OLEH
SAMIRIANTO F. NENOBAHAN
171111076
KUPANG
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, hikmat, dan karuniaNya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Studi Trend
Penulis proposal skripsi ini diajukan oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi salah satu tugas mata ajar skripsi. Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
akan berjalan lancar tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu peneliti menyampaikan ucapan terimah kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan hikmat dan penyertaanNya dalam
penyusunan proposal skripsi ini.
2. Orang tua tercinta dan keluarga besar penulis yang sudah mendoakan dan
memberikan dukungan yang sangat luar biasa bagi penulis..
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Sehingga penulis membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Demikian skripsi ini penulis sampaikan dengan harapan dapat membantu dan
bermanfaat bagi semua pihak.
Samirianto F. Nenobahan
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
2.8 Pengobatan............................................................................................ 18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
malaria, karena adanya resistensi beberapa jenis obat malaria. Berdasarkan data
Riskesdas tahun 2010 ditemukan bahwa masih adanya penderita malaria klinis yang
Berdasarkan laporan WHO (2018), terdapat lebih dari 2400 juta penduduk atau
penyakit malaria di seluruh dunia diperkirakan antara 219 juta penduduk setiap
1
tahun (Arsunan & Ibrahim, 2014). Dari 219 juta kasus klinis malaria di dunia,
terdapat sekitar 3 juta kasus malaria berat (malaria komplikasi) dan kematian akibat
menyebabkan angka kesakitan dan kematian tinggi dan memberi kerugian sosio-
ekonomi yang tak terhingga bagi banyak manusia di dunia [ CITATION Put20 \l 1057 ].
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2010 dan 2013 di Indonesia data
pada Riskesdas tahun 2013 didapatkan proporsi penduduk dengan malaria positif
sebanyak 1,3% atau sekitar 2 kali lipat dari tahun 2010 yaitu sebesar 0,6%. Pada
Riskesdas tahun 2010 dan 2013, hasil pemeriksaan RDT pada kelompok rentan
seperti anak-anak usia 1-9 tahun dan wanita hamil didapatkan angka positif malaria
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lainnya. Hasil Riskesdas tahun
2010 dan 2013 juga menunjukkan proporsi penduduk di perdesaan dengan malaria
positif besarnya sekitar dua kali lipat dibandingkan dengan penduduk perkotaan.
Pada Riskesdas 2013, infeksi Plasmodium falciparum terlihat lebih dominan pada
anak usia 1-9 tahun sebesar 1,2% dan wanita hamil sebesar 1,3%. Di daerah
perkotaan infeksi Plasmodium vivax sebesar 0,5% dan lebih tinggi dibandingkan
2014). Dalam kurun waktu sepuluh tahun (2006 – 2015); Kasus malaria di NTT
2
kasus malaria yang terkonfirmasi sebanyak 123,848 kasus; menurun menjadi 36,128
di tahun 2015. Annual Parasite Insiden (API) juga menurun dari 28.3 per 1000
menjadi 7.1 per 1000 dalam kurun waktu yang sama. [ CITATION Sel17 \l 1057 ].API
kabupaten Sumba dinilai tinggi yaitu Sumba Barat Daya sebesar 26,98%, Sumba
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas, maka penulis tertarik
Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya tahun 2016-
2019? ”.
3
4) Mengidentifikasi trend pengobatan Malaria di Kabupaten Sumba Barat
Daya.
(Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya) tahun
2016-2019.
Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya.
lingkungan masyarakat.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu dan pengetahuan
4
Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan dalam
menyelesaikan studi.
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan kajian
lebih lanjut dimasa yang akan datang khususnya bagi yang ingin meneliti
BAB 2
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
memperkirakan pada tahun 2016 terjadi 216 juta kasus klinis malaria, dan
445.000 orang meninggal karena malaria, sebagian besar terjadi pada anak-
ditandai dengan adanya bentuk aseksual dalam darah (Papilaya et al. 2015).
Meskipun terdapat banyak jenis Plasmodium, tetapi hanya ada empat jenis
malaria ovale (Daysema et al. 2016). Dari keempat jenis tersebut, P. vivax
6
Malaria dapat ditularkan secara alamiah dan non alamiah. Penularan
secara alamiah terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang telah
gamet jantan dan betina bersatu membentuk ookinet di perut nyamuk yang
siap untuk ditularkan. Pada saat menggigit manusia, parasit malaria yang ada
yang ditularkan melalui tali pusat pada bayi yang baru lahir karena ibunya
jarum suntik dan banyak terjadi pada morfinis yang menggunakan jarum
suntik yang tidak steril dan yang terakhir secara oral. Cara penularan ini
pernah dibuktikan pada burung, ayam (P. gallinasium), burung dara (P.
relectum) dan monyet (P. knowlesi). Pada umumnya sumber infeksi bagi
malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria, baik dengan
7
gejala maupun tanpa gejalaklinis Malaria pada manusia hanya dapat
1. Malaria Falsiparum
intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
2. Malaria Vivaks
interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria berat
3. Malaria Ovale
4. Malaria Malariae
8
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang dengan
utama yaitu: demam, dan menggigil, juga dapat disertai sakit kepala,
timbul dapat bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala
spesifik dari mana parasit berasal. Malaria sebagai penyebab infeksi yang
1. Masa inkubasi
9
Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari
pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi yang
2. Keluhan-keluhan prodromal
berupa: malaise, lesu, sakit kepala, sakit tulang belakang, nyeri pada
tulang dan otot, anoreksia, perut tidak enak, diare ringan dan kadang-
3. Gejala-gejala umum
muntah.
10
2. Stadium demam (hot stage)
kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali
muntah. Nadi menjadi kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu
11
seringkali penderita tidak mengalami demam, tetapi dapat muncul
Darah Tepi atau Rapid Diagnostic Test (RDT) dan disertai memiliki satu
laku berubah)
3) Kejang-kejang
12
6) Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit
10) Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
11) Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
dan lingkungan.
selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria
13
Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi
makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun
yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit
pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit
juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sehingga terbentuk
lebih eritrosit non parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu
sebagai berikut:
14
mempermudah infasi sel darah yang berdekatan, sehingga parasitemia
kurang dari 20.000 sel darah merah /mm3. Infeksi falsifarum pada anak
2. Anemia
billirubin serum, dan pada malaria falsifarumia dapat cukup kuat untuk
autoantigen yang dihasilkan dalam sel darah merah oleh parasit mungkin
tidak. Hemolisis dapat juga diinduksi oleh kuinin atau primakuin pada
15
kupffer hati dan dalam sumsum tulang, otak, dan organ lain.
3. Kejadian immunopatologi
darah segera dihadapi oleh respon imun non spesifik yang terutama
sitokin seperti TNF, IL1, IL2, IL4, IL6, IL8, dan IL10, secara
parasit (sitotoksik).
16
Merupakan tanggapan system imun terhadap infeksi malaria
plasmodiumnya.
6) Jika kasus malaria berat akan dirujuk, sebelum dirujuk kasus harus
intramuskular.
2.8 Pengobatan
17
Terdapat banyak obat malaria yang telah digunakan, sebagaimana
waktu paruh lebih panjang sebagai obat standar pengobatan malaria yang
penularan. Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan
18
perut kosong karena bersifat iritasi lambung. Oleh sebab itu penderita harus
makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria. Dosis
kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan mencegah
kombinasi malaria harus:aman dan toleran untuk semua umur, efektif dan
cepat kerjanya, resisten dan/atau resistensi silang belum terjadi, dan harga
diberikan per – oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian
dosis 16-32mg/kgBB.
2. Artesunat - Amodiakuin
19
Kemasan artesunat – amodiakuin yang ada pada program pengendalian
malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunat @50
20
2.10 Alur pikir
21
Standar
Pasien
Malaria Pengobatan
Tidak Standar
BAB 3
22
METEDOLOGI PENELITIAN
mengenai data. Pada penelitian ini sumber data adalah Data sekunder data
secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat
23
Tabel 3.4 Defenisi Operasional Studi Trend Pengobatanpenderita Malaria diKab. Sumba
Data
1 Trend Pemberian obat 1. Pengobatan Data
Standar.
Teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah setelah
DAFTAR PUSTAKA
24
Malaria. Falkultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
2.
Sidipratomo, P., Sitohang, V., & dkk. (2018). Buku saku Tatalaksana Kasus
Malaria.
Fitriany, J., & Sabiq, A. (2018). Malaria. Jurnal Averrous vol.4, No.2
Khariri, & Muna, F. (2019). Proporsi spesies parasit yang menjadi penyebab
Maryanto, Y. B., & Mirasa, Y. A. (2019 Vol 7 No 1). Gambaran Kasus Malaria
Medika
Putra, H., Badiran, M., & Fitriani, A. D. (2020). Faktor yang mempengaruhi
25
Tenggara Provinsi Aceh. Jurnal Komunitas Kesehatan Masyarakat
26