Anda di halaman 1dari 10

A.

KONSEP DASAR TEORI


1. Pengertian
Pengertian hipertensi oleh beberapa sumber adalah sebagai berikut :
a) Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan
angka morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140
mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung
dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke
jantung (Triyanto,2014).
b) Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang
sering terjadi pada lansia, dengan kenaikan tekanan darah sistolik lebih
dari 150 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg,
tekanan sistolik 150-155 mmHg dianggap masih normal pada lansia
(Sudarta,2013).
c) Hipertensi merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler
aterosklerosis, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal ditandai dengan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua kali pengukuran
atau lebih (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever,2012).
d) Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah baik sitolik maupun diastolik
yang terbagi menjadi dua tipe yaitu hipertensi esensial yang paling
sering terjadi dan hipertensi sekunder yang disebabkan oleh penyakit
renal atau penyebab lain, sedangkan hipertensi malignan merupakan
hipertensi yang berat, fulminan dan sering dijumpai pada dua tipe
hipertensi tersebut (Kowalak, Weish, & Mayer,2011).
e) Hipertensi merupakan peningkatan abnormal tekanan darah di dalam
pembuluh darah arteri dalam satu poeriode, mengakibatkan arteriola
berkonstriksi sehingga membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri (Udjianti,2011).

Berdasarkan pengertian oleh beberapa sumber tersebut, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
dan diastolik, dengan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
diastolik lebih dari 90 mmHg, hipertensi juga merupakan faktor resiko
utama bagi penyakit gagal ginjal, gagal jantung dan stroke.
2. Klasifikasi
Klasifikasihipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi, klasifikasi tersebut dapat dilihat
pada tabel 2.1

Tabel 2.1

Klasifikasi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik


Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg

Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg

Stadium 1 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Stadium 2 < 160 mmHg < 100 mmHg


Sumber : (Smeltzer, et al, 2012)

Hipertensi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan


tekanan darah pada orang dewasa menurut Triyanto (2014),
adapun klasifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2

Klasifikasi berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa


Kategori Tekanan darah Tekanan darah
sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)
Normal <130 mmHg <85 mmHg
Normal 130-139 mmHg 85-89 mmHg Hormonal (ada efek
metabolik dan efek
tinggi
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg kardiovaskular
estrogen dan
(ringan) progestin. Efek
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg metabolik estrogen
(sedang) menurunkan
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg konsentrasi
(berat) kolesterol Low
Stadium 4 >210 mmHg >120 mmHg Density Lipoprotein
(LDL) dan
(maligna)
meningkatkan High
Sumber : (Triyanto,2014)
Density Lipoprotein
3. Pathway (HDL). Efek
kardiovaskular
kontrasepsi
Umur Gaya hidup Genetik hormonal dapat
Obat-obatan
berupa efek
tromboembolisme
dan efek
hipertensif)
Elastisitas Kebiasaan Jika keluarga Korti
pembuluh darah merokok, jarang memiliki riwayat kost
menurun berolahraga, hipertensi, maka eroi
obesitas, kebiasaan anggota
mengonsumsi keluarganya
Meni
alkohol yang terkena juga
ngkat
berlebihan, stres.
kan
reten
si
natri

Kerusakan vaskuler pembuluh


Penurunan fungsi pembuluh darah
darah
Klasifikasi Hipertensi
Tanda dan gejala:
Penyumbatan pembuluh
Prahipertensi, di mana tekanan darah sistolik
1. Sakit kepala darah 120 – 139 mmHg dan diastolik mencapai 80 –
2. Detak jantung tidak 89 mmHg.
normal Penyempitan pembuluh Hipertensi tingkat 1, yaitu tekanan darah
Estrogen
3. Dada seperti ditekan darah/vasokrontriksi sistolik 140 – 159 mmHg danVasokonstriksi
diastolik 90 – dan
meningkatkan
4. Kelelahan yang 99 mmHg. kadar
meningkatkan
berlebihan angiotensinogen
Hipertensi produksi aldosteron
Hipertensi tingkat 2, yang ditandai dengan
5. Gangguan penglihatan Gangguan sirkulasi darah dalam tubuh
sehingga menimbulkan komplikasi tekanan sistolik > 160 mmHg danyang berperan
diastolik >
100 mmHg. Renin-Angiotensin-
Aldosteron
Aldosteron-System
Hipertensi krisis, yakni tekanan menyebabkan
darah yang
telah melebihi 180/120 mmHg. (RAAS)
retensi natrium
yang akan
meningkatkan
volume darah
Otak Ginjal Pembuluh darah Retina

Hipertensi
Vasokro gestasional
Spasme arteriole
Resisten Suplai Sistemik Koroner
ntriksi
si O2 otak
pembul
pembul menuru Vasoko Arterios
uh
uh n ntriksi klerosis Diplopia/penglihata
darah
darah n ganda
otak Hipoxia
Blood Afterloa Iskemia
mening d miokard Resiko jatuh
flow
kat mening
menuru
n kat
Nyeri Ganggu Penuru Nyeri Risiko
kepala an pola nan dada, penuru
Respon Penuru
tidur kesadar Fatique detak nan
RAA nan
an, jantung perfusi
Nyeri curah
pusing, cepat, jaringan
akut jantung Intolera
kelelaha lemas jantung
nsi
n aktivitas
Risiko Retensi Na (peningkatan volume cairan
Sinkop/
ketidak di ekstrasel)
pingsan
efektifa
n
Meningkatkan tekananyang diberikan
perfusi
oleh aliran darah terhadap dinding
jaringan
pembuluh darah
otak

Edema

Kelebihan volume cairan

4. Pemeriksaan penunjang
a) Hematokrit
Pada penderita hipertensi kadar hematokrit dalam darah
meningkat seiring dengan meningkatnya kadar natrium dalam
darah. Pemeriksaan hematokrit diperlukan juga untuk mengikuti
perkembangan pengobatan hipertensi.
b) Kaliumserum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi
c) Kreatininserum
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan kreatinin adalah kadar
kreatinin dalam darah meningkat sehingga berdampak pada
fungsi ginjal.
d) Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan /
adanya diabetes.
e) Elektrokardiogram
Pembesaran ventrikel kiri dan gambaran kardiomegali dapat
dideteksi dengan pemeriksaan ini. Dapat juga menggambarkan
apakah hipertensi telah lama berlangsung

5. Penatalaksanaan(Farmakologi)
Menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan penanganan menggunakan
obat-obatan, antara lain :
a) Diuretik(Hidroklorotiazid). Diuretik bekerja dengan cara
mengeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga daya
pompa jantung menjadi lebih ringan.
b) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk
menghambat aktifitas sarafsimpatis.
c) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol). Fungsi dari
obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asmabronkial.
d) Vasodilator (Prasosin,Hidralasin). Vasodilator bekerja secara
langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
pembuluh darah.
e) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor (Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat
angiotensin II dengan efek samping penderita hipertensi akan
mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala danlemas.
f) Penghambat Reseptor Angiotensin II(Valsartan). Daya pompa
jantung akan lebih ringan ketika obat-obatan jenis penghambat
reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi
penempelan zat angiotensin II pada reseptor.
g) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Kontraksi
jantung (kontraktilitas) akanterhambat.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian.
a) Anamnesa : inisial klien, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,

suku/bangsa, status perkawinan, alamat, penanggung biaya.

b) Data umum:

1) Hipertensi tidak mengenal usia. Mulai dari anak-anak sampai lanjut

usia. Berikut batas normal tekanan darah anak sampai lanjut usia.

Anak usia prasekolah (3–5 tahun): batas normal tekanan sistolik

berkisar antara 95-110 mmHg dan tekanan diastolik berkisar antara

56-70 mmHg, anak usia sekolah (6–13 tahun): batas normal tekanan

sistolik berkisar antara 97-112 mmHg dan tekanan diastolik berkisar

antara 57-71 mmHg. Pada remaja usia 13–25 tahun, batas normal

tekanan sistoliknya berkisar antara 112–128 mmHg dan diastolik

berkisar antara 66–80 mmHg. Pada orang dewasa (26-45 tahun)

dikatakan memiliki tekanan darah normal jika angkanya berada di

atas 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Pada orang lanjut usia

(lansia 46-60 tahun keatas) cenderung lebih tinggi, yaitu itu < 150

mmHg untuk tekanan sistolik dan < 90 mmHg untuk tekanan

diastolik. Hal ini disebabkan pembuluh darah pada lansia cenderung

lebih kaku, sehingga jantung memerlukan tekanan lebih tinggi untuk

memompa darah ke seluruh tubuh.

2) Hipertensi disebabkan juga oleh beban kerja yang terlalu banyak

sehingga mudah stres dan mudah untuk mengamuk

3) Hipertensi lebih rentan terjadi pada jenis kelamin laki-laki

4) Hipertensi bisa juga disebabkan karena faktor genetik dari keluarga,

pola hidup yang kurang baik, obat-obatan dan juga hormonal.

c) Keluhan utama : nyeri dada, nyeri kepala, pusing, kelelahan, mudah marah,

leher tegang bahkan bisa menyebabkan pingsan.


d) Riwayat penyakit sekarang : tekanan darah mulai berubah dari yang normal

menjadi meningkat

e) Riwayat penyakit dahulu : anggota keluarga pernah menderita penyakit

hipertensi

f) Psikososial : mudah marah, mudah tersinggung

g) Pemeriksaan penunjang:

1) Breathing: sesak nafas

2) Blood: irama jantung teratur atau tidak, bunyi jantung, CRT, akral

3) Brain: nyeri kepala, pusing

4) Bladder: intake dan output cairan

5) Bowel: pola makan dan minum sehari-hari

6) Bone: edema tungkai, kaki lemas

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

a) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak


b) Penurunan curah jantung
c) Nyeri akut
d) Gangguan pola tidur
e) Intoleransi aktivitas
f) Resiko jatuh
g) Kelebihan volume cairan
h) Risiko penurunan perfusi jaringan jantung

3. Intervensi yang mungkin muncul


Diagnosa NOC NIC
Risiko penurunan Perfusi jaringan: kardiak, Manajemen risiko jantung,
perfusi jaringan dengan kriteria: dengan kriteria:
jantungberhubungan
dengan hipertensi 1. Tekanan darah 1. Skrining pasien
sistolik (4) mengenai kebiasaannya
2. Tekanan darah yang berisiko yang
diastolik (4) berhubungan dengan
3. Angina (4) kejadian yang tidak
diharapkan pada jantung
Indikator: (tekanan darah tinggi)
1) Deviasi berat dari
kisaran normal 2. Instruksikan pasien dan
2) Deviasi yang cukup keluarga mengenai
besar dari kisaran tanda dan gejala
normal penyakit jantung dini
3) Deviasi sedang dari dan perburukan penyakit
kisaran normal jantung, sebagaimana
4) Deviasi ringan dari mestinya.
kisaran normal
3. Lakukan terapi
5) Tidak ada deviasi dari
relaksasi, jika tepat
kisaran normal

4. Implementasi
Melakukan tindakan berdasarkan intervensi
5. Evaluasi
Menilai apakah masalah keperawatan sudah teratasi, teratasi sebagian atau
tidak teratasi

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, C. S., & Bare, B. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddart. Jakarta: EGC.

Bulechek, G dkk. 2016. Nursing Interventions Classification. Ed. 6. Elsefier global rights
Corwin, Elisabeth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II.Edisi 8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Herdman, H dkk. 2013. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi. Ed. 10. Jakarta:
EGC

Keliat, Budi. 2015-2017. Nanda Internasional Diagnosis Keperawatan. Ed. 10. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI

DI RUANGAN GARUDA RSUD S.K. LERIK KOTA KUPANG

OLEH:

ANDREAS N.O.HERIN

NIM: 171111044

PROGRAM STUDI NERS

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2020

Anda mungkin juga menyukai