Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOSOSIAL DAN ISBD

DI BUAT OLEH

NAMA : YANSYE NOYA

NPM : 12114201180005

KELAS : C

ANGKATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
penyertaan dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat memahami dan
mengetahui tentang “ Teori transkultural dan pengkajian transkultural serta analisa
pendekatan asuhan keperawatan peka budaya dan pembahasan peran
perawat”.Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Hulaliu, 29 Juni 2020

Penulis
Yansye Noya
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang........................................................................................................2

1.2. Tujuan Penulisan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengkajian Transkultural........................................................................................4

2.2. Analisa Pendekatan Asuhan Keperawatan Peka Budaya........................................7

2.3. Pembahasan Peran Perawat...................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan............................................................................................................14

3.2.Saran......................................................................................................................15

Daftar pustaka..............................................................................................................16
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan
mengambil keputusan.Budaya adalah sesuatu yang rumit yang mengandung
pengetahuan , keyakinan, seni, moral , hukum, kebiasaan , dan kecakapan lain
yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota kemakmuran lokal.
Kebudayaan adalah sebuah keseluruhan diskusi dan karya manusia yang harus
dibiasakan dengan belajar , bersama keselurahan hasil budi dan karyanya dan
sebuah rencana untuk melakukan kegiatan tertentu (Leininger, 1991).
Trunskultural merupakan salah satu teori keperawatan yang dipakai sebagai
pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang menggunakan sumbersumber dari
lingkungan, social dan budaya masyarakat.
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada
proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan
kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan
pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan. Ilmu ini digunakan untuk
memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya
kepada manusia
Tujuan dari keperawatan transkultural adalah untuk memudahkan, memahami,
memahami dan menggunakan keperawatan transkultural untuk meningkatkan
budaya yang spesifik dalam pemberian asuhan keperawatan
Asumsi mendasar Dari Teori Adalah Perilaku Caring. Perawatan adalah
esensi dari keperawatan, mengatur, mendominasi serta mempersatukan tindakan
keperawatan. Tindakan Caring disetujui sebagai tindakan yang dilakukan dalam
memberikan dukungan kepada individu penuh. Perilaku Caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,
masa pertahanan sampai dikala manusia itu lahir.
3

1.2. Tujan Penulisan


Agar mahasiwa lebih memahami trntang bagaimana peran penring menjadi
seorang perawat transkultural dan juaga lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungan masyarakat traskultural dan lebih memahami tentang pendekatan yang
perlu dilakukan sebagai seorang perawat dan juga peran perawat pada masyarakat
transkultural.
4

BAB II
PEMBAHASAN

Pengobatan yang biasanya dilakukan oleh masyrakat desa hulaliu apabila ada
masyarakat yang mengalami patah tulang (fraktur) adalah dengan cara pengobatan
secara alamiah ataupun meggunakan obat herbal karena menurut mereka obat yang
diberikan dan digunakan untuk proses penyembuhan manjur dalam proses
penyembuhan. Pemikiran masyarakat tentang proses penyembuhan ini dikatakan
sangat baik dan dapat membantu setiap anggota masyarakat.
2.1. Pengkajian Transkultural
Pada pengkajian transkultural dirancang berdasarkan
1. Faktor teknologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk review memilih atau
mendapat penawaran menyelesaikan masalah hearts Pelayanan kesehatan.
Dalam hal ini dikaitkan dengan budaya masyarakat di Desa Hulaliu dimana
dulunya mesyarakat mempercayai tentang cara memulihkan sesorang dari
patah tulang (fraktur) adalah dengan metode trasdisional namun seiring
perkembangan jaman dan teknologi masyarakat sekarang lebih cenderung
pergi ke fasilitan pelayanan kesehatan yang lebih memadai untuk
mendapatkan perawatan yang lebih baik lagi
Tetapi dengan adanya kepercayaan yang lebih baik seiring perkembangan
teknologi kita sebagai perawat trankultural tidak boleh mengilankan budaya
serta kepercayaan yang dimiliki oleh pasien sehingga walaupun talah
melakukan pengobatan medis yang baik dan benar namun mungkin dengan
budaya yang ada pada kolompok masyarakat tersebut yang dapat membantu
proses penyembuhan kita sebagai perawat perlu mendukung setiap tindakan
yang akan dilakukan demi kesembuhan dari sang pasien.
5

2. Faktor agama dan falsafah hidup ( faktor keagamaan dan filosofis )


Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut,
status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyakit , cara pengobatan
dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan .
Dikaitkan dengan pengobatan budaya pengobatan herbal yang dilakukan
mungkin masyarakat yang akanmelakukan pengobatan di fasilitas pelayanan
kesehatan tetapi berhubungan dengan pesat pelayanan kesehatan yang berada
pada daerah yang mayoritas agamanya berbeda dan oleh karena itu mereka
lebih memilih melakukan pengobatan secara alami.

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga ( faktor kekerabatan dan sosial )

Dalam faktor ini dikaitkan dengan nilai budaya adalah dimana setiap
tindakan serta pengobatan yang dilakukan dalam keluarga pastinya ada peran
serta fungsi pengambilan keputusan dalam setiap anggota keluarga dan juga
apabila ada anggota kelurga yang memiliki keterkaitan dekat dengan
masyarakat yang melakukan pengoatan maka disitu juga keluarga akan
mendukung dan memberi mesukan untuk melakukan pengobatan herbal.

4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup ( Nilai budaya dan cara hidup )

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditentukan oleh


penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya
adalah suatu kaidah yang memiliki sifat terbatas pada penganut budaya
terkait.
Dikaitkan dengan budaya yang ada, apabila dalamsuatu daerah maupun
kelompok masyarakat yang telah tertanam nilai budaya serta norma yang ada
maka masyarakat tersebut akan melakukan pengobatan terlebih dahulu
dengan cara tradisional sebelum mereka melakukan pengobatan secara lebih
lanjut di fasilitas pelayanan kesehatan
6

5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku ( faktor politik dan hukum )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang terkait dengan segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
Dengan faktor kebijakan dan peraturan dikaitkan dengan masyarakat yang
melakukan pengobatan herbal adalah masyarakat yang tidak ingin berbelit –
belit apabila ingin pergi ke fasilitas pelayanan kesehatn yang adasehingga
pengobatan yang dilakukan oleh mereka adalah dengan pengobatan herbal
6. Faktor ekonomi ( faktor ekonomi )
Klien yang menganjurkan di rumah sakit mencari sumber-sumber bahan yang
diperlukan untuk membiayai sakitnya agar segera pulih.
Terkait dengan faktor ekonomi dimana setiap masyarakat melakukan
pengobatan secara alami judaa dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang ada,
enggapan mereka bahwa melakukan pengobatan ke fasilitas pelayanan
kesehatan mungkin mahal sehinggan mereka lebih cenderung melakukan
pengobatan secara alamiah.
7. Faktor Pendidikan ( faktor pendidikan )
Latar Belakang Pendidikan Klien Adalah Pengalaman Klien hearts
menempuh Jalur Pendidikan tertinggi resmi sebelumnya Saat ini. Semakin
Tinggi Pendidikan Klien Maka Keyakinan Klien biasanya didukung Oleh
Bukti-Bukti Ilmiah Yang rasional Dan individu tersebut DAPAT belajar
beradaptasi Terhadap budaya Yang Sesuai DENGAN Kondisi kesehatannya
Faktor pendidikan juga ada kaitannya dengan budaya masyarakat yang
melakukan pengobatan secara alami dima apabila tingkat pendidikan setiap
anggota masyarakat yang kurang memadai maka pengetahuan akan
pelayanan kesehatan yang baik belum dapat mereka ketahui secara baik dan
benar.
7

2.2. AnalisaPendekatan Asuhan Keperawatan Peka Budaya


Asuhan keperawatan peka budaya merupakan asuhan keperawatan yang
menggunakan kompetensi budaya dalam membantu pasien memenuhi kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan budayanya.
Pendekatan Asuhan Keperwatan yang dilakukan adalah pelayanan yang dapat
diberikan kepada setiap anggota masyarakat agar dengan adanya perbaikan dan
tercapai rencana yang akan dilakukan serta terapi yang dilakukan untuk
penyembuhan setiap masyarakat serta perkembangan dan penanganan yang
direncanakan dapat didukung oleh pasien dan setiap anggota keluarga sehingga
pasien mendapatkan kepuasan dan dapa meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan pasien terhadap rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan
selanjutnya agar setiap anggota masyarakat dapat patuh dan mendapatkan
pelayanan kesehatan yang optimal.
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a). Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model"
1. Faktor teknologi (tecnological factors)
Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih
pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status
pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan
kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
8

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)


Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah: posisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang
dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan
dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien,
sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari
sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga
7. Faktor pendidikan (educational factors)
Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis
pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
b) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. Terdapat
tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan
transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan
9

kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan


ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
c) Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu
proses memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan
tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien (Ada tiga pedoman yang
ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu : mempertahankan budaya
yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan,
mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertentangan dengan kesehatan.
a. Cultural care preservation/maintenance
1. Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
2. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
3. Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b. Cultural careaccomodation/negotiation
1. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
2. Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
3. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan
standar etik
c. Cultual care repartening/reconstruction
1. Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan
dan melaksanakannya
2. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
3. Gunakan pihak ketiga bila perlu
4. Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang
di pahami oleh klien dan orang tua.
10

5. Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan


6. Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing-
masing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi
persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya
budaya budaya mereka.
7. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak
percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan
terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas
keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat
terapeutik.
d) Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru
yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui
evaluasi bisa diketahui latar belakang budaya pasien.

2.3. Pembahasan Peran Perawat


Sebagai seorang perawat salah satu hal yang harus dimiliki adalah kompetensi
kultural, seorang perawat yang memiliki kompetensi kultural akan
memperdulikan dan peka terhadap kebutuhan budaya pasien yang akan
menerima asuhan keperawatan. Keperawatan meyakini bahwa setiap individu
pasien adalah unik, berbeda satu dengan yang lain.
Peran perawat adalah melaksanakan pelayanan keperawatan dalam suatu sistem
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah yang
berlandaskan pancasila, khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan kepada
individu, keluarga, kelompok, dan komunitas berdasarkan kaidah-kaidah, yaitu:
1.Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggungjawab dalam mengelola
asuhan keperawatan.
11

2.Berperan aktif dalam kegiatan penelitian di bidang keperawatan dan


menggunakan hasil dari teknologi untuk meningkatkan mutu dan jangkauan
pelayanan atau asuhan keperawatan.
3.Berperan aktif dalam mendidik dan melatih pasien dalam kemandirian untuk
hidup sehat.
4.Mengembangkan diri terus menerus untuk meningkatkan kemampuan
professional.
5. Memelihara dan mengembangkan kepribadian serta sikap yang sesuai dengan
etika keperawatan dalam melaksanakan profesinya. Berfungsi sebagai anggota
masyarakat yang berperan aktif, reproduktif, terbuka untuk menerima perubahan
serta berorientasi kemasa depan, sesuai dengan perannya.
Dibawah ini peran perawat secara umum, yaitu:
1. Meyakinkan bahwa perusahaan memenuhi peraturan perundang-undangan.
2. Mengembangkan program surveillance kesehatan.
3. Melakukan konseling.
4.Melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitness.
5.Melakukan penilaian bahaya potensial kesehatan dan keselamatan di tempat
kerja.
6.Mengelola piñatalaksanaan akibat kerja dan pertolongan pertama pada
kecelakaan serta masalah primer di perusahaan
7.Melaksanakan evaluasi kesehatan dan kecelakaan kerja.
8.Konsultasi dengan pihak manajemen dan pihak lain yang diperlukan.
9.Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan, mengembangkan
dan menganalisa program, pembiayaan, staffing serta administrasi umum.
Selain itu, peran perawat menurut konsirsium ilmu kesehatan tahun 1989, terdiri
dari:
a.Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan
b.Peran perawat sebagai advokat klien
c.Peran perawat sebagai edukator
d.Peran perawat sebagai koordinator
12

e.Peran perawat sebagai kolaborator


f.Peran perawat sebagai konsultan
g.Peran perawat sebagai pembaruan

Selain itu keperawatan memperhatikan tiga prinsip yaitu


1. Culture care preservation/maintenance
Yaitu membantu memfasilitasi/memperhatikan fenomena budaya guna
membantu individu menentukan tingkat kesehatan guna hidup yang
diinginkan
2. Culture care accomodation/ negotation
Membantu memperhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan
cara untuk beradaptasi,bernegosiasi dan mempertimbangkan kondisi
kesehatan dan gaya hidup pasien
3. Culture care repatterning/ restruring
Merekontruksi / mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi
kesehatan pada pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
Selain beberapa hal diatas yang perlu dilakukan perawat adalah
1. Melakukan sosialisasi ataupun pendidikan kesehtan kepada setiap anggota
masyarakat agar dapat mengertidan memahami tentang pentingnya pelayanan
kesehatan yang diberikan selain dari kebudayaan atau tradisi yang tertanam
dalam diri mereka
2. Mengkaji kebudayaan dari klien dan keluarga
3. Mengkajifaktor – faktor apa saja yang dapat menguntungkan pasien maupun
merugikan pasien dari budaya tersebut agar apa yang dilakukan dapat berjalan
dengan lancar dan memperlancar proses penyembuhan pasien dan apabila ada
hal – hal yang dapat merugikan pasien maka selaku perwatperlu untuk
menjelaskan kepada kelurga pasien mengenai hal – hal dalam budaya yang
bertentangan dengan kesehatan
4. Membina hubungan saling percaya dengan asien dan keluarga
13

5. Meibatkan kelurga untuk bekerja sama ( problem solving ) yang berhubungan


dengan faktor budaya
14

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai
budaya manusia, kepercayaan dan tindakan. Ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
Tiga pedoman yang ada dalam keperawatan transkultural yaitu
1. Mempertahankan budaya klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan
2. Mengakomodasibudaya klien jika budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan
3. Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
Tindakan keperawatan memperhatikan tiga prinsip yaitu
1.Culture care preservation/maintenance
Yaitu membantu memfasilitasi/memperhatikan fenomena budaya guna membantu
individu menentukan tingkat kesehatan guna hidup yang diinginkan
2.Culture care accomodation/ negotation
Membantu memperhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan cara
untuk beradaptasi,bernegosiasi dan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya
hidup pasien
3.Culture care repatterning/ restruring
Merekontruksi / mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan
pada pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
15

3.2. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini mahasiwa lebih memahami trntang
bagaimana peran penring menjadi seorang perawat transkultural dan juaga lebih
mudah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat traskultural dan lebih
memahami tentang pendekatan yang perlu dilakukan sebagai seorang perawat dan
juga peran perawat pada masyarakat transkultural. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi kita semua, terimakasih.
16

Daftar Pustaka

Andrew. M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd
Ed, Philadelphia, JB Lippincot Company
Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing :
Concepts,Theories, Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw
HillCompanies
Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment and
Intervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc

Anda mungkin juga menyukai