Disusun oleh:
dr. Fiyatna Sari
dr. Wisnu Kusuma
Pembimbing:
dr. Lisa Florencia
1
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk kelengkapan tugas
program internsip dokter periode November 2021-November 2022
Mengetahui,
Dokter Internsip
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................. 1
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan.............................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat........................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas rawat inap sungai pinyuh merupakan salah satu faskes layanan primer di
Kabupaten mempawah yang dilengkapi dengan fasilitas IGD dan rutin mendapatkan
pasien dengan krisis hipertensi. Berdasarkan keterangan dari petugas kesehatan di
Puskesmas Klecorejo, penanganan pasien dengan krisis hipertensi masih belum
memiliki alur yang jelas sehingga beberapa pasien tidak terdiagnosis bahkan sebagian
belum ditangani dengan baik. Mengingat krisis hipertensi merupakan kasus
kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan segera karena dapat mengakibatkan
komplikasi yang serius hingga kematian, maka penulis mengangkat topik penanganan
krisis hipertensi sebagai Quality Assurance (QA) di IGD Puskesmas rawat inap sungai
pinyuh. Dengan adanya QA ini diharapkan pasien krisis hipertensi yang datang di IGD
Puskesmas rawat inap sungai pinyuh dapat dideteksi dan ditangani dengan baik
1. Belum tersedianya alur penanganan hipertensi dan krisis hipertensi di Puskesmas rawat
inap sungai pinyuh
2. Belum adanya sosialisasi kepada petugas kesehatan di Puskesmas rawat inap sungai
pinyuh
3. Belum tersedianya media promosi kesehatan mengenai tanda dan gejala serta deteksi
dini krisis hipertensi di Puskesmas rawat inap sungai pinyuh.
4
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas penanganan krisis hipertensi melalui penyelesaian
berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi penyebab masalah yang telah ditentukan pada
Puskesmas rawat inap sungai pinyuh
1.4 MANFAAT
1.4.1 Manfaat bagi Masyarakat
1. Masyararakat mendapat pelayanan yang lebih maksimal, terutama pada
kasus krisis hipertensi.
2. Masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai krisis hipertensi
melalui media promosi di Puskesmas rawat inap sungai pinyuh.
1.4.2 Manfaat bagi Puskesmas
1 Petugas Puskesmas memiliki alur penanganan krisis hipertensi sehingga
dapat diterapkan oleh petugas kesehatan yang bertugas di IGD maupun
balai pengobatan.
2 Petugas Puskesmas mendapatkan pelatihan mengenai definisi, deteksi
dini, dan pengelolaan krisis hipertensi.
3 Puskesmas memiliki media promosi dalam bentuk flyer mengenai krisis
hipertensi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari
peredaran darah sistemik di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg, pada
populasi manula hipertensi di defenisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg atau bila pasien memakai obat
anti hipertensi. Hipertensi (HTN) adalah peningkatan tekanan darah arteial abnormal
Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup
(sistole). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung
sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan darah diastolik.tekanan darah manusia
selalu berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung.
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah di tulis
6
sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik,misalnya 120/80 mmHg, di
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam
kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan
bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampao usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun
drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati
akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi,
hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Tekanan darah dalam kehidupan
seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki
tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada orang dewasa. Tekanan darah juga
diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi ahri dan paling rendah pada saat tidur malam
hari.
2.1.1 Definisi
Krisis hipertensi merupakan suatu kondisi gawat darurat dimana tekanan darah
meningkat dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan berbagai morbiditas
maupun kematian. Maka dari itu kondisi ini memerlukan penanganan segerra berupa
penurunan tekanan darah. Selanjutnya diperlukan evaluasi untuk menilai fungsi
organ untuk menentukan penanganan yang sesuai.
2.1.2 Epidemiologi
Krisis hipertensi adalah salah satu penyebab terbesar dari global burden of disease.
Adanya hipertensi menyebabkan resiko penyakit kardiovaskular meningkat dua kali
lipat, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke iskemik dan
hemoragik, gagal ginjal, dan penyakit arteri perifer. Penyakit kardiovaskular
7
menyebabkan sekitar 17 juta kematian setahun, dan hipertensi menyebabkan 45%
kematian karena penyakit jantung dan 51% kematian dari stroke.
8
2.1.4 Klasifikasi dan Manifestasi Klinis
DIAGNOSIS
Dalam menegakan diagnosis hipertensi, diperlukan beberapa tahapan pemeriksaan
yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang akan diambil.
Algoritme diagnosis ini diadaptasi dariCanadian Hypertension Education Program.
The Canadian Recommendation for The Management of Hypertension 2014
9
Kondisi peningkatan tekanan darah dimana tekanan darah sistolik ≥ 180
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg tanpa disertai kerusakan
organ spesifik. Gejala yang dapat timbul pada pasien hipertensi urgensi
adalah sakit kepala hebat, mimisan, dan kecemasan hebat.
2. Hipertensi Emergensi
Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah sehingga mengakibatkan
kerusakan organ. Kriteria tekanan darah sama dengan hipertensi urgensi yaitu
sistolik ≥ 180 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai gejala
jejas organ target. Gejala jejas organ target yang dapat timbul adalah:
a) Neurologi
O Stroke
O Penurunan kesadaran
O Hilang ingatan
O Peningkatan tekanan intrakranial karena perdarahan intrakranial
b) Kardiovaskular
O Gagal jantung akut
O Diseksi aorta
O Angina
O Edema paru
c) Ginjal
O Gagal ginjal akut
O Hematuria
O Proteinuria
d) Preeklamsia/eklamsia
10
• Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-
i) dengan angiotensin II receptor blockers (ARBs)
• Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai
terapi farmakologi
• Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.
11
Tatalaksana farmakologi krisis hipertensi melihat berdasarkan kondisi pasien apakah
krisis hipertensi urgensi atau sudah masuk kedalam kondisi krisis hipertensi
emergensi.
1. Hipertensi Urgensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi oral. Target tekanan
darah normal dicapai dalam satu hingga dua hari. Setelah tekanan darah
normal perlu diidentifikasi penyebab terjadinya hipertensi urgensi. Selain itu
untuk mengontrol tekanan darahnya, perlu diberikan antihipertensi jangka
panjang.
Nifedipin 5 – 10 mg Tidakdirekomendasikankarenamenyebabkan
penurunan tekanan darah yang sangat cepat sehingga
meningkatkan risiko iskemia serebral dan iskemia
jantung.
2. Hipertensi Emergensi
Tekanan darah diturunkan menggunakan antihipertensi parenteral. Target
penurunan tekanan darah tidak lebih dari 25% dari mean arterial pressure
dalam waktu 1 jam. Dua hingga enam jam kemudian setelah tekanan darah
stabil, diberikan antihipertensi lagi untuk menurunkan tekanan darah hingga
mencapai 160/100 mmHg. Bila tekanan darah masih stabil, diturunkan sesuai
target dalam 24-48 jam.
Tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi tidak boleh diturunkan secara
mendadak karena dapat menyebabkan iskemia organ target. Pemantauan
tekanan darah pada kasus hipertensi emergensi lebih baik dilakukan di
intensive care unit (ICU), maka dari itu apabila ditemui pasien dengan
hipertensi emergensi di layanan kesehatan sebaiknya dirujuk ke layanan
kesehatan yang memiliki ICU.
12
Tabel 2. Daftar Antihipertensi untuk Hipertensi Emergensi
Penurunan berat badan 4.5 kg sudah dapat menurunkan tekanan darah pada sebagian
besar populasi overweight, walaupun berat badan ideal sebaiknya dapat dicapai.
Salah satu pola diet yang dapat membantu menurunkan tekananan darah adalah
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). DASH adalah pola diet yang
kaya akan buah-buahan, sayur, dan produk dairy yang rendah lemak, disertai dengan
rendahnya kadar kolesterol dan lemak. Pada penderita hipertensi, konsumsi garam
juga harus dikurangi. Jumlah yang disarankan adalah kurang dari 2.4 gram natrium
per harinya.
13
Pada pasien yang tidak memiliki keterbatasan bergerak, aktivitas fisik haris
dilakukan minimal 30 menit sehari, "most days of the week". Jika pasien sering
mengkonsumsi alkohol, maka konsumsi alkohol harus dibatasi hingga sekitar 1-2
porsi minuman sehari. Merokok juga harus dihentikan untuk mengurangi risiko
kardiovaskular secara keseluruhan.
Tabel 3. Jenis makanan dan jumlah sajian
Gandumdanprodukgandum6-12 7-8
(paling sedikit 3 jenis gandum utuh
per hari)
Kacang, biji-bijian, dan tumbuhan 3-6 per minggu 4-5 per minggu
kacang-kacangan
Dengan mengikuti perubahan gaya hidup tersebut, maka sebagian pasien tidak perlu
mendapatkan intervensi farmakologi. Pada sebagian pasien, hanya dengan mengikuti
pola diet DASH dengan 1600 mg natrium per hari, efeknya serupa dengan terapi
farmakologis menggunakan satu obat.
14
BAB III
BENTUK KEGIATAN
Menentukan maslah :
- Banyak pasien hipertensi yang belum rutin mengonsumsi obat hipertensi.
- Banyakpasien yang belum mengetahui bagaimana cara memodivikasi gaya hidup
Persiapan :
- Menentukan jadwal pelaksanaan
- Menyusu kerangka acuan kegiatan
Pelaksanaan :
- Pengelompokan pasien pengidap hipertensi
Tujuan
- mengetahui berapa banyak pasien hipertensi yang rutin berobat dan tidak rutin berobat
Sasaran:
- pasien hipertensi yang berobat di puskesmas rawat inap sungai pinyuh
evaluasi control berkala:
- mengetahui kondisi pasien sesudah dan sebelum pemberian obat hipertensi
- mengetahui bagaimana efek obat hipertensi pada pasien
15
BAB IV
Pasien dengan:
Ada
• Pasien dimonitoring di IGD selama
maksimal 45 menit
17
BAB V
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter dan perawat puskesmas
untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien berdasarkan tingkat
kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan mempertimbangkan penanganan
dan sumber daya yang ada.
18
BAB VI
Kesimpulan
Hampir semua consensus/ pedoman utama baik dari dalam walaupun luar
negeri, menyatakan bahwa seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki
tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90
mmHg, pada pemeriksaan yang berulang.
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko
permasalahan kardiovaskular. Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi
dimulai bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami penurunan
tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
hipertensi derajat ≥ 2.
19
Saran
1. Untuk Masyarakat
secara dini.
apa saja yang harus dilakukan jika tekanan darah meningkat serta
kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang berkaitan
rutin.
20
DAFTAR PUSTAKA
Arora. 2008. 5 langkah mencegah dan mengobati tekanan darah tinggi. Jakarta :
Bhauana Ilmu Populer.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius: FKUI
21