Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE NON HEMORAGIK

A. Pengkajian
1) Biodata
a. Klien
- Nama : Ny.I
- Usia : 58 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Agama : Islam
- Suku Bangsa : Sunda
- Alamat : Kp.Cisentul Rt.01 Rw.05 desa
Kertajaya kecamatan Ciranjang kabupaten
Cianjur.
Tgl Masuk RS : 12 Juni 2016
Tgl Pengkajian : 13 Juni 2016

b. Penanggung Jawab
- Nama : Tn.S
- Usia : 34 tahun
- Agama : Islam
- Pendidikan : SD
- Pekerjaan : Bururh
- Hubungan dengan klien : Anak Klien
- Alamat : Kp.Cisentul Rt.01 Rw.03
desa Kertajaya kecamatan Ciranjang
kabupaten Cianjur
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengetakan lemas tubuh bagian kiri
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 15-06-2016, Pada saat saya
menanyakan kepada klien mengenai riwayat kesehatan klien sekarang, klien
menjawab klien mengatakan lemas pada bagian tubuh sebelah kiri. Lemas
yang dirasakan oleh klien sekarang menjadikan nya sulit beraktivitas, klien
mengatakan lemas nya secara tiba tiba dan merasa mati rasa di bagian
sebelah kiri tubuh, pada saat dikaji skala otot tangan klien sebelah kiri
berada di angka 3 dan kaki sebelah kiri berada di angka 3 sedangkan tangan
kanan dan kaki kanan berangka 5. skala penilaian otot yang digunakan pada
Ny.I adalah skala penilaian numerik yang terdiri dari angka 0-5 (Anas,
2007) angka 0 menggambarkan Otot sama sekali tidak mampu bergerak,
tampak berkontraksi, bilalengan/ tungaki dilepaskan, akan jatuh 100% pasif,
1 menggambarkan tampak kontraksi atau ada sedikit gerakan dan ada
tahanan sewaktu jatuh, 2 menggambarkan Mampu menahan tegak yang
berarti mampu menahan gaya gravitasi(saja), tapi dengan sentuhan akan
jatuh, 3 menggambarkan mampu menahan tegak walaupun sedikit didorong
tetapi tidak mampumelawan tekan/ dorongan dari pemeriksa, 4 menggambarkan
Kekuatan kurang dibandingkan sisi lain, 5 menggambarkan Kekuatan utuh .
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan pernah mempunyai penyakit stroke setahun yang lalu dan
telah menjalani pengobatan sampai sembuh selama 6 bulan. Klien
mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan. Klien belum pernah
dioperasi dan belum pernah dirawat dirumah sakit dan klien tidak memiliki
riwayat alergi apapun.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien adalah seorang ibu yang mempunyai 4 orang anak yang terdiri dari 2
perempuan dan 2 laki laki, dan mempunyai sodara kandung berjumlah 6
orang yang terdiri dari 4 orang laki laki dan 2 perempuan, suami klien
bersodarakan 2 orang laki laki.

Genogram :

Keterangan :

: Meninggal

: Perempuan

: Laki-laki

: Klien

: Hubungan keluarga

------------- : Tinggal satu rumah


e. Tempat Keadaan Lingkungan Tinggal
Pada saat saya menanyakan mengenai tempat keadaan lingkungan tinggal
klien menjawab lingkungan sekitar rumah bersih, relatif jauh dari jalan raya
dan tidak terdapat pabrik disekitar rumah klien.
f. Status Psikologi
Pada saat saya menanyakan apa yang diharapkan klien saat ini, klien
menjawab ingin cepat sembuh dan ingin segera pulang, tidak merasa rendah
diri dan bisa menerima semuanya dengan lapang dada.
g. Status Sosial
Klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan petugas, dapat
berkomunikasi dengan klien yang ada di sekitarnya, klien dapat mengikuti
anjuran petugas tanpa penolakan dan klien dapat kooperatif dalam
pemberian perawatan dengan perawat ruangan
h. Status Spiritual
Pada saat saya menanyakan apakah klien yakin dengan kepercayaan yang
dianutnya, klien menjawab agama yang klien anut adalah agama islam, klien
yakin bahwa semua ini adalah cobaan dari Allah SWT yang harus klien
hadapi. Pada saat saya menanyakan apakah klien taat beribadah, klien
menjawab sulit melakukan ibadah ketika sakit, tetapi klien selalu berusaha
untuk selalu melakukan ibadah dan berdoa setiap harinya walaupun sedang
dalam keadaan sakit. Pada saat saya menanyakan kepada klien apakah klien
mengikuti kegiatan agama yang disekitar tempat tinggalnya, klien
menjawab sebelum sakit klien merupakan salah satu orang yang selalu aktif
dalam mengikuti kegiatan keagamaan disekitar tempat tinggalnya.

3) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
keadaan umum klien tampak lemah
b. Tingkat Kesadaran
Compose mentise = 14 (E4 V5 M5)

c. Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah: 190/90 mmHg
- Nadi : 120x / menit
- Suhu : 36,9ºC
- RR : 21x / menit
d. Kepala
Pada saat pengkajian pertama kepala dengan bentuk bulat, warna rambut
hitam dan sedikit beruban, rambut tampak kotor dan lengket, tidak ada lesi,
tidak ada nyeri tekan
e. Mata
Pada saat pengkajian pertama mata simetris, konjungtiva merah muda,
sklera tidak ikterik, pupil dapat miosis dan midriasis bila terkena cahaya,
klien dapat membaca papan nama pemeriksa dengan jarak ±30 cm, tidak ada
nyeri tekan.
f. Hidung
Pada saat pengkjian hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak terdapat kotoran hidung, tidak ada polif, tidak memakai alat bantu
pernafasan.
g. Telinga
Telinga tampak bersih, tidak ada serumen, tidak memakai alat bantu
pendengaran, klien dapat melakukan perintah pemeriksa, klien dapat
mendengar detak jam tangan tidak da lesi dan tidak ada nyeri tekan.
h. Mulut dan Tenggorokan
Mulut simetris, bibir tampak lembab, lidah bersih, tidak terdapat stomatitis,
terdapat karies gigi, tidak ada pembengkakan tonsil.
i. Leher
Pada leher, tidak terdapat peningkatan JVP (Jugular Venous Presure, tidak
terdapat pembengakakan kelenjar getah bening, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak terdapat pembengkakan kelenjatr Tyroid.

j. Dada
Inspeksi didapatkan tidak terdapat lesi, dada simetris. Palpasi tidak terdapat
nyeri tekan. Auskultasi didapatkan dengan respirasi 21 kali per menit,
terdengar suara paru vesikuler, tidak terdengar suara paru tambahan seperti
rhonki, whezing, dan lain lain. Perkusi terdapat bunyi resonan di area kedua
paru. Pada pemeriksaan jantung auskultasi terdengar bunyi lup, dub tidak
ada suara tambahan murmur.
k. Abdomen
Pada saat saya melakukan pemeriksaan abdomen, tampak bentuk abdomen
simetris, tidak ada nyeri tekan, ketika di ketuk abdomen tidak kembung,
ketika didengarkan bising usus 7x/menit.
l. Genitalia dan Anus
Pada pemeriksaan genitalia dan anus, tidak terpasang cateter urin, klien
mengatakan memakai diapers, tidak terdapat luka di area genitalianya, klien
mengatakan tidak ada benjolan dan abses pada anusnya dan tidak ada
hemmoroid.
m. Ekstermitas
Ekstremitas atas tangan simetris, jari lengkap, terpasang IVFD (Intra Vena
Fluid Dreep) di tangan kanan dengan cairan RL (Ringer Laktat) 500 ml dan
dosis pemberian 20 tetes per menit, turgor kulit baik, CRT (Capilarri Refil
Time) kurang dari 2 detik, refleks bisep dan trisep (+), kekuatan otot tangan
kiri 3 dan tangan kanan 5 skala (1-5), ekstremitas bawah kaki simetris, tidak
ada parises, tidak ada Oedema, reflek paterla (+), tidak terdapat nyeri tekan,
dengan kekuatan otot kaki kiri 3 dan kaki kanan 5 skala (1-5).
4) Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Aktifitas dan Latihan
klien, tampak berbaring seharian di tempat tidur, dalam pemenuhan
activity of daily livings (ADL), seperti makan, minum, toileting,
berpakaian, dan berpindah dibantu oleh orang lain. Sedangkan mobilisasi
di tempat tidur klien dapat mandiri.

b. Pola istirahat dan tidur


Sebelum sakit klien tidur sekitar pukul 20.00 s/d 06.00, bila malam. Dan
tidur siang pada pukul 14.15 atau tidak menentu sesuai kelelahan klien.
Ketika saat sakit, tidur klien tidak menentu baik tidur siang atau malam.
c. Pola Nutrisi dan Cairan
Pada saat klien sebelum sakit, klien makan dengan makanan pokok nasi,
beserta lauk pauk seperti ikan asin, daging hewani dan lain-lain. Frequensi
makan klien sebanyak 3 kali per hari, dalam porsi makan habis. Klien
mengatakan, klien minum dengan air putih, sebanyak ±8 gelas per hari.
Pada saat klien sakit, klien makan dengan bubur, sayuran, daging hewani
dan lain-lain. Frequensi makan klien sebanyak 3 kali per hari, dalam porsi
makan ½ sampai 1 porsi makan yang habis, Klien mengatakan, klien
minum dengan air putih, sebanyak ±8 gelas per hari.
d. Pola Eliminasi

1. BAB
Pada saat klien sebelum sakit maupun sesudah sakit, klien
mengatakan BAB 2 kali sehari dengan warna kuning dan terkadang
berkonsistensi keras.
2. BAK
Pada saat klien sebelum sakit maupun, klien mengatakan
frekuensi miksi ± 5 kali per hari, dengan warna urine kuning jernih.
Setelah klien masuk rumah sakit, klien memakai diapers, urine
berwarna kuning.

5) Hasil Pemeriksaan Penunjang


- Laboraturium pada tanggal 14 Juni 2016

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hematologi lengkap
Haemoglobin 12.2 12-16 g/dL

Hematokrit 36.6 37-47 %

Eritrosit 4.02 4.2-5.4 10^6/µL

Leukosit 15.1 4.8-10.8 10^3/µL

Trombosit 312 150-450 10^3/µL

MCV 91.1 80-94 fL

MCH 30.3 27-31 pg

MCHC 33.3 33-37 %

RDW-SD 47.3 37-54 fL

PDW 16.2 9-14 fL

MPV 8.5 8-12 fL

Differential
Limfosit % 12.3 26-36 %
Monosit % 2.3 4-8 %
Neurotrofil % 83.9 40-70 %
Eosinofil % 1.2 1-3 %
Basofil % 0.3 <1 %
Absolut
Limfosit # 1.86 1.00-1.43 10^3/µL
Monosit # 0.34 0.16-1.0 10^3/µL
Neutrofil # 12.65 1.8-7.6 10^3/µL
Eosinofil # 0.18 0.02-0.50 10^3/µL
Basofil # 0.04 0.00-0.10 10^3/µL
KIMIA KLINIK
Glukosa Rapid Sewaktu 205 <180 Mg/dL
Elektrolit
Natrium (Na) 14.56 135-148 mEq/L
Kalium (K) 3.06 3.50-5.30 mEq/L
Calcium ion 1.07 1.15-1.29 mmol/L

B. Analisa Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH

Stroke non hemoragik


1. Ds : Klien mengatakan Nyeri
sakit pusing
Do :
- Klien tampak lemas
- TD 190/90
- Suhu 36,9oC
- Nadi 120x / menit
- RR 21x / menit

2. Ds : Klien mengatakan Stroke non hemoragik Hambatan


Tubuh sebelah kiri mobilisasi
lemas.

Do :
- Kien tampak lemah
- Kekuatan otot tangan
dan kaki kiri 3
- Suhu tubuh klien
36,9ocelcius
- Akral teraba hangat
- Nadi 120x/menit
- RR 21x/menit

3. Ds : klien mengatakan Defisit perawatan


Stroke non hemoragik
belum mandi diri
Do :
- Kulit kepala kotor
- Tubuh terasa lengket

C. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan


menurunnya suplai darah dan O2 ke otak
2. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan hemiparase/plegi
kanan & kiri
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tirah baring lama
D. Asuhan Kperawatan Pada Ny.I dengan Diagnosa Stroke Non Hemoragik
1. Nyeri

DX. PERENCANAAN
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Resiko Tupan : 1. Pantau/catat 1. Mengetahui TGL : 15 Juni 2016 S : Klien mengatakan nyerinya
ketidakefektifan Setelah tindakan status kecenderungan 14.30 WIB berkurang
perfusi jaringan otak keperawatan 1x24 neurologis tingkat (Dinas Sore)
berhubungan dengan Jam, nyeri sesering kesadaran dan 1. Memantau/mencatat O:
menurunnya suplai berkurang mungkin dan potensial status neurologis - TD 140/80
darah dan O2 ke otak bandingkan peningkatan TIK sesering mungkin dan - Klien tampak terlihat lebih
di tandai dengan : Kriteria hasil : dengan dan mengetahui bandingkan dengan nyaman
Ds : Klien a. Mampu keadaan lokasi, luas, dan keadaan normalnya /
mengatakan pusing mengontrol normalnya / kemajuan/resolu standar. A : Masalah teratasi sebagian

Do : nyeri (tahu standar. si kerusakan 2. Memantau tanda-tanda


- Klien tampak lemas penyebab nyeri, 2. Pantau tanda- SSP. Dapat vital, seperti catat: catat P : Intervensi di lanjutkan
- TD 190/90 mampu tanda vital, menunjukkan pola dan irama dari
- Suhu 36,9oC menggunakan seperti catat: TIA yang pernafasan, seperti
teknik
- Nadi 120x / menit nonfarmakologi catat pola dan merupakan tanda adanya periode apnea
RR 21x / menit untuk irama dari terjadi setelah pernafasan
mengurangi pernafasan. thrombosis CVS hiperventilas,
nyeri, mencari seperti adanya baru. pernafasan Cheyne-
bantuan) periode apnea 2. Ketidakteraturan Stokes.
b. Melaporkan setelah pernafasan dapat 3. Memantau pemeriksaan
bahwa nyeri pernafasan memberikan laboratorium sesuai
berkurang hiperventilas, gambaran lokasi indikasi, seperti masa
dengan pernafasan kerusakan protombin, kadar
menggunakan Cheyne- serebral/peningk Dilantin.
manajemen Stokes. atan TIK . 4. Memberikan obat
nyeri 3. Pantau 3. Memberikan analgetik.
c. Mampu pemeriksaan informasi
mengenali nyeri laboratorium tentang TGL : 16 Juni 2016
(skala sesuai indikasi, keefektifan 14.30 WIB
intensitas, seperti masa pengobatan/kada (Dinas Sore)
frekuensi dan protombin, r terapeutik. 1. Memantau/mencatat
tanda nyeri) kadar Dilantin. 4. Agen analgetik status neurologis
d. Menyatakan 4. Kolaborasi mampu sesering mungkin dan
rasa nyaman dengan dokter mengurangi bandingkan dengan
setelah nyeri dalam sensitifitas dari keadaan normalnya /
berkurang pemberian saraf – saraf standar.
analgetik untuk penerima 2. Memantau tanda-tanda
mengurangi rangsangan dan vital, seperti catat: catat
Tupen :
nyei beberapa pola dan irama dari
Setelah tindakan
5. Evaluasi hasil analgetika juga pernafasan, seperti
selama 1x15 menit
tindakan dapat adanya periode apnea
nyeri berkurang
mengurangi setelah pernafasan
efektifitas hiperventilas,
pengantaran pernafasan Cheyne-
rangsang dari Stokes.
neurotransmiter, 3. Memantau pemeriksaan
sehingga laboratorium sesuai
rangsangan nyeri indikasi, seperti masa
yang diterima protombin, kadar
oleh corteks Dilantin.
cerebri sebagai 4. Memberikan obat
penerima analgetik.
rangsangan lebih
lemah dan TGL : 17 Juni 2016
sensasi nyeri 14.30 WIB
yang dirasakan (Dinas sore)
juga lebih ringan 1. Memantau/mencatat
5. Untuk status neurologis
mengetahui sesering mungkin dan
keberhasilan bandingkan dengan
tindakan keadaan normalnya /
standar.
2. Memantau tanda-tanda
vital, seperti catat: catat
pola dan irama dari
pernafasan, seperti
adanya periode apnea
setelah pernafasan
hiperventilas,
pernafasan Cheyne-
Stokes.
3. Memantau pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi, seperti masa
protombin, kadar
Dilantin.
4. Memberikan obat
analgetik.
TGL : 18 Juni 2016
14.30 WIB
(Dinas Sore)
1. Memantau/mencatat
status neurologis
sesering mungkin dan
bandingkan dengan
keadaan normalnya /
standar.
2. Memantau tanda-tanda
vital, seperti catat: catat
pola dan irama dari
pernafasan, seperti
adanya periode apnea
setelah pernafasan
hiperventilas,
pernafasan Cheyne-
Stokes.
3. Memantau pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi, seperti masa
protombin, kadar
Dilantin.
4. Memberikan obat
analgetik.

TGL : 19 Juni 2016


14.30 WIB
(Dinas Sore)
1. Memantau/mencatat
status neurologis
sesering mungkin
dan bandingkan
dengan keadaan
normalnya / standar.
2. Memantau tanda-tanda
vital, seperti catat: catat
pola dan irama dari
pernafasan, seperti
adanya periode apnea
setelah pernafasan
hiperventilas,
pernafasan Cheyne-
Stokes.
3. Memantau pemeriksaan
laboratorium sesuai
indikasi, seperti masa
protombin, kadar
Dilantin.
4. Memberikan obat
analgetik.
2. Hambatan mobilisasi

DX. PERENCANAAN
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2. Hambatan Tupan : 1. Kaji kemampuan secara 1. mengidentifikasi TGL : 14 Juni 2016 S : Klien mengatakan lemas nya
mobilisasi fisik setelah fungsional/luasnya kekuatan/kelema 09.00 dan 14.40 WIB berkurang
berhubungan dilakukan kerusakan awal dan han dan dapat (Dinas pagi dan siang)
dengan hemiparase/ tindakan dengan cara yang memberikan 1. Mengkaji kemampuan O:
plegi kanan & kiri. keperawatan teratur Klasifikasikan informasi secara - Kekuatan otot tangan 4
di tandai dengan : selama 5x24 melalui skala 0-4. mengenai fungsional/luasnya - Kekutan otot kaki 4
Ds : Klien jam 2. Ubah posisi minimal pemulihan. kerusakan awal dan
mengatakan diharapkan setiap 2 jam (telentang, Bantu dalam dengan cara yang A : Masalah teratasi sebagian

Lemas bagian skala otot miring) dan sebagainya pemilihan teratur. Klasifikasikan
tubuh sebelah bertambah dan jika memungkinkan terhadap melalui skala 0-4. P : Intervensi di lanjutkan

kiri. bahkan sampai bisa lebih sering jika intervensi, sebab 2. mengubah posisi
Do : kekuatan otot diletakkan dalam posisi teknik yang minimal setiap 2 jam
- Kekuatan otot 5 dengan bagian yang terganggu berbeda (telentang, miring) dan
tangan kiri dan kriteria hasil 3. Mulailah melakukan digunakan untuk sebagainya dan jika
kaki kiri 3 skala otot 0-5. latihan rentang gerak paralisis spastik memungkinkan bisa
- Kien tampak Kriteria hasil : aktif dan pasif pada dengan flaksid. lebih sering jika
lemah a. Skala otot 5 semua ekstermitas saat 2. menurunkan diletakkan dalam
- Suhu tubuh b. Tubuh masuk. Anjurkan resiko terjadinya posisi bagian yang
klien mampu melakukan latihan trauma/iskemia terganggu.
38,5ocelcius bergerak seperti latihan jaringan. Daerah 3. Mulailah melakukan
- Akral teraba Tupen : quadrisep/gluteal, yang terkena latihan rentang gerak
hangat Setelah meremas bola karet, mengalami aktif asistif rom pada
- Nadi tindakan melebarkan jari-jari dan perburukan/sirk semua ekstermitas saat
120x/menit selama 1x15 kaki/telapak ulasi yang lebih masuk. Anjurkan
- RR 21x/menit menit 4. Anjurkan pasien untuk jelek dan melakukan latihan
mobilisasi membantu pergerakan menurunkan seperti latihan
dapat dan latihan dengan sensasi dan lebih quadrisep/gluteal,
berkurang, menggunakan besar meremas bola karet,
dengan ekstermitas yang tidak menimbulkan melebarkan jari-jari
kriteria hasil sakit untuk kerusakan pada dan kaki/telapak.
skala otot menyokong/menggerak kulit/decubitus. menganjurkan pasien
bertambah kan daerah tubuh yang 3. meminimalkan untuk membantu
dari 3, klien mengalami kelemahan. atrofi otot, pergerakan dan latihan
tampak 5. Konsulatasikan dengan meningkatkan dengan menggunakan
tenang, TD ahli fisioterapi secara sirkulasi, ekstermitas yang tidak
dibatas aktif, latihan resistif, membantu sakit untuk
normal dan ambulasi pasien. mencegah menyokong/menggera
120/80 6. Berikan obat relaksan kontraktur. kkan daerah tubuh
mmHg, otot, antispasmodic Menurunkan yang mengalami
respirasi sesuai indikasi, seperti risiko terjadinya kelemahan.
21x/menit, baclofen dan trolen hiperkalsiuria
suhu 36,5oC, 7. Evaluasi hasil tindakan dan osteoporosis
nadi 120 x jika masalah
per menit. utamanya adalah
perdarahan
4. dapat berespons
dengan baik jika
daerah yang
sakit tidak
menjadi lebih
terganggu dan
memerlukan
dorongan serta
latihan aktif
untuk
“menyatukan
kembali”
sebagai bagian
dari tubuhnya
sendiri.
5. Program yang
khusus dapat
dikembangkan
untuk
menemukan
kebutuhan yang
berarti/menjaga
kekurangan
tersebut dalam
keseimbangan,
koordinasi, dan
kekuatan.
6. dapat membantu
memulihkan
kekuatan otot
dan
meningkatkan
control otot
volunteer.
Mungkin
diperlukan untuk
menghilangkan
spastisitas pada
ekstermitas yang
terganggu.
7. Untuk
mengetahui
keberhasilan
tindakan
3. Defisit perawatan diri

DX. PERENCANAAN
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3. Defisit perawatan diri Tupan : 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui TGL : 15 Juni 2016 S : klien mengatakan tubuhnya
berhubungan dengan Setelah tindakan kemandirian sejauh mana 16.00 WIB segar
tirah baring lama keperawatan 5x24 klien. klien dapat (Dinas Sore)
di tandai dengan : Jam, diharapkan 2. Dorong pasien melakukannya 1. Mengkaji tingkat O:
Ds : - klien mengeluh defisit perawatan untuk sendiri. kemandirian klien, - Terlihat bersih
belum mandi diri tertasi dengan mengungkapka 2. Mendorong pasien - Wajah cerah
2. untuk membantu
Do : kriteria hasil klien n perasaan dan untuk
pasien mencapai
- Klien terlihat kotor dapat merawat diri keluhan mengungkapkan A : Masalah teratasi sebagian
tingkat
- Rambut lengket sendiri dengan mengenai perasaan dan keluhan
pungsional
mandiri. defisit mengenai defisit P : Intervensi di lanjutkan
tertinggi sesuai
Tupen : perawatan diri. perawatan diri,
kemampuannya.
Setelah tindakan 3. Bantu sebagian
selama 1x15 menit atau 3. untuk 3. Membantu sebagian
klien tampak segar, sepenuhnya meningkatkan atau sepenuhnya saat
bau badan klien saat mandi atau kemandirian mandi atau higiene
hilang, klien higiene setiap pasien. Bantu setiap hari.
tampak bersih. hari. pasien hanya 4. membantu pasien
4. Bantu pasien jika memiliki hanya jika memiliki
hanya jika kesulitan. kesulitan, hasil:
memiliki Klien dapat
4. penghargaan
kesulitan. memberihkan dirinya
akan mendorong
Pantau sebagian dan sebagian
pasien untuk
pencapaian lagi di bantu oleh
terus berusaha.
mandi dan perawat.
higine setiap 5. Memantau pencapaian
hari. mandi dan higine
setiap hari. Tetapkan
tujuan mandi dan
higiene. Hargai
pencapaian mandi dan
hygiene.

Anda mungkin juga menyukai