Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUPUNKTUR PADA RESPIROKARDIOVASKULER

“ASMA”
Dosen :Sholichan Badri, SST, Akp., MPH

Disusun Oleh :
1. AzizahNurIsnainiRuseno ( P27240017058 )
2. BramastyoDaudAsmaraloka ( P27240017059 )
3. FaizRosyidaAnnas ( P27240017070 )
4. FaizaNisrina ( P27240017071 )

PRODI SARJANA TERAPAN AKUPUNKTUR DAN HERBAL


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN
KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat TUHAN YangMaha Esa, karena


berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
untuk mata kuliah “Akupunktur pada pada Respirokardiovaskuler” yang berjudul
“Asma”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Sholichan Badri, SST, Akp., MPH dosen mata kuliah Akupunktur pada Sistem
Gasterointestinal.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan semua
pihak. Maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Sholichan Badri, SST, Akp., MPH selaku dosen mata kuliah.
2. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 08 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Asma menurut kedokteran konvensional ....................................................3
1. Pengertian asma .....................................................................................3
2. Pathogenesis asma .................................................................................3
3. Pemeriksaan utama dan penunjang........................................................4
4. Gambaran pengobatan secara medis......................................................6
2.2 Asma menurut kedokteran timur (TCM) .....................................................8
1. Pengertian asma .....................................................................................8
2. Etiologi asma .........................................................................................8
3. Patogenesis asma ...................................................................................8
4. Deferensiasi sindrom asma ....................................................................9
5. Titik utama, deferensiasi dan tambahan lain .........................................10
6. Modalitasterapi ......................................................................................10
7. Saran anjuran .........................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Asma adalah penyakit saluran napas kronik yang penting dan
merupakan masalahkesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di
seluruh dunia. Asma dapat bersifat ringandan tidak mengganggu aktiviti,
akan tetapi dapat bersifat menetap dan mengganggu aktivitibahkan kegiatan
harian. Produktiviti menurun akibat mangkir kerja atau sekolah, dan
dapatmenimbulkan disability (kecacatan), sehingga menambah penurunan
produktiviti sertamenurunkan kualiti hidup.
Kemajuan ilmu dan teknologi di belahan dunia ini tidak sepenuhnya
diikuti dengankemajuan penatalaksanaan asma, hal itu tampak dari data
berbagai negara yang menunjukkanpeningkatan kunjungan ke darurat
gawat, rawat inap, kesakitan dan bahkan kematian karena asma. Berbagai
argumentasi diketengahkan seperti perbaikan kolektif data, perbaikan
diagnosisdan deteksi perburukan dan sebagainya. Akan tetapi juga disadari
masih banyak permasalahan akibat keterlambatan penanganan baik karena
penderita maupun dokter (medis). Kesepakatan bagaimana menangani asma
dengan benar yang dilakukan oleh National Institute of HeallthNational
Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) bekerja sama dengan World
HealthOrganization (WHO) bertujuan memberikan petunjuk bagi para
dokter dan tenaga kesehatanuntuk melakukan penatalaksanaan asma yang
optimal sehingga menurunkan angka kesakitan dan kematian asma.
Petunjuk penatalaksanaan yang telah dibuat dianjurkan dipakai di seluruh
duniadisesuaikan dengan kondisi dan permasalahan negara masing-masing.
Merujuk kepada pedomantersebut, disusun pedoman penanggulangan asma
di Indonesia. Diharapkan dengan mengikuti petunjuk ini dokter dapat
menatalaksana asma dengan tepat dan benar, baik yang bekerja dilayanan
kesehatan dengan fasiliti minimal di daerah perifer, maupun di rumah sakit
denganfasiliti lengkap di pusat-pusat kota.

1
1.2 Rumusanmasalah
1. Apapengertianpenyakitasmasecaramedis?
2. Bagaimana pathogenesis penyakitasma?
3. Bagaimanapemeriksaanutamadanpenunjang ?
4. Bagaimanagambaranpengobatansecaramedis?
5. Apapengertianasmamenurutkedokterantimur?
6. Bagaimanaetiologipenyakitasmamenurutkedokterantimur?
7. Bagaimanapatogenesispenyakitasmamenurutkedokterantimur?
8. Apasajasindrompenyakitasma?
9. Apasajatitikutama, deferensiasidantambahan lain untukpenyakitasma?
10. Bagaimanamodalitasterapiuntukpenyakitasma?
11. Bagaimana saran anjuranuntukpenyakitasma?
12. Bagaimanpenelitianakupunkturterkaitpenyakitasma?
1.3 Tujuan
1. Untukmengetahuipengertianpenyakitasmasecara medis
2. Untukmengetahuipathogenesis penyakitasma
3. Untukmengetahuipemeriksaanutamadanpenunjang
4. Untukmengetahuigambaranpengobatansecaramedis
5. Untukmengetahuipengertianasmamenurutkedokterantimur
6. Untukmengetahuietiologipenyakitasmamenurutkedokterantimur
7. Untukmengetahuipatogenesispenyakitasmamenurutkedokterantimur
8. Untukmengetahuisindrompenyakitasma
9. Untukmengetahuititikutama, deferensiasidantambahan
lainuntukpenyakitasma
10. Bagaimanamodalitasterapiuntukpenyakitasma?
11. Bagaimana saran anjuranuntukpenyakitasma?
12. Bagaimanpenelitianakupunkturterkaitpenyakitasma?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2 Asmamenurutkedokterankonvensional
1. Pengertian
Asma adalah kondisi paru-paru di mana peradangan
(pembengkakan) dan pengetatan saluran udara menyebabkan kesulitan
menghirup udara masuk dan keluar dari dada.Sel yang berbeda,
kebanyakan dari mereka sel kekebalan, menghasilkan peradangan ini
ketika dipicu oleh kontak dengan iritasi. Peradangan menghalangi
saluran udara, membuatnya sulit bernapas secara normal.Serangan
mengi, sesak napas, sesak dada dan batuk berulang, biasanya di malam
hari atau di pagi hari, disebabkan oleh peradangan.Peradangan bersifat
reversibel, baik secara spontan atau dengan pengobatan tetapi dapat
membuat saluran udara lebih cenderung bereaksi terhadap berbagai
pemicu.
2. Pathogenesis
Gejala asma, yaitu batuk sesak dengan mengi merupakan akibat
dari obstruksi bronkus yang didasari oleh inflamasi kronik dan
hiperaktivitas bronkus.

Gambar 1. Mekanisme terjadinya Asma


Hiperaktivitas bronkus merupakan ciri khas asma, besarnya
hipereaktivitas bronkus ini dapat diukur secara tidak langsung.
Pengukuran ini merupakan parameter objektif untuk menentukan
beratnya hiperaktivitas bronkus yang ada pada seseorang pasien.
Berbagai cara digunakan untuk mengukur hipereaktivitas bronkus ini,

3
antara lain dengan uji provokasi beban kerja, inhalasi udara dingin,
inhalasi antigen maupun inhalasi zat nonspesifik.
Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor
antara lain alergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respon
inflamasi akutyang terdiri atas reaksi asma dini (early asthma reaction =
EAR) dan reaksi asma lambat (late asthma reaction = LAR). Setelah
reaksi asma awal dan reaksi asma lambat, proses dapat terus berlanjut
menjadi reaksi inflamasi sub-akut atau kronik. Pada keadaan ini terjadi
inflamasi di bronkus dan se-kitarnya, berupa infiltrasi sel-sel inflamasi
terutama eosinofil dan monosit dalam jumlah besar ke dinding dan
lumen bronkus.
3. Pemeriksaanutamadanpenunjang
a. Pemeriksaan Fisik
Karakteristik asthma yang umum adalah adanya mengi atau
wheezing walaupun bukan suatu patognomonik pada asthma.
Wheezing harus ditelaah terhadap diagnosis banding lainnya.
Hasil pemeriksaan fisik pada pasien asthma dapat normal.
Temuan yang paling sering pada pemeriksaan fisik adalah
wheezing, yaitu pada auskultasi ditemukan wheezing pada saat
ekspirasi. Wheezing tidak selalu ditemukan pada pasien asthma,
misalnya pada pasien asthma yang tidak sedang mengalami
eksaserbasi atau pada pasien asthma dengan penyempitan saluran
napas berat. Penyempitan saluran napas berat dapat menyebabkan
silent chest.
Wheezing juga dapat ditemukan pada penyakit lainnya seperti
PPOK, bronkiolitis, trakeomalasia, dan benda asing di jalan napas.
Pemeriksaan lainnya yang dapat berhubungan dengan asthma
adalah temuan pada alergi seperti polip nasi, dermatitis atopi pada
lipatan kulit, atau urtikaria.
b. Pemeriksaan Penunjang

4
Pemeriksaan penunjang pada asthma digunakan untuk
menyingkirkan diagnosis banding, komorbiditas, dan menentukkan
tingkat keparahan penyakit.
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak seluruhnya harus dilakukan rutin
namun dipertimbangkan untuk dilakukan untuk menyingkirkan
diagnosis banding lainnya. Pemeriksaan dan temuan dari hasil
laboratorium antara lain:
 Pemeriksaan darah lengkap: ditemukan hitung jenis eosinofil
lebih dari 4%, namun kurang dari 4% tidak menyingkirkan
diagnosis asthma
 Pewarnaan sputum: dijumpai eosinofil
 Serum IgE, lebih dari 100 IU menandakan suatu kondisi alergi
 Analisis gas darah arteri (AGDA), pada asthma berat dapat
ditemukan hipoksemia atau hiperkarbia. AGDA sebaiknya
dilakukan pada pasien yang saturasi oksigen nya tidak mencapai
90% walau sudah dilakukan tatalaksana awal.
 Pemeriksaan dengan pulse oximeter untuk menilai saturasi
oksigen dan klasifikasi beratnya serangan asthma

- Saturasi oksigen di atas 97%, serangan ringan

- Saturasi oksigen 92-97%, serangan sedang

- Saturasi oksigen kurang dari 92%, serangan berat


d. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi bertujuan untuk menyingkirkan
kemungkinan diagnosis yang lain. Pada pasien asthma, tidak selalu
ditemui kelainan yang spesifik melalui pencitraan.
Foto X-ray toraks, umumnya tampak normal namun dapat
ditemukan gambaran hiperinflasi atau penebalan dinding bronkial
walau tidak spesifik untuk asthma.
CT-Scan toraks, digunakan untuk menilai kelainan minimal
yang tidak dapat ditentukan melalui foto toraks, seperti

5
bronkiolitis, bronkiektasis, trakeobronkomalasia, dan kelainan
pembuluh darah.
 Tes Fungsi Paru
Pemeriksaan paling sederhana adalah pengukuran arus
puncak ekspirasi (APE) atau peak expiratory flow (PEF)
dengan menggunakan alat peak flow meter. Namun hasil APE
kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan pemeriksaan
spirometri. Perbedaan nilai APE lebih dari 20% sebelum dan
sesudah pemberian bronkodilator dianggap konsisten untuk
asthma.
e. Pemeriksaan Lainnya
Pemeriksaan penunjang lainnya untuk menunjang diagnosis asthma
antara lain tes kulit dan tes provokasi bronkus.

- Skin Test
Tes kulit atau skin test pada asthma bertujuan sebagai
pemeriksaan tambahan pada pasien atopi. Berbagai macam
alergen dicobakan pada kulit pasien dan berguna untuk
manajemen untuk menghindari paparan alergen spesifik dan
sebagai dasar imunoterapi alergen.

- Tes Provokasi Bronkus


Tes provokasi bronkus digunakan pada pasien dengan nilai
spirometri normal atau mendekati normal. Tes provokasi
bronkus dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain:

- Pemberian metakolin atau histamin

- Tes olahraga

- Inhalasi alergen dan manitol


4. Gambaranpengobatansecaramedis
Tujuan untuk mengobati asma adalah:
a. Cegah gejala yang mengganggu
b. Pertahankan fungsi paru normal atau mendekati normal
c. Pertahankan aktivitas dan olahraga normal

6
d. Berikan terapi obat jika diperlukan dan meminimalkan efek samping
e. Cegah eksaserbasi dan rawat inap
f. Pastikan harapan penderita asma dan keluarganya terpenuhi

7
Obat yang digunakan untuk meredakan gejala asma dengan cepat:
a) Beta2 – agonis kerja pendek : obat – obat ini digunakan untuk
menghilangkan gejala asma dengan cepat dan untuk latihan asma
yang diinduksi (yaitu albuterol atau proventila atau ventolina)
b) Antikolinergik : obat ini biasanya diberikan bersama ber –agonis
untuk episode berat atau diberikan kepada orang – orang yang tidak
dapat mentolerir agonis – beta2 (yaitu ipratropium bromide atau
atroventra)
c) Kartikosteroid sistemik : obat – obatan ini digunakan dalam
eksaserbasi asma sedang hingga berat untuk mempercepat
pemulihan. Mereka sering diberikan bersama dengan agonis beta2
(yaitu metilprednisolon, prednison dan prednisolon)
Obat yang digunakan untuk mengendalikan asma jangka panjang:
a. Kortikosteroid : ini adalah obat anti inflamasi yang paling efektif
dan manjur. Mereka biasanya dihirup ketika dituntut dalam jangka
panjang untuk meminimalkan efek samping terapi dapat diberikan
sebagai tablet atau bahkan suntikan selama episode akut asma yang
serius (yaitu beclomethasone diproprionate, budesonide dan
flunisolide)
b. Cromolyn sodium dan nedocromil : ini adalah obat anti inflamasi
ringan sampai sedang yang sering digunakan pada anak – anak
karena efek samping minimalkanya. Mereka juga dapat digunakan
sebelum latihan untuk mencegah mengi. Orang yang terus menerus
terpapar alergan juga mendapat manfaat dari menggunakannya.
c. Leukotriene Modifiers : ini adalah obat yang relatif baru yang
digunakan dalam pengobatan asma ringan hingga sedang pada
remaja dan dewasa. Mereka digunakan sebagai alternatif untuk
kortikosteroid atau cromolyn sodium dan nedocromil (yaitu
zafirlukast, zileuton atau montelukast : disetujui untuk anak – anak)
d. Methylxanthines : ini memiliki efek bronkodilator ringan hingga
sedang dan membantu membersihkan sekresi paru – paru. Mereka
biasanya digunakan bersama dengan kortikosteroud inhalasi untuk

8
mengendalikan gej.ala asma malam hari (yaitu pelepasan theophilin
yang berkelanjutan)
e. Agonis beta2 jangka panjang : obat – obatan ini biasanya
digunakan dengan kortikosteroid inhalasi untuk mendapatkan
kontrol jangka panjang dari gejala asma, terutama gejala malam
hari. Jeni obat ini tidak boleh digunakan untuk mengobati
timbulnya gejala asma yang mendadak atau untuk mengobati
serangan asma (yaitu salmeterol)
2.2 AsmapadaKedokteranTimur (TCM)
1. Pengertian
Asma bronkial adalah kondisi alergi pada bronkus, biasanya terjadi
pada musim gugur yang ditandai dengan dispnea paroxysmal danmengi
di tenggorokan, biasanya disertai dengan perasaan penuh di dada, sesak
napas, batuk produktif, sianosis dan ortopnoea.
2. Etiologi
Menurut pengobatan Cina tradisional, asma bronkial disebabkan
oleh faktor eksogen, diet yang tidak tepat, cedera mental menyerang
dahak interior, menyebabkannya naik dan menghalangi bronkus. Asma
bronkial adalah asalnya kurang dan berlebihan dalam ekspresi atau
melatih yang berlebihan.
3. Patogenesis
a. Patogen dahak terpendam dalam tubuh
Pola makanan kurang baik, misalnya terlalu banyak makan
makanan manis, lemak, gorengan, minuman keras, atau emosi
tertekan, semuanya dapat merusak fungsi limpa. Menurunnya fungsi
limpa menyebabkan cairan dan lembab tidak dapat disalurkan dan
memekat menjadi dahak, kemudian terpendam di dalam sistem
paru.
b. Terpicu oleh patogen luar
Penyakit yang disebabkan enam patogen dari luar, apabila tidak
dapat disembuhkan dengan cepat, dapat berpadu dengan patogen

9
dahak yang terpendam di dalam sistem paru, hingga menyumbat
saluran sistem paru, dan menyebabkan serangan asma.

10
c. Terpicu makanan dan minuman
Makanan dingin atau bersifat dingin, lemak yang berlebihan,
gorengan atau makanan lain yang bersifat kering dapat memicu
aktifnya dahak yang terpendam dalam menimbulkan asma. Selain
itu asap, debu, polien, udara yang kotor juga dapat memicu dahak
yang terpendam tersebut menjadi aktif hingga menyumbat saluran
paru dan menyebabkan terjadinya asma.
d. Terpicu emosi abnormal
Emosi yang berlebihan, misalnya kuatir, merenung, marah, depresi,
kaget, bahkan gembira yang melampaui batas semuanya dapat
mengganggu kerjanya organ Zang Fu, kemudian timbul patogen
dahak yang baru, dan mempengaruh dahak yang telah terpendam di
dalam paru. Terganggunya kerja organ Zang Fu, juga dapat
menyebabkan hilangnya keserasian nutrisi dan Wei Qi, kemudian
mengganggu sirkulasi Qi. Qi yang berjalan tidak normal mendesak
paru, hingga Fei Qi tidak dapat menyebar. Fei Qi yang tidak lancar
terhalang dahak menyebabkan Qi semakin susah beredar hingga
timbul batuk, sesak napas yang disertai mengi.
e. Terpicu terlalu lelah
Menderita penyakit yang lama tidak dapat sembuh, atau terlalu lelah
dapat menyebabkan Wei Qi menjadi lemah. Hal tersebut dapat
memicu dahak yang terpendam di dalam sistem paru menjadi aktif
sekali, hingga menyumbat peredaran Fei Qi dan mencetuskan
timbulnya asma.
4. Deferensiasi sindrom
 Asma karena penyumbatan dahak dan panas di paru-paru Ditandai
dengan dyspnoca, batuk dengan dahak kekuningan lengket, lidah
merah dengan lapisan kuning kekuningan lengket dan nadi siippery
yang cepat. Gejala lain mungkin termasuk gelisah, muka
memerah, demam, haus dengan minuman dan sembelit
 Asma bronkial karena akumulasi kelembaban-dahak di paru-paru
yang timbul dari defisiensi limpa. Ditandai dengan asma, batuk

11
dengan dahak tipis tipis yang banyak dan mudah dikeluarkan,
perasaan penuh di dada, pelapisan lidah keputihan berlendir atau
berminyak, dan nadi licin lembut. Gejala lain mungkin termasuk
kulit pucat, sensasi dingin di punggung, nafsu makan yang buruk
dan distensi perut.
 Asma bronkhial karena gagal ginjal untuk menerima qi. Ditandai
oleh dyspnoea, sesak napas dan ekspirasi yang berkepanjangan
diperburuk oleh ketegangan, lidah pucat dengan lapisan keputihan
dan nadi lemah yang dalam. Gejala-gejala lain mungkin termasuk
pusing, tinitus, punggung lemah dan sakit dan lutut dan kelelahan.
preferensi untuk dingin
5. TitikakupunkturuntukpenyakitAsma
 Titik akupunktur utama:
1. Feishu (BL 13)
2. Zhongfu (LI 1)
3. Danzhong (REN 17)
4. Tiantu (REN 22)
5. Dingchuan (EX 41)
6. Fenglong (ST 40)
 Feishu (BL 13) dan Zhongfu (LI 1), titik shu belakang dan mu
depan paru dikombinasi untuk meningkatkan aliran qi paru-paru
dan menghentikan asma.
 Danzhong (REN 17) berfungsi untuk mengatur aliran qi .
 Tiantu (REN22) titik local untuk mengobati asma bronchial dan
secara efektif dapat mengurangi kejang otot polos
 Dingchuan (EX 41) titik yang efektif untuk mengobati asma
 Fenglong (ST 40) titik luo dari lambung yang berfungsi untuk
memperkuat limpa dan lambung serta menghilangkan dahak.

 Titik deferensiasi sindrom :


1. Asma bronkial karena penyumbatan dahak dan panas di paru-
paru, Dazhui (DU 14), Kongzui (LI 7) dan Yuji (LU1O)

12
ditambahkan dan ditusuk dengan menggunakan metode reduksi.
Atau, Dazhi(DU 14), Feishu (BL 13) dan Danzhong (REN 7)
dapat ditusuk dengan jarum bermata tiga dan kemudian
ditangkupkan selama 5 menit untuk mengambil darah dan
menghilangkan panas.
2. Untuk asma bronkial karena aku mulasi dahak lembab di paru-
paru yang timbul dari defisiensi limpa, limpa dikuatkan dan
lembab dihilangkan dengan menambahkan dan menusuk Zusanli
(ST36), Zhongwan (REN 12) dan Pishu (BL20) menggunakan
metode genap, atau menambahkan moksibusi sesuai kebutuhan.
3. Untuk asma bronkial karena kegagalan ginjal menerima qi, ginjal
dIperkuat untuk membantu paru-paru menerima qi dengan
menambahkan dan menusuk Shenshu (BL23), Guanyuan (REN4)
dan Qihai (REN 6) menggunakan metode reduksi.
menambahkan moksibusi sesuai kebutuhan.
6. Modalitasterapi
Untuk Modalitas terapi nya dapat digunakan elektrostimulator dan
moksa dengan gelombang 1 , frekuensi 2 sampai 4 Hz.

7. Saran dananjuran

- Membuat rencana pengobatan


Semua pasien penderita asma harus mendiskusikan rencana
pengobatan dengan dokter mereka secara tertulis. Apa obat yang

13
akan digunakan, kapan pengobatan dilaksanakan, serta tempat
perawatan ikut turut diperhatikan juga.

- Menjaga emosi kita


Emosi yang tinggi dan rendah juga dapat memicu munculnya asma.
Memiliki jaringan sosial yang kuat sangat membantu untuk
mencegah asma kambuh. Bergabung dengan group asma bisa
menjadi salah satu pilihan agar kita memiliki tempat untuk bertukar
cerita dan informasi seputar asma.

- Olahraga
Berolahraga dapat membantu gejala asma tetap terkontrol. Beberapa
olahraga disarankan untuk pasien asma, selama kita dapat
mengontrol diri sebelum kita kehabisan napas. Kita juga bisa minta
rekomendasi dari dokter apa saja olahraga yang boleh dilakukan.
Jumlah latihan dapat kita atur sendiri sesuai dengan apa dan berapa
banyak yang dapat kita lakukan.

- Mengetahui bagaimana penggunaan inhaler


Setiap penderita asma harus mengetahui dengan tepat setiap tahap
dalam penggunaan inhaler-nya. Bila pengunaan inhaler dengan cara
yang salah, maka dapat mempengaruhi bagaimana reaksi obat pada
tubuh kita. Inhaler didisain berbeda dengan inhaler lainnya karena
disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Untuk menjelaskan
bagaimana dan kapan inhaler digunakan, coba cek kembalo
instruksi yang terdapat di dalam kemasan. Apabila terdapat
pertanyaan atau masalah dengan inhaler kalian, agar segera
konsultasikan pada dokter kalian.

- Jauhi pemicu alergi


Penderita asma dapat kontak dengan alergen dimanapun mereka
berada. Serbuk bunga, polusi, debu tungau, dan bahan kimia adalah
beberapa pemicu asma yang kita jumpai sehari-hari. Cuci dan ganti
seprey secara rutin. Jaga jarak hewan peliharaan dengan kamar tidur

14
kita dan lakukan perawatan dengan baik. Ketika bepergian diluar
ruangan, aktivitas dapat dilakukan ketika polusi udara berada di
level rendah.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penderita asma sangat sensitive (peka) terhadap perubahan cuaca,
selalu terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya serta emosi yang tidak
seimbang.
Pendekatan TCM, yang mengandung timbulnya penyakit asma ada
kaitan dengan kekurangan pada limpa dan ginjal yang berhubungan dengan
Jing bawaan dan Jing di dapat setelah lahir berhubungan erat Wei Qi yang
mempunyai makna haampir sama dengan sistem imun.
Titik utama akupunktur :
1. Feishu (BL 13)
2. Zhongfu (LI 1)
3. Danzhong (REN 17)
4. Tiantu (REN 22)
5. Dingchuan (EX 41)
6. Fenglong (ST 40)

16
DAFTAR PUSTAKA

Xianghua Bai. 1996. Acupuncture in Clinical Practice. Beijing Collage of


Acupuncture and Moxibustion.

https://www.swiperxapp.com/saran-medis-mencegah-asma/

Depkes, RI. 2007. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Jakarta : Depkes RI.

Jie, Sim Kie. 2008. Ilmu Terapi Akupunktur Jilid 1. Singapore : TCM Publication

17

Anda mungkin juga menyukai