SKRIPSI
ARIF RAHMANUDIN
NIM. C0105.18.139
SKRIPSI
ARIF RAHMANUDIN
NIM. C0105.18.139
ii
Nama : Arif Rahmanudin
NIM : C0105.18.139
Jurusan : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya susun dengan judul:
Efektifitas Pemberian Nutrisi Tinggi Protein terhadap Proses Penyembuhan Luka
Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang Alamanda RSUD Cimacan
adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Arif Rahmanudin
C0105.18.139
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
oleh
iii
ARIF RAHMANUDIN
NIM. C0105.18.139
Cimahi, …………………………
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
iv
EFEKTIFITAS PEMBERIAN NUTRISI TINGGI PROTEIN TERHADAP P
ROSES PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI
RUANG ALAMANDA
RSUD CIMACAN
oleh
ARIF RAHMANUDIN
NIM. C0105.18.139
telah diujikan di depan dewan penguji pada tanggal 28 September 2020
Dedeh Sri Rahayu, S.Pd S.Kep., Ners., MAN Ns. Toto Hermawan, S.Kep
Mengetahui
STIKes Budi Luhur Cimahi Program Studi Pendidikan Ners
Ketua Ketua
KATA PENGANTAR
v
Puji syukur kepada Allah SWT. berkat Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kita semua sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Efektifitas Pemberian Nutrisi Tinggi Protein terhadap Proses Penyembuhan Luka
Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang Alamanda RSUD Cimacan”.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sri Wahyu, S.Pd., M.Kes., Ph.D., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Budi Luhur Cimahi yang telah memberikan izin dan kesempatan
untuk penulis menimba ilmu dan pengetahuan.
2. dr. H. Dharmawan S.D., MARS. selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Cimacan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
3. Aan Somana, S.Kp., M.Pd., MNS., selaku Ka Prodi Pendidikan Ners STIkes
Budi Luhur Cimahi
4. Ns. Rudi Karmi, M.Kep., selaku Pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan motivasi, bimbingan serta saran kepada
peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ryka Juaeriah, SST., MM., M.Keb., selaku Pembimbing II atas waktu,
bimbingan, saran serta motivasi kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Ns. Dedeh Sri Rahayu, MAN., selaku Penguji I atas saran, masukan serta bim
bingan untuk perbaikan skripsi ini.
7. Ns. Toto Hermawan, S.Kep., selaku penguji II atas saran, masukan serta bimb
ingan untuk perbaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar serta Seluruh Staff Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Budi Luhur Cimahi yang telah memberi motivasi dan membantu
dalam menyelesaikan seluruh administrasi terkait.
vi
9. Bapak, Ibu, istri dan saudaraku di rumah, atas do’a dan dukungan tiada henti
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang sama-sama menyelesaikan skripsi saat ini.
Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga
akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.
Arif Rahmanudin
NIM. C0105.18.139
vii
EFEKTIFITAS PEMBERIAN NUTRISI TINGGI PROTEIN TERHADAP
PROSES PENYEMBUHAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESAREA
DI RUANG ALAMANDA RSUD CIMACAN
1)
Arif Rahmanudin, 2) Rudi Karmi, 3) Ryka Juaeriah
1)
Mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi
2)
Dosen Program Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
3)
Dosen Program Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Abstrak
Luka operasi caesar memiliki resiko untuk terjadinya infeksi yang bisa
saja muncul selama berada dalam masa penyembuhan sehingga diperlukan asupan
protein untuk proses penyembuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektifitas pemberian nutrisi tinggi protein terhadap percepatan
penyembuhan luka post operasi sectio caesarea di Ruang Alamanda RSUD
Cimacan, Kota Cianjur, Jawa Barat. Dari 120 Pasien Post Operasi Sectio Caesare
a di Ruang Alamanda RSUD Cimacan pada bulan Januari – Desember 2019, diam
bil sampel sebanyak 12 responden untuk kelompok perlakuan dan 12 responden u
ntuk kelompok control. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik
consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan skala REEDA,
observasi dan studi pustaka. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik
analisis Mann Whitney Test. Hasil penelitian didapatkan nilai P sebesar 0,291 di
mana P > 0,005 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan keadaan luk
a ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok perlakuan dan kelompok kontr
ol. Saran dari penelitian ini adalah diharapakn tim gizi rumah sakit memberikan as
upan tinggi protein dalam pemberian nutrisi bagi pasien post operasi sectio caesar
ea.
Kata Kunci : Nutrisi Tinggi Protein, Luka Post Operasi Sectio Caesarea
Kepustakaan : 22 buku dan 17 jurnal, 5 website
viii
IN ALAMANDA ROOM CIMACAN HOSPITAL
1)
Arif Rahmanudin, 2) Rudi Karmi, 3) Ryka Juaeriah
1)
Mahasiswa STIKes Budi Luhur Cimahi
2)
Dosen Program Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
3)
Dosen Program Pendidikan Ners STIKes Budi Luhur Cimahi
Abstract
Sectio caesarea wound has infection risk that can be occured during recovery
time, so it needs protein to recover. The research aim is to find out the
effectiveness of high protein nutrient on post sectio caesarea wound healing
process in Alamanda Room of Cimacan Hospital, Cianjur, West Java. From 120 s
ectio caerarea’s patients in Alamanda Room of Cimacan Hospital during Januari –
December 2019, there were taken as many as 12 respondents as treatment group’s
sample and 12 respondents as control group’s sample. The sampling method uses
consecutive sampling technic. Data collecting ueses REEDA scale, observation an
d literature study. Data analysis technic uses Mann Whitney Test. The result is P
value as many as 0,291, P > 0,005, so it can be concluded that there is no
difference between treatment and control group of post section caesarea’ wound
condition. The suggestion is nutrition team in the hospital gives high protein
nutrient for post section caesarea patients.
Kata Kunci : High Protein Nutrient, Sectio Caesarea, Post Operation Wound
Literature : 22 books and 17 journals, 5 websites
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................8
C. Tujuan Penelitian...............................................................................9
D. Manfaat Penelitian.............................................................................9
A. Nutrisi...............................................................................................11
1. Pengertian Nutrisi......................................................................11
Sectio Caesarea..........................................................................19
4. Komplikasi Luka.......................................................................20
Sectio Caesarea.........................................................................22
D. Penelitian Terdahulu........................................................................38
E. Kerangka Teori................................................................................40
F. Hipotesis..........................................................................................41
A. Rancangan Penelitian.......................................................................42
B. Variabel Penelitian...........................................................................43
1. Populasi.......................................................................................44
2. Sampel.........................................................................................44
G. Pengolahan Data..............................................................................49
xi
H. Analisis Data....................................................................................50
J. Etika Penelitian................................................................................51
A. Hasil Penelitian................................................................................53
B. Pembahasan......................................................................................56
C. Keterbatasan Penelitian....................................................................59
BAB V : PENUTUP..............................................................................................61
A. Kesimpulan .....................................................................................61
B. Saran.................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
(2010) .................................................................................. 40
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Diskripsi Statistik Keadaan Luka Ibu Post Operasi S
ompok Perlakuan.................................................................. 53
Tabel 4.2 Hasil Diskripsi Statistik Keadaan Luka Ibu Post Operasi S
Tabel 4.3 Perbedaan Keadaan Luka Ibu Post Operasi Sectio Caesare
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
elewati masa kehamilan selama 38-40 minggu. Persalinan bagi sebagian besar
karena calon ibu akan segera melihat dan menyentuh langsung bayi yang
terpaksa harus ditempuh cara lain demi menjaga keselamatan ibu dan bayi, sa
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan
sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram[1].
Operasi sectio caesarea ditujukan untuk indikasi medis tertentu, yang terbagi
atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi. Persalinan sectio caesaria atau
persalinan secara normal tidak bisa lagi [2]. Meskipun 90% persalinan
keselamatan ibu dan bayi. Operasi sectio caesarea ini merupakan pilihan
1
2
hun ke tahun. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2018,
rata-rata tindakan sectio caesarea adalah 5-15% per 1000 kelahiran didunia,
sakit swasta bisa lebih tinggi dari 30%. Permintaan sectio caesarea
disejumlah negara berkembang melonjak pesat setiap tahunnya. Selain itu kll
lmenurut WHO prevalensi sectio caesarea meningkat 46% di Cina dan 25%
nasional pada tahun 2018 adalah ± 1.200.000 dari ± 5.690.000 persalinan atau
sekitar 24.8% dari seluruh persalinan. Sementara angka persalinan dengan tin
dakan sectio caesarea di Jawa Barat pada tahun 2018: adalah sekitar 8,7%.
2019 adalah 2567 kasus.[6] Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian
letak janin sungsang, letak lintang atau miring (oblique), ancaman gawat
janin (fetal distress), bayi kembar, ketuban pecah dini, serta faktor dari ibu.
Yang dimaksud faktor dari ibu ini adalah Chepalo Pelvik Disproportion
3
(CPD) atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar
kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara
persalinan ini jelas membawa manfaat besar bagi keselamatan ibu dan bayi
serta mempermudah proses persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih
senang memilih jalan ini walaupun sebenarnya mereka bisa melahirkan secara
berperan dalam menurunkan morbidity rate dan mortality rate pada ibu
bersalin.[8]
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus yang
respons yang berbeda terhadap pembedahan caesar. Oleh karena itu, rencana
pembedahan caesar[9].
Luka operasi caesar memiliki resiko untuk terjadinya infeksi yang bisa
saja muncul selama berada dalam masa penyembuhan dari operasi caesar
yang telah lakukan[10]. Penelitian yang dilakukan oleh Sheri dan tahun 2012
melahirkan adalah membuat para wanita cenderung kurang bisa merawat bayi
mereka dan akan membutuhkan penyembuhan yang lebih lama dari proses
melahirkan[11].
Infeksi pada luka operasi caesar dapat terjadi karena beberapa sebab, s
alah satunya adalah kurangnya asupan nutrisi, terutama protein pada pasien.
tubuh dan selama pertumbuhan begitu banyak sel baru dibuat dan protein
ekstra diperlukan untuk ini. Jika protein cukup maka daya tahan tubuh
terhadap infeksi akan meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Sari,
dkk. bahwa ada hubungan antara faktor internal seperti usia, status gizi dan
kadar hemoglobin serta faktor eksternal seperti tipe prosedur operasi dan
kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO). Data dari World Health Organization
(WHO) melaporkan bahwa angka kejadian infeksi luka operasi di dunia pada
5
[13]
Salah satu penyebab tingginya angka kejadian infeksi luka sectio caes
area adalah kurangnya kesadaran ibu post sectio caesarea untuk mengkonsu
penyembuhan luka post Sectio Caesarea pada pasien dengan status nutrisi
hari ke empat dengan kondisi luka kering, tidak ada kemerahan, tidak ada
rasa panas dan tidak terjadi bengkak pada daerah luka dan sekitarnya. Proses
penyembuhan luka post Sectio Caesarea pada pasien dengan status nutrisi
4 – 7 hari dengan kondisi luka pada hari ke empat ada bengkak, kemerahan
dan basah. Proses penyembuhan luka post Sectio Caesarea pada pasien
dengan status nutrisi kurus tidak ditemukan oleh peneliti dalam penelitian.
dari hasil uji Regresi Linier didapatkan nilai signifikansi p = 0,000 dengan
demikian p < 0,05 maka Ha diterima berarti dapat diketahui bahwa ada
pengaruh status nutrisi terhadap lama proses penyembuhan luka post operasi
6
Sectio Caesarea pada hari ke empat di ruang Dahlia RSUD dr. R. Soedjati
Purwodadi.[15]
pengobatan pada luka. Oleh karena itu pengkajian asupan nutrisi pada klien
dalam perawatan luka adalah kunci untuk intervensi. Protein, zat besi, zinc,
dan vitamin A dan C adalah unsur penting dalam proses struktural seperti
luka, konsusmsi untuk protein sebanyak 100 gram perhari. Kekurangan serum
albumin, lebih dari 50% total protein serum menyebabkan kerusakan perfusi
rentan akan tekanan dan akan menyebabkan luka baru. Albumin menyediakan
sumber asam amino. Bila selama penyembuhan luka dan tubuh tidak dapat
kadar 60%. Manfaatnya untuk membantu jaringan sel baru. Dalam ilmu
sel tubuh yang terbelah atau rusak. Albumin juga berperan mengikat obat-
obatan serta logam berat yang tidak mudah larut dalam darah[17].
protein tinggi. Jenis telur yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah
telur ayam ras dan telur itik. Konsumsi telur ayam ras lebih tinggi karena
7
Diketahui albumin pada telur (ovalbumin) paling banyak terdapat pada putih
telurnya dari pada kuningnya. Putih telur ayam ras dalam setiap 100
gramnya mengandung rata-rata 10,5 gram protein yang 95% adalah albumin
(9,83 gram), sedang putih telur itik setiap 100 gram mengandung rata-rata 11
gram protein[18].
makanan ini sebagai sumber protein hewani. Hal ini disebabkan telur
merupakan salah satu bentuk makanan yang mudah diperoleh dan mudah pula
masyarakat. Pada gilirannya kebutuhan telur juga akan terus meningkat. Telur
sebagai salah satu produk ternak unggas memiliki protein yang sangat
uji bahwa telur lebih baik untuk fokus membantu proses penyembuhan luka
memperoleh putih telur dengan harga yang terjangkau dan bisa di peroleh
oleh semua lapisan masyarakat. Menjadi alasan utama kenapa telur dapat di
jadikan salah satu alternatif untuk membantu proses penyembuhan luka post
beberapa mineral. Ikan gabus adalah sumber albumin yang baik bagi
operasi maupun luka bakar. Selain itu, albumin juga sangat baik untuk
jaringan sel tubuh yang rusak serta memelihara keseimbangan cairan di dalam
pembuluh darah.[19]
berian Nutrisi Tinggi Protein terhadap Proses Penyembuhan Luka Post Opera
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
9
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pan tinggi protein pada pasien post operasi sectio caesarea di Ruang
caesarea dengan asupan tinggi protein pada pasien post operasi sectio
Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
2. Manfaat Praktik
10
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk tim gizi rumah sakit
c. Bagi Peneliti
eneliti bekerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Nutrisi
1. Pengertian Nutrisi
telah dicerna dan diolah oleh tubuh kita menjadi zat yang berguna untuk
serangan penyakit[20].
Sebagai unsur penting dalam tubuh, gizi atau nutrisi memainkan peran
tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh serta sumber zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh. Gizi atau nutrisi menjadi sumber
11
12
gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat
kulit telur, 58% putih telur, dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri
dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan
a. Protein
Protein disusun dari asam-asam amino yang terikat satu dengan lainnya.
masing asam amino tadi. Telur merupakan satu bahan pangan hewani
kampung dan telur itik. Tingkat konsumsi telur ayam ras lebih tinggi
telurnya daripada kuningnya. Putih telur ayam ras dalam setiap 100
albumin (9,83 g)
13
b. Lemak
Kandungan lemak pada telur sekitar 5 gram. Lemak pada telur terdapat
pada kuning telur, sekitar 32%, sedangkan lemak yang lain terdapat
pada putih telur . Zat gizi ini mudah dicerna oleh manusia. Lemak pada
sulfur[24].
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Telur Ayam Ras Menurut standar Direktorat
Gizi Departemen Kesehatan
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
a. Peran Energi
berat, seperti trauma ganda dan luka bakar, memerlukan nutrisi tinggi
negatif.
b. Peran Protein
lain putih telur, susu, tempe, dan sumber protein lain. Telur merupakan
sumber protein yang mudah dan murah untuk didapatkan. Dalam sebuti
aminonya yang lengkap, telur menjadi makanan yang sangat baik untuk
baru pada luka. Tentu saja, jika asupan protein seseorang tercukupi
dengan baik, maka proses penyembuhan luka pun akan semakin cepat.
7]
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
17
dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500
tertentu, yang terbagi atas indikasi untuk ibu dan indikasi untuk bayi.
lagi [2]. Meskipun 90% persalinan termasuk kategori normal atau tanpa
indikasi tertentu.
yaitu[29]:
besar. Parut pada uterus umumnya kuat sehingga bahaya rupture uteri
dikemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah
antara lain[29] :
a. Pada Ibu
1) Infeksi Purperalis
2) Perdarahan
b. Pada Anak
4. Komplikasi Luka
a. Hematoma
didalam luka. Jika bekuan kecil, maka akan terserap dan tidak
b. Infeksi
sudah mendalam.
jahitan yang lepas, infeksi dan yang lebih sering lagi karena batuk
utama, yaitu[27]:
lokal.
mukopolisakarida.
22
pada pinggir luka dan sisa- sisa folikel membelah dan mulai
Pada luka terjadi pembentukan pus atau tepi luka tidak saling
Terjadi pada luka yang dalam yang belum dijahit atau terlepas dan
a. Faktor Lokal
1) Hidrasi luka
pada luka.
2) Infeksi
3) Penatalaksanaan luka
balutan elastis yang yang kurang tepat atau luka yang tidak
suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran
6) Insufisiensi vena
7) Benda asing
8) Toksin lokal
penyembuhan luka[26].
11) Mobilisasi
b. Faktor Umum
luka adalah:
29
1) Faktor Usia
2) Penyakit penyerta
3) Vaskularisasi
4) Nutrisi
dan air[32].
5) Kegemukan
7) Alkoholisme
8) Merokok
9) Status psikologis
10) Obat
a) Steroid
b) Antibiotik
c) Kemoterapi
bahwa bahwa mobilisasi dini pada ibu Post Partum efektif terhadap
Perubahan
Skor Kemerahan Bengkak Cairan Lu Pembentukan
Warna Ku
ka Jaringan
lit
0 Tidak ada Tidak ad Tidak ada Tidak ada Tertutup
a
1 Sekitar 0,25 Kurang Sekitar Serum Jarak kulit 3
cm pada dari 1 cm 0,25 cm mm atau
kedua sisi dari bilateral kurang
insisi insisi /0,5 cm
unirateral
2 Sekitar 0,5 Sekitar Sekitar 0,5- Serosangui- Terdapat jarak
cm pada 1-2 cm 1 cm nous antara kulit
kedua sisi dari bilateral dan lemak
insisi insisi /0,5 -2 cm subkutan
unirateral
3 Lebih dari Lebih Lebih dari Darah, Terdapat jarak
0,5 cm pada dari 2 cm 1 cm Purulent antara kulit,
kedua sisi dari insis bilateral/2 lemak
insisi i cm subkutan dan
unirateral fasia
Skor T
otal
kondisi dimana luka bebas dari kotoran, bahan kimia berbahaya, debu dan
atau bisa menyebabkan infeksi. Dari hasil penelitian di dapatkan hasil uji
luka. [34]
yang lebih dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik
keperawatan:
36
a. Pengkajian
literatur.
masalah ini.
b. Perencanaan
ditemukan)
37
d. Evaluasi
masalah.
berupa :
pasien)
berorganisasi.
hidup.
38
3. Memandang pasien sebagai kerabat dekat, dengan kata lain dalam
5. Perawat merawat tidak hanya merawat pada sakit saja namun pada saat
penyakit.
pasien.
meninggal.
Dari aplikasi tersebut semua didasarkan pada konsep caring dan kemanusian
D. Penelitian Terdahulu
dalam penulisan peneliti saat ini. Penelitian terdahulu berisi tentang hasil
lebih memadai.
E. Kerangka Teori
Telur Ayam
: Tidak Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Teori Keperawatan Jean Watson (Potte
F. Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
post-test control groups design (rancangan tes awal tes akhir kelompok
P X1 OA X2
K X3 OB X4
Ket :
P : kelompok perlakuan
K : kelompok kontrol
42
43
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai dari orang, obyek,
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
1. Variabel Bebas
2. Variabel Terikat
Nutrisi Ting zat-zat Diet telur ayam ras se Jumlah ko Ordinal 1= Diberikan
gi Protein penting yang banyak 2 x 3 butir per nsumsi pu diet putih telu
berasal dari hari. tih telur a r
makanan ((1,2 gram x BB) : 12, yam seba 0= Tidak dibe
yang mengan 8 gr kandungan protein nyak 2x3 rikan diet puti
dung protein pada sebutir telur ayam butir seha h telulr
tinggi yang ras) ri selama
berguna 4 hari
untuk
membentuk
serta
memelihara
jaringan
tubuh.
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah Pasien Post Operasi Sectio Caes
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah Pasien Post Operasi Sectio Caes
pel (sample size) minimal, dengan merujuk pada pendapat Arikunto yang
mengatakan bahwa apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil
seluruhnya. Namun jika populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel bi
asi lebih dari 100, yaitu 120. Hingga total sampel yang digunakan dalam p
45
enelitian ini adalah 12 orang untuk kelompok perlakuan dan 12 orang untu
operasi.
interpretasinya akan dikatakan berat badan berlebih jika nilai IMT ≥23.
Sedangkan jika nilai IMT < 23 akan dikategorikan berat badan tidak
berlebih.
3.
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
caesaria hari ke 1.
e. Melakukan survei keadaan luka pada ibu post operasi sectio caesaria
g. Pemberian nutrisi putih telur sebanyak sebanyak 2x3 butir sehari selama
4 hari pada kelompok perlakuan, dan nutrisi tahu putih sebanyak 2x3 bu
dan hari ke 5.
0-3.
Penyusunan Proposal
Survai Pendahuluan
Populasi : Pasien Post Operasi Sectio Caesarea di Ruang Alamanda RSUD Cimacan pada b
ulan Januari – Desember 2019, yaitu sebanyak 120 pasien
Sampel: 12 responden kelompok perlakuan dan 12 responden kelompok kontrol
Hasil Penelitian
Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
49
G. Pengolahan Data
sebagai berikut:
1. Editing
2. Coding
3. Transfering
statistik.
4. Tabulating
kode. Dalam tahap ini data disusun dalam bentuk tabel agar lebih
Tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel frekuensi yang
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
n
X= x 100 %
N
Keterangan:
X= nilai presentase
N= Nilai maksimum
2. Analisis Bivariat
adanya perbedaan.
dengan menggunakan uji Mann Whitney Test. Uji ini dilakukan untuk
an dan kelompok control setelah diberikan nutrisi protein tinggi. Bila pada
isi tinggi protein berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka post Ope
51
rasi sectio caesarea. Uji pada penelitian ini menggunakan program SPSS 2
September 2020
J. Etika Penelitian
Peneliti mengajukan izin etik (ethical clearance) kepada komite etik dan
haknya.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset. Pada penelitian ini nama dan alamat sampel tidak dicantumkan
4. Manfaat (Benefit)
sectio caesarea.
5. Keadilan (Justice)
Peneliti berlaku adil pada semua responden tanpa memandang suku, ras,
agama, dan status sosial. Seluruh sampel mendapat perlakuan yang sama
suku, ras, agama, ataupun adat yang dianut oleh responden. Setiap ibu
A. Hasil Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Diskripsi Statistik Keadaan Luka Ibu Post Operasi Sectio
Caesarea Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Per
lakuan
Keterangan Sebelum Sesudah Selisih
Jumlah Responden 12 12 0
Skor minimum 5 0 -5
Skor Maksimum 12 6 6
Rata-rata 8,83 3,00 5,83
Standar Deviasi 2,290 2,132 0,158
Sumber: Hasil Olah SPSS, 2020
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa keadaan luka Ibu post operasi sect
berupa pemberian nutrisi telur ayam ras adalah dalam keadaan kurang baik
yang dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 8,93 dengan standard devias
i 2,290. Keadaan luka Ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok perl
am ras adalah dalam keadaan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata s
53
54
Tabel 4.2 Hasil Diskripsi Statistik Keadaan Luka Ibu Post Operasi Sectio
Caesarea Sebelum dan Sesudah Perlakuan pada Kelompok Ko
ntrol
Keterangan Sebelum Sesudah Selisih
Jumlah Responden 12 12 0
Skor minimum 5 0 -5
Skor Maksimum 12 8 4
Rata-rata 9,42 4,92 4,5
Standar Deviasi 2,234 2,644 -0,41
Sumber: Hasil Olah SPSS, 2020
Berdasarkan Tabel 4.2, diketahui bahwa keadaan luka Ibu post operasi sect
upa pemberian nutrisi tahu putih kukus adalah dalam keadaan kurang baik
yang dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 9,42 dengan standard devias
i 2,234. Keadaan luka Ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok kon
trol sesudah diberikan perlakuan yang berupa pemberian nutrisi tahu putih
kukus adalah dalam keadaan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata se
n pemberian tahu putih kukus pada kelompok kontrol diuji dengan menggu
nakan uji Mann Whitney Test, dapat dilihat pada tabel berikut:
55
Tabel 4.3 Perbedaan Keadaan Luka Ibu Post Operasi Sectio Caesarea pa
da Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa keadaan luka ibu post operasi secti
m keadaan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 5,83 dengan
standard deviasi 2,823. Sedangkan keadaan luka ibu post operasi sectio ca
esarea pada kelompok kontrol yang mendapatkan nutrisi tahu putih kukus
juga dalam keadaan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 4,5
0 dengan standard deviasi sebesar 2,680. Nilai P sebesar 0,291 dimana P >
0,005 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan keadaan luka ibu post o
B. Pembahasan
Keadaan luka Ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok perl
yam ras adalah dalam keadaan kurang baik yang dibuktikan dengan nilai
rata-rata sebesar 8,93 dengan standard deviasi 2,290. Keadaan luka Ibu p
erlakuan yang berupa pemberian nutrisi telur ayam ras adalah dalam kead
aan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 3,00 dengan stand
Pemberian nutrisi tinggi protein berupa telur ayam ras dapat menin
gkatkan kecepatan penyembuhan luka pada ibu post operasi sectio caesar
baik untuk luka jahitan. Fungsi protein yaitu membantu tubuh membuat
jaringan baru pada luka. Tentu saja, jika asupan protein seseorang
semakin cepat.[28]
Hal ini sejalan dengan penelitian Novita (2017) dengan judul “Peng
Keadaan luka Ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok kon
trol sebelum diberikan perlakuan yang berupa pemberian nutrisi tahu puti
h kukus adalah dalam keadaan kurang baik yang dibuktikan dengan nilai
rata-rata sebesar 9,42 dengan standard deviasi 2,234. Keadaan luka Ibu p
ost operasi sectio caesarea pada kelompok kontrol sesudah diberikan perl
akuan yang berupa pemberian nutrisi tahu putih kukus adalah dalam kead
aan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 4,92 dengan stand
Hal ini kemungkinan kondisi luka post operasi sectio caesaria yang
bersih post operasi dengan infeksi ringan. Infeksi ringan pada luka
operasi pasca section caesaria berkisar 3-15% dengan rata-rata 6%. [1]
fase, yaitu fase proliferasi, fase maturasi, dan fase inflamasi. Pada fase
Hasil uji Mann Whitney Test membuktikan bahwa keadaan luka ibu
n nutrisi telur dalam keadaan baik yang dibuktikan dengan nilai rata-rata
sebesar 5,83 dengan standard deviasi 2,823. Sedangkan keadaan luka ibu
utrisi tahu putih kukus juga dalam keadaan baik yang dibuktikan dengan
nilai rata-rata sebesar 4,50 dengan standard deviasi sebesar 2,680. Nilai P
sebesar 0,291 dimana P > 0,005 yang berarti bahwa tidak terdapat perbed
aan keadaan luka ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok perlak
mber protein nabati. Kandungan protein pada sebutir telur sebesar 12,8 gr
mproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Sumber protein
dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang kerang, kepiting, daging
ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang
dari bahan makanan hewani dan bahan makanan nabati yang berasal dari
semua jenis asam amino esensial dengan jumlah yang sesuai untuk
dunga protein pada telur dan kedelai yang ada pada tahu memiliki manfa
C. Keterbatasan Penelitian
as pada kelompok perlakuan dan pemberian tahu putih kukus pada kelompok k
ontrol pasien post section caesaria ini mempunyai banyak kelemahan dan
tidak mengontrol faktor asupan zat gizi yang dapat mempercepat penyembuhan
luka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ada perbedaan keadaan luka pada kelompok perlakuan sebelum dan sesud
ah pemberian nutrisi tinggi protein pada ibu post sectio caesaria di RSUD
Cimacan dengan nilai rata-rata sebesar 8,93 dengan standard deviasi 2,290
pada kondisi luka sebelum dan nilai rata-rata sebesar 3,00 dengan standard
2. Ada perbedaan keadaan luka pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah
pemberian nutrisi tinggi protein pada ibu post sectio caesaria di RSUD Ci
macan dengan nilai rata-rata sebesar 9,42 dengan standard deviasi 2,234 pa
da kondisi luka sebelum dan nilai rata-rata sebesar 4,92 dengan standard d
3. Hasil uji Mann Whitney Test membuktikan bahwa keadaan luka ibu post o
perasi sectio caesarea pada kelompok perlakuan dalam keadaan baik yang
dibuktikan dengan nilai rata-rata sebesar 5,83 dengan standard deviasi 2,82
3. Sedangkan pada kelompok kontrol juga dalam keadaan baik yang dibukt
ikan dengan nilai rata-rata sebesar 4,50 dengan standard deviasi sebesar 2,
680.
4. Nilai P sebesar 0,291 dimana P > 0,005 yang berarti bahwa tidak terdapat
perbedaan keadaan luka ibu post operasi sectio caesarea pada kelompok p
61
62
B. Saran
operasi sectio caesarea yang dapat di praktekkan secara langsung pada pasien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk tim gizi rumah
sakit dalam pemberian nutrisi bagi pasien post operasi sectio caesarea.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan di rumah sakit tempat penelit
i bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
INFORMED CONSENT
Nama : ……………………………………….
Terima kasih atas kesediaan Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini.
Nama :
Usia :
Alamat :
Operasi SC pada tanggal :
DATA SEBELUM SC
a. Kelompok Perlakuan
Descriptive Statistics
b. Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
c. Perbandingan Perlakuan
Descriptive Statistics
Skor
Mann-Whitney U 53.000
Wilcoxon W 131.000
Z -1.110
Asymp. Sig. (2-tailed) .267
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .291b
a. Grouping Variable: Perlakuan
b. Not corrected for ties.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya susun dengan judul :
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain.
Apabila berlaku kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademis yang berlaku ( dicabut predika kelulusan dan gelar
kesarjanaannya )
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Cimahi,……………….2020
Pembuat Pernyataan
Arif Rahmanudin
C0105.18.139