Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Penyakit Asma

Disusun oleh:
1. Akia Raihan Zamorano
2. Farhan Ayyasy
(XI MIPA 2)

Guru Pembimbing:
MARGIANI TRISUSILAWATI

SMA NEGERI 2 SUMATERA BARAT


2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat,karunia dan kesempatan sehingga makalah yang berjudul ”Penyakit Asma” ini
dapat diselesaikan dengan baik.Shalawat dan salam kita doakan agar tersampaikan
kepada Nabi Muhammad saw.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan


wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para pembaca.Serta untuk memenuhi tugas
yang diberikan pada mata pelajaran Biologi

Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan
yang terdapat pada makalah ini,oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis memohon
maaf atas kekurangan tersebut dan kami mengharapkan kritik serta saran untuk
perubahan makalah ini yang lebih baik kedepannya

Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan kita dan memberi
pemahaman bagi kita bersama tentang Penyakit Asma

Koto Gaek, 11 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar……………………………………………………............. i
Daftar Isi………………………………………………….................…….. ii
Bab 1 Pendahuluan…………….…………………............………………. 1
A. Latar Belakang…………………………….......……………...…… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………....…. 1
C. Tujuan…..……………………………………………………........ 1
D. Manfaat…..……………………………………………………...... 1
Bab 2 Pembahasan……………………………………………………....... 2
A. Definisi Asma.…………………….……………………………..... 2
B. Gejala Asma….......……………………………………………....... 3
C. Penyebab Asma …..……………………………………...……...... 3
D. Diagnosis Asma………………………………….…….….............. 4
E. Faktor-Faktor Risiko Asma ……………………............................. 4
F. Pengobatan Asma.….…….….......................................................... 5
Bab 3 Penutup…………………………………………………………..… 6
A. Kesimpulan………………………………………………………… 6
B. Saran ……………………………………………………………..... 6
Daftar Pustaka.……………………………………………………………. 7

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asma merupakan suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan, sesak nafas, dan batuk terutama pada
malam hari dan pagi hari. Asma menyerang orang-orang dari semua kalangan dan usia. Gejala
asma sering terjadi pada malam hari dan saat udara dingin, biasanya bermula mendadak dengan
batuk dan rasa tertekan di dada, disertai dengan sesak napas (dyspnea).

B. Rumusan Masalah
 Apa definisi asma?
 Apa gejala asma?
 Apa penyebab asma?
 Apa saja diagnosis asma?
 Apa saja faktor-faktor risiko asma?
 Apa pengobatan dari penyakit asma?

C. Tujuan
 Mengetahui definisi asma.
 Mengetahui gejala asma.
 Mengetahui penyebab asma.
 Mengetahui diagnosis asma.
 Mengetahui faktor-faktor risiko asma.
 Mengetahui pengobatan dari penyakit asma.

D. Manfaat
 Memberikan informasi kepada pembaca tentang definisi asma.
 Memberikan informasi kepada para pembaca tentang apa saja gejala asma.
 Memberikan informasi kepada pembaca tentang penyebab asma.
 Memberikan informasi kepada pembaca tentang diagnosis asma.
 Memberikan informasi kepada pembaca tentang faktor-faktor risiko asma.
 Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengobatan dari penyakit asma.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Definisi Asma
Asma adalah kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan
penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Selain sulit bernapas,
penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk, dan mengi.
Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
ada beberapa hal yang kerap memicu asma seperti asap rokok, debu,aktivitas fisik, udara
dingin, bulu binatang infeksi virus, atau bahkan terpapar zat kimia.
Saluran pernapasan orang yang memiliki penyakit asma akan lebih sensitif daripada orang
normal.Ketika terjadi penakit asma,saluran pernapasan akan menyempit dan kaku. Selain itu,
akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan napas terasa berat.
Asma adalah penyakit menahun. Apabila tidak dilakukan penanganan dengan tepat maka
dapat ditemukan efek terhadap kualitas hidup, antara lain:
 Refractory asthma, kondisi asma parah walaupun sudah dengan penggunaan terapi
maksimal
 Masalah psikologis seperti depres
 Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
 Mudah lelah
 Gagal napas
 Kerusakan paru-paru

B. Gejala Asma
Gejala utama asma meliputi sulit bernapas (terkadang bisa membuat penderita megap-megap),
batuk-batuk, dada yang terasa sesak, dan suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui
saluran napas yang menyempit. Apabila gejala ini kumat, sering kali penderita asma menjadi
sulit tidur.
Gejala asma yang memburuk secara signifikan disebut serangan asma. Serangan asma
biasanya terjadi dalam kurun waktu 6-24 jam, atau bahkan beberapa hari. Meskipun begitu, ada
beberapa penderita yang gejala asmanya memburuk dengan sangat cepat kurang dari waktu
tersebut.
Selain sulit bernapas, sesak dada, dan mengi yang memburuk secara signifikan, tanda-tanda
lain serangan asma parah dapat meliputi:

 Inhaler pereda yang tidak ampuh lagi dalam mengatasi gejala.


 Denyut jantung yang meningkat.

2
 Bibir dan jari-jari yang tampak pucat biru.
 Gejala batuk, mengi dan sesak di dada semakin parah dan sering.
 Sulit bicara, makan, atau tidur akibat sulit bernapas.
 Merasa pusing, lelah, atau mengantuk.
 Adanya penurunan arus puncak ekspirasi.

C. Penyebab Asma
Penyebab asma secara pasti masih belum diketahui. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang
dapat memicu kemunculan gejala penyakit ini, di antaranya:
 Aktivitas fisik (misalnya olahraga).
 Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya menyerang saluran napas bagian atas
seperti flu.
 Emosi yang berlebihan (kesedihan yang berlarut-larut, marah berlebihan, dan tertawa
terbahak-bahak).
 Obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri anti-inflamasi nonsteroid (aspirin, naproxen, dan
ibuprofen) dan obat penghambat beta (biasanya diberikan pada penderita gangguan
jantung atau hipertensi).
 Alergen (bulu hewan, tungau debu, dan serbuk bunga).
 Paparan zat di udara, misalnya asap kimia, asap rokok, dan polusi udara.
 Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) atau penyakit di mana asam lambung kembali
naik ke kerongkongan sehngga mengiritasi saluran cerna bagian atas.
 Faktor kondisi cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin, cuaca panas yang didukung
kualitas udara yang buruk, cuaca lembap, dan perubahan suhu yang drastis.
 Kondisi interior ruangan yang lembap, berjamur, dan berdebu.
 Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang
digunakan sebagai pengawet), misalnya selai, udang, makanan olahan, makanan siap saji,
minuman kemasan sari buah, bir, dan wine.
 Pekerjaan tertentu, seperti tukang kayu, tukang las, atau pekerja pabrik tekstil.
 Stres.
 Alergi makanan (misalnya kacang-kacangan).

D. Diagnosis Asma
Untuk memastikan diagnosis asma, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Dimulai dari wawancara pasien dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang
dirasakan, seperti kapan gejala tersebut muncul beserta frekuensinya, apakah sesak napas
disertai nyeri dada, serta riwayat kesehatan keluarga.
Jika informasi yang didapat mengarah pada penyakit asma, dokter lantas akan
melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. Berikut ini adalah tes yang umumnya
dilakukan dokter dalam proses diagnosis asma:

3
 Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak
Tes ini dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat embusan udara. Dokter akan
meminta untuk mengembuskan napas secepat mungkin ke dalam alat peak flow meter
(PFM). Hasilnya akan memerlihatkan seberapa cepat pasien dapat mengembuskan udara
dari paru-paru dalam satu kali nafas.
Dokter bisa menyarankan pasien untuk membeli PFM untuk digunakan di rumah.
Kemudian pasien akan diminta melakukan tes setiap hari dan mencatat hasilnya serta kapan
tes dilakukan. Ini akan memberikan data akurat untuk mengetahui kapan asma memburuk. 
 Spirometri
Pasien akan diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya
secepat mungkin ke dalam alat spirometer. Tes ini ditujukan untuk mengukur kinerja paru-
paru berpatokan pada volume udara yang dapat pasien embuskan dalam satu detik dan
jumlah total udara yang diembuskan. 
Untuk mengetahui kondisi saluran pernafasan, data yang didapat akan dibandingkan
dengan pengukuran rata-rata orang sehat yang seusia dengan pasien. Dokter mungkin akan
melakukan tes ini dua kali; sebelum menggunakan inhaler dan setelah menggunakan
inhaler. Jika hasil tes setelah menggunakan inhaler lebih bagus, maka kemungkinan besar
pasien memang menderita asma.

 Tes respons saluran napas


Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui reaksi saluran napas jika terpapar salah
satu pemicu asma. pasien akan diminta untuk menghirup serbuk kering (mannitol) yang
jumlahnya ditingkatkan seiring tes berlangsung.
Kemudian pasien akan mengembuskan napas ke spirometer untuk melihat
seberapa tinggi tingkat perubahan FEV1 dan FVC setelah terkena pemicu. Jika turun
drastis, maka kemungkinan besar pasien mengidap asma.
 Pemeriksaan alergi
Dokter akan melakukan tes alergi untuk mengetahui apakah gejala asma terjadi
karena alergi terhadap sesuatu.Apabila dokter mencurigai sesak napas bukan sebagai gejala
asma melainkan infeksi paru-paru atau kelainan rongga hidung, maka CT scan akan
dilakukan.

E.Faktor-Faktor Risiko Asma


Saat gejala asma muncul, saluran pernapasan akan menyempit dan otot-otot di sekitar saluran
tersebut mengencang. Selain itu, ada peningkatan peradangan pada lapisan saluran pernapasan dan
produksi dahak yang makin menambah penyempitan pada saluran pernapasan.
Dengan menyempitnya bagian-bagian dari saluran pernapasan, maka udara akan lebih sulit
mengalir dan penderita menjadi makin sulit bernapas.

4
Menurut penelitian, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena penyakit asma, di antaranya:
 Terpapar asap rokok saat masih kecil. Pada kasus ibu yang merokok saat hamil, risiko anak untuk
menderita asma akan meningkat.
 Lahir dengan berat badan di bawah normal, yaitu kurang dari dua kilogram.
 Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit asma atau
alergi atopik (kondisi yang berkaitan dengan alergi, misalnya alergi makanan dan eksim).
 Mengidap penyakit bronkiolitis atau infeksi paru-paru saat masih kecil Kelahiran prematur,
terutama jika membutuhkan ventilator.

F. Pengobatan Asma
Pengobatan asma memiliki dua tujuan, yaitu meredakan gejala dan mencegah gejala
kambuh. Tentunya pengobatan asma harus disesuaikan dengan hasil diagnosis dokter dan
kondisi penderita.
Pengobatan asma antara lain:
 Menghindari pemicu munculnya gejala
 Menggunakan inhaler dengan membuat saluran pernapasan rileks
 Penggunaan inhaler pencegah
 Penggunaan inhaler kombinasi pencegah dan pereda

5
BAB 3

PENUTUP

A.Kesimpulan
Penyakit asma adalah penyakit kronis yang menyerang saluran pernapasan.Penderita asma
akan merasakan saluran pernapasannya kaku dan sesak disertai batuk.Ketika terjadi asma
penderita akan memproduksi dahak dalam jumlah banyak.Asma biasanya terjadi ketika kondisi
udara dingin dan berpolusi,oleh karena itu biasanya penderita asma banyak tersebar di kota kota
besar.

B.Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan arahan dan informasi tentang
penyakit ini agar pembaca dapat menghindari dan mencegah penyakit asma,sehingga pembaca
dapat melakukan upaya dan tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit ini.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/asma/penyebab

https://www.halodoc.com/kesehatan/asma

https://www.klikdokter.com/penyakit/asma

https://www.allianz.co.id/explore/detail/ini-5-jenis-penyakit-yang-bisa-muncul-akibat-polusi-
udara/87563

Anda mungkin juga menyukai