Anda di halaman 1dari 164

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG


DI RAWAT DI RUMAH SAKIT

OLEH :

AMALIA ROSIDA
NIM. P07220117042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA

2020

i
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG


DI RAWAT DI RUMAH SAKIT

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep) Pada


Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

OLEH :

AMALIA ROSIDA
NIM. P07220117042

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN SAMARINDA

2020

i
i
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan

bukan merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia

menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Samarinda,………………………

Yang menyatakan

Amalia Rosida
NIM. P07220117042

LEMBAR PERSETUJUAN

i
ii
KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI

UNTUK DIUJIKAN

TANGGAL 14 MEI 2020

Oleh

Pembimbing

Ns. Grace C.Sipasulta, M.Kep.Sp.Kep.Mat


NIDN. 4013106302

Pembimbing Pendamping

Dr. Hj. Nina Mardiana, S.Pd, M.Kes


NIDN. 4025096101

Mengetahui,

Ketua Program Studi D III Keperawatan Samarinda

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep


NIP. 196803291994022001

LEMBAR PENGESAHAN

i
v
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ca Mammae yang dirawat di Rumah Sakit

Telah Diuji
Pada Tanggal 14 Mei 2020

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji

Rus Andraini, A.Kp.MPH : …………………….


NIDN. 4006027101

Penguji Anggota :

1. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat :……………………..

2. Dr. Hj. Nina Mardiana,


S.Pd., M.Kes :……………………...
NIDN. 4025096101

Mengetahui

Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep
NIP. 196803291994022001 NIP. 196508251985032001

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan proposal Karya tulis Ilmiah (KTI) dengan judul Asuhan Keperawatan

Pasien dengan Ca Mammae yang dirawat di Rumah Sakit guna memenuhi

persyaratan tugas akhir dalam penyelesaian pendidikan D-III Keperawatan.

Dalam penyusunan Proposal KTI ini, penulis banyak mengalami kesulitan

dan hambatan akan tetapi semuanya bisa dilalui berkat bantuan dan bimbingan

dari dosen serta berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. H. Supriyadi B, S.Kp., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M.Kep selaku Ketua Prodi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur.

4. Ns. Grace Carol Sipasulta, M.Kep., Sp.Kep.Mat selaku Penanggung Jawab Prodi

D-III Keperawatan Kelas Balikpapan Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur dan sekaligus sebagai pembimbing I

5. DR. Hj. Nina Mardiana, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing II yang bersedia

memberikan ilmu dan waktunya selama proses bimbingan berlangsung.

v
i
6. Dosen dan seluruh staf pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur yang telah membimbing dan mendidik dalam masa

pendidikan.

7. Keluarga yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis

untuk menyelesaikaan penyusunan Karya tulis ilmiah ini.

8. Rekan – rekan seperjuangan angkatan 2017 Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Kalimantan Timur Program Studi D-III Keperawatan Kelas

Balikpapan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna dan mungkin masih terdapat banyak kesalahan, baik dari segi materi

maupun teknik penulisan dan penyusunan, untuk itu masukan, saran, serta kritik

sangat diharapkan guna kesempurnaan Karya tulis ilmiah ini. Akhirnya hanya

kepada Tuhan Yang Maha Esa kita kembalikan semua urusan dan semoga dapat

memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak pihak dan bernilai ibadah

dihadapan Allah SWT.

Balikpapan, Februari 2020

Amalia Rosida

v
ii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMMAE YANG


DIRAWAT DI RUMAH SAKIT
Kanker payudara merupakan suatu kondisi sel kehilangan pengendalian
dan fungsi nomal, pertumbuhan tidak normal, cepat, serta tidak terkendali. Aspek
psikologis pasien dipengaruhi oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan
hubungan sosial yang menyebabkan distres sehingga terjadi penurunan kualitas
hidup. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Penelitian ini menggunakan metode studi literature review dengan


pendekatan Asuhan Keperawatan dengan mengambil dua kasus pasien dengan
Carsinoma mammae sebagai unit analisis. Metode pengambilan data
menggunakan format Virginia Henderson melalui identifikasi, menginterpretasi
dan menganalisa dari 2 sumber pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan
studi literatur. Analisa dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan
konsep teori.

Berdasarkan analisa data diperoleh pada pasien 1 dan pasien 2 terdapat


masalah keperawatan yang sama, yaitu nyeri kronis. Pada pasien 1 diagnosa
ditegakkan berdasarkan SDKI sedangkan pada pasien 2 ditegakkan berdasarkan
NANDA. Pada pasien 1 ditemukan 5 diagnosa dan pada pasien 2 ditemukan 6 dari
9 diagnosa yang sesuai dengan teori. Rencana Keperawatan pasien 1
menggunakan SLKI dan SIKI sedangkan pada pasien 2 tidak. Pelaksanaan
keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien sesuai dengan perencanaan.
Evaluasi pada kedua pasien tidak semua masalah keperawatan teratasi

Setelah dilakukan penelitian literature pada kedua pasien terdapat 5


masalah keperawatan yang teratasi dengan baik, 1 masalah keperawatan yang
teratasi sebagian dan 4 maslah keperawatan tidak teratasi. Di harapkan untuk
peneliti selanjutnya, agar dapat memberi asuhan keprawatan secara komprehensif
guna menangani dalam memberikan asuhan keperawatan pasien kepada pasien
carsinoma mammae sehingga hasil yang didapat lebih optimal.

Kata kunci : Carsinoma mammae, Asuhan Keperawatan.

v
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar
Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah .......................................................................................... 3
C. Tujuan
Penelitian ........................................................................................... 3
D. Manfaat
Penelitian ......................................................................................... 4 BAB
II ......................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI .................................................................................................6
A. Konsep Dasar Kanker Payudara .................................................................... 6
1. Pengertian .........................................................................................................
6
2. Anatomi Payudara ............................................................................................
6
3. Fisiologi payudara ............................................................................................
7
4. Etiologi .............................................................................................................
9

i
x
5. Patofisiologi ...................................................................................................
10
6. Tanda dan gejala .............................................................................................
11
7. Pemeriksaan penunjang ..................................................................................
12
8. Penatalaksanaan medis ...................................................................................
14
9. Komplikasi .....................................................................................................
15
B. Konsep Masalah Keperawatan ..................................................................... 15

1. Pengertian ..........................................................................................................
15
2. Kriteria mayor dan minor ..................................................................................
15
3. Faktor yang berhubungan ..................................................................................
16
4. Pathway .............................................................................................................
17
5. Masalah keperawatan ........................................................................................
18
C. Konsep Dasar Keperawatan Virginia Henderson ........................................
24
D. Konsep dasar Asuhan Keperawatan.............................................................
25
BAB III ..................................................................................................................48
METODE PENELITIAN .......................................................................................48
A. Pendekatan/Desain Penelitian ......................................................................
48
B. Subyek Penelitian.........................................................................................
48
E. Batasan Istilah (Definisi Operasional) .........................................................
48
F. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................
49

x
G. Prosedur Penelitian ......................................................................................
49
H. Metode dan instrument Pengumpulan Data .................................................
49
I. Keabsahan Data ...........................................................................................
51
J. Analisis Data ................................................................................................
51
BAB IV ..................................................................................................................41
HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................41
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 41
1. Gambaran Lokasi Penelitian ..........................................................................
41
2. Hasil Asuhan Keperawatan ..........................................................................
139
B. Pembahasan................................................................................................ 195
1. Pengkajian ................................................................................................
.... 195
2. Diagnosa
keperawatan .................................................................................. 199
3. Intervensi
keperawatan ................................................................................. 205
4. Implementasi ............................................................................................
.... 210
5. Evaluasi
keperawatan ................................................................................... 214 BAB
V ..................................................................................................................216
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................216
A. Kesimpulan ................................................................................................
216
B. Saran ..........................................................................................................
217 DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................219
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
i
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 ..............................................................................................................139

Tabel 4.2 ..............................................................................................................140

Tabel 4.3 ..............................................................................................................143

x
ii
Tabel 4.4 ..............................................................................................................146

Tabel 4.5 ..............................................................................................................147

Tabel 4.6 ..............................................................................................................151

Tabel 4.7 ..............................................................................................................152

Tabel 4.8 ..............................................................................................................151

Tabel 4.9 ..............................................................................................................155

Tabel 4.10 ............................................................................................................156

Tabel 4.11 ............................................................................................................157

Tabel 4.12 ............................................................................................................160

Tabel 4.13 ............................................................................................................162

Tabel 4.14 ............................................................................................................164

Tabel 4.15 ............................................................................................................171

Tabel 4.16 ............................................................................................................172

Tabel 4.17 ............................................................................................................180

Tabel 4.18 ...........................................................................................................188

Tabel 4.19 ............................................................................................................188

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Payudara .......................................................................... 7

DAFTAR BAGAN

x
iii
Bagan 2.1 Pathway .............................................................................................
17

x
iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsul

Lampiran 2 Format pengkajian

Lampiran 3 Lembar Analisa Data

Lampiran 4 Lembar Daftar Diagnosa Keperawatan

Lampiran 5 Lembar Intervensi

Lampiran 6 Lembar Implementasi

Lampiran 7 Lembar Evaluasi

x
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan

pengendalian dan fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak

normal, cepat, serta tidak terkendali. Sel-sel tersebut membelah diri lebih

cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan

atau massa (Putra, 2015).

Menurut data WHO (World Health Organization ) Kanker payudara

adalah bentuk kanker paling umum pada wanita. 2,1 juta wanita terkena

kanker payudara pada tahun 2018. Sebanyak 630.000 di antaranya meninggal

karena kurangnya pengetahuan akan penyakit ini dan kurangnya biaya

pengobatan (WHO, 2019). Para penderita kanker payudara kebanyakan datang

ke rumah sakit untuk melakukan perawatan telah masuk kedalam stadium

lanjut, penyebabnya yaitu kurangnya pengetahuan dan tidak melakukan

deteksi dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri), sehingga kasus ini terus

mengalami peningkatan (Irawan, 2018).

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker WHO memperkirakan

bahwa pada tahun 2040 jumlah kanker payudara yang di diagnosis akan

mencapai 3,1 juta, dengan peningkatan terbesar di negara-negara

berpenghasilan rendah dan menengah (WHO, 2019). Angka kejadian penyakit

kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada urutan 8 di Asia

Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23 (Globocan, 2018). Angka


2

kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara yaitu

sebesar 42,1 per 100.000 penduduk penduduk dengan rata-rata kematian 13,9

per 100.000 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi tumor/kanker di Indonesia

menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013

menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi

adalah di provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera

Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk

(Riskesdas, 2018).

Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien dipengaruhi

oleh perubahan citra tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak

psikososial yang dialami penderita kanker payudara yaitu distres yang akan

memengaruhi kualitas hidup pasien. Pemicu stres pada penderita kanker

payudara berasal dari tergganggunya fungsi tubuh, keputusasaan,

ketidakberdayaan, dan perubahan perubahan citra diri (Utami, 2017).

Kualitas hidup yang baik sangat diperlukan agar seseorang mampu

mendapatkan status kesehatan yang baik dan mempertahankan fungsi atau

kemampuan fisik seoptimal mungkin, seseorang yang memiliki kualitas hidup

yang baik maka akan memiliki keinginan kuat untuk sembuh dan dapat

meningkatkan derajat kesehatannya. Sebaliknya, ketika kualitas hidup

menurun maka keinginan untuk sembuh juga menurun (Haryati & Sari, 2019).
3

Dengan perubahan kualitas hidup yang terjadi pada pasien, asuhan

keperawatan dilakukan berdasarkan model keperawatan Virginia henderson.

Model keperawatan ini berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan

membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat

menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan mengembalikan

kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi yang dialami

(Desmawati, 2019).

Berdasarkan uraian fenomena diatas dan diperkuat pula dengan data

yang terdapat di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tahun 2019

terdapat 121 kasus ca mamae yang menjadi urutan terbanyak pertama, maka

peneliti tertarik mengangkat dan melakukan Asuhan Keperawatan dengan

pasien Ca Mamae di RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tahun

2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas maka rumusan

masalah diatas adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ca

Mammae yang dirawat di Rumah Sakit ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran

pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pasien Dewasa dengan Kanker

Payudara.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pasien dengan Kanker Payudara.

b. Mengidentifikasi diagnose pasien dengan Kanker Payudara.


4

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada pasien dengan Literature

review Kanker Payudara.

d. Melaksanakan intervensi keperawatan pada pasien dengan Kanker

Payudara.

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker

Payudara.

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan

Kanker Payudara.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pengalaman belajar

dilapangan dan dapat meningkatkan pengetahuan peneliti tentang

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kanker Payudara.

2. Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau

saran dan bahan dalam merencanakan Asuhan Keperawatan pada pasien

dengan Kanker Payudara.

3. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keluasan ilmu

dibidang keperawatan dalam Asuhan Keperawatan pada pasien dengan

Kanker Payudara dan sebagai literatur dalam pembuatan Kaeya tulis

Ilmiah.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Kanker Payudara

1. Pengertian

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel

normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah

(Nurarif & Kusuma, 2015).

2. Anatomi Payudara

Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak,

kelenjar fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara

dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior.

Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding anterior

dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media,

dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah

musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda

payudara terletak di atas costa II–IV.

Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting.

Korpus adalah bagian yang membesar. Di dalamnya terdapat alveolus

(penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola merupakan bagian yang

kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel

Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.


6

Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan

berpigmen di puncak payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting

mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil, yaitu

apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari arteri

mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi

tambahan berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari

payudara melalui vena dalam dan vena supervisial yang menuju vena kava

superior sedangkan aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae,

kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila. Dengan

demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No

Title, 2012).

Gambar 2.1
Anatomi Payudara (No Title, 2012)

3. Fisiologi payudara

Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat

menarke; pada bayi, anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya

berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi


7

susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon estrogen dan

progesteron.

Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan

yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa

pubertas, dimana estrogen dan progesteron menyebabkan berkembangnya

duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang menyebabkan pembesaran

payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit

lemak.

Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama

menstruasi terjadi pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga

menyebabkan payudara mengalami pembesaran maksimal, tegang, dan

nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan

menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus

lobul dan duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.

Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara

menyekresikan kolostrum karena adanya sekresi hormon prolaktin dimana

alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus kemudian melalui

duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun beregresi

dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause, jaringan lemak

beregresi lebih lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun

akhirnya akan menghilang meninggalkan payudara yang kecil dan

menggantung (No Title, 2012)

4. Etiologi
8

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah

faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu

asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur

saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga

tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.

Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker

payudara.

a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi

terjadinya kanker payudara.

b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang

sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah

melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada

payudara yang sehat.

c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana

ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan

beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.

d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan

menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan

kanker payudara.

e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang

mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause

yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko

besar terjadinya kanker payudara.


9

f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami

obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan

beresiko terkena kanker.

g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena

kanker.

h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar

pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.

5. Patofisiologi

Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara

abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam

lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel

mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan

sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh

akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah

tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk

metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma

adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak

mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.

Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut

dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai

sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana

inisiator atau karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik normal dan

menyebabkan perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat

seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap


10

agens yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal

abnormal atau genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama,

progresi dimana sel-sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama

insiasi dan promosi mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan

bermetastase

menunjukkan perilaku maligna.

6. Tanda dan gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang

khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk

bulat dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema,

mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun

dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)

Adapun tanda dan gejala kanker payudara :

a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit

b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)

atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)

c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit

jeruk (peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)

d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul

satelit)

e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).

f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.

g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
11

h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada

awal-awalnya tidak terasa sakit.

i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu

payudara

j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :

a. Laboratorium meliputi

1) Morfologi sel darah

2) Laju endap darah

3) Tes faal hati

4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum

atau plasma

5) Pemeriksaan sitologik

Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan

yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan

yang keluar dari ekskoriasi

b. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk

mendeteksi secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae

untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada

tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat

karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.


12

c. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah

padat pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan

tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2

cm.

d. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae

atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas

karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih

tinggi.

e. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara

pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan

peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

f. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau

ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif

terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi

terapi.

g. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara

pada organ lain

h. Pemeriksaan hematologi

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada

speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.


13

8. Penatalaksanaan medis

a. Pembedahan

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot

pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat

namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

2. Mastektomi total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan

lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat

dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

3. Lumpektomi/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak

turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan

payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

4. Wide excision / mastektomi parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal,

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot

pectoralis mayor.

b. Radioterapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak

jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping:

kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada

nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

c. Kemoterapi
14

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam

aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,

kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

d. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang

sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral

oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

9. Komplikasi

Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang

tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis

payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018).

B. Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa

keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2017).

2. Kriteria mayor dan minor

Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar

80%100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda

dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung

penegakan diagnosis (PPNI, 2017)


15

3. Faktor yang berhubungan

Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat

menunjang kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis atau

masalah keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul pada

pasien kanker payudara menurut Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (PPNI, 2017)

4. Pathway
16

Bagan 2.1 Patway Kanker Payudara


(PPNI, 2017) & (Lodia Kristin, 2017)

5. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan pada pasien dengan ca mammae (PPNI, 2017)

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).


17

1) Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset

mendadak atau lambat d berintensitas ringan hingga berat dan

konstan, yang berlangsung lebih d 3 bulan.

2) Data mayor :

Subjektif : Mengeluh nyeri, Merasa depresi (tertekan)

Objektif : Tampak meringis, Gelisah, Tidak mampu menuntaskan

aktivitas.

3) Data minor

Subjektif : Merasa takut mengalami cedera berulang

Objektif : Bersikap protektif (mis.menghindari nyeri), Waspada, Pola

tidur berubah, Anoreksia

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

1) Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan

(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago,

kapsul sendi daniatay Definisi ligamen).

2) Data mayor :

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit.

3) Data minor

Subjektif (tidak tersedia)

Objektif : Nyeri, Perdarahan, Kemerahan, Hematoma.


18

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

1) Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan

ventilasi adekuat

2) Data Mayor :

Subjektif: Dispnea

Objektif : Penggunaan otot bantu pernapasan Parshall, Fase ekspirasi

memanjang, Pola napas abnormal (mis. takipnea, bradipnea,

hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)

3) Data minor

Subjektif :Ortopnea

Objektif : Pernapasan pursed-lip 1, Pernapasan cuping hidung,

Diameter thoraks anterior-posterior meningkat, Ventilasi semenit

menurun, Kapasitas vital menurun, Tekanan ekspirasi menurun,

Tekanan inspirasi menurun, Ekskursi dada berubah.

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

1) Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme

patogenik.

2) Faktor Risiko : Penyakit kronis (mis. diabetes melitus), Efek prosedur

invasif, Malnutrisi, Peningkatan paparan organisme patogen

lingkungan, Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme

(D.0019).
19

1) Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhí kebutuhan

metabolisme.

2) Data mayor :

Subjektif : ( tidak tersedia )

Objektif : bearat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

3) Data minor

Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri

Objektif : Bising usus hiperaktif, Otot pengunyah lemah, Nafsu

makan menurun Otot menelan lemah, Membran mukosa pucat,

sariawan, Serum albumin turun, Rambut rontok berlebihan, Diare

Kondisi Klinis Terkait

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).

1) Definsi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan

dengan topik tertentu.

2) Data mayor :

Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap

masalah

3) Data minor :

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan

perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi, histeria).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).


20

1) Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap

objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi

ancaman.

2) Data Mayor :

Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari

kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi

Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, Sulit tidur

3) Data Minor :

Subjektif : Mengeluh pusing, Anoreksia, Palpitasi, Merasa tidak

berdaya.

Objektif : Frekuensi napas meningkat, Frekuensi nadi meningkat,

Tekanan darah meningkat. Diaforesis, Tremor, Muka tampak pucat,

Suara bergetar, Kontak mata buruk, Sering berkemih, Berorientasi

pada masa lalu.

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi

tubuh (D.0083).

1) Definisi : perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi

fisik individu.

2) Data mayor :

Subjektif : Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh


Objektif : Kehilangan bagian tubuh, Fungsi/struktur tubuh berubah/

hilang

3) Data Minor :
21

Subjektif : Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian

tubuh, mengungkapkan perasaaan negatif tentang perubahan tubuh,

mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain,

mengungkapkan perubahn gaya hidup

Objektif : Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara

berleblhan, Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh,

fokus berlebihan pada perubahan tubuh, respon non verbal pada

perubahan dan presepsi tubuh, Fokus pada penampilan dan kekuatan

masa lalu, Hubungan sosial berubah.

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

(D.0086).

1) Definisi : Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan pasien Definisi seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak

berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.

2) Data Mayor :

Subjektif : Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong),

Merasa malu/bersalah, Merasa tidak mampu melakukan apapun,

Meremehkan kemampuan mengatasi masalah, Merasa tidak memiliki

kelebihan atau kemampuan positif, Melebih-lebihkan penilaian

negatif tentang diri sendiri, Menolak penilaian positif diri sendiri

Objektif : Enggan mencoba hal baru, Berjalan menunduk, Postur

tubuh menunduk,

3) Data minor :
22

Subjektif : Merasa sulit konsentrasi, Sulit tidur, Mengungkapkan

keputusasaan

Objektif : Kontak mata kurang, Lesu dan tidak bergairah, Berbicara

pelan dan lirih, Pasif, Perilaku tidak asertif, Mencari penguatan

secara berlebihan, Bergantung pada pendapat orang lain, Sulit

membuat keputusan.

C. Konsep Dasar Keperawatan Virginia Henderson


Tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan

sakit maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna

mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal

dengan damai, yang dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki

kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Handerson

mengemukakan teori tersebut dikarenakan keyakinan dan nilai yang dia

percayai yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Selain itu

dia juga mengatakan dalam mendefinisikan tentang keperawatan harus

memikirkan keseeimbangan fisiologisnya.

Henderson menghubungakan hal-hal tersebut dengan kegiatan

seharihari dan Ia juga memberikan gambaran tentang bagaimana tugas

perawat harus bisa mengkaji, menganalisis dan mengobservasi untuk bisa

memberikan dukungan dalam kesehatan dan proses penyembuhan atau

pemulihan dengan demikian individu tersebut mendapatkan kembali

kemandirian dan kebebasan yang merupakan tujuan mendasar dari teori

tersebut. Ia juga berpendapat dalam sudut Epistemologi karakteristik ilmu

keperawatan, manusia adalah makhluk yang unik, dan tidak ada yang
23

memiliki kebutuhan dasar yang sama yang dalam pemenuhannya memerlukan

bantuan orang lain (Desmawati,

2019).

D. Konsep dasar Asuhan Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi yang ada

pengkajian menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada

keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat

maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan

mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi

yang dialami (Desmawati, 2019).

1. Pengkajian

a. Pengkajian Identitas

1) Identitas Pasien :

2) Identitas Penanggung Jawab :

b. Status Kesehatan

1) Keluhan Utama :

2) Penyakit yang pernah dialami :

3) Alergi :

4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :

5) Riwayat Penyakit Keluarga : 6) Diagnosa Medis dan

therapy :

d. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


24

1) Pola Bernapas

2) Pola makan-minum

3) Pola Eliminasi

4) Pola aktivitas dan latihan

5) Pola istirahat dan tidur

6) Pola Berpakaian

7) Pola rasa nyaman

8) Pola Aman

9) Pola Kebersihan Diri

10) Pola Komunikasi

11) Pola Beribadah

12) Pola Produktifitas

13) Pola Rekreasi

14) Pola Kebutuhan Belajar

e. Pengkajian Fisik

f. Pemeriksaan Penunjang

g. Data laboratorium yang berhubungan

2. Diagnosa keperawatan

Menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada

keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat

maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang

bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan

terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).


25

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi

Kusuma 2016) diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Ca Mamae

adalah (PPNI, 2017):

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme (D.0019).

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi

tubuh (D.0083).

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

(D.0101).

3. Intervensi Keperawatan

Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil
berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja

SLKI DPP PPNI, 2019) :

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).


26

1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan ekspetasi tingkat nyeri menurun.

2) Kriteria hasil :

a) kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat

b) keluhan nyeri menurun

c) meringis menurun

d) sikap protektif menurun

e) gelisah menurun

f) kesulitan tidur menurun

g) menarik diri menurun

h) berfokus pada diri sendiri menurun

i) diaforesis menurun

j) perasaan depresi (tertekan ) menurun

k) perasaan takut mengalami cedera berulang menurun

l) anoreksia menurun

m) perineum terasa tertekan menurun

n) uterus teraba membulat menurun

o) ketegangan otot menurun

p) pupil dilatasi menurun

q) muntah menurun mual menurun

r) frekuensi nadi membaik

s) pola nafas membaik

t) tekanan darah membaik

u) proses berpikir membaik

v) fokus membaik
27

w) fungsi berkemih membaik

x) perilaku membaik

y) nafsu makan membaik

z) pola tidur membaik

3) Intervensi :

Manajemen nyeri (I.08238)

Observasi

a) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

b) Identifikasi skala nyeri

c) Identifikasi respons nyeri non verbal

d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah

diberikan

i) Monitor efek samping penggunaan analgesic

Terapeutik

a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,

terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi bermain)

b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan)


28

c) Fasilitasi istirahat dan tidur

d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan

strategi meredakan nyeri

Edukasi

a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

b) Jelaskan strategi meredakan nyeri

c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan ekspetasi integritas kulit dan jaringan meingkat.

2) Kriteria hasil :

a) Elastisitas meningkat

b) Hidrasi meningkat

c) Perfusi jaringan meningkat

d) Kerusakan jaringan menurun

e) Kerusakan lapisan kulit menurun

f) Nyeri menurun

g) Perdarahan menurun

h) Kemerahan menurun

i) Hematoma menurun
29

j) Pigmentasi abnormal menurun

k) Jaringan parut menurun

l) Nekrosis menurun

m) Abrasi kornea menurun

n) Suhu kulit membaik

o) Sensasi membaik

p) Tekstur membaik

q) Pertumbuhan rambut membaik

3) Intervensi :

Perawatan luka (I.14564)

Observasi

a) monitor karakteristik luka

b) monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik

a) lepaskan balutan dan plester secara perlahan

b) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu

c) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik sesuai

kebutuhan

d) bersihkan jaringan nekrotik

e) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu

f) pasang balutan sesuai jenis luka

g) pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

h) ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase

i) jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi

pasien
30

j) berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein

1,25-1,5 gram/kgBB/hari

k) Berikan suplemen vitamin dan mineral

l) berikan terapi tens, jika perlu

Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

b) anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein

c) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kolaborasi

a) kolaborasi prosedur debridement, jika perlu

b) kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan


keperawatan

diharapkan ekspektasi pola napas membaik.

2) Kriteria hasil :

a) Ventilasi semenit meningkat

b) Kapasitas vital meningkat

c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat

d) Tekanan ekspirasi meningkat

e) Tekanan inspirasi meningkat

f) Dispnea menurun

g) Penggunaan otot bantu napas menurun

h) Pemanjangan fase ekspirasi menurun


31

i) Ortopnea menurun

j) Pernapasan pursed-lip menurun

k) Pernapasan cuping hidung menurun

l) Frekuensi napas membaik

m) Kedalaman napas membaik

n) Ekskursi dada membaik

3) Intervensi :

Manajemen jalan napas (I.01011)

Observasi

a) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,

wheezing, ronkhi kering)

c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik

a) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan

chinlift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)

b) Posisikan semi-Fowler atau Fowler

c) Berikan minum hangat

d) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

e) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik

f) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

g) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill

h) Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
32

a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika


tidak

kontraindikasi

b) Anjurkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,

jika perlu

d. Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis (D.0142).

1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

ekspetasi tingkat infeksi menurun. 2) Kriteria hasil :

a) kebersihan tangan meningkat

b) kebersihan badan meningkat

c) nafsu makan meningkat

d) demam menurun

e) kemerahan menurun

f) bengkak menurun

g) vesikel menurun

h) cairan berbau busuk menurun

i) sputum berwarna hijau menurun

j) drainase purulen menurun

k) piuria menurun

l) periode malaise menurun

m) periode menggigil menurun

n) letargi menurun

o) gangguan kognitif menurun


33

p) kadar sel darah putih membaik

q) kultur darah membaik

r) kultur urine membaik

s) kultur sputum membaik

t) kultur area luka membaik

u) kultur feses membaik

v) kadar sel darah putih membaik

3) Intervensi pencegahan

infeksi (I.14539) observasi

a) monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik terapeutik

a) Batasi jumlah pengunjung

b) berikan perawatan kulit pada area edema

c) cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien

d) pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi

Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

b) ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

c) Ajarkan etika batuk

d) ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi

e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

f) anjurkan meningkatkan asupan cairan kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolisme (D.0019).


34

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diarapkan

ekspetasi status nutrisi membaik

2) Kriteria hasil :

a) Kekuatan otot pengunyah meningkat

b) Kekuatan otot menelan meningkat

c) Serum albumin meningkat

d) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi meningkat

e) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat

f) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat

g) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat

meningkat

h) Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman meningkat

i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan

kesehatan meningkat

j) Perasaan cepat kenyang menurun

k) Nyeri abdomen menurun

l) Sariawan menurun

m) Rambut rontok menurun

n) Diare menurun

o) Berat badan membaik

p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik

q) Frekuensi makan membaik

r) Nafsu makan membaik

s) Bising usus membaik

t) Tebal lipatan kulit trisep membaik


35

u) Membran mukosa membaik

3) Intervensi :

Manajemen nutrisi (I.03119)

Observasi

a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

c) Identifikasi makanan yang disukai

d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien

e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

f) Monitor asupan makanan

g) Monitor berat badan

h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)

c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

f) Berikan suplemen makanan, jika perlu

g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika

asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu

b) Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi
36

a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda

nyeri, antiemetik), jika perlu

b) Kolabor asi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

ekspektasi tingkat pengetahuan meningkat 2) Kriteria hasil :

a) perilaku sesuai anjuran meningkat

b) verbalisasi minat dalam belajar meningkat

c) kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik

meningkat

d) kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang

sesuai dengan topik meningkat

e) perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat

f) pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun

g) persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun

i) perilaku membaik

3) Intervensi :

Edukasi Kesehatan (I.12383)

Observasi

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat


37

Terapeutik

a) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan

b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan

c) Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

a) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

diharapkan ekspektasi tingkat ansietas menurun

2) Kriteria hasil:

a) verbalisasi kebingungan menurun

b) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun

c) perilaku gelisah menurun

d) perilaku tegang menurun

e) keluhan pusing menurun

f) anoreksia menurun

g) palpitasi menurun

h) frekuensi pernapasan menurun

i) frekuensi nadi menurun

j) tekanan darah menurun

k) diaforesis menurun

l) tremor menurun
38

m) pucat menurun

n) konsentrasi membaik

o) pola tidur membaik

p) perasaan keberdayaan membaik

q) kontak mata membaik

r) pola berkemih membaik

s) orientasi membaik

3) Intervensi :

Reduksi Ansietas (I. 09314)


Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
stresor)

b) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan

c) Monitor tande-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika


memungkinkan

c) Pahami situasi yang mernbuat ansietas

d) Dengarkan dengan penuh perhatian

e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

f) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan


datang

Edukasi
39

a) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami

b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan,


dan prognosis

c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu

d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual


kebutuhan

e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

h) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika perlu

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi

tubuh (D.0083).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

diharapkan ekspektasi citra tubuh meningkat

2) Kriteria hasil :

a) Melihat bagian tubuh meningkat

b) menyentuh bagian tubuh meningkat

c) verbalisasi kecacatan bagian tubuh meningkat

d) verbalisasi kehilangan bagian tubuh meningkat

e) verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun

f) verbalisasi kekhawatiran terhadap penolakan/reaksi orang lain

menurun

g) verbalisasi perubahan gaya hidup menurun

h) menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun


40

i) menunjukkan bagian tubuh berlebihan menurun

j) fokus pada bagian tubuh menurun

k) fokus pada penampilan masa lalu

l) menurun fokus pada kekuatan masa lalu menurun

m) respon non verbal pada perubahan tubuh membaik

n) hubungan sosial membaik 3) Intervensi :

Promosi citra tubuh (I.09305)

Observasi

a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan

tahap perkembangan

b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkalt

citra tubuh

c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi

sosial

d) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik

a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya

b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri

c) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan

d) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis,

luka, penyakit. pembedahan)

e) Diskusikan cara mengembangken harapan citra tubah secara

realistis

f) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan


41

citra tubuh

Edukasi

a) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra

tubuh

b) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

c) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis, pakalan, wig,

kosmetik)

d) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. kelompok

sebaya)

e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki

f) Latih peningkatan penapilan diri (mis. berdandan)

g) Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain

maupun kelompok

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi

traumatis (D.0086).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

diharapkan ekspektasi harga diri meningkat.

2) Kriteria hasil :

a) Penilaian diri positif meningkat

b) perasaan memiliki kelebihan/ kemampuan positif meningkat

c) penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat

d) minat mencoba hal baru meningkat

e) berjalan menampakan wajah meningkat

f) postur tubuh menampakan wajah meningkat

g) konsentrasi meningkat
42

h) tidur meningkat

i) kontak mata meningkat

j) gairah aktivitas meningkat

k) aktif meningkat

l) percaya diri berbicara meningkat

m) perilaku esertif meningkat

n) kemampuan membuat keputusan meningkat

o) perasaan malu menurun

p) perasaan bersalah menurun

q) perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun

r) meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun

s) ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun

t) pencarian penguatan secara berlebihan menurun

3) Intervensi

Promosi Harga diri (I. 09331)

Observasi

a) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia

terhadap harga diri

b) Monitor verballsasi yang merendahkan diri sendiri

c) Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

Terapeutik

a) Memotivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri

b) Memotivasi menerima tantangan atau hal baru

c) Diskusikan pernyataan tentang harga diri

d) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri


43

e) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

f) Diskusikan persepsi negatif diri

g) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

h) Disukusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga

diri yang lebih tinggi

i) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan

batasan yang jelas

j) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

k) Falisitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga

diri

Edukasi

a) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam

perkembangan konsep positif diri pasien

b) Ankurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

c) Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi

dengan orang lain

d) Aniurkan membuka diri terhadap kritik negatif

e) Anjurkan mengevaluasi perilaku

f) Ajarkan cara mengatasi bullying

g) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri

h) Latih pernyataan/kemampuan pasitif diri

i) Latih cara berfikir dan berperilaku positif

j) Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam

menangani situasi
44

4. Implementasi

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan

keperawatan perawat berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan

membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat

menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun pada

tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri,

saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan rujukan/

ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan

rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang

sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah

rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai dengan

kondisi saat ini (Desmawati, 2019).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan

yang telah dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan/Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan merupakan literatur review yaitu me-

review Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kanker Payudara yang

meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

B. Subyek Penelitian

Subyek studi kasus yang digunakan dalam review kasus keperawatan

adalah individu, individu di keluarga, dan variable dengan kasus yang akan

review secara rinci dan mendalam. Adapun kasus yang akan direview

minimal berjumlah dua kasus yang sama dengan subjek/pasien yang berbeda.

Dengan kriteria sebagai berikut.:

1. Kriteria Inklusi

Pasien dengan Ca Mammae

2. Kriteria Eksklusi

Pasien dengan penyakit lain

C. Batasan Istilah (Definisi Operasional)

Definisi operasional karya tulis ini adalah :

1. Kanker Payudara

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel

jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam


46

54
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh

lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian Kanker payudara adalah

penyakit di mana ada pertumbuhan berlebihan atau tidak terkendali

pertumbuhan sel (jaringan) payudara.

2. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Payudara adalah

suatu proses atau tahap tahap kegiatan dalam praktik keperawatan yang

diberikan langsung kepada pasien dengan Kanker Payudara dalam

berbagai tatanan pelayanan kesehatan meliputi metode askep atau asuhan

keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta

berkesinambungan dalam pemecahan masalah kesehatan pasien dewasa

dengan Kanker Payudara. Asuhan keperawatan di mulai dengan adanya

tahapan pengkajian (pengumpulan data, analisis data dan penegakkan

masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian/evaluasi

tindakan keperawatan.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balikpapan pada tanggal 15 April 2020

sampai dengan tanggal 8 Mei 2020.

E. Prosedur Penelitian

1. Prosedur penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut :

2. Mahasiswa melakukan ujian proposal.

3. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan dari penguji untuk

memproleh persetujuan pengambilan data.


47

4. Mahasiswa melakukan penyusunan penelitian dengan metode literatur

review.

5. Mahasiswa melakukan identifikasi dan validasi laporan asuhan

keperawatan melalui media internet yang disetujui pembimbing.

6. Mahasiswa membandingkan data-data hasil pengkajian menggunakan

format Ramona T. Mercer antara konsep teori dengan kasus.

7. Mahasiswa membandingkan penegakan diagnose


keperawatan

berdasarkan SDKI antara konsep teori dengan kasus.

8. Mahasiswa membandingkan penyusunan perencanaan berdasarkan SIKI

& SLKI antara konsep teori dengan kasus.

9. Mahasiswa membandingkan pelaksanaan pada kasus sesuai dengan

perencanaan berdasarkan SIKI & SLKI pada konsep teori.

10. Mahasiswa melihat kesesuaian pelaksanaan evaluasi terhadap tujuan dan

kriteria hasil dengan diagnosa yang ditegakkan.

11. Mahasiswa membuat kesimpulan dan saran tentang masalah keperawatan

yang ditemukan dalam literatur review

12. Mahasiswa melakukan konsultasi kepada pembimbing.

13. Mahasiswa melakukan perbaikan sesuai masukan pada saat konsultasi

dengan pembimbing.

F. Metode dan instrument Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang

digunakan, antara lain :


48

a. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien dewasa

dengan Kanker Payudara, keluhan utama, riwayat peyakit

sekarangdahulu-keluarga dll). Sumber data dari pasien, keluarga,

perawat lainnya.

b. Pemeriksaan fisik dengan menggunakan teknik : inspeksi, auskultasi,

palpasi, perkusi/IAPP pada system tubuh pasien.

c. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostic)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format Asuhan

Keperawatan dengan model keperawatan Virginia Henderson, sesuai

ketentuan yang berlaku di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan

Timur (instrument terlampir).

G. Keabsahan Data

Keabsahan data untuk membuktikan kualitas data atau informasi yang

diperoleh untuk mengumpulkan informasi utama langsung dari pasien dan

keluarga, data hasil pemeriksaan fisik dan catatan rekam medis, serta

perawatan diruangan pasien.

H. Analisis Data

Analisia data pada literature review yaitu data yang dikumpulkan sesuai

dengan kriteria inklusi dikaitkan dengan konsep teori, prinsip yang relevan

untuk membuat kesimpulan dan menentukan masalah keperawatan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian asuhan keperawatan

pada pasien dengan Carsinoma mammae dalam bentuk review kasus yang telah

dilaksanakan di Ruang Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan di

Ruang Bougenvile Rsud Kota Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan

mengambil hasil laporan askep dari media internet dengan jumlah sampel 2

pasien. Pengambilan sampel pasien 1 diambil dari “Karya Tulis Ilmiah Asuhan

Keperawatan Pasien Dengan Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah

Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019” dan pengambilan sampel pasien

2 diambil dari “Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny E Dengan

Karsinoma Mamae Di Ruang Bougenvile RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2018”.

Adapun hasil penelitiannya diuraikan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pasien 1 dilakukan di RSUD Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda yang terletak di Jalan Palang Merah No.1 Sidodadi,

Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. RSUD Abdul

Wahab Sjahranie Samarinda diresmikan pada tanggal 22 Februari 1986.

Rumah sakit ini adalah rumah sakit tipe A yang memeiliki fasilitas antara

lain: intalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, instalasi farmasi,

laboratorium PA, laboratorium Pk, instalasi kedokteran nuklir, radiologi,

54
radiotrapi, instalasi penunjang medik, hemodialysis, ruang kemotrapi,

rehabilitasi medik, instalasi perawatan intensif, IGD 24 jam dan instalasi

bedah sentral.

Penulis menggunakan ruangan Aster dari tanggal 02 April-06

april 2019, ruangan ini adalah ruangan yang dikhususkan untuk

pasienpasien pre dan post.

Operasi laki-laki dan perempuan baik tua dan anak-anak. Pasien

yang di rawat di ruangan ini sebagian besar adalah pasien pre dan post

operasi fraktur, tetapi banyak juga pasien dengan penyakit lain seperti

Carsinoma mammae.

Bangunan ruang Aster terdiri dari 10 kamar yang masing-masing

kamar dapat menampung 5-6 pasien, 1 ruangan isolasi untuk menampung

6 pasien, 1 ruangan tindakan, 1 ruang mushola, 1 ruang rapat dan ruang

perawat, 1 ruang dapur, 1 ruang untuk kepala ruangan dan wakil kpala

ruangan serta 2 kamar mandi pegawai.

Kasus yang dirawat di rungan Aster meliputi kasus Fraktur,

Anemia, Ulkus diabetic food , Laparatomy, Combutio, App perforasi,

Carsinoma mammae.

Lokasi penelitian pasien 2 dilakukan di Ruang Bougenville RSUD

Kota Yogyakarta.

2. Hasil Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil anamnesis Pengkajian identitas pasien dengan Ca.


Mammae
Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2
Nama (insial) Ny. S Ny. E
139

Umur 58 Tahun 57 Tahun


Jenis Kelamin Perempuan Perempuan
Status Perkawinan Menikah Menikah
Pekerjaan IRT IRT
Agama Islam Islam
Pendidikan terakhir Tidak tamat SD SPG
Alamat Jl.Perintis, Samarinda Suryodiningratan MJ II/897
No. Register 90.78.XX 40.9X.XX
Tanggal MRS 02 April 2019 28 Juni 2018
Tanggal Pengkajian 02 April 2019 2 Juli 2018
Diagnosa Medis Carsinoma Mammae Sinistra Carsinoma Mammae
Post MRM

Identitas penanggung
Pasien 1 Pasien 2
jawab
Nama (inisial) Tidak tercantum Tn. M
Umur Tidak tercantum 56 tahun
Pendidikan Tidak tercantum SMP
Hub. Dengan pasien Tidak tercantum Suami
Pekerjaan Tidak tercantum Penjual angkringan
Alamat Tidak tercantum Suryodiningratan MJ II/897

Genogram

Data Anamnesis
Sumber: (Tri Winarti, 2019), (Sugeng Laksono, 2018)
140

Berdasarkan tabel 4.1 data pengakajian dilakukan di hari yang

berbeda yaitu, pasien 1 pada selasa 02 April 2019 pada pukul 08.00

WITA didapatkan data pasien 1, yaitu Ny.S berusia 58 tahun, jenis

kelamin perempuan, telah menikah, suku jawa, beragama islam, dengan

tidak tamat SD, pekerjaan ibu rumah tangga, alamat di Jl. Perintis,

Samarinda, pasien masuk di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab

Sjahranie Samarinda pada tanggal 02 April 2019 pukul 03.00 WITA

dengan No. Register 90.78.XX diagnosa medis Carsinoma mammae

sinistra yang telah melakukan MRM (Mastektomi Radikal Modifikasi).

Pasien 2 pada tanggal 2 juli 2018 didapatkan data pasien 2, yaitu Ny. E

berusia 57 tahun, jenis kelamin perempuan, berprofesi sebagai IRT,

beragama islam, pendidikan SPG, alamat di Suryodiningratan MJ II/897,

pasien masuk di RSUD Kota Yogyakarta pada tanggal 28 Juni 2018

dengan No. Register 40.9X.XX dengan diagnosa medis Carsinoma

mammae.

Tabel 4.2 Hasil Anamnesa status kesehatan pasien dengan


Carsinoma mammae
Pengkajian Pasien 1 Pasien 2
Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri pada
Pasien merasa nyeri karena ada
area dada sebelah kiri sampai
benjolan di payudara kiri.
ke lengan bagian atas
Riwayat Pasien mengatakan telah Di payudara kiri ada benjolan
penyakit terdiagnosa kanker payudara pada luka. Pasien sudah
sekarang sejak 3 tahun yang lalu, menjalani pengobatan alternatif
awalnya muncul benjolan selama 3 tahun tanpa
kecil pada payudara kiri tanpa membuahkan hasil.
menimbulkan rasa nyeri Ada benjolan di payudara kiri
pasien tidak memeriksakan berdiameter kira-kira 10cm dan
kesehatannya, beberapa bulan sudah ada luka.
kemudian benjolan semakin
141

besar dan menimbulkan rasa


nyeri disertai ulkus lalu pasien
pergi ke rumah sakit dan
terdiagnosa kanker payudara
pada akhir tahun 2017 pasien
melakukan MRM
(Mastektomi Radikal
Modifikasi) dan menjalankan
kemotrapi pada awal tahun
2018 hingga sekarang,
kemudian kurang lebih 6
bulan yang lalau benjolan
tumbuh lagi pada area dada
dan terus membesar serta
terasa nyeri. Pasien masuk
rumah sakit pada tanggal 02
April 2019 pukul 03.00 WITA
dengan mengeluh nyeri
menjalar ke lengan kiri. Saat
dilakukan pengkajian pada
tanggal 02 April 2019 pukul
08.00 WITA pasien masih
mengeluh nyeri pada area
dada sebelah kiri sampai ke
lengan. Nyeri yang dirasakan
akibat benjolan yang tumbuh
pada dada di bagian atas yang
semakin membesar, nyeri
terasa seperti ditusuk-tusuk ,
nyeri terasa disekitar area
dada kiri samapai ke lengan
dengan skala 5 (nyeri sedang)
dan berlangsung terus
menerus.
Pasien direncanakan
kemotrapi yang ke 12 setelah
keadaan umum pasien
membaik.
142

Riwayat Pasien mengatakan bahwa Pasien mengatakan dulu di


kesehatan sudah keluar masuk dirawat di payudara kanan pernah ada
dahulu rumah sakit karena penyakit benjolan, kemudian diobati
yang sama dan tidak pernah diobati dengan pengobatan
dirawat di rumah sakit karena alternatif dan akhirnya benjolan
penyakit serius lainnya. hilang di payudara kanan hilang.
Kemudian muncul di payudara
kiri, setelah 3 tahun menjalani
pengobatan alternatif benjolan
di payudara kiri tidak sembuh
dan malah ada luka.

Riwayat Anak pasien mengatakan Ibu kandung mengalami


penyakit bahwa tidak ada anggota hipertensi dan anak pertama
keluarga keluarga yang mengalami Ny. E mengalami kanker otak di
penyakit keturunan (seperti, usia 25 tahun .
kanker, hipertensi, diabetes
melitus, dan penyakit
jantung) serta penyakit
menular (seperti HIV, TBC,
hepatitis)
Riwayat haid Pasien mengtakan dulu siklus Pasien mengatakan telah
haid 1 bulan sekali dialami menopause sejak usia 54 tahun.
teratur kurang lebih 5 hari
tidak ada masalah yang timbul
selama haid. Sekarang sudah
tidak mengalami haid lagi
Status kesehatan
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data pengkajian status

kesehatan pasien 1 (Ny. S) dan pasien 2 (Ny. E) didapatkan persamaan

data pada keluhan utama yaitu, kedua pasien mengeluh merasakan nyeri

pada payudara kiri. Selain itu benjolan yang terdapat pada kedua pasien

memiliki kesamaan yaitu terdapat luka pada benjolan yang muncul. Dari

data yang di daapat kedua pasien sama-sama mengeluhkan penyakit pada

3 tahun yang lalu. Terdapat perbedaan penanganan Pada pasien 1 (Ny. S)

dan pasien 2 (Ny. E). pada pasien 1 (Ny. S) pasien memeriksakan

penyakitnya setelah beberapa bulan kemudian setelah terdapat benjolan


143

karena mulai timbul rasa nyeri. Pasien 1 (Ny.S) sudah melakukan

kemoterapi sebanyak 11 kali, sedangkan pada pasien 2 (Ny. S) tidak

pergi ke RS untuk memeriksakan penyakitnya, dan hanya menjalankan

pengobatan alternatif selama 3 tahun. Dari data kesehatan keluarga

didapatkan data bahwa anak dari pasien 2 (Ny.S) juga mengalami kanker

yaitu, kanker otak. Kedua pasien sama-sama telah menoupouse.

Tabel 4.3 Hasil anamnesa Pola kebutuhan dasar (Data Bio-Psiko-


Sosio-Kultural-Spiritual) Carsinoma mammae
Pola aktifitas sehari- Pasien 1 Pasien 2
hari
Pola bernafas Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Suara nafas vesikuler
Pasien mengatakan tidak
Saat sakit : sesak nafas
Adanya tanda kesulitan
bernafas, penggunaan otot Saat sakit :
bantu bernafas, RR: Suara nafas vesikuler,
26x/menit, suara nafas tidak ada wheezing, tidak
cepat. ada kesulitan bernafas,
pasien mengatakan tidak
sesak nafas.
Pola makan dan minum Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan diumah pasien mengtakan makan
makan 2x perhari, 3x perhari, nasi ,lauk
nasi¸sayur, lauk (ikan,tahu, sayur
tempe). Makan sering tidak
habis. Minum air putih 5-6 Saat sakit :
gelas perhari pada saat Pasien mengatakan
setelah makan dan minum makan siang dan sore
sebelum operasi
Saat sakit :
Pasien mengatakan makan
3x perhari, nasi, sayur,
lauk, buah. Pasien
mengeluh tidak nafsu
makan. Hanya makan
setengah porsi. Pasien
minum air putih 2-3 gelas
perhari saat setelah makan
atau sewaktu-waktu
144

Pola eliminasi Sebelum sakit : Sebelum sakit :


Pasien mengatakn dirumah Pasien mengatakan BAK
BAB 1x per hari, BAK 34x 5x perhari, tidak ada nyeri
perhari, tidak ada dan anyang-anyangan saat
keluhan BAB dan BAK BAK. BAB 1x sehari
dengan konsitensi lembek
Saat sakit : dan warna kuning
Pasien mengatakn di RS
BAB 1x , BAK 3-5x Saat sakit :
perhari, tidak ada keluhan Pagi hari sebelum operasi

BAB dan BAK pasien sudah BAK sekali


dan sudah BAB juga.
Pola aktifitas dan latihan Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien dapat beraktifitas Pasien mengatakan ibu
dengan cucu dan keluarga rumah tangga yang
membantu suaminya
Saat sakit : berjualan angkringan
Pasien terlihat hanya bisa
berbaring Saat sakit :
Pasien hanya tiduran saja
Pola istirahat dan tidur Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Pasien mengatakan dirumah Pasien mengatakan
tidur pukul 23.00-05.00 seharihari bias tidur, tidak
ada keluhan untuk
Saat sakit : kebiasaan tidurnya.
Pasien mengatakan sulit Biasanya pasien tidur
tidur saat di RS, tidur pukul antara jam 23.00 – 05.00
05.00-07.00, mudah
terbangun saat ada oranf Saat sakit :
datang. pasien
mengatakan kadang
– kadang
terbangun karena nyeri
payudara kiri
Pola berpakaian Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Dibantu oleh orang lain Tidak tercantum
(anaknya)
Saat sakit :
Saat sakit : Pasien dapat
Tidak tercantum melakukannya mandiri
(Barthel index)
Pola rasa nyaman Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Tidak tercantum

Saat sakit : Saat sakit :


Tidak tercantum Tidak tercantum
145

Pola aman Sebelum sakit : Sebelum sakit :


Tidak tercantum Tidak tercantum

Saat sakit : Saat sakit :


Pasien berhati- hati saat Pasien tidak beresiko jatuh
melakukan mika- (pengkajian resiko jatuh)
miki, karena benjolan pada
dada kiri, dan
pembengkakan
pada tangan kiri.
Pola kebersihan diri Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Tidak tercantum

Saat sakit : Saat sakit :


Saat dirumah : Pasien Pasien dapat melakukan
mengatakan saat dirumah kebersihan diri (cuci
dimandikan anaknya 2x muka, menyisir rambut,
perhari. Sikat gigi 1x dan sikat gigi) secara
perhari, potong kuku mandiri. ( Barthel Index)
seminggu sekali.

Saat di RS : Pasien
mengatakan saat di RS
hanya diseka 1x perhari
dipagi hari oleh anaknya .
Tidak sikat gigi, dan belum
memotong kuku.
Pola komunikasi Sebelum sakit : Sebelum sakit :
menggunakan bahasa jawa Tidak tercantum
tetapi mengerti bahasa
Indonesia Saat sakit :
Saat di RS pasien
Saat sakit : berkomunikasi baik
menggunakan bahasa jawa dengan petugas kesehatan.
tetapi mengerti bahasa
Indonesia
Pola beribadah Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Tidak tercantum

Saat sakit : Saat sakit :


Tidak tercantum Pasien berusaha
selalu berdo’a
Pola produktifitas Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Pasien membantu suami
berjualan dan sebagai
Saat sakit : seorang ibu
Tidak tercantum
146

Saat sakit :
Tidak dapat membantu
suami berjualan lagi
Pola rekreasi Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Tidak tercantum

Saat sakit : Saat sakit :


Tidak tercantum Tidak tercantum
Pola kebutuhan belajar Sebelum sakit : Sebelum sakit :
Tidak tercantum Tidak tercantum

Saat sakit : Saat sakit :


Tidak tercantum Tidak tercantum

Pola kebutuhan dasar


Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan data dari pasien 1 (Ny. S)

yaitu terjadi perubahan pada pola nafas pasien mengeluh sesak saat saat

bernafas, nafsu makan pasien menurun. Pola tidur pasien 1 (Ny. S)

mengalami perubahan menjadi sulit tidur selama di RS. Pola kebersihan

diri pasien pasien mengatakan di rumah sakit pagi tadi hanya disekaseka,

selama di rumah sakit belum gosok gigi. Dari data yang didapat Pola

aktifitas Pasien 1 (Ny. S) dan dan pasien 2 (Ny.E) setelah mengalami

sakit hanya bisa berbaring di tempat tidur. Pola produktifitas pasien 2

(Ny. E) menjadi menurun karena tidak bisa membantu suaminya lagi

unruk berjualan.

Tabel 4.4 Hasil anamnesa status mental pasien dengan Carsinoma


mammae
Pemeriksaan status
Pasien 1 Pasien 2
mental
Kondisi Kondisi emosi atau Pasien merasa cemas
perasaan pasien baik, dengan penyakitnya,
perasaan emosi stabil tidak
berubah-ubah
147

Orientasi Orientasi pasien mengenai Orientasi pasien sesuai


tempat (pasien tau kemampuan diri
sekarang beraada di rumah (pengkajian resiko jatuh)
sakit), waktu (pasien tau
hari dan tanggal sekarang),
orang (pasien dapat
mengenali orang dan
mampu berinteraksi
dengan orang tersebut)
Proses berfikir Proses berfikir (ingatan, Tidak tercantum
atensi, keputusan,
perhitungan) pasien
kurang mengingat
bagaimna proses penyakit
yang pasien alami hingga
sekarang ini. Pasien bisa
mengambil keputusan
dibantu oleh suami dan
anaknya
Motivasi Motivasi pasien ingin Pasien mengatakan ingin
sembuh agar bisa sembuh dari penyakitnya
berkumpul kembali
dengan cucunya
Persepsi Persepsi pasien Pasien mengatakan tidak
mengentahui tentang tahu dengan penyakitnya.
penyakitnya, pasien
menerima dengan keadaan
nya sekarang
Status Psikologis Status pisikologi pasien Pasien kooperatif dan
baik, tidak stress hubungan pasien dengan
berlebihan interaksi pasien petugas kesehatan baik.
baik dengan keluarga
maupun dengan orang
lain.
Status mental
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)

Data dari tabel diatas didapatkan bahwa kondisi emosi pasien 1

(Ny. S) baik dan stabil. Sedangkan pasien 2 (Ny.E) pasien merasa cemas

dengan penyakitnya. Secara keseluruhan status mental kedua pasien baik

dan kooperatif terhadap petugas dan pengobatan yang dijalankan.

Tabel 4.5 Hasil Anamnesa Pemeriksaan Fisik pasien dengan


Carsinoma mammae
148

Pemeriksaan fisik Pasien 1 Pasien 2


Keadaan umum Compos mentis Compos Mentis, agak
gelisah
Tanda – tanda vital TD : 120/70 mmHg TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit Nadi : 84x/menit
RR : 26x/menit RR : 20x/menit
SpO2 : 98% S : 37C
Antropometri BB : 38 kg BB : 66 kg
TB : 150 cm TB : 152 cm
IMT : 16,8 IMT : 20,5
LILA : 22 cm
Skala nyeri - P: nyeri akibat benjolan - P: pasien mengatakan
di dada kiri yang nyeri payudara kiri
membesar - Q: terasa seperti
- Q: nyeri seperti tertusuk- tertusuk tusuk
tusuk - R: payudara kiri
- R: nyeri terasa di area - S : Skala nyeri 4
dada sampai ke lengan

tangan kiri - T: saat bergerak.


- S: skala nyeri 5
- T: nyeri berlangsung
terus menerus
Pemeriksaan integumen Kulit terlihat kurang bersih, Kulit bersih warna sawo
badan pasien teraba hangat, matang, turgor kulit,
warna kulit pasien sawo tidak ada sianosis.
matang, turgor kulit baik
kembali dalam <2 detik,
kulit tampak kering dan
elastis, terlihat adanya
koloid bekas luka insisi pada
dada kiri.
Pemeriksaan kepala Tidak tercantum Bentuk mesocephal,
bentuk simetis,rambut
dan kulit kepala bersih.
Mata ishokor, simetris,
visus normal.
Telinga simetris dan
bersih.
Pemeriksaan leher Tidak tercantum Tidak ada benjolan dan
tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
Pemeriksaan tengkuk Tidak tercantum Tidak ada benjolan dan
tidak ada kaku kuduk
149

Pemeriksaan Payudara tidak simetris, Di payudara kiri terdapat


payudara dan Pasien telah melakukan benjolan dan ulkus,
ketiak MRM pada payudara tampak kemerahan, dan
kirinya, warna payudara kiri kulit payudara
kecoklatan aerola kecoklatan mengkerut seperti kulit
kelainan pada payudara jeruk. Payudara teraba
terlihat tunggal hanya tersisa benjolan yang mengeras
sebelah kanan dalam dan terasa nyeri serta
keadaan puting normal tidak terdapat pembengkakan
ada kelainan, axsila terdapat di payudara kiri.
pembengkakan dan clavikula
tidak simetris antara kanan
dan kiri karena terdapat
penonjolan masa pada area
dada kiri

Pemeriksaan dada Inpeksi: bentuk thoraks tidak Inspeksi


simetris antara kanan dan Bentuk dada tidak
kiri (deformitas bentuk simetris karena ada
dada) pernafasan pembengkakan payudara
hiperventilasi RR 26x/m kiri.

Palpasi: adanya tanda Palpasi


kesulitan bernafas Terdapat benjolan di

penggunaan otot bantu payudara kiri, bengkak


pernafasan,getaran dan terasa nyeri, tidak
suara (vocal simetris, ada nyeri tekan
premitus)
simetris Perkusi
anatara kanan dan kiri Sonor

Perkusi: suara dada kanan Auskultasi


dan kiri sonor Vesikuler

Auskultasi: suara nafas cepat


dan dalam, suara ucapan
intensitas dan kualitas suara
simetris, tidak ada suara
nafas tambahan
Pemeriksaan Punggung Tidak tercantum Tidak ada nyeri
punggung, tidak ada
skoliosis dan lordosis.
150

Pemeriksaan Abdomen Tidak tercantum Inspeksi


Warna kulit sawo matang,
simetris, tidak ada
kemerahan dan
kekuningan, tidak ada
bekas luka.

Auskultasi
Bising usus 20x/menit.

Perkusi
Terdengar redup, tidak ada
hepatomegaly

Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak
ada nyeri tekan
Pemeriksaan Genetalia Tidak tercantum Anus dan Rectum
Pasien mengatakan tidak
pernah BAB darah dan
tidak ada benjolan di
anus.

Pasien mengatakan
genetalianya bersih, tidak
keluar sekret yang
berlebihan.
Pemeriksaan Kekuatan otot menurun, Ekstermitas Atas
musculoskeletal terdapat pembengkakan Mampu menggerakkan
(ekstermitas) limfaderma pada tangan kiri, tangan secara mandiri,
tangan kiri tidak dapat hanya lengan kiri terasa
digerakan untuk beraktivitas, agak nyeri, tidak teraba
kekuatan otot benjolan dan terpasang
5 infus RL di lengan
2 kanan. Tidak ada
kelainan bentuk dan
4 4 fungsi.

Ekstermitas Bawah
Mampu menggerakkan
kaki secara mandiri dan
tidak teraba benjolan.
Pemeriksaan fisik
Sumber: Nur Rizki D P (2015), Tunnaim et al (2019)
151

Dari tabel pemeriksaan fisik pasien 1 (Ny. S) dan pasien 2 (Ny.E)

didapatkan data keadaan umum kedua pasien compos mentis,tatapi pada

pasien 2 pasien sedikit gelisah. Didapatkan data pasien 1 mengalami

kesenjangan yaitu RR: 26x/menit, IMT dibawah normal 16,8 dan pasien

2 mengalami sub febris 37C.

Pasien 1 (Ny.S) dan 2 (Ny.E) mengalami nyeri dengan skala 4-5.

Pada pemeriksaan integument pasien 1 (Ny.S) terdapat data terlihat

adanya koloid bekas luka insisi pada dada diri pasien. Pada pemeriksaan

payudara dan ketiak pasien 1 (Ny. S) didapatkan data payudara tidak

simetris, dikarenakan telah melakukan MRM pada payudara kiri. Pada

axila terdapat pembengkakan dan clavicula tidak simetris karena terdapat

penonjolan massa pada area dada kiri. Sedangkan pada pasien 2 (Ny. E)

payudara kiri terdapatbejolan dan ulkus, kulit payudara mengkerut seperti

kulit jeruk, terdapat benjolan yang mengeras padapayudara kiri.

Pada pemeriksaan dada kedua pasien mengalami

ketidaksimetrisan pada dada kanan dan kiri. Pada pasien 1 (Ny.S)

terdapat penggunaan otot bantu nafas. Pada pemeriksaan

muskuloskeletas kedua pasien mengalami penurunan kekuatan otot pada

tangan kiri.

Table 4.6 Hasil pemeriksaan penunjang pasien dengan Carsinoma


mammae
Pemeriksaan Pasien 1 Pasien 2
penunjang
Laboratorium Hematologi tanggal: Hematologi tanggal:
02/04/2019 29 / 06/ 2018
Leukosit 15,70 H (4.8010.80 Leukosit 10,1 (4,4 – 11,3)
10 /µl) Eritrosit 4,24( 4,1 – 5,1)
152

Eritrosit 3,16 (4.20-5.40 10 Haemoglobin 5,1(12,3-15,3)


/µl) Trombosit 356 (350-470) Masa
Hemoglobin 11,3 (12.0-16.0 perdarahan 2’9”(<6 menit) Masa
g/dl) Penjendalan 7’48” (<12
Hematokrit 35.4 (37.0-54.0 menit)
%) GDS 174 (70-140)
SGOT 28 (<31)
kimia klinik tanggal: SGPT 21(<32)
02/04/2019 Ureum (10-50)
GDS 118 (70-140 mg/dL) Creatinin 1,1(0.5-1.1)
Albumin 3.4 (3.5-5.5 g/L) HbsAg Negatif

Hematologi tanggal :
02/07/2018
Hemoglobin 11,2 (12,3-15,3)
USG Tidak tercantum

Foto thorax tanggal: Rontgen thorax tanggal :


21/01/2019 28/06/2018
Cor n pulmodbn
Klinis: Ca mamae
Rontgen Hasil:
-Pulmo tak tampak kelainan
-Cor dalam batas normal
-Tak tampak pulmo maupun
- Skeletal metastasis
EKG Tidak tercantum Tidak tercantum

Lain-lain Tidak tercantum Tidak tercantum

Pemeriksaan penunjang
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)
Dari tabel diatas didapatkan data pemeriksaan penunjang pada

pasien 1 (Ny. S) didapatkan data pemeriksaan laboratorium dan rongen,

berdasarkan data hasil pemeriksaan laboratorium memiliki nilai

hematokrit di rentang normal, nilai leukosit lebih dari batas normal, nilai

hemoglobin dibawah batas normal dan albumin di bawah nila normal,

sedangkan dari hasil foto rongen menunjukan adanya pertumbuhan

Carsinoma mamme dan metastase tulang. Sedangkan pada pasien 2 (Ny.

E) didapatkan data pada tanggal 26 juni 2018 hemoglobin dibawah batas


153

normal, GDS diatas batas normal, pada tanggal 2 juli 2018 hemoglobin

naik menjadi 11,2.

Tabel 4.7 Hasil penatalaksanaan terapi pasien dengan Carsinoma


mammae
Penatalaksanaan terapi Pasien 1 Pasien 2

- IVFD Nacl 0,9% 20 Tpm - Injeksi Cefim 1


- Vit.K 2x1 ampul via IV gram IV Injeksi
- Santagesik 3x1 ampul via - Cefim
IV 1gr/12 jam 1 gram
- Ranitidin 3x1 ampul via IV
IV - Injeksi Ketorolac
- Nasakanul 6 liter 1A/12 jam 30mg
- Diet TKTP IV
- Injeksi Asam
Tranexamat 500 mg
IV 1A/8 jam
Penatalaksanaan terapi
Sumber: (Sugeng Laksono, 2018; Tri Winarti, 2019)

Dari tabel data penatalaksanaan terapi didapatkan data

pemeberian IVFD Nacl 0.9% 20 tpm, Vit.K 2x1, santagesik 3x1,

ranitidin 3x1 semua obat diberikan melalui IV, alat bantu pernafasan

berupa nasakanul dengan konsentrasi 6 liter dan diberikan diet tinggi

karbohidrat tinggi protein. Sedangkan pada pasien 2 (Ny.E) yaitu, IV

Cefim 1gr, IV Cefim 1gr/12 jam, IV Ketorolac 1A/12 jam 30mg, IV

Tranexamat 500gr 1A/8 jam. Kedua pasien sama-sama mendapatkan obat

golongan onsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID).

b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.8 Diagnosa keperawatan pasien 1 (Ny.S) dengan Carsinoma mammae di
Ruangan Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tanggal Problem Etiologi
No. Data
ditemukan (masalah) (penyebab)
154

1. Selasa, DS: Pola nafas Deformitas


02/04/2019 - Pasien mengatakan tidak efektif dinidng
nafasnya dada
terasa sesak DO:
- Terlihat pergerakan
intercosta pada saat
bernafas
- Terlihat adanya
pernafasan cuping
hidung
- Terlihat terpasang
nasakanul 6L
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 70x/m
- RR: 26x/m
- SpO2: 98%

2. Selasa DS: Nyeri Infltrasi


02/04/2019 - Pasien mengatakan kronis tumor
nyeri pada dada kri
dan tangan kirinya
sejak 6 bulan yang
lalu
- Pasien mengatakan
nyeri saat miring
kanan dan miring
kiri
- P: nyeri akibat
benjolan di dada kiri
yang membesar
- Q: nyeri seperti
tertusuk-tusuk
- R: nyeri terasa di
155

area dada sampai ke


lengan tangan kiri
- S: skala nyeri 5
- T: nyeri berlangsung
terus
menerus

DO:
- Pasien nampak
meringis
- Terdapat benjolan di
daerah dada kiri
yang membesar
dengan konsitensi
padat
3. Selasa, DS : Defisit Kurangnnya
02/04/2019 - Pasien mengatakan nutrisi asupan
berat badannya turn makanan
sejak menidap
penyakit ini
- Pasien mengatakan
nafsu makan
menurun
- Anak pasien
mengatakan ibunya
selalu tidak
menghabiskan
makanannya DO :
- IMT : 16,8
- Eritrosit 3,16 10
/µL
(menurun), HB 11,3
g/Dl(menurun),
albumin 3,4 g/L
(menurun), GDS
118 mg/Dl
- Kulit terlihat kering,
rambut rontok
berlebih
- Diit TKPT( Tinggi
Kalori Tinggi
Protein)

4. Selasa DS : Defsit Kelemahan


02/04/2019 - Pasien mengatakan perawatan
jarang mandi diri
- Pasien mengatakan
di RS hanya seka
156

oleh anak nya DO


:
- Pasien Terlihat
tidak mampu
mandi, makan,
dank e toilet
sendiri
- Pasien Nampak
lemah
5. Selasa, DS : Gangguan Kurangnnya
02/04/2019 - Anak pasien Pola Tidur kontrol tidur
mengatakan selama
di RS ibunya hanya
tidur
pukul 05.00-07.00
- Pasien
mengatakan sulit
tidur saat di RS
- Pasien mengatakan
mudah terbangun
saat ada orang
datang

DO :
- TD: 110/70 mmHg
- Nadi: 70x/m
- RR: 26x/m

Tabel 4.9 Diagnosa keperawatan pre op pasien 2 Ny.E di Ruang Bougenville


Rumah Sakit Jogja
Tanggal Problem Etiolpgi
No. Data
ditemukan (masalah) (penyebab)
1. Senin, DS: Kurang Kurang
02/07/2018 - Pasien mengatakan pengetahuan terpapar
jam 09.00 tidak tahu tentang tentang informasi
penyakitnya. penyakitnya
- Pasien mengatakan
selama ini hanya
periksa ke
pengobatan alternatif.

DO:
- Pasien tidak mampu
menjawab
157

pertanyaan tentang
penyakitnya.
2. Senin, DS : Cemas Krisis situasi
02/07/2018 - Pasien mengatakan (prosedur
jam 09.00 cemas mau tindakan
melakukan operasi operasi)
DO :
- Nampak gelisah
3. Senin, DS : Nyeri akut Agen injuri
02/07/2018 - Pasien mengatkan biologis
jam 09.00 nyeri payudara (luka
sebelah kiri DO : payudara)
- P: pasien mengatakan
nyeri payudara kiri
- Q: terasa seperti
tertusuk tusuk
- R: payudara kiri -
S : Skala nyeri 4
- T: saat bergerak.

Tabel 4.10 Diagnosa keperawatan post op pasien 2 Ny.E di Ruang Bougenville


Rumah Sakit Jogja
Tanggal Problem Etiologi
No ditemukan Data (masalah) ( penyebab
)
1. Senin, DS: Pasien mengatakan Nyeri akut Agen injuri
02/07/2018 nyeri luka operasi DO: fisik
jam 11.30 P: nyeri luka operasi, (tindakan
Q: terasa tersayat-sayat, operasi)
R: pada dada kiri,
S: skala: 5,
T: terus menerus setelah
operasi.

2. Senin, DS: - Risiko Prosedur


02/07/2018 DO: tindakan radikal infeksi invasif
jam 11.30 mastektomi, terpasang (tindakan
drain di dada kiri, operasi)
terpasang infus di tangan
kanan,
158

3. Senin, DS:-Pasien mengatakan Gangguan Prosedur


02/07/2018 merasa malu setelah citra tubuh bedah
jam 11.30 operasi payudara
kirinya tidak ada dan
merasa tubuhnya menjadi
berubah bentuk.
DO: -Pasien tampak
menutupi payudara
kirinya dengan selimut.

Dari tabel 4.8 didapatkan Diagnosa keperawatan menurut SDKI

pada pasien 1 ( Ny. S) ada 5 diagnosa yaitu, Pola nafas tidak efektif b.d

deforitas dinding dada, nyeri kronis b.d infltrasi tumor, deficit nutrisi b.d

kurang nya asupan makanan, deficit perawatan diri b.d kelemahan, dan

gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur.

Sedangkan pada tabel 4.9 didapatkan Diagnosa keperawatan

menurut NANDA pada pasien 2 (Ny. E) saat pre op ada 3 diagnosa yaitu,

kurang pengetahuan tentang penyakitnya b.d kurang terpapar informasi,

cemas b.d krisis situasi, nyeri akut b.d agen injuri biologis. Diagnosa saat

post op pada tabel 4.10 terdapat 3 diagnosa yaitu Nyeri akut b.d agen

injuri fisik, risiko infeksi b.d prosedur invasis (tindakan operasi), dan

gangguan citra tubuh b.d prosedur bedah.

c. Intervensi Keperawatan
Tabel 4.11 Intervensi keperawatan pasien 1 (Ny.S) dengan Carsinoma mammae di
Ruangan Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Tujuan dan Kriteria Perencanaan
No. Dx keperawatan (SDKI)
hasil (NOC) (SIKI)
159

1. Pola nafas tidak efektif b.d ❖ Respiratory Manajemen


deformitas dinding dada status : Ventilasi pernafasan dan
(D.0005) ❖ Respiratory status pemantaua
Ditandai dengan: : airway patency Respirasi
DS: ❖ Vital sign status
- Pasien mengatakan Setelah dilakukan 1.4 Monitor pola
nafasnya terasa sesak tindakan keperawatan Nafas (frekuensi,
DO: selama 3x24 jam kedalaman, usaha
- Terlihat pergerakan diharapkan pola nafas nafas)
intercosta pada saat pasien menjadi efektif 1.5 Monitor
bernafas Dengan saturasi oksigen
- Terlihat adanya kriteria hasil : 1.6 Posisikan

pernafasan cuping hidung RR dalam batas semi fowler atau


- Terlihat terpasang normal (16 fowler
nasakanul 6L 20x/menit), jalan nafas 1.7 Berikan
- TD: 110/70 mmHg paten, suara nafas oksigen
- Nadi: 70x/m vasikuler, pola nafas
- RR: 26x/m normal, irama nafas
- SpO2: 98% reguler, tidak
ada suara nafas
tambahan
160

2. Nyeri kronis b.d infiltrasi ❖ Pain level Manajemen nyeri


tumor (D. 0078) ❖ Pain kontrol Setelah 2.5 Identifikasi
Ditandai dengan : dilakukan tindakan lokasi,
DS: keperawatan selama karakteristik,
- Pasien mengatakan nyeri 3x24 jam durasi,
pada dada kri dan tangan diharapkan nyeri frekuensi,
kirinya sejak 6 bulan pasien kualitas,
yang lalu hilang atau nyeri intensitas nyeri
- Pasien mengatakan nyeri berkurang 2.6 Identifikasi
saat miring kanan dan Dengan kriteria hasil : respon nyeri
miring kiri - Skala nyeri non verbal
- P: nyeri akibat benjolan berkurang (skala 2.7 Berikan
di dada kiri yang nyeri 2) analgesic
membesar - Pasien mampu sesuai terapi
- Q: nyeri seperti mengontrol nyeri 2.8 Ajarkan
tertusuktusuk dengan manajemen teknik
- R: nyeri terasa di area nyeri non nonfarmakolo
dada sampai ke lengan farmakologis Pasien gis untuk
tangan kiri mampu menyatakan mengurangi
- S: skala nyeri 5 nyaman setelah nyeri nyeri
- T: nyeri berlangsung berkurang
terus menerus

DO:
- Pasien nampak meringis
- Terdapat benjolan di
daerah dada kiri yang
membesar dengan
konsitensi padat
3. Deficit nutrisi b.d kurang nya ❖ Nutrition status : Manajemen nutrisi
asupan makanan food and fluid a. Identifikasi
(D.0019) intake status nutrisi
Ditandai dengan : ❖ Weiht control b. Monitor
DS : Setelah dilakukan asupan
161

- Pasien mengatakan tindakankeperawatan makanan


berat badannya turn selama 3x24 jam c. Monitor
sejak diharapkan nutrisi berat badan
menidap penyakit ini pasien terpenuhi d. Monitor
- Pasien mengatakan Dengan kriteria hasil : hasil
nafsu makan menurun - Tidak terjadi pemeriksaan
- Anak pasien penurunan berat laboratorium e.
mengatakan ibunya badan Berikan
selalu tidak - Adanya medikasi
menghabiskan peningkatan berat sebelum atau
makanannya DO : badan sesudah makan
- IMT : 16,8 - IMT dalam rentang
- Eritrosit 3,16 10 /µL normal
(menurun), HB 11,3 - Mampu
g/Dl(menurun), albumin menghabiskanporsi
3,4 g/L (menurun), GDS makannya
118 mg/Dl - Hasil laboratorium
- Kulit terlihat kering, menunjukan
rambut rontok berlebih albumin dalam
Diit TKPT( Tinggi Kalori rentang normal (3.5-
Tinggi Protein) 5.5 g/L),
hemoglobin dalam
rentang normal
(3,12.0-16.0 g/dl)
4. Deficit perawatan diri b.d ❖ Mobility: physical Dukungan perawatan
kelemahan (D.0109) Impaired Diri
Ditandai dengan : ❖ Self care deficit
DS : hygiene Setelah 4.1 Monitor tingkat
- Pasien mengatakan dilakukan tindakan Kemandirian
jarang mandi keperawatan 4.2 Fasilitasi
- Pasien mengatakan di selama 3x24 jam kemandirian, bantu
RS hanya seka oleh anak di harapkan jika tidak mampu
nya kemampuan pasien melakukan
DO : dalam merawat diri perawatan diri 4.3
- Pasien Terlihat tidak meningkat Dengan Anjurkan
mampu mandi, makan, kriteria hasil: melakukan
dank e toilet sendiri - Perawatan diri: perawatan diri
- Pasien Nampak lemah aktivitas kehidupan secara konsisten
seharii-hari sesuai
(ADLs) mampu kemampuan
untuk melakukan
aktivitas perawatan
fisik dan pribadi
secara mandiri atau
dengan alat bantu
5. Gangguan pola tidur b.d ❖ Pain level Dukungan tidur 5.1
kurangnya kontrol tidur ❖ Sleep : extent and Identifikasi factor
(D.0055) pattern pengganggu tidur
162

Ditandai dengan: Setelah dilakukan


DS : tindakan keperawatan 5.2 Monitor
- Anak pasien selama 3x24 jam kuantitas, kualitas
mengatakan selama di diharapkan pola tidur tidur pasien dan
RS ibunya hanya tidur pasien efektif perasaan setelah
pukul 05.00-07.00 Dengan kriteria hasil : bangun tidur 5.3
- Pasien mengatakan - Jumlah jam tidur Modifikasi
sulit tidur saat di RS dalam batas normal lingkungan (mis.
- Pasien mengatakan 6-8 jam/hari kebisingan) 5.4
mudah terbangun saat - Perasaaan segar Anjurkan
ada orang datang setelah bangun menepati waktu
tidur tidur 5.5 Jelaskan
DO : - Pasien mengetahui pentngnya waktu
- TD: 110/70 mmHg Pentingnya waktu tidur
- Nadi: 70x/m tidur yang cukup
- RR: 26x/m

Tabel 4.12 Perencanaan keperawatan pre op pasien 2 (Ny.E) dengan Carsinoma


mammae di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja

No. Diagnosa Perencanaan


Hari/ tgl keperawata Tujuan Intervensi Rasional
n
163

1. Cemas b.d Setelah dilakukan 1. Gunakan 1. untuk


Selasa krisis situasi asuhan keperawatan pendekatan membina
02/07/20 (prosedur 1x24 jam yang tenang. hubungan
18 tindakan tingkat kecemasan 2. Jelaskan saling
operasi) pasien menurun, prosedur percaya
dengan KH: tindakan dan 2. memberikan
- Pasien apa yang gambaran
mengatakan dirasakan tentang
cemasnya selama prosedur
berkuran tindakan. tindakan dan
- Pasienmenunju 3. Berikan proses selama
kkan cemas informasi yang tindakan
berkurang, actual tentang 3. dengan
wajah tampak diagnosa, memberikan
lebih rileks tindakan dan informas tsb.
prognosis. Akan
4. Ajarkan teknik membuat
Relaksasi nafas pasien lebih
dalam. jelas dan
5. Motivasi tenang
keluarga untuk 4. relaksasi
mendampingi untuk
pasien. mengurangi
kecemasan

2. Kurang Setekah dilakukan 1. Kaji tingkat 1. mengetahui


Senin, pengetahuan tindakan pengetahua tingkat
02/07/20 tentang asuhan pasien tentang pengetahuan
18 prosedur keperawatan tindakan 2. memberikan
tindakan selama 1x20 menit operasi gambaran
operasi pasien akan 2. Jelaskan tentang
b.d tentang prosedur
mengethaui
kurang
tindakan prosedur operasi
terpapar
yang akan tindakan 3. agar
informasi
dilakukan, opreasi keluarga
dengan KH: 3. Libatkan mendapatka n
- pasien keluarga dalam gambaran
mengatakan pemberian tentang
sudah pendidikan prosedur
memahami kesehatan. operasi,
tentang 4. Jelaskan secara resiko dan
tindakana tepat komplikasi
operasi kemungkinan sehingga
komplikasi dan keluarga siap
perdarahan, dan
resiko yang mampu
akan terjadi, dan memberikan
164

nyeri. motivasi pada


pasien

3. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan 1. Lakukan 1. Mengetah


Senin, agen asuhan pengkajian skala
02/07 injuri keperawatan 3x24 nyeri intensitas,
2018 biologis (luka jam nyeri pasien 2. Observasi durasi, nyeri
payudara) berkurang,dengan respon 2.Menilai
KH: nonverbal dari tingkat nyeri
- Pasien nyeri. 3.Mengura gi
mengatakan 3. Ajarkan teknik rasa nyeri
nyeri berkurang nonfarmakologi tanpa obat
( skala 0-3) s (relaksasi). 4.obat
- Pasien tidak 4. Kolaborasi analgetik untuk
tampak pemberian mengurangi
kesakitan/ terapi anti nyeri
menahan nyeri nyeri. 5. Mengkaji
5. Monitor tanda tanda
tandatanda nyeri
vital pasien. 6.Mengurangi
6. Tingkatkan nyeri
istirahat.

Tabel 4.13 Perencanaan keperawatan post op pasien 2 (Ny.E) dengan Carsinoma


mammae di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja

No. Hari/tgl Diagnosa Perencanaan


keperawatan Tujuan Intervensi
165

Senin, 02/07 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan 1. Lakukan


Jam 13.30 injuri asuhan keperawatan pengkajian nyeri
fisiologis 3x24 jam nyeri pasien secara
(tindakan operasi) menurun, dengan komprehensif,
Kriteria hasil: meliputi: lokas
- Pasien tidak kualitas,
melaporkan nyeri intensitas nyeri,
(VAS :0-2) onset nyeri
- Tidak Menunjukkan 2. Observasi reaksi
ekspresi nyeri nonverbal dari
- Tidak menangis nyeri.
3. Ajarkan teknik
non
farmakologis
(relaksasi).
4. Kolaborasi
pemberian
terapi anti nyeri.
5. Monitor
tandatanda vital
pasien.
6. Tingkatkan
istirahat.

Senin, 02/07 Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Cuci tangan


Jam 13.30 asuhan keperawatan sebelum
3x24 jam, pasien dan sesudah dari
tidak mengalami tempat pasien.
infeksi, dengan Kriteria 2. Ajarkan teknik
Hasil: cuci tangan
- Tidak ada rembesan kepada pasien dan
luka operasi. keluarga.
- Tidak ada 3. Terapkan
tanda tanda infeksi universal
precaution.
4. Terapkan
prinsip steril saat
melakukan
perawatan luka.
5. Dorong pasien
untuk
meningkatkan
nutrisi
166

6. Berikan antibiotik
bila perlu.
7. Batasi
pengunjung
8. Dressing infus
setiap 2 hari
sekali.
Senin, 02/07 Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Kaji secara
Jam 13.40 tubuh b.d prosedur asuhan keperawatan verbal dan non
bedah. 3x20 menit gangguan verbal resposi
citr tubuh pasien dapat pasien terhadap
teratasi dengan kriteria tubuhnya
hasil: 2. Jelaskan tentang
- Pasien tidak malu pengobatan,
terhadap perawatan,
perubahan kemajuan dan
tampilan fisik prognosis
- Pasien Mengatakan 3. Dorong pasien
Menerima keadaan untuk
fisiknya setelah mengungkapkan
tindakan operasi perasaanny.
4. Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
tindakan- tindakan
yang akan
meningkatkan
penampilan.
5. Dorong keluarga
untuk
memberikan
dukungan dan
selalu
mendampingi
pasien.

Berdasarkan data perencanaan yang didapatkan terdapat

perbedaan perencanaan antara pasien 1 dan 2. Perencanaan yang dibuat

pada pada tabel 4.11 dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan pada

pasien 1 (Ny.S) untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang ada

pada pasien. Perencanaan tindakan yang akan dilakukan direncanakan


167

berdasarkan buku SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).

Sedangkan pada tabel 4.12 dan 4.13 dibuat sesuai diagnose keperawatan

pasien 2 (Ny.E) untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada pada

pasien. Perencanaan yang dilakukan dibuat berdasarkan buku NANDA

NIC NOC.

d. Implementasi

Tabel 4.14 Pelaksanaan keperawatan pasien 1 (Ny.S) Carsinoma


mammae di Ruangan Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
Hari/tgl Implementasi Evaluasi T
Jam keperawatan T
D
Selasa,
02/04
2019

1.3 Memposisikan pasien


08.15 semi fowler 1.3 DS:
- Pasien mengatakan
merasa lebih
nyaman
DO:
- Terlihat pasien dalam
5.1 Menanyakan apakah posisi
pasien pagi ini sudah semi fowler
mandi atau menggosok
gigi
5.1 DS:
- Pasien mengatakan belum
mandi dan menggosok gigi -
Pasien mengatakan ingin
dimandikan anaknya saja DO:
- Pasien terlihat kurang
bersih dan kurang rapi
08.18 1.1 Menghitung dan 1.1 DS:
melihat respirasi serta - pasien mengatakan masih
usaha nafas pasien sesak DO:
- RR :28x/ menit
- Pernafasan cepat dan
dalam
- Adanya otot bantu nafas
berupa otot intercostal
168

08.20 1.2 Mengecek saturasi 1.2 DO: -SpO2 : 98%


psien

09.00 2.3 Memberikan injeksi


santagesik 1 amp (5cc)
via IV sesuai dengan
anjuran dokter

3.5 Memberikan injeksi


ranitidin 1 amp (2cc) via
IV sesuai anjuran dokter

09.03 3.2 melihat dan 3.2 DS:


menanyakan apakah - Anak pasien mengatakan
pasien menghabiskan ibunya hanya makan 4
porsi makannya sdm
DO:
- Terlihat masih banyak
makanan di ransumnya
09.10 3.1 Menghitung indeks 3.1 DO:
massa tubuh pasien - Hasil IMT: 16,8 (berat
dengan BB: 38kg TB: badan kurang)
150 cm - Status nutrisi kurang
09.30 2.2 Melihat ekspresi 2.2DO:
pasien menahan nyeri - Pasien terlihat meringis menahan
yang dirasakan nyeri
09.31 2.1 Menanyakan nyeri 2.1 DS:
yang dirasakan pasien - Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri belum berkurang - P:
nyeri akibat benjolan di dada kiri
yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung terus
menerus
DO:
- Pasien terlihat berhati-
hati saat
bergerak memiringkan tubuhnya
09.35 2.4 Mengajarkan teknik 2.4 DS:
nafas dalam untuk - Pasien mengatakan dapat
meredakan rasa nyeri melakukannya
- Pasien mengatakan
merasa lebih
nyaman namun tidak
mengurangi rasa nyeri
169

DO:
- Pasien terlihat
mempraktikan teknik nafas dalam
16.00 2.3 Memberikan

santagesik 1 amp (5cc)


via IV sesuai dengan
anjuran dokter

3.5 Memberikan ranitidin


1 amp (2cc) via IV sesuai
anjuran dokter
16.03 2.1 Menanyakan nyeri 2.1 DS:
yang dirasakan pasien - Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri belum berkurang - P:
nyeri akibat benjolan di dada kiri
yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan
tangan kiri S:
skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung
terusmenerus

DO:
- Pasien terlihat berhati-
hati saat
bergerak memiringkan tubuhnya
16.05 2.4 Megingatkan pasien 2.4 DS:
teknik nafas unutk - Pasien mengatakan
mengurangi nyeri melakukan teknik nafas dalam
untuk mengurangi nyeri
- Pasien mengatakan
merasa lebih nyaman setelah
menggunakan
teknik nafas dalam

DO:
- Pasien terlihat
mempraktikan teknik nafas dalam
20.00 5.1 Menanyakan 5.1 DS:
mengapa - Pasien mengatakan sulit
pasien sulit untuk tidur tidur karena nyeri

DO:
- Pasien terlihat lesu
170

Rabu,
03/04
2019

09.00
1.4 Mengatur konsentrasi 1.4 DS:
oksigen sesuai terapi - Pasien mengatakan merasa lebih
pasien nyaman dari sebelumnya

09.05 5.2 Menayakan kepada 5.2 DS:


pasien semalam apakah - Pasien mengatakan tidur
bisa tidur? pukul 02.00 sampai 06.00 dan
tidak
nyenyak
DO:
- Tidur kurang dari 8 jam
09.15 4.1 Menanyakan apakah 4.1 DS:
pasien pagi ini sudah - Pasien mengatakan pagi
mandi ini belum mandi karen anaaknya
belum datang
- Pasien mengatakan
memakaai baju yang tadi saja
09.20 4.2 Memandikan pasien 4.2 DS:
dan membantu pasien - Pasien mengatakan
menggosok gigi mau dimandikan oleh perawat
DO:
- Pasien terlihat bersih,
rapi dan tercium wangi
09.30 4.3 Meminta pasien 4.3 DS:
untuk menggosok gigi - Pasien mengatakan
setiap menunggu
pagi dan sesudah makan anaknya saja
DO:
- Pasien terlihat enggan
untuk - Menggosok gigi secara
mandiri dan teratur
09.33 1.3 Mengatur posisi 1.3 DS:
pasien semi fowler - Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman, sesak berkurang
09.35 1.1 Menghitung dan 1.1 DO:
melihat respirasi dan - RR: 25x/m cepat dan dalam -
usaha nafas pasien Penggunaan otot bantu
pernafasan pergerakan
intercosta
171

09.45 2.3 Memberikan


injeksi santagesik 1
amp (5cc) via IV sesuai
dengan anjuran dokter

3.5 Memberikan injeksi


ranitidin 1 amp (2cc) via
IV sesuai anjuran dokter

10.00 2.1 Menanyakan nyeri 2.1 DS:


yang dirasakan pasien - Pasien mengatakan nyeri di
dada kiri belum berkurang - P:
nyeri akibat benjolan di dada kiri
yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada

sampai ke lengan tangan kiri


S: skala nyeri 5 T:
nyeri terus menerus
DO:
- Terlihat ada masa pada dada kiri
pasien
10.01 2.4 Megingatkan pasien 2.4 DS:
teknik nafas dalam - Pasien mengatakan merasa
unutk mengurangi nyeri lebih
nyaman setelah menggunakan
teknik nafas dalam
13.00 3.2 Melihat dan 3.2 DS:
menanyakan apakah - Anak pasien mengatakan
pasien menghabiskan posi ibunya menghabiskan ½ porsi
makannya
DO:
- Terlihat pasien tidak
menghabiskan porsi makannya
16,00 2.3 Memberikan
injeksi santagesik 1
amp (5cc) via IV sesuai
dengan anjuran dokter

3.5 Memberikan injeksi


ranitidin 1 amp (2cc)
via IV sesuai anjuran
dokter
172

16.03 2.2 Melihat ekspresi 2.2 DO:


wajah pasien - Pasien terlihat meringis
menahan nyeri
- Pasien terlihat kesakitan ketika
merubah posisinya
16.05 2.1 Menanyakan nyeri 2.1 DS:
yang dirasakan pasien - Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan
di dada kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri terus menerus

DO:
- Terlihat ada masa pada
dada kiri pasien
21.00 5.4 menganjurkan pasien 5.4 DS:
untuk tidur - Pasien mengatakan belum bisa

tidur

Kamis,
04/04/
2019

08.30
5.2 Menayakan kepada 5.2 DS:
pasien - Anak pasien mengatakan
semalam ibunya malam ini tidur lebih awal
pukul
bagaimana 12.00
tidurnya, - bangun jam 06.00
apakah bisa tidur? - Pasien mengatakan
malam ini dapat tidur dengan lebih
nyenyak
08.35 2.1 Menanyakan nyeri 2.1 DS:
yang dirasakan pasien - Pasien mengatakan nyeri
di dada kiri sedikit berkurang
- P: nyeri akibat benjolan
di dada
kiri yang membesar
Q: nyeri seperti tertusuk –
tusukR: nyeri terasa di area dada
sampai ke lengan tangan kiri
S: skala nyeri 4
173

T: nyeri berlangsung terus


menerus
08.38 2.4 Megingatkan pasien 2.4 DS:
teknik nafas dalam unutk - Pasien mengatakan merasa lebih
mengurangi nyeri nyaman setelah menggunakan
teknik nafas dalam
08.45 2.3 Memberikan injeksi
santagesik 1 amp (5cc)
via IV sesuai dengan
anjuran dokter
3.5 Memberikan injeksi
ranitidin 1 amp (2cc) via
IV sesuai anjuran dokter
09.05 2.2 Menghitung dan 2.2 DS:
melihat respirasi - Pasien mengatakan
pasien nafasnya masih terasa sesak

DO:
- RR: 28x/m cepat dan
dalam
09.08 1.4 Memastikan nasa 1.4 DO:
kanul terpasang dengan - Terlihat terpsang nasakanul
Benar dengan konsentrasi 6 liter/menit
09.10 4.1 Menanyakan apakah 4.1 DS:
pasien pagi ini sudah - Pasien mengatakan pagi ini
mandi belum mandi

DO:
- Pasien terlihat memakai
pakaian yang kemarin
- Pasien terlihat tidak rapi
09.15 4.2 Memandikan pasien 4.2 DS:
dan membantu pasien - Pasien mengatakan mau
menggosok gigi dimandikan oleh perawat
- Pasien mengatakan
merasa senang

DO:
- Pasien terlihat bersih, rapi
dan
tercium wangi
09.40 1.3 Mengatur posisi 1.3 DS:
pasien semi fowler - Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman
16.05 2.3 Memberikan
santagesik 1 amp (5cc)
174

via IV sesuai dengan


anjuran dokter

3.5 Memberikan ranitidin


1 amp (2cc) via IV sesuai
anjuran dokter
19.00 1.1 Menghitung dan 1.1 DS:
melihat respirasi - Pasien mengatakan
dan usaha nafas nafasnya masih terasa sesak dan
pasien tidak ada perubahan

DO:
- RR: 29x/m cepat dan
dalam - Terlihat penggunaan otot
bantu pernafasan pergerakan
intercosta
19.03 1.3 Mengatur posisi 1.3 DS:
pasien semi fowler - Pasien mengatakan merasa lebih
nyaman dengan posisinya yang
sekarang

Tabel 4.15 Pelaksanaan keperawatan pre op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma mammae


di di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja
Hari/tgl Diagnosa
Jam Keperawatan Implementasi Evaluasi

Senin, Cemas b.d 1. Melakukan pendekatan - S: Pasien merasa


02/07/ krisis situasi yang tenang. lebih tenang
2018 (prosedur 2. Menjelaskan prosedur - O: wajah tampak
tindakan tindakan dan apa yang lebih tenang, pasien
08.30 operasi) dirasakan selama tidak terlihat

tindakan. gelisah, suami


3. Memberikan mendampingi
informasi tentang pasien sampai
diagnosa, tindakan kamar operasi
dan prognosis. - A: Masalah teratasi
4. Menyarankan pasien - P: Hentikan
untuk relaksasi intervensi
nafas dalam.
5. Mendorong keluarga
untuk mendampingi
pasien.
175

08.30 Kurang 1. Mengkaji tingkat - S: Pasien


pengetahuan pengetahuan pasien mengatakan
tentang proses proses penyakitnya. mengerti tentang
penyakitnya 2. Menjelaskan tentang proses penyakitnya
b.d kurang proses penyakitnya pada dan mau operasi.
paparan pasien - O:pasien mampu
informasi 3. Melibatkan keluarga saat menjawab
pemberian pendidikan pertanyaan setelah
kesehatan diberikan
4. Menjelaskan pendidikan
kemungkinan kesehatan
komplikasi dan - A: masalah teratasi
perdarahan, resiko - P:Hentikan
yang akan terjadi, dan intervensi
nyeri.
5. mendorong keluarga
untuk membantu pasien
dalam merubah perilaku
hidup sehat
08.30 Nyeri akut b.d 1. Melakukan pengkajian - S: Pasien
agen injuri nyeri secara mengatakan nyeri
biologis (luka komprehensif, meliputi: payudarakiri.
payudara) lokasi, kualitas, - O:
intensitas nyeri, onset P:Pasien
nyeri. mengatakan nyeri di
2. Mengobservasi reaksi payudara kiri
nonverbal dari nyeri. Q: terasa seperti
3. Mengajarkan teknik tertusuk- tusuk,R:
nonfarmakologis payudara kiri,
(relaksasi). S: skala 4,
4. Memonitor tanda-tanda T: setiap kali
vital pasien. gerak.
- TD; 130/90 N; 78
S; 36,9
- A: Masalah belum
teratasi
- P:Lanjutkan
intervensi Rencana
dilakukan tindakan
dikamar operasi

Tabel 4.16 Pelaksanaan keperawatan post op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma mammae


di di Ruang Bougenville Rumah Sakit Jogja
Hari/
Diagnosa
tgl Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jam
176

Senin Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian S: Pasien mengatakan


02/07 b.d agen injuri nyeri secara komprehensif, Luka operasi masih
fisik meliputi: lokasi, kualitas, terasa tersayat-sa
jam (tindakan intensitas nyeri, onset
21.00 operasi). nyeri O:
2. Mengobservasi reaksi P: nyeri luka operasi,
nonverbal dari nyeri. Q: terasa
3. Mengajarkanteknik tersayat-
nonfarmakologis sayat, R:
(relaksasi). dada kiri,
4. Memberikan injeksi S: skala 5,
Ketorolac 30mg IV T: terus menerus
5. Monitor tanda-tanda setelah
vital pasien. operasi.
6. Menganjurkan TD: 130/80, N:
pasienuntuk istirahat. 88, RR: 20, S:
37oC.
Pasien terlihat meringis
menahan sakit.

A:Masalah
belum
Teratasi

P:Lanjutkan intervensi
Evaluasi pengkajian
nyeri

Evaluasi kemampuan
relaksasi
Pemberian anti nyeri
Tingkatkan
istirahat pasien

Senin, Risiko 1. Mencuci tangan S: -


infeksi sebelum dan sesudah dari O: Masih Terpasang drain,
02/07 tempat pasien. Balutan luka tidak
2. Mengajarkan teknik cuci rembes, tidak ada tanda
tangan kepada pasien dan infeksi pada
jam
177

21.00 keluarga iv line


3. Menerapkan universal TD: 120/70, N: 76 RR:18,
precaution. S:36,3oC.
4. Menerapkan prinsip steril A: Masalah belum
saat melakukan perawatan Teratasi
luka. P:Lanjutkan
5. Mendorong pasien untuk intervensi:
meningkatkan nutrisi. Terapkan universal
6. Memerikan antibiotik bila precaution.
perlu. Terapkan
7. Membatasi pengunjung. prinsip steril saat
8. Memonitor tanda infeksi melakukan perawatan luka.
Batasi pengunjung

Senin, Gangguan 1. Mengkaji secara verbal S:Pasien mengatakan


citra dan non verbal respon Payudara kiri sudah
02/07 pasien terhadap Tidak ada dan terasa
tubuh b.d perubahan tubuhnya berat sebelah dan tidak
prosedur 2. Memberikan informasi seimbang.
jam bedah tentang pengobatan, O:Pasien berusaha
21.00
perawatan, kemajuan Menutupi dada kiri,
dan prognosis Tida melihat bagian
3. Memotivasi pasien dadanya. A:
untuk mengungkapkan Masalah belum
perasaannya teratasi.
4. Membantu pasien untuk P:Lanjutkan intervensi
mengidentifikasi Bantu menentukan
tindakan- tindakan yang apakah perubahan citra
akan meningkatkan tubuh berpengaruh
penampilan. pada
5. Mendorong keluarga peningkatan isolasi
untuk memberikan sosial.
dukungan dan selalu Bantupasien
mendampingi pasien. mengidentifikasi cara
untuk menurunkan
dampak dari adanya
perubahan bentuk
melalui pakaian dan
kosmetik
Selas, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian S:Pasien
b.d agen nyeri secara mengatakan
03/07 injuri komprehensif, meliputi: luka operasi masih
fisi lokasi, kualitas, terasa nyeri.
k (tindakan intensitas nyeri, onset O:
jam
nyeri. P: nyeri luka operasi,
07.30
operasi). 2. Mengobservasi reaksi Q: terasa
Non verbal dari nyeri. tersayatsayat,
3. Mengajarkanteknik non R: dada kiri,
178

farmakologis S:VAS 4,
(relaksasi). 4. Memberikan T: setiap saat.
injeksi Ketorolac 30mg IV TD: 130/80, N: 84,
5. Monitor tanda-tanda S:36,7oC, RR: 20.
vital pasien. A:Masalah belum
6. Menganjurkan pasien teratasi.
untuk istirahat P:lanjutkan intervensi:
Evaluasi pengkajian nyeri
Evaluasikemampuan
relaksasi
Pemberian anti nyeri
Tingkatkan istirahat pasien

Selasa, Risiko 1. Mencuci tangan sebelum S: Pasien mengatakan


infeksi dan sesudah dari tempat sudah mulai makan
03/07 pasien. sedikit-sediki
2. Mengajarkan teknik cuci O: Ku cukup,
jam tangan kepada pasien dan CM, Perban luka
07.30 keluarga. Operasi bersih, tidak ada
3. Menerapkan universal rembesa darah,
precaution.. Terdapat drain di dada
4. Mendorong pasien untuk kiri ,prduk 75cc.
meningkatkan nutrisi. Pasien sudah
5. Membatasi pengunjung menghabiskan setengah
6. Memonitor tanda infeksi porsi makanan.
TD;120/80 , N:78
S: 36,5
A:Masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan
intervensi: Cuci
tangan sebelum dan
sesudah dari tempat
pasien.
Ajarkan teknik cuci
tangan kepada pasien
dan keluarga.
Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.

Selasa, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian S: Pasien


b.d agen nyeri secara mengatakan nyeri luka
03/07 injuri fisik komprehensif, meliputi: operasi sudah mulai
(tindakan lokasi,kualitas, intensitas berkurang
operasi). nyeri, onset nyeri. O:
jam
2. Mengobservasi reaksi P: nyeri luka operasi,
14.00
179

non verbal dari nyeri. Q: terasa tersayat-

3. Mengajarkan teknik non sayat, R:


farmakologis (relaksasi). dada kiri,
4. Monitor tanda-tanda S: VAS 4,
vital pasien. T: saat miring ke
5. Menganjurkan pasien kanan dan ke kiri
untuk istirahat. Pasien terlihat meringis
menahan sakit.
TD:120/80,N: 82, RR: 20,
S: 36,4C.
A:Masalah belum
teratasi
P:Lanjutkan intervensi:
Evaluasi pengkajian nyeri
Evaluasi kemampuan
relaksasi
Tingkatkan istirahat pasien
Berikan injeksi anti
nyeri
180

Selasa, Risiko 1. Mencuci tangan sebelum S:Pasien mengatakan


infeksi dan sesudah dari tempat sudah maka
03/07 pasien O:Ku:cukup,
2. Mengajarkan teknik CM. Perban luka operasi
jam cuci tangan kepada pasien bersih, tidak ada
14.00 dan keluarga. rembesan darah, drain
3. Menerapkan universal 50cc, Pasien
precaution. Sudah menghabiskan
4. Melakukan dresing infus. setengah makanan,
5. Mendorong pasien untuk Tidak ada tanda
meningkatkan nutrisi. phlebitis
6. Memerikan antibiotik bila diarea insersi infus,
perlu. Pasien masih salah
7. Membatasi pengunjung. melakukan 6 langkah cuci
8. .Memonitor tanda tanda tangan.
infeksi TD:120/80, N:7.
S:36,7
A:Masalah teratasi
sebagian P:Lanjutkan
intervensi:
Cuci tangan sebelum
dan sesudah dari
tempat pasien. Batasi
pengunjun
Dorong pasien untuk

meningkatkan nutrisi.
181

Selasa, Gangguan 1. Mengkaji respon verbal S : pasien mengatakan


citra tubuh dan nonverbal terhadap setelah
03/07 b.d prosedur perubahan tubuhnya operasi
bedah 2. Menentukan persepsi keluarga tetap
pasien dan keluarga terkait sayang / perhatian dan
jam selalu menunggui
14.00 perubahan citra diri dan
realitas. pasien. O: Pasien
mulai bisa melihat
3. Menentukan apakan
kenyataan dan mulai
perubahan citra tubuh
mau menyentuh
berpengaruh pada bagian dada kiri.
peningkatan isolasi sosial. A:Masalah teratasi
4. Membantu pasien untuk sebagian P:Lanjutkan
mengidentifikasi tindakan- intervensi: Bantu
tindakan yang akan pasien
meningkatkan mengidentifikasi cara
penampilan. untuk mengurangi
dampak dar adanya
perubahan bentuk
melalui pakaian dan
kosmetik
Selasa, Nyeri 1. Melakukan pengkajian S:Pasienmengatakan
akut nyeri secara nyeri luka operasi
03/07 b.d agen komprehensif, meliputi: sudah mulai
injuri palliatif, kualitas, berkurang dan sudah
fisik intensitas nyeri, onset bisa miring kekanan
jam
(tindakan nyeri. dan kir O:
21.00
operasi). 2. Mengobservas reaksi P: nyeri luka operasi,
nonverbal dari nyeri. Q: terasa tersayatsayat,
3. Mengajarkan teknik R: dada kiri,
Non farmakologis S: VAS: 3, T:
(relaksasi). saat mencoba
4. Memberikan injeksi duduk.
Ketorolac 30mg IV Pasien sudah bisa tersenyum.
5. Monitor tanda-tanda TD: 120/80, N: 80,
vital pasien. RR: 18, S:
6. Menganjurkan pasien 36,7C.
untuk istirahat. A:Masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan
intervensi:

- Evaluasipengkajian nyeri

- Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
182

- Berikan injeksi anti nyeri

Selasa, Risiko 1. Mencuci tangan sebelum S:Pasien


infeksi dan sesudah dari tempat mengatakan sudah
03/07 pasien. makan O:Ku: cukup,
2. Mengajarkan teknik cuci CM. Perban luka
tangan kepada pasien dan operasi bersih, tidak
jam
21.00 keluarga. ada rembesan darah.
3. Menerapkan universal Pasien sudah
precaution. menghabiskan ¾
4. Mendorong pasien untuk makanan
meningkatkan nutrisi. TD: 120/80, N: 78
5. .Membatasi pengunjung. S: 36,7
6. Memonitor tanda tanda A:Masalah teratasi
infeksi sebagian
P:Lanjutkan
intervensi:
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah dari tempat
pasien.
Berikan
antibiotic
Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
183

Rabu, Nyeri 1. Melakukan pengkajian S: Pasien


04/07 akut nyeri secara mengatakan nyeri
jam b.d agen komprehensif, meliputi: luka operasi sudah
07.30 injuri fisik lokasi, kualitas, mulai berkurang,
(tindakan intensitas nyeri, onset sudah bisa tidur
operasi). nyeri. semalam, sudah tidak
2. Mengobservasi reaksi terasa ngganjel tapi
nonverbal dari nyeri. msh ada
3. Mengajarkan teknik drain dan sudah bisa
nonfarmakologis duduk.
(relaksasi) O:
4. Memberikan injeksi P: nyeri luka operasi,
Ketorolac 30mg IV Q: terasa tersayatsayat,
5. Monitor tanda-tanda R: dada kiri,
vital pasien. S: VAS: 3, T:
6. Menganjurkan pasien saat mencoba
untuk istirahat. duduk.
Pasien sudah bisa
tersenyum. Pasien
mampu melakukan
relaksasi TD:
120/80, N: 80,
RR:18, S: 36,1oC.
A:Masalah teratasi

sebagian P:
Lanjutkan
intervensi:
Evaluasi pengkajian nyeri
Evaluasi kemampuan
relaksasi
Tingkatkan istirahat pasien
Berikan injeksi anti
Nyeri
184

Rabu, Risiko 1. Mencuci tangaan S:Pasien mengatakan


04/07 infeksi sebelum dan sesudah sudah makan semua
jam dari tempat pasien. makanan yang
07.30 2. Mengajarkan teknik cuci disediakan RS
tangan kepada pasien O:Ku:cukup, CM,
dan keluarga. Luka operasi baik
3. Menerapkan universal tidak ada tanda-tanda
precaution. infeksi di luka dada
4. Mendorong pasien untuk kiri.Luka bersih, tidak
meningkatkan nutrisi. Ada rembesan darah
5. Memerikan antibiotik atau pus.Pasien sudah
bila perlu. menghabiskan1porsi
6. Membatasi pengunjung makanan. Bekas
7. Memonitor tanda tanda infus tidak ada tanda-
infeksi tanda plebitis.
TD: 120/80 N: 78
S:36,8
A:Masalah teratasi
P:Hentikan intervensi
Rabu, Nyeri akut 1. Melakukan pengkajian S: Pasien mengatakan
04/07 b.d agen nyeri secara nyeri luka operasi
injuri komprehensif, sudah
jam fisi k meliputi: lokasi, banyak berkurang,
14.00 (tindakan kualitas, intensitas sudah bisa tidur
nyeri, onset nyeri. dengan drain masih
operasi). 2. Mengobservasi reaksi terpasang di dada kiri.
nonverbal dari nyeri. O: P: nyeri luka
3. Mengajarkan teknik operasi,
nonfarmakologis Q: terasa tersayatsayat,
(relaksasi) R: dada kiri,
4. Memberikan injeksi S: VAS:2,
Ketorolac 30mg IV T: mencoba berdiri.
5. Monitor tanda-tanda Pasien sudah bisa
vital pasien. tersenyum, Pasien
6. Menganjurkan pasien mampu melakukan
untuk istirahat. relaksasi,

TD:120/80, N: 80,
RR: 18, S: 36,3oC.

A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
185

Rabu, Gangguan 1. Menentukan persepsi S:Pasien mengatakan


04/07 citra tubuh pasien dan keluarga Sudah menerima
Jam b.d prosedur terkait perubahan citra Payudaranya yang
14.00 bedah diri dan realitas. hanya 1 buah saja dan
2. Menentukan apakan tidak merasa malu lagi
perubahan citra denga bentuk tubuhnya
tubuh berpengaruh pada O: Pasien
peningkatan isolasi menggunakan kaos
sosial. longgar dan jilbab agar
3. Mendentifikas cara untuk area dada tertutup.
mengurangi dampak dari Suami Ny.E
adanya perubahan selalu mendampingi
bentuk melalui pakaia pasien.
atau kosmetik. A: Masalah teratasi.
P: Hentikan intervensi.

Dari data yang didapat kedua pasien terdapat persamaan yaitu

pelaksanaan tindakan dilakukan selama 3 hari. Dari tabel 4.14 didapatkan

data Pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien 1 (Ny. S) yang

telah dibuat sesuai dengan buku SIKI, pelaksanaan dilakukan selama 3

hari yaitu pada tanggal 2 april 2019 sampai dengan 4 april 2019.

Sedangkan pelaksanaan tindakan keperawatan kepada pasien 2 (Ny.E)

pada tabel 4.15 dan 4.16 dilakukan selama 3 hari dimulai tanggal 2 juli

2018 sampai dengan 4 juli 2018.

e. Evaluasi

Tabel 4.17 Evaluasi keperawatan pasien 1 (Ny.S) Carsinoma Mammae di Ruangan


Aster RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Hari /tgl No. Dx Subyektif/Obyektif/Analisa/Planning
186

Hari ke 1 I S:
- Pasien mengatakan masih sesak O:
Selasa, - RR: 28x/m
02/04/2019 - Pernafasan cepat dan dalam
- Adanya otot pernafasan tambahan berupa
otot intercosta
- SpO2 98%
A: Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan dan
pemantauan respirasi
1.1 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
1.2 Monitor saturasi oksigen
1.3 Posisikan semi fowler atau fowler
1.4 Berikan oksigen

Selasa, II S:
02/04/2019 - Pasien mengatakan nyeri di dada kiri
belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada kiri yang
membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada sampai ke
lengan tangan kiri
S: skala nyeri 5
T: nyeri berlangsung terus menerus
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
setelah menggunakan teknik nafas dalam
namun tidak mengurangi rasa nyeri

O:
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Pasien terlihat berhati-hati saat bergerak
terutam asaat memiringkan

- Tubuhnya
A: Masalah Nyeri Kronis belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
187

Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan analgesik sesuai terapi
2.4 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

Selasa, III S:
02/04/2019 - Anak pasien mengatakan ibunya hanya
makan 4 sdm
O:
- IMT 16,8 (berat badan kurang)
- Terlihat pasien tidak menghabiskan porsi
makannya

- Tidak ada peningkatan BB

- Belum ada hasil lab yang terbaru

- Eeritrosit 3,16 10 /µL (menurun),


hemoglobin 11,3 g/dL (menurun),
Albumin 3.4 g/L (menurun), GDS 118
mg/dL

A: Masalah Defisit nutrisi belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi
3.2 Monitor asupan makanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Berikan medikasi sebelum atau sesudah makan
188

Selasa, IV S:
02/04/2019 - Pasien mengatakan belum mandi dan
menggosok gigi
- Pasien mengatakan ingin dimandikan
anaknya saja O:
- Pasien terlihat kurang bersih dan kurang rapi
- Pasien terlihat tidak mampumelakukan

aktivitas sehari-hari secara mandiri

A: Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri
4.1 Monitor tingkat kemandirian
4.2 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
4.3 Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan

Selasa, V S:
02/04/2019 - Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri
O: -
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan tidur
5.1 Monitor kuantitas, kualitas tidur pasien dan
perasaan setelah bangun tidur
5.2 Modifikasi lingkungan (mis. kebisingan)
5.3 Anjurkan menepati waktu tidur
5.4 Jelaskan pentngnya waktu tidur
189

Hari ke 2 I S:
Rabu, - Pasien mengatakan merasa lebih nyaman,
03/04/2019 sesak berkurang O:
- RR: 25x/m cepat dan dalam
- Terlihat penggunaan otot bantu
pernafasan pergerakan intercostal
A: Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan dan pemantauan respirasi
1.1 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
1.2 Monitor saturasi oksigen
1.3 Posisikan semi fowler atau fowler

1.4 Berikan oksigen

Rabu, II S:
03/04/2019 - Pasien mengatakan nyeri di area dada kiri
belum berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada kiri yang
membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada sampai ke
lengan tangan kiri
S:skala nyeri 5
T: nyeri terus menerus
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
setelah menggunakan teknik nafas dalam
namun tidak mengurangi rasa nyeri

O:
- Pasien terlihat meringis menahan nyeri
- Pasien terlihat kesakitan ketika meubah
posisinya

A: Masalah Nyeri Kronis belum teratasi


190

P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri 2.2
Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan analgesik sesuai terapi
2.4 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

Rabu, III S:
03/04/2019 - Anak pasien mengatakan ibunya
menghabiskan ½ porsi
O:
- Terlihat pasien tidak menghabiskan porsi
makannya
- Belum ada hasil lab yang terbaru

- Eeritrosit 3,16 10 /µL (menurun),


hemoglobin 11,3 g/dL (menurun), Albumin
3.4 g/L (menurun), GDS 118 mg/dL

A: Masalah Defisit nutrisi belum teratasi


P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nutrisi
3.2 Monitor asupan makanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium 3.5
Berikan medikasi sebelum atau sesudah makan
191

Rabu, IV S:
03/04/2019 - Pasin mengatakan mau dimandikan oleh
perawat
- Pasien mengatakan tidak mau mengosok
gigi
- Pasien mengatakan memakai baju yang tadi
dipakai saja O:
- Pasien terlihat tidak mampumelakukan
aktivitas sehari - hari secara mandiri
A: Masalah Defisit perawatan diri belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri
4.1 Monitor tingkat kemandirian
4.2 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
4.3 Anjurkan melakukan perawatan diri
secara konsisten sesuai
Kemampuan

Rabu, V S:
03/04/2019 - Pasien mengatakan kurang tidur dan
tidurnya tidak nyenyak
-
O:
- jumlah waktu tidur pasien kurang dari 8
jam
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

Dukungan tidur
5.1 Monitor kuantitas, kualitas tidur pasien dan
perasaan setelah bangun tidur
5.2 Modifikasi lingkungan (mis. kebisingan)
5.3 Anjurkan menepati waktu tidur
5.4 Jelaskan pentngnya waktu tidur
192

Hari ke 3 I S:
Kamis, - Pasien mengatakan nafasnya masih terasa
04/04/2019 sesak dan tidak ada perubahan O:
- RR: 29x/m cepat dan dalam
- Terlihat penggunaan otot bantu pernafasan
pergerakan intercostal A: Masalah pola nafas
tidak efektif belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen pernafasan dan
pemantauan respirasi
1.1 Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
1.2 Monitor saturasi oksigen
1.3 Posisikan semi fowler atau fowler
1.4 Berikan oksigen

Kamis, II S:
04/04/2019 - Pasien mengatakan nyeri di area dada
kiri sedikit berkurang
- P: nyeri akibat benjolan di dada kiri yang
membesar
Q: nyeri seperti tertusuk-tusuk
R: nyeri terasa di area dada sampai ke
lengan tangan kiri
S: skala nyeri 4
T: nyeri terus menerus
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman
setelah menggunakan teknik nafas dalam

O:
193

- Pasien terlihat meringis menahan nyeri


A: Masalah Nyeri Kronis teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri
2.1 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2.2 Identifikasi respon nyeri non verbal
2.3 Berikan terapi analgesik sesuai terapi
2.4 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

Kamis, III S:
04/04/2019 -
Anak pasien mengatakan ibunya
menghabiskan ½ porsi
O:
-
Terlihat pasien tidak menghabiskan porsi
makannya
- Belum ada hasil lab yang terbaru

- Eeritrosit 3,16 10 /µL (menurun),


hemoglobin 11,3 g/dL (menurun), Albumin
3.4 g/L (menurun), GDS 118 mg/dL
A: Masalah defisit nutrisi belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Manajemen nutrisi
3.2 Monitor asupan makanan
3.3 Monitor berat badan
3.4 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium 3.5
Berikan medikasi sebelum atau sesudah makan
194

Kamis, IV S:
04/04/2019 - Pasin mengatakan merasa senang
dimandikan oleh perawat

O:
- Pasien terlihat tidak mampumelakukan
aktivitas sehari - hari secara mandiri
A: Masalah Defisit perawatan diri belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan perawatan diri
4.1 Monitor tingkat kemandirian
4.2 Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak
mampu melakukan perawatan diri
4.3 Anjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan

Kamis, V S:
04/04/2019 - Anak pasien mengatakan ibunya malam ini
tidur lebih awal pukul 12.00 bangun jam
06.00
- Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak,
sering terbangun - bangun O:
- jumlah waktu tidur pasien kurang dari 8 jam
A: Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Dukungan tidur
5.1 Monitor kuantitas, kualitas tidur pasien dan
perasaan setelah bangun tidur
5.2 Modifikasi lingkungan (mis. kebisingan)
5.3 Anjurkan menepati waktu tidur
5.4 Jelaskan pentngnya waktu tidur

Tabel 4.18 Evaluasi keperawatan pre op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma Mammae di


RSUD Yogyakarta
Hari /tgl No. Dx Subyektif/Obyektif/Analisa/Planning
195

Senin, 02/07 I (Cemas) S: Pasien merasa lebih tenang O: wajah lebih


/2018 tenang, pasien tidak terlihat gelisah, suami
Jam 08.30 mendampingi pasien
sampai di kamar operasi A:
Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
Senin, 02/07 II S: Pasien mengatakan mengerti tentang
/2018 (Kurang penyakitnya dan mau operasi. O: pasien
Jam 08.30 penegtahuan mampu menjawab pertanyaan
tentang setelah diberikan pendidikan kesehatan
prosedur A: masalah teratasi
tindakan operasi P: Hentikan intervensi
b.d kurang
terpapar
informasi)
Senin, 02/07 III ( Nyeri akut S: Pasien mengatakan nyeri payudara kiri.
/2018 b.d agen injuri O:
Jam 08.30 fisiologis ) − P: pasien mengatakan nyeri di payudara
kiri, Q: terasa seperti tertusuk-tusuk,
− R: payudara kiri,

− S: VAS 4,

− T: setiap kali gerak.

− TD; 130/90 N; 78 S; 36,9

A: Masalah belumteratasi
P: Lanjutkan intervensi
Rencana dilakukan tindakan operasi di kamar
operasi

Tabel 4.19 Evaluasi keperawatan post op pasien 2 (Ny.E) Carsinoma Mammae di


RSUD Yogyakarta
Hari/tgl/
Pelaksanaan Evaluasi
Jam
Dx. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (tindakan operasi)
Senin, Melakukan pengkajian nyeri S: Pasien mengatakan luka operasi
02/07 secara komprehensif, masih terasa tersayat sayat.
jam 16.00 meliputi: palliatif, kualitas, O:
intensitas nyeri, onset nyeri. P: nyeri luka operasi,
Q: terasa tersayat-sayat,
R: dada kiri,
S: VAS: 5,
16.15 Mengobservasi reaksi T: terus-menerus setelah operasi.
nonverbal dari nyeri. TD: 130/80, N: 88, RR: 20, S:
196

16.40 Memonitor tanda-tanda vital 37oC.


pasien. Pasien terlihat meringis menahan
17.30 Mengajarkan teknik sakit.
nonfarmakologis (relaksasi). A: masalah belum teratasi
20.00 Memberikan injeksi P: Lanjutkan intervensi
Ketorolac 30mg IV - Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasi kemampuan relaksasi
Pemberian anti nyeri
- Tingkatkan istirahat pasien
Senin, Mengobservasi reaksi S: Pasien mengatakan nyeri luka
02/07 nonverbal dari nyeri. operasi masih terasa nyeri.
jam 21.30 O:
P: nyeri luka operasi,
22.00 Menganjurkan pasien untuk Q: terasa tersayat sayat,
istirahat. R: dada kiri,

06.30 Memonitor tanda-tanda vital S: VAS: 5,


pasien. T: setiap saat.
07.15 Melakukan pengkajian nyeri TD: 130/80, N: 84, S: 36,7oC,
secara komprehensif, RR: 20. Pasien kurang nyenyak
meliputi: lokasi, kualitas, idurnya semalam karena nyeri
intensitas nyeri, onset nyeri. luka operasi dan ada selang
drain.
A: Masalah belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasi Kemampuan relaksasi
- Pemberian anti nyeri
- Tingkatkan istirahat pasien
Selasa, Melakukan pengkajian nyeri S:Pasien mengatakan nyeri
03/07 secara komprehensif, luka operasi sudah mulai
jam 07.30 meliputi: lokasi, kualitasi, berkurang
intensitas nyeri, onset nyeri. O: P: nyeri luka operasi,
Q:terasa tersayat-sayat, R: dada
kiri, S: VAS: 4, T: saat miring
kekanan dan kekiri. Pasien
terlihat meringis menahan sakit.
08.00 Memberikan injeksi TD: 120/80, N: 82, RR: 20, S:
Ketorolac 30mg IV 36,4oC. A:
Masalah belum teratasi P:
10.00 Memonitor tanda-tanda vital
pasien. Lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
10.15 Mengobservasi reaksi
nonverbal dari nyeri. - Evaluasi kemampuan relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
12.00 Menganjurkan pasien untuk
istirahat. - Berikan injeksi anti nyeri
13.00 Menganjurkan pasien untuk
melakukan relaksasi
197

Selasa, Melakukan pengkajian nyeri S: Pasien


03,07 secara komprehensif,meliputi: Mengatakan nyeri luka operasi
jam palliatif, kualitas, intensitas sudah mulai berkurang
15.00 nyeri, onset nyeri. Dan sudah bisa miring
ke kana dan kiri

O: P: nyeri luka operasi, Q:


16.00 Memonitor tanda-tanda vital terasa tersayat-sayat, R: dada
pasien. kiri, S: VAS: 4, T: saat
16.15 Mengobservasi reaksi mencoba duduk. Pasien sudah
nonverbal dari nyeri. bisa tersenyum.
16.30 Menganjurkan pasien untuk TD: 130/80, N:
melakukan relaksasi 84, RR: 20, S: 36, 7oC.

20.00 Memberikan injeksi A: Masalah teratasi sebagian


Ketorolac 30mg IV P: Lanjutkan intervensi:
Menganjurkan pasien untuk - Evaluasi pengkajian nyeri
istirahat. - Evaluasi kemampuan
relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
- Berikan injeksi anti nyeri
Selasa, Mengobservasi reaksi S: Pasien Mengatakan nyeri luka
03/07 nonverbal dari nyeri. operasi
jam Sudah mulai berkurang,
21.45 sudah bisa tidur semalam,
07.00 Menganjurkan pasien untuk O: P: nyeri luka operasi, Q:
istirahat. terasa tersayat-sayat, R: dada
07.30 Memonitor tanda-tanda vital kiri, S: VAS: 3, T: saat
pasien. mencoba
Melakukan duduk. Pasien sudah bisa
Pengkajian nyeri tersenyum. Pasien mampu
secara komprehensif, melakukan relaksasi
meliputi: lokasi, TD: 120/80, N: 78x, RR: 18, S:
intensitas nyeri, onset nyeri. 36,1oC.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:
- Evaluasi pengkajian nyeri
- Evaluasikemampuan relaksasi
- Tingkatkan istirahat pasien
198

Rabu, Melakukan pengkajian nyeri S: Pasien mengatakan nyeri luka


04/07 secara komprehensif, operasi sudah banyak berkurang,
jam meliputi: lokasi, kualitas, sudah bisa tidur dengan drain
07.30 intensitas nyeri, onset nyeri. masih terpasang di dada kiri.
O: P: nyeri luka operasi, Q:
terasa tersayat-sayat, R: dada
kiri, S: VAS: 2, T: mencoba
berdiri. Pasien sudah bisa
tersenyum. Pasien mampu
melakukan relaksasi, TD:
120/70, N: 76, RR: 18, S:
36,3oC.
08.00 Menganjurkan pasien untuk
A: Masalah teratasi
melakukan
P: Hentikan intervensi
relaksasi
10.00 Memberikan injeksi
Ketorolac 30mg IV
Memonitor tanda-tanda vital
pasien.

Dx. Risiko infekssi


Senin, 02/07 Mencuci tangan sebelum ke S: Pasien mengataka nyeri luka
Jam tempat pasien operasi sudah banyak berkurang,

16.00 sudah bisa tidur dengan drain masih


terpasang di dada kiri.
16.05 Mengajarkan teknik cuci O:
tangan kepada pasien dan P: nyeri luka operasi,
keluarga. Q: terasa tersayat-sayat,
16.30 Menganjurkan pembesuk R: dada kiri,
untuk masuk ke tempat S: VAS: 2,
pasien bergantian dua-dua T:mencoba berdiri. Pasien sudah
orang. bisa tersenyum, .Pasien mampu
17.30 Mendorong pasien melakukan relaksasi
untuk makan TD: 120/80, N: 78, RR:18, S:
19.00 Memberikan antibiotik 36,5oC.
Cefim 1gr IV A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi:
- Gunakan universal
Precaution
- Lakukan perawatan
luka dengan teknik steril -
Batasi pengunjung

Senin, 02/07 Mencuci tangan sebelum ke S: Pasien sudah mulai makan


Jam tempat pasien sedikit-sedikit
21.15 O: Ku: cukup, CM. Perban luka
07.00 Memberikan antibiotik operasi bersih, tidakada rembesan
199

Cefim 1gr IV darah. Terdapat drain di dada


07.15 Mendorong pasien kiri, produk 75cc.
untuk makan Pasien sudah setengah
porsi makanan.
A : Masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah dari tempat pasien.
- Ajarkan teknik cuci tangan
kepada pasien dan keluarga.
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
Selasa, Mencuci tangan sebelum ke S: Pasien mengatakan sudah
03/07 tempat pasien makan
Jam O: Ku: cukup, CM. Perban luka
Operasi bersih, tidak ada
07.30 rembesan darah. Drain 50cc.
08.00 Melakukan dressing infus Pasien sudah menghabiskan
11.15 Mengganti cairan infus setengah makanan
pasien Futrolit 20 tpm Tidak ada tanda plebitis di area
11.30 Mengevaluasi kemampuan insersi infus.
Pasien masih salah melakukan 6
mencuci tangan pasien
langkah cuci
12.00 Mendorong pasien untuk
tangan.
menghabiskan makanan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi:

- Cuci tangan sebelum dan


sesudah dari tempat pasien.
- Batasi pengunjung
- Dorong pasien untuk
meningkatkan nutrisi.
Selasa, Mencuci tangan sebelum ke S:Pasien mengatakan sudah
03/07 tempat pasien makan O: Ku: cukup, CM. Perban
jam 16.15 luka operasi bersih, tidak ada
rembesan darah.
17.30 Menganjurkan pembesuk Pasien sudah menghabiskan ¾
untuk masuk ke tempat makanan.
pasien bergantian dua-dua A: Masalah teratasi sebagian
orang. P: Lanjutkan intervensi:
19.00 Mendorong pasien - Cuci tangan sebelum dan
untuk menghabiskan sesudah dari tempat pasien.
makanan dan memakan - Berikan antibiotic
makanan tinggi protein - Dorong pasien untuk
seperti putih telur dan ikan. meningkatkan nutrisi

20.00 Memberikan antibiotik


200

Cefim 1gr IV
Selasa, Mencuci tangan sebelum ke S: Pasien mengatakan
03/07 tempat pasien sudah makan
jam 21.30 O: Ku: cukup, CM. Perban luka
operasi bersih, tidak ada rembesan
07.00 Memberikan antibiotik darah. Drain: 25cc.
Cefim 1gr IV Pasien sudah menghabiskan 1 porsi
07.15 Mendorong pasien makanan.
untuk menghabiskan A: Masalah teratasi sebagian
makanan dan memakan P: Lanjutkan intervensi:
makanan tinggi protein - Cuci tangan sebelum dan
seperti putih telur dan ikan. sesudah dari tempat pasien.
- Batasi pengunjung
07.30 Menganjurkan pasien untuk - Dorong pasien untuk
minum susu. meningkatkan nutrisi.
Rabu, Mencuci tangan sebelum ke S: Pasien Mengatakan sudah makan
04/07 tempat pasien semua makanan yang
jam 07.30 Mengevaluasi kemampuan disediakan RS
cuci tangan pasien. O: Ku: cukup, CM. Luka
operasi baik, tidak ada tanda-
tanda infeksi di luka dada kiri.
10.00 Melakukan perawatan luka Luka bersih, tidak ada rembesan
dengan prinsip darah atau pus.
Steril Pasien sudah menghabiskan 1 porsi
12.00 Melepas infus pasien dan makanan. Bekas infus
memonitor tanda tidak ada tanda-tanda plebitis.
infeksi TD:120/80 N 78 S: 36,5
Mengevaluasi makanan yang A: Masalah teratasi

sudah dimakan P: Hentikan intervensi


Pasien
Dx. Gangguan citra tubuh b.d prosedur bedah
201

Senin, Mengkaji secara verbal S: Pasien mengatakan


02/07 dan non verbal respon payudaranya kiri sudah tidak
jam 14.30 pasien terhadap perubahan ada dan terasa berat sebelah dan
tubuhnya tidak seimbang. O:
Membantu pasien Pasien berusaha
untuk mengidentifikasi menutupi dada kiri, tidak mau
tindakan-tindakan melihat bagian adanya. A:
yang akan Masalah belum teratasi. P:
meningkatkan Lanjutkan intervensi
penampilan.
- Bantu menentukan apakah
perubahan citra tubuh
berpengaruh pada peningkatan
isolasi sosial.
- Mengidentifikasi cara untuk
mengurangi dampak dari
adanya perubahan bentuk
melalui pakaian dan
kosmetik

14.45 Memotivasi pasien untuk


mengungkapkan Perasaannya

16.00 Memberikan informasi


tentang pengobatan,
perawatan, kemajuan dan
prognosis
Selasa, Mengkaji respon verbal S: Pasien mengatakan setelah
03/07 dan nonverbal terhadap operasi keluarga masih
jam 08.15 perubahan tubuhnya. sayang/perhatian dan selalu
Menentukan persepsi pasien menunggui pasien.
dan keluarga terkait O: Klen mulai bisa melihat dan
perubahan citra diri dan mau menyentuh bagian dada kiri
realitas. A: Masalah teratasi sebagian
08.30 Menentukan apakan P: Lanjutkan intervensi :
perubahan citra tubuh - Bantu mengidentifikasi cara
berpengaruh pada untuk mengurangi dampak
peningkatan isolasi dari adanya perubahan bentuk
sosial. melalui pakaian dan kosmetik

08.40 Membantu pasien untuk


menidentifikasi
tindakantindakan yang akan
meningkatkan penampilan.
202

Rabu, Menentukan persepsi S:Pasien mengatakan sudah


04/07 pasien dan keluarga menerima payudaranya yang
jam 08.00 terkait perubahan citra diri hanya 1 buah saja dan sudah
dan realitas. tidak merasa malu lagi dengan
Menentukan apakan perubahan pada bentuk tubuhnya
perubahan citra tubuh O: Pasien menggunakan kaos
berpengaruh pada longgar dan jilbab agar area
peningkatan isolasi dada tertutup. Suami Ny.E selalu
sosial. mendampingi pasien.
09.30 Mendentifikasi cara untuk A: Masalah teratasi
mengurangi dampak dari P: Hentikan intervensi.
adanya perubahan bentuk
melalui pakaian atau
kosmetik.

Berdasarkan tabel 4.17 Evaluasi keperawatan pasien 1 (Ny. S) ada

5 (lima) evaluasi masalah keperawatan, ada 4 (empat) masalah

keperawatan yang belum teratasi yaitu, pola nafas tidak efektif, defisit

nutrisi, defisit perawatan diri dan gangguan pola tidur, keempat masalah

tersebut tidak menunjukan perubahan yang diharapkan sesuai kriteria

hasil yang di harapkan dan 1 (satu) masalah keperawatan lainnya yaitu,

nyeri kronik yang teratasi sebagian pada hari ketiga, skala nyeri menurun

dari 5 menjadi 4 dan pasien mengatakan lebih nyaman saat nyeri

berkurang.

Pada pasien 2 (Ny.E) terdapat 6 evaluasi keperawatan yang dibagi

menjadi 2 yaitu, evaluasi keperawatan pre op pada tabel 4.18 yang

dilakukan pada hari pertama evaluasi terdiri dari 3 diagnosa dan evaluasi

keperawatan post op pada tabel 4.19 terdiri dari 3 diagnosa. Dari evaluasi

keperawatan pada saat pre op 2 diagnosa teratasi yaitu cemas dan kurang

pengetahuan b.d tindakan operasi, kemudian satu diagnose belum teratasi


203

yaitu nyeri akut b.d agen injuri fisiologis. Kemudian pada tabel 4.19

evaluasi keperawatan post op 2 semua diagnosa teratasi pada hari ketiga.

B. Pembahasan

Peneliti akan membahas tentang literature review asuhan

keperawatan pada 2 pasien dengan diagnosa medis Carsinoma mammae.

Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang

dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun

intervensi, melakukan implementasi keperawatan dan melakukan

evaluasi keperawatan. Adapun bahasan tiap bagian sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian pada pasien 1 dan pasien 2 dilakukan di rumah

sakit yang berbeda yaitu pada pada pasien 1 di Rumah Sakit Umum

Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dan pasien 2 di RSUD

Kota Yogyakarta. Pasien 1 berusia 58 tahun, sedangkan pasien 2

berusia 56 tahun. Dengan kedua pasien merupakan ibu rumah

tangga. Pada pasien 1 dan pasien 2 ditemukan keluhan utama yang

sama yaitu muncul benjolan mengalami nyeri pada payudara, hal ini

sesuai dengan teori menurut Nurarif dan Kusuma 2015, yaitu gejala

carcinoma berupa benjolan yang mucul kadang tidak nyeri dan

kadang muncul rasa nyeri.

Pada pasien 1 Ny.S nyeri pada payudara kiri dirasakan

sampai pada lengan bagian atas, sehingga bentuk dada menjadi tidak

simetris antara kanan dan kiri. Awalnya benjolan yang muncul tidak
204

menimbulkan nyeri, kemudian setelah beberapa bulan kemudian

muncul rasa nyeri beserta ulkus, pada 2017 pasien menjalankan

MRM dan kemoterapi yang ke 12, setelah itu benjolan kembali

muncul, tanda gejala yang dialami pasien 1 Ny.S sesuai dengan teori.

Menurut Nurarif dan Kusuma tahun 2015, Benjolan yang muncul

tidak selalu langsung menimbulkan rasa nyeri, salah satu factor

resiko terjadinya Ca mammae yaitu sebelum nya pasien telah pernah

terdiagnosa Ca mammae dan melakukan pengangkatan kanker,

kemudian adanya benjolan yang mumcul pada axila, biasanya

apabila benjolan merupakan kanker benjolan hanya muncul pada

salah satu payudara.

Pengkajian pada penelitian ini menggunakan format

pengkajian Virginia Henderson yaitu, pada pengkajian pola nafas

pada Ny.S, ditemukan data yaitu bernafas menggunakan otot bantu

pernafasan berupa pergerakan interkosta, adanya pernafasan cuping

hidung dan respirasi rate 26x/m.

Kemudian pada pengakajia data nyeri di ungkapkan dengan

PGRST, P=Provokate, faktor pencetus timbulnya nyeri, Q=Quality,

kualitas nyeri yang diungkpkan oleh pasien, R=Region, lokasi

dirasakan nyeri, S=Saver, tingkat keparahan biasanya

menggambarkan nyeri yang dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang,

atau berat dan T=Timing, seberapa sering nyeri dirasakan.

Pengukuran skala nyeri dapat menggunakan alat ukur NRS Numeric

Rating Scale.
205

Berdasarkan data yang didapat pada pasien 1 Ny.S

ditemukan data P: nyeri akibat benjolan di area dada payudara yang

membesar kurang lebih sudah 3 bulan, Q: nyeri seperti

tertusuktusuk, R: nyeri terasa di area dada sampai ke ketiak, S: skala

nyeri 4, T: nyeri berlangsung hilang timbul dan terlihat ekspresi

wajah meringis menahan nyeri.

Pada saat pengkajian pola makan ditemukan data pada pasien

1 Ny.S yaitu, Pasien mengatakan berat badannya turun sejak

menidap penyakit ini, Pasien mengatakan nafsu makan menurun,

Anak pasien mengatakan ibunya selalu tidak menghabiskan

makanannya, IMT : 16,8 L, albumin 3,4 g/L menurun,Kulit terlihat

kering, rambut rontok berlebih.

Pada pengkajian pola berpakaian dan kebersihan diri

ditemukan data pasien 1 Ny.S tidak dapat melakukan ADLs secara

mandiri, pasien terlihat kotor tidak rapi dan tidak ada yang

memandikannya sehingga harus membutuhkan bantuan dari perawat

dan anaknya. Selain itu, ada pasien 1 Ny.S ditemukan data Pasien

mengatakan sulit untuk tidur saat berada dirumah maupun di rumah

sakit.

Sedangkan pada pengkajian pasien 2 Ny.E didapatkan data

pasien mengeluh nyeri dikarenakan adanya benjolan yang mengeras

pada payudara kiri dan sudah menimbulkan ulkus yang tidak

sembuh. Payudara tampak kemerahan, selain itu kulit payudara


206

mengkerut sepeti kulit jeruk. Pasien mengatakan sebelumnya pernah

ada benjolan di payudara kanan kemudian sembuh setelah

melakukan pengobatan alternatif, tetpi setelah itu benjolan muncul

pada payudara kiri. Tanda gejala yang muncul pada pasien 2 sesuai

dengan teori Nurarif dan Kusuma 2015 yaitu, muncul benjolan pada

salah satu payudara yang dapat menimbulkan nyeri dan luka yang

sulit sembuh. Payudara mengalami pembengkakan dan kemerahan,

kemudian kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk.

Berdasarkan pengkajian pada pasien 2 Ny E didapatkan hasil

bahwa pasien belum mendapatkan informasi tentang prosedur

tindakan operasi dari petugas kesehatan,

mengungkapkan

ketidaktahuan tentang prosedur

Dari hasil pengkajian didapatkan data pasien dapat

merasakan kecemasan karena akan dilakukannya prosedur operasi

yang dapat menyebabkan perubahan psikologisnya. Hal tersebut

ditandai dengan mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan

dalam peristiwa hidup, gelisah, perasaan tidak adekuat, peningkatan

kekhawatiran, dan perasaan takut.

Selain itu, Dari data pengkajian yang di dapat Ny E

mempunyai faktor resiko diantaranya ,mengalami ulkus , pertahanan

primer yang tidak adekuat, penurunan haemoglobin, dilakukan

prosedur invasif. Sehingga diagnose yang diangkat sesuai dengan


207

teori.

Berdasarkan pengkajian status mental Ny E mengungkapkan

merasa malu dengan dilakukannya operasi

payudara dan mengungkapkan kekhawatirannya akan bentuk

tubuhnya.

Kesimpulan dari data pengkajian yang didapat tanda dan

gejala yang muncul pada kedua pasien sesuai dengan teori.

2. Diagnosa keperawatan

Dari 9 sembilan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan

teori, pada pasien 1 Ny.S terdapat 3 tiga diagnosa keperawatan yang

muncul, yaitu pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

deformitas dinidng dada D.0005, nyeri kronis berhubungan dengan

infiltrasi tumor D.0078, defisit nutrisi berhubungan dengan

ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien ke jaringan D.0019, dan ada

2 dua diagnosa keperawatan yang diluar dari teori, yaitu defisit

perawatan diri berhubungan dengan kelemahan D.0109 dan

gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol tidur

D.0055. Ada 6 enam diagnosa keperawatan yang tidak muncul, yaitu

gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan

sirkulasi D.0139, risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis

D.0142, deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi D.111, ansietas berhubungan dengan kurang terpapar

informasi D.0080, gangguan citra rubuh berhubungan dengan


208

perubahan struktur tubuh D.0083, harga diri rendah kronis

berhubungan dengan D.0086.

Pada pasein 2 Ny.E diagnosa yang ditegakkan dibuat

berdasarkan buku NANDA, Sedangkan teori yang saya buat

diagnosa yang ditegakkan dibuat berdasarkan buku SDKI. Dari 6

enam diagnosa yang diangkat setelah disesuaikan dengan buku

SDKI maka terdapat 4 empat diagnosa yang sesuai dengan teori,

yaitu Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi D.0111, Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar

informasi D.0080, Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit

kronis D.0142, dan Gangguan citra rubuh berhubungan dengan

perubahan struktur tubuh D.0083. Ada 2 dua diagnosa keperawatan

yang diluar dari teori, yaitu Nyeri Akut berhubungan dengan agen

injuri biologis D.0077 dan Nyeri Akut berhubungan dengan agen

injuri fisiologis D.0077. Terdapat 4 empat diagnosa yang tidak

muncul yaitu, Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan

saraf D.0078, Gangguan integritas kulit berhubungan dengan

prubahan sirkulasi D.0129, Pola nafas tidak efektif berhubungan

dengan ekspansi paru menurun D.0005, Defisit nutrisi berhubungan

dengan peningkatan kebutuhan metabolisme D.0019, dan Harga diri

rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

D.0101.

Berikut uraian dari masing-masing diagnosa yang muncul

pada kedua pasien dalam studi kasus ini, sebagai berikut:


209

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan deformitas

dinding dada D.0005

Pola nafas tidak efektif merupakan masalah pada

pernafasan berupa inspirasi dan atau ekspirasi sehingga

memberikan ventilasi yang tidak adekuat. Biasanya ditandai

dengan respiratory rate meningkat, adanya penggunaan otot

pernafasan pada saat bernafas, adanya pergerakan cuping hidung

saat bernafas menurut SDKI, 2016.

Pola nafas tidak efektif yang muncul pada pasien 1 Ny.S

sesuai dengan teori yaitu ca mamae dapat bermetastase ke

jaringan yg lain kemudian menekan paru dan menyebabkan pola

nafas tidak efektif menurut WOC, 2017.

b. Nyeri kronis berhubungn dengan infltrasi tumor D.0078

Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik atau

emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau

fungsional, dengan onset mendadak atau lambat d berintensitas

ringan hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih d 3

bulan. Menurut data WOC, 2017 dalam penyakit Carsinoma

mammae nyeri merupakan tanda gejala yang umum terjadi

karena akibat pertumbuhan massa yang mendesak organ lain,

dan terjadi penekanan syaraf. Terdapat kesenjangan data antara

teori dan yang terjadi pada pasien. Berdasarkan teori diagnosa

yang diangkat penyebab dari nyeri krosis adalah penekanan


210

syaraf, sedangkan penyebab dari diagnosa yang di angkat adalah

infltrasi tumor.

c. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan

makanan D.0019

Defisit nutrisi merupakan Asupan nutrisi yang tidak cukup

untuk memenuhí kebutuhan metabolisme SDKI, 2016. Menurut

WOC, 2017, deficit nutrisi pada pasien Ca mammae

dikarenakan suplai nutrisi terbagi ke jaringan ca mammae dan

jaringan lain sehingga menyebabkan berat badan menurun,

selain itu deficit nutrisi disebabkan pula nafsu makan pasien

yang menurun akibat nyeri yang dirasakan. Dari data yang

didapat maka diagnose yang diangakat pada pasie 1 Ny.S sudah

sesuai dengan syarat mengangkat diagnosa defisit nutrisi.

d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

D.0109.

Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi seseorang

tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktifitas perawatan

diri dikarenakan keterbatasan fisik atau kelemahan pada fisik,

tanda dan gejala menolak melakukan perawatann diri, tidak

mampu melakukan mandi, mengenakan pakaaian,ke toilet

mandi, berhias secara mandiri dan melakukan perawatan diri

kurang SDKI, 2017.

Pada Diagnosa Carsinoma mammae menurut WOC, 2017


211

diagnosa ini tidak ada dalam tinjauan teori tetapi penulis harus

mengangkat diagnosa ini karena masalah ini muncul pada saat

pengkajian pasien 1 Ny.S

e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang nya

kontrol tidur D.0055

Gangguan pola tidur merupakan suatu gangguan kualitas

dan kuantitas waktu tidur akibat factor eksternal. SDKI, 2017.

Pada Diagnosa Carsinoma mammae menurut WOC, 2017

diagnosa ini tidak ada dalam tinjauan teori tetapi penulis harus

mengangkat diagnosa ini karena masalah ini muncul saat

pengkajian paien 1 Ny.S.

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar

informasi D. 0111

Defisit pengetahuan merupakam ketiaadaan atau kurang

nya informasi menurut SDKI 2017. Kognitif yang berkaitan

dengan topic tertentu. Pada pasien 2 Ny.E penegakkan diagnosa

keperawatan diangkat sesuai NANDA . Untuk penegakan

diagnosa Defisit pengetahuan Berdasarkan SDKI terdapat

gejala/tanda mayor 80-100% untuk validasi diagnosis dan

terdapat tanda minor : tanda/gejala tidak harus ditemukan,

namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosa.

Dari data pengkajian yang didapat tanda mayor dan minor yang

muncul pada pasien 2 sudah sesuai dengan teori.


212

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi

D.0080

Pada pasien 2 Ny.E terdapat diagnosa cemas yang

diangkat berdasakan NANDA, 2015, Ansietas adalah perasaan

tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon

autonom sumber sering kali tidak spesifik perasaan takut yang

disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini

merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya

yang akan terjadi dan memampukan individu melakukan

tindakan untuk menghadapi ancaman. Sedangkan menurut SDKI

cemas merupakan, Ansietas berhubungan dengan kurang

terpapar informasi. Untuk menegakkan diagnosa ansietas maka

diperluka data gejala/tanda mayor 80-100% untuk validasi

diagnosis dan terdapat tanda minor: tanda/gejala tidak harus

ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan

diagnosa.Dari data pengkajian yang didapat tanda mayor minor

sudah sesuai dengan teori.

h. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera biologis

Pada Diagnosa Carsinoma mammae menurut WOC 2017

diagnosa nyeri akut tidak ada dalam tinjauan teori tetapi penulis harus

mengangkat diagnosa ini karena masalah ini muncul pada pasien. Dari data

pengkajian pasien 2 Ny.E yang didapat tanda mayor minor sudah sesuai dengan

teori.

i. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis


213

Mneurut SDKI 2017 Risio infeksi merupakan daignosa

yang diangkat diakarenakan seseorang yang memiliki risiko atau

peningkatan untuk terserang organisme patogenik. Pada kasus

pasien 2 diagnosa yang diangkat berdasaran NANDA, 2015.

Menurut SDKI 2017, Untuk menegakkan diagnose Risiko infejsi

maka diperlukan data gejala/tanda mayor 80-100% untuk

validasi diagnosis dan terdapat tanda minor: tanda/gejala tidak

harus ditemukan, namun jika ditemukan dapat mendukung

penegakan diagnosa. Dan tanda mayor minor pada pasien 2

Ny.E sudah sesuai dengan teori, sehingga diagnose dapat

diangkat.

j. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan

struktur/fungsi tubuh D.0083

Dari data yang didapat kasus pasien 2 Ny.E diagnose

diangkat sessuai NAND. Dari data pengkajian yang didapat data

mayor minor telah susai denga syarat mengangkat diagnose

menurut SDKI Sehingga diagnosa ini dapat ditegakkan, dan

sesuai teori.

3. Intervensi keperawatan

Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia menrut Tim Pokja SIKI DPP

PPNI, 2018 dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran

Keperawatan Indonesia Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019.


214

Dalam kasus pasien 1 didapatkan data bahwa kriteria hasil

dibuat berdasarkan NIC 2015, sedangkan menurut SLKI 2018

kriteria hasil dari masalah pola nafas tidak efektif, yaitu Setelah

dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas membaik

dengan kriteria hasil Ventilasi semenit meningkat, Kapasitas vital

meningkat, Diameter thoraks anterior-posterior meningkat, Tekanan

ekspirasi meningkat, Tekanan inspirasi meningkat, Dispnea

menurun, Penggunaan otot bantu napas menurun, Pemanjangan fase

ekspirasi menurun, Ortopnea menurun, ernapasan pursed-lip

menurun, Pernapasan cuping hidung menurun, Frekuensi napas

membaik ,Kedalaman napas membaik, Ekskursi dada membaik.

Pada penyusunan intervensi telah disusun berdasarkan SIKI

2018 yaitu pada pola nafas tidak efektif tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan antara lain, yaitu monitor pola nafas frekuensi,

kedalaman, usaha nafas, monitor saturasi oksigen, posisikan semi

fowler atau fowler, berikan oksigen.

Dalam intervensi diagnose nyeri kronis pada pasien 1

didapatkan data bahwa kriteria hasil dibuat berdasarkan NIC 2015,

sedangkan menurut SLKI 2018 kriteria hasil dari masalah Nyeri

kronis yaitu, Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil kemampuan

menuntaskan aktivitas meningkat, keluhan nyeri menurun, meringis

menurun , sikap protektif menurun, gelisah menurun, kesulitan tidur

menurun, menarik diri menurun, berfokus pada diri sendiri menurun,


215

diaforesis menurun, perasaan depresi/tertekan menurun, perasaan

takut mengalami cedera berulang menurun, anoreksia menurun,

perineum terasa tertekan menurun, uterus teraba membulat menurun,

ketegangan otot menurun, pupil dilatasi menurun, muntah menurun

mual menurun, frekuensi nadi membaik, pola nafas membaik,

tekanan darah membaik, proses berpikir membaik, fokus membaik,

fungsi berkemih membaik, perilaku membaik, nafsu makan

membaik, pola tidur membaik.

Menurut SIKI 2018 ada beberapa tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan, yaitu identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, identifikasi respon nyeri non

verbal, berikan analgesik sesuai terapi, ajarkan teknik

nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.

Dalam kasus pasien 1 didapatkan data intervensi tindakan

masalah defisit nutrisi bahwa kriteria hasil dibuat berdasarkan NIC

2015, sedangkan menurut SLKI 2018 kriteria hasil dari masalah

Nyeri kronis yaitu, Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan status nutrisi membaik dengan kriteria hasil Serum

albumin meningkat, Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi

meningkat, Perasaan cepat kenyang menurun, Rambut rontok

menurun, Berat badan membaik, Indeks Massa Tubuh IMT

membaik, Frekuensi makan membaik, Nafsu makan

membaik,Membran mukosa membaik


216

Menurut SIKI 2018 ada beberapa tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan, yaitu identifikasi status nutrisi, monitor asupan

makanan, monitor berat badan, monitor hasil pemeriksaan

laboratorium dan berikan medikasi sebelum atau sesudah makan.

Dalam kasus pasien 1 didapatkan data bahwa kriteria hasil

dibuat berdasarkan NIC 2015, sedangkan menurut SLKI 2018

kriteria hasil dari masalah Defisit perawatan diri yaitu, Setelah

dilakukan tindakan keperawatan diharapkan perawatan diri

meningkat dengan kriteria hasil perawatan diri meningkat dengan

kriteria hasil kemampuan mandi meningkat, kemampuan

menggunakan pakaian meningkat, kemampuan makan meningkat,

dan kemampuan ke toilet meningkat.

Menurut SIKI 2018 ada beberapa tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan, yaitu monitor tingkat kemandirian, fasilitasi

kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan perawatan diri dan

njurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai

kemampuan.

Dalam kasus pasien 1 didapatkan data bahwa kriteria hasil

dibuat berdasarkan NIC 2015, sedangkan menurut SLKI 2018

kriteria hasil dari masalah Gangguan pola tidur yaitu, setelah

dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola tidur membaik

dengan kriteria hasil keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering

terjaga menurun, keluhan pola tidur berubah menurun, keluhan


217

istirahat tidak cukup menurun, dan kemampuasn beraktifitas

meningkat.

Menurut SIKI 2018 ada beebrapa tindakan keperawatan yang

dapat dilakukan, yaitu identifikasi faktor pengganggu tidur, monitor

kuantitas dan kualitas tidur pasien, modifikasi lingkungan mis.

kebisingan, anjurkan menepati waktu tidur dan jelaskan pentngnya

waktu tidur.

Rencana keperawatan pada diagnosa ansietas pada pasien 2

Ny.E yang dibuat menurut buku SIKI 2018 yaitu dengan reduksi

ansietas. Sedangkan pada kasus pasisen 2 Ny.E tindakan dilakukan

berdasarkan NANDA NIC NOC, 2015.

Dari data Rencana tindakan pada pasien 2 masalah

keperawatan nyeri akut ditegakkan berdasarkan NANDA, 2015

Pelaksaan menurut SIKI 2018 dapat dilakukan dengan melakukan

manajemen nyeri, sedangkan pada kasus pasien 2 Ny.E ini asuhan

dilakukan menurut NANDA.

Rencana tindakan pada risiko infeksi menurut SIKI 2018,

yaitu dengan pencegahan infeksi yang terdiri dari obseravsi,

terapeutiik, edukasi dan kolaborasi. Rencana tindakan pada kasus

ini, yaitu meliputi; cuci tangan sebelum dan sesudah dari tempat

pasien, ajarkan teknik cuci tangan pada pasien dan keluarga,

terapkan Universal Precaution, Terapkan prinsip steril saat

melakukan perawatan luka, dorong pasien untuk meningkatkan


218

nutrisi, berikan antibiotik bila perlu, batasi pengunjung, dressing

setiap 2 hari sekali.

Penegakan intervensi pada diagnose gangguan citra tubuh

pada kasus pasien 2 masih menggunakan NANDA sedangkan

menurut SIKI 2018 dapat melakukan intervensi promosi citra tubuh

sesuai tinajauan teori. Sedangkan untuk memberi asuhan menurut

NANDA yaitu Kaji secara verbal dan non verbal respon pasien

terhadap perubahan tubuhnya, Jelaskan tentang pengobatan,

perawatan dan prognosis, dorong pasien untuk mengungkapkan

perasaannya, bantu pasien untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan

yang akan meningkatkan penampilan, dorong keluarga untuk

memberi dukungan dan selalu mendampingi pasien.

4. Implementasi

Berikut beberapa tindakan yang telah dilakukan pada

diagnose yang muncul pada pasien 1, yaitu pada diagnosa pola nafas

tidak efektif yang telah dilaksanakan selama 3x24 jam yaitu melihat

pola nafas yaitu frekuensi, kedalaman, usaha nafas, menghitung

saturasi oksigen, mengatur posisi semi fowler atau fowler, memasang

oksigen sesuai terapi.

Pada diagnosa nyeri telah dilaksanakan selama 3x24 jam

yaitu mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas, intensitas nyeri, meidentifikasi respon nyeri non verbal,

mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan


219

dilakukan kolaborasi obat analgesik yang bertujuan membantu dalam

mengurangi nyeri.

Pada diagnosa defisit nutrisi beberapa tindakan keperawatan

yang telah dilaksanakan selama 3x24 jam yaitu mengidentifikasi

status nutrisi pasien dengan menghitung IMT, memantau asupan

nutrisi pasien dengan melihat seberapa banyak makanan yang

masuk, dan memeberikan ranitidin untuk mencegah mual.

Pada diagnosa defisit perawatan diri beberapa tindakan yang

telah dilakukan selama 3x24 jam yaitu menanyakan pasien apakah

pasien sudah melakukan hygine secara mandiri, membantu pasien

untuk mandi, menyarankan pasien untuk menggosok gigi secara

teratur.

Pada diagnosa gangguan pola tidur beberapa tindakan

keperawatan yang telah dilakukan selama 3x24 jam yaitu,

menemukan faktor penyebab sulit tidur, memantau kualitas dan

kuantitas tidur pasien, menyarankan pasien untuk tidur, memberika

informasi pentingnya tidur bagi orang yang sakit. Adapun hasil dari

tindakan keperawatan gangguan pola tidur pada pasien 1 Ny.S

dengan hasil evaluasi akhir waktu tidur pasien kurang dari 8 jam,

pasien masih mengeluh sulit tidur.

Dari data pelaksanaan tindakan pasien 2 Ny.E didapatkan

data beberapa tindakan yang telah dilakukan Berikut beberapa

tindakan yang telah dilakukan pada diagnose yang muncul pada

pasien 2 Ny.E, yaitu pada pada diagnose kurang terpapar informasi


220

menurut NIC 2015 selama 3x24 jam yaitu menggunakan

pendekatan yang menenangkan, menjelaskan semua tindakan , dan

apa yang akan dirasakan selama tindakan, memberikan informasi

aktual tentang diagnosa, tindakan dan prognosis, menyarankan

pasien untuk relaksasi dengan cara nafas dalam, mendorong keluarga

untuk mendampingi pasien.

Pada diagnosa ansietas beberapa tindakan yang telah

dilakukan menurut NIC 2015 selama 3x24 jam yaitu menggunakan

pendekatan yang menenangkan, menjelaskan semua tindakan , dan

apa yang akan dirasakan selama tindakan, memberikan informasi

aktual tentang diagnosa, tindakan dan prognosis, menyarankan

pasien untuk relaksasi dengan cara nafas dalam, mendorong keluarga

untuk mendampingi pasien

Pada diagnosa nyeri akut beberapa tindakan yang telah

dilakukan meneurut NIC 2015 selama 3x24 jam yaitu, mengkaji

lokasi, kualitas,intensitas dan onset nyeri, mengobservasi reaksi non

verbal dari nyeri, mengajarkan teknik non farmakologi/relaksasi,

memberikan injeksi analgetik ketorolac 30 mg iv, memonitor tanda

vital pasien.

Pada diagnosa risiko infeksi Beberapa tindakan yang telah

dilakukan meneurut NOC 2015 selama 3x24 jam yaitu mencuci

tangan sebelum dan sesudah dari tempat pasien, mengajarkan teknik

cuci tangan pada pasien dan keluarga, menerapkan universal

precaution, menerapkan prinsip steril saat melakukan perawatan


221

luka, memotivasi untuk meningkatkan nutrisi, memberikan antibiotik

bila perlu, membatasi pengunjung.

Pada diagnose gangguan citra tubuh beberapa tindakan yang

telah dilakukan meneurut NOC 2015 selama 3x24 jam yaitu

Mengkaji secara verbal dan nonverbal respon pasien terhadap

perubahan tubuhnya, memberikan informasi tentang pengobatan,

perawatan dan prognosis, memotivasi pasien untuk mengungkapan

perasaannya, membantu pasien mengidentifikasi tindakan-tindakan

yang akan meningkatkan penampilan, membantu mengidentifikasi

cara untuk mengurangi dampak dari perubahan bentuk tubuh melalui

pakaian atau kosmetik, membantu menentukanpersepsi pasien dan

keluarga terkait perubahan citra diri dan realitas, mengidentifikasi

apakah perubahan citra tubuh berpengaruh terhadap peningkatan

isolasi sosial.
5. Evaluasi keperawatan

Berdasarkan evaluasi hasil keperawatan yang telah dilakukan

oleh penulis masalah keperawatan pola nafas tidak efektif pada Ny.S

tidak teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai tujuan.

Kemudian pada diagnose nyeri akut hari pertama selasa 02

April 2019 yaitu nyeri di dada kiri belum berkurang dengan sekala

nyeri 5 nyeri terasa terus menerus, pada hari kedua rabu 03 April

yaitu nyeri di dada kiri juga tidak kunjung berkurang dengan skala

nyeri 5 nyeri terasa terus menerus dan pada hari ketiga kamis 04

April yaitu nyeri sedikit berkurang dengan skala nyeri 4 nyeri terasa
222

hilang timbul, pasien dapat mengontrol nyeri dengan teknik nafas

dalam. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah

dilakukan oleh penulis masalah keperawatan nyeri pada pasien 1

Ny.S teratasi sebagain pada keperawatan hari ketiga.

Adapun hasil dari tindakan keperawatan pada pasien 1 Ny.S

pada hari selasa 02 April yaitu IMT 16,8 yang berarti berat badan

kurang, pasien hanya menghabiskan 4 sdm dari porsi makannya,

pada hari rabu 03 April dan kamis 04 April yaitu asupan makanan

meningkat, pasien menghabiskan ½ dariporsi makannya. Jadi,

berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan oleh

penulis masalah keperawatan defisit nutrisi pada pasien 1 Ny.S tidak

teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai tujuan.

Kemudian hasil dari tindakan keperawatan defisit perawatan

diri pada pasien 1 Ny.S dengan hasil evaluasi akhir pasien tidak

mampu melakukan aktifitas perawatan fisik dan pribadi secara

mandiri. Jadi, berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah

dilakukan oleh penulis masalah defisit perawatan diri pada pasien 1

Ny.S tidak teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai

tujuan.

Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang telah dilakukan

oleh penulis masalah gangguan pola tidur pada pasien 1 Ny.S tidak

teratasi karena tidak menunjukan perubahan sesuai tujuan.


223

Sedangkan evaluasi keperawatan pada pasien 2 Ny.E yaitu,

dari diagnose defisit pengetahuan pada pasien 2 Ny.E yaitu masalaha

teratasi pada hari pertama dengan ketretangan yaitu pasien

mengatakan mengerti tentang penyakitnya dan bersedia dilakukan

operasi.

Evaluasi diagnosa ansietas berhubungan dengan kurang

terpapar informasi teratasi pada hari pertama, yaitu saat pasien akan

melakukan operasi pasien mengatakan merasa lebih tenang, dan

nampak tidak gelisah.

Evaluasi dari diagnosa nyeri akut pasien 2 teratasi pada hari

ketiga, yaitu pasien Pasien mengatakan nyeri luka operasi sudah

banyak berkurang, sudah bisa tidur.

Evaluasi dari diagnosa risiko infeksi adalah rencana tindak

lanjut dilakukan discharge planing kepada pasien dan keluarga.

Hasil evaluasi dari diagnosa ganggaun citra tubuh teratasi

pada hari ketiga, yaitu pasien 2 Ny.E mengatakan sudah menerima

payudaranya yang hanya 1 buah saja dan sudah tidak merasa malu

lagi dengan perubahan pada bentuk tubuhnya, Pasien menggunakan

kaos longgar dan jilbab agar area dada tertutup, selain itu Ny. E

mengatakan suami selalu mendampinginya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


224

Berdasarkan hasil penelitian dalam penerapan asuhan keperawatan

pada pasien Carsinoma Mammae pada pasien 1 (Ny.S) dan pasien 2 (Ny.E)

maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Dari data Pemeriksaaan fisik yang didapat pada pasien 1(Ny.S)

dan pasien 2 (Ny .E) didapatkan persamaan data yaitu pada kedua pasien

muncul benjolan yang mengeras dan menimbulkan ulkus pada payudara

kiri. Pengkajian menggunakan format pengkajian menurut Virginia

Henderson.

2. Diagnosa

Pada pasien 1 diagnosa keperawatan diteggakan berdasarkan SDKI

sedangkan pada pasien 2 diagnosa ditegakkan berdasarkan NANDA dan

sesuai dengan teori

3. Intervensi

Perencanaan pada pasien 1 menggunkan SLKI dan SIKI sedangkan

pada pasien 2 menggunkan NIC NOC.

4. Impelementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan pada pasien 1 dilakukan

berdasarkan intervensi yang ada sedangkan pada pasien 2 sesuai dengan

NIC NOC.

5. Evaluasi
225

Evaluasi pada pasien 1 terdapat 5 masalah tidak teratasi sedangkan

pada pasien 2 hanya 1 masalah yang tidak teratasi.

B. Saran
1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi

acuan yang berkaitan dengan penyakit carcinoma mammae maupun juga

dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan carcinoma mammae

sebagai tolak ukur untuk peneliti selanjutnya.

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi

bahan informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat

meningkatkan mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan keperawatan

pada pasien dengan carcinoma mammae secara spesifik dan

komprehensif sehingga waktu perawatan pada pasien dengan carcinoma

mammae dapat diminimalkan penyembuhannya dan angka kematian

pasien dengan carcinoma mammae tidak dapat terjadi.

3. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat

menambah keluasan ilmu khususnya keperawatan dalam melakukan

asuhan keperawatan pada pasien dengan carcinoma mammae dan juga

memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi bahan pembandingan

dalam melakukan penelitian pada pasien dengan carcinoma mammae.


226

DAFTAR PUSTAKA

Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.

Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018). Kanker
Payudara.

Globocan. (2018). angka kejadian kanker di dunia. https://gco.iarc.fr/


227

Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara yang menjalankan kemoterapi. Health Sciences
and Pharmacy Journal, 3(2), 54. https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138

Irawan, E. (2018). Faktor-faktor pelaksanaan SEDARI. Jurnal Keperawatan BSI,


6(1). https://doi.org/10.31311/.V6I1.3690

Kemenkes RI. (2019). angka kejadian kanker payudara.


https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-
sedunia2019.html

Lodia Kristin. (2017). WOC Kanker Payudara.


https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKER-PAYUDARA
No Title. (2012).

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2015). cancer mammae.

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2018).


Cancer Mammae. http://www.perawatciamik.com/2018/03/laporan-
pendahuluan-ca-mamaenanda-nic.html?view=timeslide

PPNI, T. P. S. D. (2017). No Title.

Putra, S. R. (2015). Buku lengkap kanker.

Riskesdas. (2018). prevelensi kanker di Indonesia.


https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-
riskesdas2018.pdf

SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Sugeng Laksono. (2018). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny E


Dengan Karsinoma Mamae Di Ruang Bougenvile Rsud Kota Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2147

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tri Winarti. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda.

Utami, S. S. (2017). ASPEK PSIKOSOSIAL PADA PENDERITA KANKER


228

PAYUDARA : Pendahuluan Metode. 20(2), 65–74.


https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.503

WHO. (2019). Angka kejadian ca mamae di dunia.


https://www.who.int/newsroom/detail/18-12-2019-who-prequalifies-first-
biosimilar-medicine-toincrease-worldwide-access-to-life-saving-breast-
cancer-treatment
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT HENDERSON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA :

DENGAN DIAGNOSA MEDIS :

DI RUANGAN :

TANGGAL :

1. Pengkajian Identitas
b. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis Kelamin :
Status :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Alamat :
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
No. Register : Diagnosa Medis :

c. Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Umur :
Hub. Dengan Pasien :
Pekerjaan : Alamat :

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
• Saat MRS :
• Saat inI :
2) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

b. Satus Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami :
Pernah dirawat :
Alergi :
2) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
3) Riwayat Penyakit Keluarga : 4) Diagnosa Medis dan therapy :

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Bernapas
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
b. Pola makan-minum
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
c. Pola Eliminasi
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
d. Pola aktivitas dan latihan
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
e. Pola istirahat dan tidur
• Sebelum sakit : • Saat sakit :

f. Pola Berpakaian
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
g. Pola rasa nyaman
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
h. Pola Aman
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
i. Pola Kebersihan Diri
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
j. Pola Komunikasi
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
k. Pola Beribadah
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
l. Pola Produktifitas
• Sebelum sakit : • Saat sakit :
m. Pola Rekreasi
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :
n. Pola Kebutuhan Belajar
• Sebelum sakit :
• Saat sakit :

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal:……….Psikomotor:……….Mata :……………..
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi = ………, Suhu = …………., TD =………, RR =………
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher :
2) Dada : • Paru :
• Jantung :
3) Payudara dan ketiak :
4) Abdomen :
5) Genetalia :
6) Integumen :
7) Ekstremitas :
• Atas :
• Bawah :
8) Neurologis :
• Status mental dan emosi :
• Pengkajian saraf kranial :
• Pemeriksaan refleks :

d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data laboratorium yang berhubungan :

2) Pemeriksaan radiologi :

3) Hasil konsultasi :

4) Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :


ANALISA DATA

Nama Pasien : Jenis Kelamin :


Umur : Ruangan :
No. Data (DO & DS) Masalah Penyebab
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Jenis Kelamin :


Umur : Ruangan
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi
INTERVENSI

Nama Pasien : Jenis Kelamin :


Umur : Ruangan :
No Hari/Tgl/Jam Diagnose Tujuan & Kriteria Rencana
Keperawatan Hasil Tindakan
IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Jenis Kelamin :

Umur : Ruangan :

No Hari/Tgl/Jam Tindakan Evaluasi Paraf


Keperawatan

EVALUASI

Nama Pasien : Jenis Kelamin :


Umur : Ruangan :
No. Hari/Tgl/Jam Dx. Kep. Evaluasi (S O A P)

Anda mungkin juga menyukai