
3. Antibiotik
Diberikan untuk mencegah dan mencegah eksaserbasi serta infeksi.
13
sputum berubah menjadi purulent dan peningkatan sesak. Pemilihan
dan flurokuinolon.
4. Ekspektoran
Diberikan obat batuk hitam (OBH)
5. Mukolitik
Diberikan pada eksaserbasi karena akan mempercepatkan perbaikan
rutin.
6. Antitusif
Kodein hanya diberikan bila batuk kering dan sangat mengganggu.
yang terjadi pada keluhan klinis. Perhatikan dosis dan waktu pemberian
N-asetilsistein.
inflamasi.
2. Serangan asma yang tiba-tiba disebabkan oleh factor yang diketahui atau
atau zat-zat lain yang dapat merangsang inflamasi akut atau konstriksi
bronkus.
14
3. Terlepasnya mediator kimiawi yang terbentuk pada saat cedera
vagus dapat terjadi karna rangsangan oleh berbagai zat pada saluran
pernapasan (priyanto,2009).
dingin.
2. Rasa sesak di dada.
3. Pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
4. Kebingungan. Letragi ( keadaan kesadaran dimana penderira speerti tidur
kembali ).
5. Sianosis ( kulit tampak kebiruan ).
6. Kadang beberapa alveoli ( kantong udara di paru-paru ) bisa pecah dan
berbagai rangsangan seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara
dan olahraga.
2. Otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi
15
( inflamasi ) dan pelepasan lender kedalam saluiran udara ( disebut
mereka kenal sebagai benda asing ( allergen ), seperti serbuk sari, debu
4. Terapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.
Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olahraga atau
berada dalam cuaca dingin. Stress dan kecemasan juga bisa memicu
udara.
6. Tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stress oksidatif yang
16
2.8 Perawatan terhadap asma
mencontoh apa yang saya lakukan. Hingga sekarang asma sudah hilang dari diri saya
penderita bisa bekerja lebih baik. Nafas lebih panjang dan kesehatan bisa
terjaga. Lakukan seminggu 2-3 kali. Usahakan sekitar 1-2 jam sekitar
hiperaktivitas bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversible secara spontan atau
17
2. Riwayat batuk yang memburuk pada malam hari,dada sesak yang terjadi
1. Penatalaksanaan asma
Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan
ireversibel
g. Mencegah kematian karena asma
2. Terapi non farmakologi
a. Edukasi Pasien
Edukasi pasien dan keluarga dalam penatalaksanaan asma bertujuan
untuk :
a. Meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum
mengontrol asma
18
3. Terapi Farmakologi
Pengobatan
Berdasarkan jenis pengobatannya, obat asma dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Obat Pereda
obat pereda lebih dari 3-4 kali seminggu maka harus berkonsultasi
2. Obat pencegah
asma.
19
Seperti halnya obat lain, kortikosteroid memiliki potensi efek
3. Obat Pengontrol
gejala. Obat-obatan itu diminum setiap hari dan tidak boleh diambil
yaitu :
1. Alergika
Yaitu zat-zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan
20
asma dan rhinitis alergis ( hayfever ). Yang termasuk kelompok ini adalah
lain-lain.
Mekanisme kerja : obat beta2-agonis adalah melalui aktivitas
21
yang meningkatkan konsentrasi siklik AMP. Beta2-agonis long acting
22
(bronkitis kronik dan emfisema). Obat ini dapat meredakan
kepala,pusing,batuk,kramotot,reaksi
berkeringat.
4. Dosis : salbutamol tersedia dalam bentuk
perhari,maksimal 24 mg/hari.
Dewasa dan anak diatas 12 tahun : 2-4 mg sebanyak 3-4
23
Anak 2-6 tahun : dimulai dari dosis 0,1 mg/kg/pemberian
kali,maksimal 3 x 4 mg.
Anak 6-14 tahun : 2 mg sebanyak 3-4 kali ; dapat
kali.
Dewasa : 2,5 mg diuapkan setiap 4-8 jam sesuai kebutuhan.
Dosis inhaler untuk anak diatas 4 tahun dan dewasa : 1-2
oenggunaan awal.
B. Terbutalin
Terbutaline adalah bronkodilator agonis adrenoreseptor beta-2
persalinan premature.
2. Kontraindikasi : pasien yang hipersensitif terhadap amin
24
- Inhaler : dewasa : 0,25-0,5 mg bila perlu. Dosis
kronis.
2. Kontraindikasi : penderita yang diketahui memiliki kondisi
kematian mendadak)
- Penderita taki aritmia atau peningkatan detak
gagal jantung.
3. Efek samping :
- Hipokalemia
- Pusing, sakit kepala dan tremor
- Aritmia, takikardia, miokardiskemik, palpitasi
- Batuk, iritasi tenggorokan, dan bronkospasm
paradoxical
- Mual dan muntah
- Ruam kulit
4. Dosis : - untuk asma akut : 1 semprot, jika belum ada perbaikan sesudah 5
menit, berikan dosis ke-2. Jika serangan asma tidak dapat diatasi dengan 2 semprot,
25
- Untuk asma yang dipicu oleh aktivitas fisik : 1-2
semprot
Antikolinergika (oksifenonium,tiazinamium,dan ipratropium)
Mekanisme kerja : bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos
beta2-adrenergik.
Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara system adrenergic dan
bronchodilatasi.
Efek samping : tachycardia, pengentalan dahak, mulut kerin, obstipasi,
26
menghambat sekresi kelenjar serosa dan seromukus
mukosa hidung.
- Indikasi : sebagai bronkodilator dalam pengobatan
8 jam.
b. Tiotropium Bromida
- Mekanisme kerja : obat muskarinik kerja diperlama
kepala,angioedema,bronkospasme yang
memburuk,dan perpanjangan QT
- Nama dagang : Spiriva,bralkus
- Dosis : 2 semprotan 1 kali sehari. Jangan
27
Mempunyai daya bronchodilatasi berdasarkan penghambatan enzim
dianjurkan.
Golongan theophylline
Mekanisme kerja : obat ini merupakan golongan utama yang dipakai
menyebabkan bronkodilatasi.
Indikasi : Teofilin adalah bronkodilator yang mempunyai efek
dengan allergen.
Efek samping : -gejala gastrointestinal
- Mual dan muntah
- Kejang bahkan kematian
- Takikardi, aritmia dan terkadang stimulasi pusat
pernapasan.
1. Teofilin
Indikasi : obstruksi saluran napas reversible, asma akut berat.
Kontraindikasi : hipersensitivitas
Dosis : - dewasa : 130-150 mg, jika diperlukan dapat dinaikkan menjadi 2
kalinya.
- Anak 6-12 tahun : 65-150 mg
28
- Kurang dari 1 tahun : 65-75 mg, 3-4 kali sehari
sesudah makan.
Efek samping : takikardia, palpitasi, mual dan gangguan saluran cerna yang
lain, sakit kepala, stimulasi system saraf pusat, insomnia, aritmia, dan
sedative.
A. Ketotifen
- indikasi : meredakan gejala rhinitis alergi dan sebagai terapi tambahan
untuk asma.
- kontraindikasi : tidak dianjurkan untuk usia dibawah 3 tahun, kehamilan dan
menyusui
- efek samping : pusing, sakit kepala, mulut kering, cystitis (peradangan
4. Kortikosteroida (Hidrokortison,prednisone,deksametason,betametason)
29
Daya bronchodilatasinya berdasarkan mempertinggi kepekeaan reseptor b 2
pada serangan asma akibat infeksi virus atau bakteri. penggunaan jangka
mimetic diperkuat.
- Indikasi : terapi pemeliharaan dan propilaksis asma,
30
pasien asma yang dapat diterapi dengan
obat:
1. Metil prednisolone
- indikasi : untuk meredakan peradangan,digunakan
(PPOK),croup,radang sendi,lupus,psoriasis,colitis
darah.
- Efek samping : nyeri kepala,mual dan
depresi,kecemasan,euphoria,perubahan kepribadian
31
penglihatan dan nyeri mata,kesulitan buang air kecil
panggul,punggung,iga,bahu,lengan ataupun
5. Ekspektoransia (KL,NH4CL,bromheksin,asetilsistein)
Efeknya mencairkan dahak sehingga mudah dikeluarkan, pada serangan
akut, obat ini berguna terutama bila lender sangat kental dan sukar
dikeluarkan.
Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang mukosa lambung dan
kronis.
b. Kontra indikasi : hati-hati jika diberikan pada
32
c. Efek samping : sakit
bromheksin 4 mg.
- Gliserin guaikolat : bekerja dengan cara membantu
berdahak.
a. Kontra indikasi : hipersensitivitas
b. Efek samping : mengantuk,mual,atau muntah
c. Dosis : untuk anak 2-6 tahun; 50-100 mg per 4
mg per 4 jam.
menimbulkan bronkonstriksi.
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma.
33
4. Mencegah infeksi primer dengan vaksina influenza.
5. Fifisoterapi, menepuk-nepuk bagian dada guna mmepermuidah pengeluaran
34
BAB III
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari Bahasa yunani
yang mengandung arti “sulit bernapas”. Penyakit asma adalah suatu penyakit kronik
(menahun) yang menyerang saluiran pernafasan (bronkial) pada paru dimana terdapat
a. Klasifikasi Asma
tipe, yaitu :
1. Ektrinsik ( alegik )
2. Intristik ( non alergik )
3. Asma Gabungan
a. Asma bronkial
Asma bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap
35
Obat Asma Bronkial dikelompokkan menjadi :
kortikosteroid sistemik
a. Obat yang menjaga agar peradangan saluran nafas tetap terkontrol
1. Merokok
2. Hiperrensponsif saluran pernapasan
3. Infeksi saluran pernapasan
4. Pemaparan akibat pekerjaan
5. Polusi udara
36
6. Faktor genetic
a. Gejala respirasi
1. Sesak napas yang semakin bertambah berat
2. Peningkatan volume dan purulensi sputum
3. Batuk yang semakin sering
4. Napas yang dangkal dan cepat
c. Gejala sistemik
1. Peningkatan suhu tubuh
2. Peningkatan denyut nadi serta gangguan status mental pasien
a. Bronkodilator
b. Kortikosteroid
c. Antibiotic
d. Ekspektoran
e. Mukolitik
f. Antitusif
g. Antioksidan
Gejala Penyakit Asma
1. Sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca
dingin.
2. Rasa sesak di dada.
3. Pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher.
4. Kebingungan. Letragi ( keadaan kesadaran dimana penderira speerti
kembali ).
5. Sianosis ( kulit tampak kebiruan ).
6. Kadang beberapa alveoli ( kantong udara di paru-paru ) bisa pecah dan
37
b. Mencegah eksaserbasi akut
c. Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin
d. Mengupayakan aktivi normal termasuk exercise
e. Menghindari efek samping obat
f. Mencegah terjadinya keterbatasan aliran udara (airflow limitation)
ireversibel
g. Mencegah kematian karena asma
Terapi non farmakologi
a. Edukasi Pasien
Edukasi pasien dan keluarga dalam penatalaksanaan asma bertujuan
untuk :
a. Meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara
mandiri
f. Membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan
mengontrol asma
3. Terapi Farmakologi
Pengobatan
Berdasarkan jenis pengobatannya, obat asma dibagi menjadi 3, yaitu :
4. Obat Pereda : salbutamol,terbutalin,bambuterol,fenoterol, dan
formeterol.
5. Obat pencegah : Jenis utama obat pencegah asma adalah
efemoterol.
Penggolongan Obat Asma Berdarkan mekanisme kerjanya obat asma
38
2. Bronchodilator : salbutamol, feneterol, terbutalin, rimiterol, prokaterol
(Hidrokortison,prednisone,deksametason,betametason)
5. Ekspektoransia (KL,NH4CL,bromheksin,asetilsistein)
menimbulkan bronkonstriksi.
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma.
4. Mencegah infeksi primer dengan vaksina influenza.
5. Fifisoterapi, menepuk-nepuk bagian dada guna mmepermuidah
39
DAFTAR PUSTAKA
https://asikcoratcoret.wordpress.com/2017/06/15/makalah-farmakologi-obat-
asma
https://yermei.blogspot.com/2015/10/terapi-non-farmakologi-dan-
farmakologis
https://dekabopass2.blogspot.com/2014/05/makalah-farmakologi
http://octavianavina.blogspot.com/2014/07/asmah
www.alodokter.com
www.halodoc.com
pionas.pom.go.id
repository.unair.ac.id
40