Anda di halaman 1dari 39

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Konsep Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses yang alami dan normal.

Selama hamil seorang ibu mengalami perubahan perubahan yang terjadi

baik fisik maupun psikologis. Perubahan-perubahan tersebut

menyebabkan ibu hamil mengalami ketidaknyamanan (Niken Tri

Sukeksi, Gita Kostania, 2018)1. Kehamilan adalah fertilisasi atau

penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Jika dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10

bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan

terbagi dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12

minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) ( Elisanti, D, W

2018)2.

Kehamilan yaitu dimana banyaknya keluhan yang terjadi pada seorang

ibu yang tidak hanya terfokus pada suatu keluhan , namun terdapat

banyaknya keluhan seperti, nyeri punggung, konstipasi, kecemasan dan

1
Niken Tri Sukeksi, Gita Kostania, E. S. (2018). Pengaruh Teknik Akupressure Terhadap Nyeri
Punggung Pada Ibu Hamil Di Wilayah Puskesmas Jogonalan I Klaten. Kebidanan Dan
Kesehatan Tradisional, 3, 1–7.
2
Alinia Dwi Elisanti. (2018). Hiv -Aids Hamil Dan Pencegahan Pada Janin.

9
morning sickness pada awal kehamilan. Perubahan moody seseorang ibu

yang mengalami kehamilan terdapat dari banyak factor karena adanya

perubahan dan peningkatan hormone, perubahan tersebut terjadi

dikarenakan banyakmya perubahan pada fisik dan psikologis.

2. Proses Terjadinya Kehamilan

a. Ovulasi

Pada wanita normal setiap bulannya akan terjadi ovulasi

(pematangan) sel telur di dalam ovarium. Sekelompok telur kecilkecil

mulai tumbuh didalam kantung berisi cairan. Kantong yang berisi

cairan tersebut dinamakan folikel . Didalam kantong cairan (folikel)

tersebut salah satu telur meletus ( ovulasi ). Ini biasanya terjadi sekitar

dua minggu sebelum periode menstruasi berikutnya . Ovulasi pada sel

telur ini lah yang menandakan bahwa sel telur telah matang dan siap

untuk dibuahi oleh sperma. Tanpa ovulasi, sel telur dipastikan tidak

akan bias dibuahi oleh sperma. Ini merupakan factor awal yang wajib

terpenuhi agar terjadinya pembuahan (Nurjannnah, 2019) 3.

b. Peningkatan Hormon

Setelah sel telur ber ovulasi maka sel telur akan meninggalkan

folikel. Folikel yang telah ditinggalkan sel telur akan berkembang

menjadi sesuatu yang disebut korpus luteum . Korpus luteum inilah

yang melepaskan hormon yang membantu menebalkan lapisan rahim

34
Nurjannnah, L. (2019). Bimbingan Positif Hamil.

10
(dinding rahim). Lapisan rahim telah menebal untuk mempersiapkan

telur dibuahi (Nurjannnah, 2019)4.

c. Sel telur bergerak menuju tubafalopi (saluran indung telur)

Setelah telur dilepaskan, bergerak ke tuba falopi. Sel telur menetap

di sana selama 24 jam menunggu satu sel sperma yang dating untuk

membuahinya. Semua ini terjadi, rata-rata, sekitar dua minggu setelah

periode terakhir Anda (0puncak ovulasi). Apabila dalam waktu 24 jam

tidak ada pembuahan terjadi, lapisan rahim serta darah akan

ditumpahkan. Penumpahan telur dan dinding rahim yang tidak dibuahi

adalah waktu menstruasi. Jika terjadi menstruasi maka kadar hormon

pun kembali normal. Namun Apabila dalam waktu 24 jam didalam

tubafalopi tersebut ada sperma yang bergerak menuju sel telur, maka

akan terjadilah proses pembuahan. Setelah sperma membuahi sel telur

sudah dipastikan akan terjadi kehamilan (Nurjannnah, 2019)5.

d. Implantasiatau Hasil pembuahan berpindah ke rahim

Telur yang sudah dibuahi akan tetap berada dalam tubafalopi

selama sekitar tiga sampai empat hari. Tetapi dalam waktu 24 jam

setelah dibuahi sel telur dan sperma menyatu dengan sangat cepat dan

menjadi banyak sel. Hal tersebut terus menerus membagi ketika

5
Nurjannnah, L. (2019). Bimbingan Positif Hamil.

11
bergerak perlahan-lahan melalui tuba falopi menuju rahim. Sampai

pada fase terakhir yaitu implantasi (penempelan embrio pada dinding

rahim). Pada fase penempelan bakal plasenta dan embrio pada

dindingrahim, beberapa wanita akan mengalami bercak darah (keluar

flek) selama satu atau dua hari selama waktu implantasi . Lapisan

rahim semakin tebal dan leher rahim ditutup oleh plug lendir agar

tidak luruh sampai waktu 40 minggu.(Nurjannnah, 2019)6.

3. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Hamil

a. Uterus

Pada akhir kehamilan biasanya kontraksi sangat jarang dan

meningkat pada satu dan dua minggu sebelum persalinan. Peningkatan

kontraksi miometrium ini menyebabkan otot fundus tertarik ke atas.

Segmen atas uterus yang berkontraksi secara aktif menjadi lebih tebal

dan memendek serta memberikan tarikan yang lambat dan stabil

terhadap serviks yang relatif terfiksasi yang menyebabkan dimulainya

peregangan dan pematangan serviks yang disebut dengan pembukaan

serviks. Pada usia kehamilan 38 minggu, uterus sejajar dengan

sifisternum. Tuba uterine tampak agak terdorong ke dalam di atas

bagian tengah uterus Frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen

atas semakin meningkat. Oleh karena itu, segmen bawah uterus

6
Nurjannnah, L. (2019). Bimbin gan Positif Hamil.

12
berkembang lebih cepat dan meregang secara radial, yang jika terjadi

bersamaan dengan pembukaan serviks dan pelunakan jaringan dasar

pelvis akan menyebabkan presentasi janin memulai penurunannya ke

dalam pelvis bagian atas. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tinggi

fundus yang disebut dengan lightening, yang mengurangi tekanan di

dalam pelvis, yang dapat menyebabkan konstipasi, berkemih dan

terkadang meningkatkan rabas vagina (Hatini, 2018)7.

b. Serviks

Akibat bertambah aktivitas serviks selama kehamilan mengalami

pematangan secara bertahap, dan kanal mengalami dilatasi. Secara

teoritis, pembukaan serviks biasanya terjadi pada primigravida selama

2 minggu terakhir kehamilan, tapi biasanya tidak terjadi pada

multigravida hingga persalinan dimulai. Namun demikian, secara

klinis terdapat berbagai variasi tentang kondisi serviks pada

persalinan. Pembukaan serviks merupakan mekanisme yang terjadi

saat jaringan ikat serviks yang keras dan panjang secara progresif

melunak dan memedek dari atas ke bawah. Serat otot yang melunak

sejajar os serviks internal tertarik ke atas, masuk ke segmen bawah

uterus, dan berada di sekitar bagian presentasi janin dan air ketuban.

7
Erina Eka Hatini. (2018). Asuhan Kebidanan Kehamilan.

13
Kanal yang tadi berukuran kira-kira 2,5 cm menjadi orifisium dengan

bagian tepinya setipis kertas (Hatini, 2018)8.

c. Vagina dan vulva

Hormon estrogen saat kehamilan berfungsi untuk mempersiapkan

vagina supaya elastis selama persalinan, hal itu dilakukan melalui :

mempertebal mukosa vagina yang tebal, membuat jaringan ikat

longgar, hipertrofi otot polos, dan pemanjangan vagina. Selama

kehamilan terjadi peningkatan pH sekresi vagina dari 3,5 menjadi 6,5

sehingga suasana vagina lebih basa. Peningkatan pH ini membuat

wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina, khususnya infeksi

jamur.

Varises pada vagina terjadi karena peningkatan kongesti dan

relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus yang hebat hal ini dapat

menyebabkan timbulnya edema dan varises vulva, namun edema dan

varises akan membaik selama periode pasca partum. Perubahan

lainnya yang terjadi adalah pembesaran struktur eksterna vulva akibat

peningkatan vaskulator, hipertrofi badan perineum, dan deposisi

lemak. Pada nulipara kedua labia mayor saling mendekat dan

menutupi introitus vagina. Pada wanita yang pernah melahirkan, kedua

8
Erina Eka Hatini. (2018). Asuhan Kebidanan Kehamilan.

14
labia memisah, dan menganga setelah melahirkan atau setelah cedera

vagina (Deswani, Desmamita,Mulyanti 2018)9.

d. Kulit

Pada dinding kulit perut akan terajadi perubahn warna menjadi

kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae

gravidarum. Pada multipara selain stiae kemerahan itu seringkali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari

striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit di garis pertengahan

perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang

disebut dengan linea nigra. Kadang-kadang akan muncul dalam

ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut dengan

chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu pada aerola dan daerah

genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan (Saminem,

2016)10.

e. Payudara

Adanya rasa penuh pada payudara, peningkatan sensitivitas, rasa

geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam

gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda kemungkinan kehamilan.

9
Deswani, Ully Desmamita, Yuli Mulyanti. (2018). Asuhan Keperawatan Prenatal Dengan Pendekan
Neurosains.
10
Saminem. (2016). Kehamilan Normal.

15
Puting susu dan aerola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna

merah sekunder pada aerola, dan puting susu menjadi lebih erektil.

Hipertrofi kelenjar sebasea (lemak) yang muncul di aerola primer dan

disebut tuberkel Montgomery dapat terlihat di sekitar puting susu.

Peningkatan pembuluh darah membuat pembuluh darah di bawah kulit

berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang

terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru di bawah

permukaan kulit. Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan

kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara

progresif Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara

fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi

terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan

plasenta lahir. Namun, sekresi prakolostrum .

Perubahan sistem Tubuh secara umum yng cair, jernih dan kental

dapat dikeluarkan dari puting susu pada akhir minggu keenam. Sekresi

ini mengental saat kehamilan mendekati aterm dan kemudia disebut

kolostrum. Kolostrum, cairan sebelum menjadi susu, yang berwarna

krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan dari puting susu selama

trimester ketiga (deswani, desmamita, 2018)11.

11
Deswani, Ully Desmamita, Yuli Mulyanti. (2018). Asuhan Keperawatan Prenatal Dengan
Pendekan Neurosains.

16
e. Sistem Kardiovaskular

Sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat

bertahap sampai mencapai 30% sampai 50% di atas tingkat pada

keadaan tidak hamil. Estrogen menstimulasi adrenal untuk mensekresi

aldosteron, Menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah

pada peningkatan volume darah dan edema jaringan. Namun

demikian, tekanan darah relatif tidak mengalami perubahan.

Peningkatan yang signifikan menandakan preeklamsia. Beratnya terus

menekan vena-vena besar yangmengaliri pelvik dan ekstermitas

bawah. Vena varikose mungkin terjadi pada tungkai, paha, vulva, dan

rektum Chemoroid), Vena varikose terjadi pada 10% sampai 33%

wanita hamil. Tekanan uterus pada vena kava yang terjadi ketika

wanita hamil berbaring dapat menyebabkan penurunan tekan darah

yang berarti, disebut supine hypotensive syndorme, menyebabkan

pucat sementara, pening, dan klamines (Wagiyo, 2016)12.

Sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemoglobin

sampai 15%, tetapi karena meningkatnya volume plasma

menyebabkan hemodilusi, terjadi pse. doanemia sehingga disebut

anemia fisiologis kehamilan. Tingkat plasma fibrogen meningkat

sampai 40% atau lebih, dan waktu pembekuan tetap sama seperti

12
Wagiyo, &Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Internal Bayi baru Lahir Fisiologis
dan Patofisiologis. Yogyakarta.

17
tingkat pada sebelum kehamilan. Sebagai akibatnya, lebih mudah

terjadi pembekuan darah. Karenanya, pasangan dengan statis venosa,

menyebabkan secara khusus akan mengalami trombosis vena

(Wagiyo, 2016)13.

f. Sistem Indokrin

Setelah implantasi, villi chorionic memproduksi hCG untuk

mempertahankan produksi esterogen dan progesterone corpus luteum

hingga plasenta terbentuk sempurna. Plasenta yang terbentuk

sempurna dan berfungsi 16 minggu setelah konsepsi mengambil alih

tugas korpus luteum untuk memproduksi esterogen dan progesterone

supresi FSH dan LH tidak terjadi maturasi folikel dan ovulasi.

Prolaktin (dari pituitary) mulai diproduksi pada awal kehamilan tetapi

diblok ikatannya dengan jaringan mammae oleh tingginya kadar

esterogen dan progesterone sehingga tidak terjadi laktasi. Oxytocin

(dari pituitary posterior) dapat merangsang kontraksi uterus namun

dapat dicegah oleh tingginya kadar progesterone selama kehamilan.

Plasenta juga memproduksi Human Chronic Somatommamotropin

(HCS) atau Human Placental Lactogen (HPL) perkembangan

mammae untuk persiapan laktasi (Wagiyo, 2016)14.

13 14
Wagiyo,&Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Internal Bayi baru Lahir Fisiologis
dan Patofisiologis. Yogyakarta.

18
g. Sistem Muskuluskeletal

Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus keposisi

anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua

tungkai yaitu Sendi skroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan

meningkat mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh

hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap

ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian

bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Saminem, 2016)15

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.

Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan

kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan

dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan(Brunner, &

suddarth, 2013)16. Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal

dan bersifat individual. Dikatakan bersifat individual karena respons

15
Saminem. (2016). Kehamilan Normal.

16
Brunner, & S. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta ECG.

19
individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan dengan

orang lain (Vita, 2017)17.

Nyeri digambarkan melalui sensasi seseorang yang dirasakan secara

individual dikarenakan indikasi penyakit dan beragam lainnya, namun

sensasional nyeri memiliki tingkat kesakitan yang berbeda terindikasi dari

sensasi per invidual.

2. Klasifikasi Nyeri

Nyeri berdasarkan waktunya dapat di bedakan menjadi dua yaitu nyeri

akut dan nyeri kronik

a. Nyeri Akut

Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan

dengan cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan bahwa

kerusakan atau cedera telah terjadi. Hal ini menarik perhatian pada

kenyataan bahwa nyeri ini benar tetjadi dan mengajarkan kepada kita

untuk menghindari situasi serupa yang secara potensial menimbulkan

nyeri. Jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit

sistematik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan terjadinya

penyembuhan; nyeri ini umumnya terjadi kurang dari cnam bulan dan

biasanya kurang dari satu bulan. Untuk tujuan defmisi. nyeri akut

17
Vita Sutanto Andia, F. Y. (2017). Kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik
keprawatan.

20
dapat dijelaskan sebagai nyeri yang bcrlangsung dari beberapa detik

hingga enam bulan (Brunner, & Suddarth 2013)18.

Cedera atau penyakit yang menyebabkan nyeri akut dapat sembuh

secara spontan atau dapat memerlukan pengobatan. Sebagai contoh,

jari yang tertusuk biasanya sembuh dengan cepat, dengan nyeri yang

hilang dengan cepat, barangkali dalam beberapa detik atau beberapa

menit. Pada kasus dengan kondisi lebih berat, seperti fraktur

ekstremitas, pengobatan dibutuhkan dengan nyeri menurun sejalan

dengan penyembuhan tulang (Brunner, & Suddarth, 2013)19.

b. Nyeri Kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap

sepanjang suatu periode waktu. Nyeri ini berlangsung diluar waktu

penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan

dengan penyebab atau cedera spesiflk. Nyeri kronis dapat tidak

mempunyai -awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit

untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons

terhadap pengobalan yang diarahkan pada penyebabnya. Meski nyeri

akut dapat menjadi signal yang sangat penting bahwa sesuatu tidak

18
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta ECG.
19 20
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta ECG.

21
berjalan sebagaimana mestinya, nyeri kronis biasanya menjadi

masalah dengan sendirinya (Brunner, & Suddarth 2013)20.

Nyeri kronis sering didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung

selama enam bulan atau lebih, meskipun enam bulan merupakan

suatu periode yang dapat membedakan antara nyeri akut dan nyeri

kronis. Suatu episode nyeri dapat mempunyai karakteristik nyeri

kronis sebclum 6 bulan telah berlalu, atau beberapa jenis nyeri dapat

tetap bersifat akut secara primer selama lebih dari 6 bulan (Brunner &

Suddart 2013)21.

3. Etiologi Nyeri

a. Nyeri fisik

Nyeri yang disebabkan oleh faktor fisik berkaitan dengan

terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak

dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu

yang terletak lebih dalam. Penyebab nyeri secara fisik yaitu akibat

trauma (trauma mekanik, termis, kimiawi, maupun elektrik),

21
Brunner, & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta ECG.

22
neoplasma, peradangan, gangguan sirkulasi darah, dan lain (Vita,

2017)22.

b. Nyeri Patologis

Nyeri nosiseptif mencakup nyeri somatik (muskuloskeletal) dan

nyeri viseral (organ dalam). Nyeri neuropatik timbul adanya saraf

nyeri yang abnormal atau rusak, Sedangkan nyeri idiopatik nyeri

kronis dari ketiadaan penyebab fisik atau psikologis yang dapat

diidentifikasi atau nyeri yang dirasakan sebagai berlebihannya tingkat

kondisi patologis suatu organ (Potter & Perry, 2009)23.

c. Nyeri Psikologis

Nyeri yang disebabkan faktor psikologis merupakan nyeri yang

dirasakan bukan karena penyebab organik, melainkan akibat trauma

psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Kasus ini dapat dijumpai

pada kasus yang termasuk kategori psikosomatik. Nyeri karena faktor

ini disebut psychogenic pain (Vita, 2017).24

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nyeri merupakan sesuatu yang kopleks, banyak faktor yang

mempengaruhi pengalaman nyeri individu. Perawat mempertimbangkan

22
Vita Sutanto Andia, F. Y. (2017). Kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik
keprawatan.
23
Potter & Perry, (2009). buku ajar fundamental keperawatan.
24
Vita Sutanto Andia, F. Y. (2017). Kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik
keprawatan.

23
semua faktor yang mempengaruhi klien yang merasakan nyeri. Hal ini

sangat penting dalam upaya untuk memastikan bahwa perawat

menggunakan pendekatan yang holistik bdalam pengkajian dan perawatan

klien yang mengalami nyeri (Smeltzer, S.C, 2010)25.

a. Usia

Pengaruh usia pada persepsi nyeri dan toleransi nyeri tidak

diketahui secara luas. Pengkajian nyeri pada lansia mungkin sulit

karena perubahan flsiologis dan psikologis yang menyertai proses

penuaan. Cara lansia berespons terhadap nyeri dapat berbeda dengan

cara berespons Orang yang berusia lebih muda. Atau nyeri pada lansia

mungkin dialihkan jauh dari tempat cedera atau penyakit (Smeltzer &

Bare, 2010)26.

b. Jenis kelamin

Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna

dalam berespons terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jenis

kelamin saja yang merupakan suatu faktor dalam pengekspresian

nyeri. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin

misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan

tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak perempuan boleh

25 26
Smeltzer, S.C, & Bare Brenda. B. G. (2010). buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta ECG.

24
menangis dalam situasi yang sama. Akan tetapi, toleransi terhadap

nyeri dipengaruhi oleh faktor-faktor biokimia dan merupakan hal yang

unik pada setiap individu, tanpa memperhatikan jenis kelamin (Potter

& Perry, 2009)27.

c. Pengalaman Masa lalu dengan Nyeri.

Individu yang mempunyai pengalaman multipel dan

berkepanjangan dengan nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih

toleran terhadap nyeri dibanding orang yang hanya mengalami sedikit

nyeri. Bagi kebanyakan orang, bagaimanapun, hal ini tidak selalu

benar. Seringkali, lebih berpengalaman individu dengan nyeri yang

dialami, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan

yang akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit

mentoleransi nyeri akibatnya, ia ingin nyerinya segera reda sebelum

nyeri tersebut menjadi lebih parah (Smeltzer & Bare, 2010)28.

d. Arti Nyeri

Arti nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir

sebagian besar merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan,

merusak, dan lain-lain. Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor

27
Potter & Perry, (2009). buku ajar fundamental keperawatan.
28
Smeltzer, S.C, & Bare Brenda. B. G. (2010). buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta ECG.

25
seperti, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan,

dan pengalaman (Hidayat, 2015)29.

e. Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan

dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan (distraksi)

dihubungkan dengan respons nyeri yang menurun. Konsep ini

merupakan salah satu konsep yang perawat terapkan di berbagai terapi

untuk menghilangkan nyeri, seperti relaksasi, teknik imajinasi

terbimbing (guided imagery), dan masase (Potter & Perry, 2009)30.

a. Ansietas

Meskipun umum diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan

nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset

tidak memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas

dan nyeri juga tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan

stres praoperatif menurunkan nyeri saat pascaoperatif. Namun,

ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat

29
Hidayat, A. (2015). Model documentation of assessment and nursing diagnosis in the practice of
nursing care management for nursing students. International Journal of Advanced Nursing
Studies, 4(2), 158.
30
Potter & Perry, (2009). buku ajar fundamental keperawatan.

26
meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri (Smeltzer & Bare,

2013)31.

b. Gaya koping

Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat

anda merasa kesepian. Apabila klien mengalami nyeri di keadaan

perawatan kesehatan, seperti di rumah sakit, klien merasa tidak

berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang sering terjadi adalah klien

merasa kehilangan kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan

kontrol terhadap hasil akhir dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Dengan demikian, gaya koping mempengaruhi kemampuan individu

tersebut untuk mengatasi nyeri (Potter & Perry, 2009)32.

c. Dukungan keluarga dan sosial

Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respons nyeri ialah

kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka

terhadap klien. Individu dari kelompok sosiobudaya yang berbeda

memiliki harapan yang berbeda tentang orang tempat mereka

menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri. Individu yang

mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau

31
Smeltzer, S.C, & Bare Brenda. B. G. (2010). buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta ECG.
32
Potter & Perry, (2009). buku ajar fundamental keperawatan.

27
teman dekat untuk memperoleh dukungan, bantuan, atau

perlindungan(Potter & Perry, 2009)33

d. Toleransi nyeri

Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat

mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang

dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol,

obat-obatan, hipnotis, gesekan atau garukan, pengalihan perhatian,

kepercayaan yang kuat dan lain-lain (Hidayat, 2015)34 .

5. Manajemen nyeri

Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang

kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Manajemen

nyeri mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik secara

farmakologis maupun non farmakologis.

a. Tatalaksana farmakologi

Terapi farmakologis bisa diberikan dengan agen antiinflamasi non-

steroid, analgesic, dan relaksan otot (Herawati, 2017)35.

b. Tatalaksana non farmakologis

33
Potter & Perry, (2009). buku ajar fundamental keperawatan.
34
Hidayat, A. (2015). Model documentation of assessment and nursing diagnosis in the practice of
nursing care management for nursing students. International Journal of Advanced Nursing Studies,
4(2), 158.
35
Herawati, A. (2017). Upaya penanganan nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III

28
Tehnik yang dapat dilakukan dalam mengatasi nyeri adalah sebagai

berikut :

1) Terapi Es dan Panas

Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat

sensivitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera

dengan menghambat proses inflamasi. Penggunaan panas

mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area

dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan

mempercepat penyembuhan (Smeltzer & Bare, 2010)36.

2) Tehnik distraksi

Yaitu mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri. Tehnik

distraksi meliputi: bernafas lambat dan berirama, menyanyi

berirama, aktif mendengarkan music, mendorong utnuk

menghayal, menonton televisi (Atoilah & Engkus, 2013)37.

3) Relaksasi

Yaitu tehnik pelemasan otot sehingga akan mengurangi

ketegangan pada otot yang akan mengurangi rasa nyeri. Tenhik

yang dilakukan berupa nafas dalam secara teratur dengan cara

menghirup udara sebanyak mungkin melalui hidung dan

36
Smeltzer, S.C, & Bare Brenda. B.G. (2010). buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta ECG.
37 37 38
Atoilah, E. M., & Engkus, K. (2013). Askep pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar
Manusia. In Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan

29
dikeluarkan secara perlahanlahan melalui mulu (Atoilah & Engkus,

2013)38.

4) Bio umpan balik

Terdiri dari sebuah program latihan yang bertujuan untuk

membantu seseorang mengendalikan aspek tertentu system saraf

otonom (Atoilah & Engkus, 2013)39.

5) Akupunktur

Suatu tehnik tusuk jarum yang menggunakan jarum-jarum

kecil, panjang untuk menusuk ke bagian-bagian tertentu dalam

tubuh untuk menghasilkan ketidak pekaan terhadap rasa nyeri.

(Atoilah & Engkus, 2013)40.

6) Hipnos

Suatu tehnik yang menghasilkan suatu keadaan tidak sadarkan

diri yang dicapai melalui gaagsan-gagasan yang disampaikan oleh

orang yang menghipnotisnya (Nag & Kodali, 2013)41.

7) Pilates

40
Atoilah, E. M., & Engkus, K. (2013). Askep pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar
Manusia. In Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan
41
Nag, U., & Kodali, M. (2013). Meditation and Yoga As Alternative Therapy for Primary
Dysmenorrhea Meditation and Yoga As Alternative Therapy for. Int J Med Pharm Sci,

30
Gerakan pilates yang rutin akan meningkatkan kekuatan otot

dan fungsi motorik. Karena itu, usahakan untuk rutin melakukan

pilates (Namuri, 2011)42.

6. Pengukuran Nyeri

Untuk mengetahui intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi,

maka skala penilaian numerik (Numeric Rating Scale) adalah yang paling

efektif (Potter, & Perry, 2009)43. Numerical Rating Scale (NRS) menilai

nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala ini sangat efektif untuk

digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik

Gambar 2.1 Skala Nyeri

(Andri setiya wahyudi, 2016)44.

Keterangan:

42
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.
43
Potter & Perry, (2009). buku ajar fundamental keperawatan.
44
Andri setiya wahyudi, abdul wahid. (2016). buku ajar ilmu keperawatan dasar.

31
1-3 Nyeri ringan (bisa ditoleransi dengan baik/tidak mengganggu

aktivitas)

4-6 Nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)

7-9 Nyeri berat (Tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri)

10 Nyeri sangat berat (malignan/nyeri sangat hebat dan tidak

berkurang dengan terapi/obat-obatan pereda nyeri dan tidak dapat

melakukan aktivitas).

C. Konsep Pilates

1. Definisi pilates

Pilates adalah latihan yang dikembangkan oleh Joseph Pilates pada

abad ke 20. Latiahan yang berasal dari jerman ini menekankan pada

peningkatan keseimbangan tubuh melalui kekuatan inti, fleksibilitas, dan

kesadaran untuk mendukung efisiensi gerakan. Tujuan utama pilates

exercise adalah untuk memperbaiki tulang belakang dan mengatasi

masalah-masalah yang mungkin ditimbulkannya (Elfira, 2017)45.

Pilates merupakan bentuk latihan utama untuk meningkatkan kesehatan

fisik (kekuatan otot, daya tahan stabilitas pernafasan) dan fungsi mutorik

(kontrol otot keseimbangan dan kordinasi. Pilates menekankan

45
Elfira, R. (2017). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Nyeri Primary Dysmenorrhea Pada Siswi Di
Smkn Sukaresik Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada, 17, 293–302.

32
keseimbangan tubuh dengan core strength atau kekuatan keseimbangan

baik dari otot dalam dan luar tubuh. Pilates exercise menekankan latihan

pada penguatan otot perut, pinggul, lengan dan punggung (Surtiwardani,

2015)46.

Pilates merupakan salah satu jenis tekhnik relaksasi yang dapat

menurunkan intensitas nyeri dengan merilekskan otot-otot skelet yang

mengalami spasme, dan meningkatkan aliran darah ke daerah yang

mengalami spasme dan bermanfaat untuk mengimbangi postur tubuh serta

membina otot yang lentur dan kuat, memurnikan saraf pusat yang terdapat

di tulang punggung (Rizki, 2011)47.

Pilates hamil adalah suatu teknik atau gerakan fisik yang dipadukan

dengan teknik pernafasan untuk merelaksasikan otot dan pikiran yang

tegang selama kehamilan. Masa kehamilan merupakan saat istimewa

seorang wanita. Latihan pilates pada masa ini merupakan salah satu solusi

self help yang akan menunjang proses kehamilan dan kelahiran. Pilates

merupakan keterampilan mengolah pikiran, berupa teknik pengembangan

kepribadian secara menyeluruh baik fisik, psikologis dan spiritual (Namuri,

2011)48.

2. Manfaat Senam Pilates

46
Surtiwardani. (2015). Pengaruh Pilates Terhadap Index Massa Pada Anggota Gym Isometric
Pilates.
47
Rizki, D. (2011). Panduan Pintar Kehamilan Untuk Muslimah.
48
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

33
a. Membantu mengatur berat badan

Dengan rutin melakukan pilates tubuh akan tetap aktif, sehingga

metabolisme tubuh tetap terjaga, hal ini akan membantu pengurangan

penumpukan lemak pada tubuh.

b. Menurunkan tingkat kelelahan pada tubuh

c. Menurunkan resiko varises,kaki kram dan bengkak

Gerakan kaki pada pilates akan membantu melancarkan peredaran

darah pada kaki. otot-otot besarnya saja,tetapi otot-otot pada

pergelangan kaki sekali pun ikut dilatih. Karena aliran darah lancar,

kaki tidak bengkak atau sering kram.(Namuri, 2011)49.

d. Menjaga postur tubuh dengan optimal

Secara natural, postur tubuh saat hamil memang akan berubah secara

alami. Perut yang terus membesar akan menggeser titik beban pada

tubuh. Perubahan ini, akan berdampak langsung pada joint (sendi) dan

otot tubuh. Seiring membesarnya perut,lengkungan pada pinggang

belakang akan semakin cekung, punggung membungkuk ke depan.

Selain itu payudara yang terus membesar juga menyababkan bahu

membungkuk ke depan. Dengan pilates, perubahan-perubahan ini dapat

dijaga agar tidak menyebabkan keluhan sakit atau pegal (Namuri,

2011)50.

49 50 51
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

34
e. Membantu mempertahankan kekuatan, ketahan dan massa otot

Kehamilan akan membuat otot-otot tubuh berelaksasi. Namun, harus

tetap mempertahankan performanya, agar Anda dengan mudah

mengembalikan bentu tubuh seperti sebelum hamil. Gerakan pilates

juga menggunakan beban yang ringan. Beban ini akan menjaga

performa dari otot-otot tubuh (Namuri, 2011)51.

f. Dapat memperbaiki mood dan menjaga penampilan secara keseluruhan

Nafas yang pendek,serta langkah yang semakin berat, tentu akan

menggangu aktifitas ibu hamil sehari-hari enjadi malas, (mood) pun

akan terganggu. Pilates akan membantu anggota tubuh menjadi aktif

kembali. Dengan demikian perputaran energy di dalam tubuh anda

akan terus terjaga. Anda akan tetap terlihat bugar selama kekehamilan.

g. Meningkatkan kualitas tidur

Meningkatkan beban tubuh , dapat waktu yang berbilang singkat,

tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan. Biasanya memasuki

trimester ketiga. Mulai sulit menemukan posisi tidur yang nyaman.

Dengan melakukan pilates secara rutin, pernapasan dan peredaran

35
darah yang lancar akan membuat ibu hamil merasa rileks dan nyaman.

Dengan demikian, kualitas tidur anda pun meningkat.(Namuri, 2011)52.

h. Menurunkan tingkat stress

Mengajarkan relaksasi untuk melepaskan kelebihan stres, stress

konstan yang berkepanjangan selama kehamilan dapat memiliki efek

negatif pada ibu dan pada bayi. Yoga membantu ibu memutuskan

lingkaran stress dan membuat ibu mampu untuk melakukan relaksasi

(Namuri, 2011)53.

i. Menurunkan nyeri punggung

Manfaat pilates untuk sakit punggung sangat penting karena nyeri

punggung bawah bisa membawa masalah jangka panjang setelah

melahirkan, banyak pose yang membantu melepaskan stres dan

ketegangan pada punggung bawah.

3. Gerakan Pilates Exercise

a. Hal yang perlu di perhatikan sebelum melakukan senam pilates

1) Pastikan kondisi kandungan aman dan tidak beresiko

2) Hindari suhu terlalu tinggi, maksimal 37oC sampai 38oC

52 53
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

36
3) Hindari makan makanan berat 1 jam sebelum berlatih

4) Bila merasa pusing, sesak nafas, kram atau muntah hentikan

b. Persiapan

1) Kenakan Pakaian yang pas (tidak terlalu longgar dan tidak terlalu

ketat yang akan mengganggu napas dan gerakan) dengan bahan

yang ringan dan menyerap keringat.

2) Berlatih tanpa alas kaki (kaos kaki atau sepatu) di atas matras yang

cukup tebal sehingga merasa nyaman saat berbaring, duduk, atau

berlutut

3) Siapkan air mineral saat berlatih (Namuri, 2011)54.

c. Teknik Pernafasan Lateral

Gambar 2.2 Teknik Pernafasan Lateral

Proses pembuangan nafas secara perlahan akan memudahkan otot

perut paling dalam(Tranversus abdominis) menjadi aktif. Otot inilah

54
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

37
yang berfungsi sebagai korset alami tubuh. Setiap gerakan pada pilates

harus di dahului mengaktifkan tranversus abdominis

d. Gerakan Kucing Unta

Gambar 2.3 Gerakan Kucing Unta

Manfaatnya menguatkan dan melenturkan otot punggung,

membuat kuat dan terbebas dari tekanan akibat pertumbuhan janin,

mengatasi sakit punggung, melatih otot dan sendi panggul

e. Kaki di tekuk dan lurus menyamping

Gambar 2.4 Kaki di tekuk dan lurus menyamping

Gerakan ini berfungsi untuk menguatkan otot otot panggul bagian

samping dan punggung bawah(Namuri, 2011)55

55
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

38
f. Sword

Gambar 2.5 Sword

Berdiri dengan kaki dibuka sedikit lebih lebar dari pinggul dan

letakkan tangan di pinggul lalu angkat salah satu tangan ke atas. Secara

perlahan ayunkan tangan ke bawah dengan lutut ditekuk. Ganti sisi

tangan dan ulangi. Gerakan pilates ini berfungsi memperkuat otot kaki,

otot punggung, dan otot perut serta menjaga keseimbangan tubuh

g. Thigh Stretch

Gambar 2.6 Thigh Stretch

39
Awali gerakan pilates ini dengan menaruh lutut pada matras

dengan lutut dibuka selebar pinggul, lalu tangan dibiarkan berada di

samping tubuh. Jika lutut terasa sakit, tambahkan tumbukan handuk

atau selimut di bawah lutut. Secara perlahan, angkat kedua tangan

Anda setinggi bahu dengan telapak tangan berada di bawah sambil

menarik napas panjang. Setelahnya, buang napas dan turunkan kedua

tangan Anda perlahan. Gerakan pilates ini akan berguna untuk

memperkuat bagian pinggul, bokong, perut, dan punggung bagian

bawah (Namuri, 2011)56

h. Wag the Tail

Gambar 2.7 Wag the Tail

Gambar 2.7 Wag the Tail

Berlutut lebih dulu dengan tubuh menghadap ke bawah lalu

biarkan tumpuan tubuh berada pada kaki. Letakkan kedua tangan pada

matras selebar bahu. Pada gerakan pilates ini, biarkan badan bertumpu

pada salah satu kaki dan kedua tangan. Perlahan, angkat salah satu

kaki, misalnya kaki kiri terlebih dahulu lalu tekuk perlahan sambil

menarik perut. Ulangi dan ganti sisi tubuh yang lain. Gerakan pilates

56
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

40
ini bermanfaat untuk memperkuat punggung bagian bawah dan perut

serta meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas (Namuri, 2011)57.

i. Sword Arm

Gambar 2.8 Sword Arm

Berlututlah terlebih dahulu pada matras dan hadap ke bawah.

Gerakan pilates ini akan bertumpu pada salah satu sisi tangan dan kaki

saja. Mulailah menarik salah satu tangan ke atas dan menggeser kaki

ke arah samping sejajar dengan tubuh bagian lainnya, ikuti dengan

tarikan napas secara perlahan. Buang napas dan turunkan lengan ke

posisi awal. Lakukan secara berulang dan ganti sisi tangan. Otot

bagian lengan, perut, pinggul, dan punggung akan semakin terbentuk

dan keseimbangan tubuh menjadi lebih baik jika rutin melakukan

gerakan pilates ini.

j. Postur berdiri tegak

57
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

41
Gambar 2.9 Postur Berdiri Tegak

Manfaat pose ini untuk membantu melatih keseimbangan tubuh,

menguatkan otot-otot kaki, otot panggul, mengurangi sakit pinggang

dan nyeri tulang punggung. Jika terasa lelah dan tidak nyaman, berdiri

dengan bersandar pada dinding. Posisikan tulang punggung lurus,

pejamkan mata, dan bernapas relaks. Pusatkan perhatian pada napas

dan tulang punggung (Namuri, 2011)58.

D. Pengaruh Senam Pilates Terhadap Nyeri Punggung

Seiring dengan bertambahnya berat badan secara bertahap selama

kehamilan maka akan mengubah postur tubuh sehingga pusat gravitasi tubuh

bergeser ke depan. Ada kecenderungan bagi otot punggung untuk memendek

jika otot abdomen meregang sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan

otot disekitar pelvis dan regangan tambahan dapat dirasakan diatas ligament

tersebut. Oleh sebab itu perlunya latihan otot abdomen yaitu melalui senam

pilates (Namuri, 2011)59.

Nyeri punggung pada kehamilan merupakan nyeri yang terjadi pada area

lumbosakral. Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya seiring

pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran

58
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.
59
Namuri, L. (2011). Pilates Untuk Kehamilan.

42
pusat gravitasi dan postur tubuh. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa

peregangan tambahan dan kelelahan pada tubuh, terutama pada bagian tulang

belakang sehingga akan menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri pada bagian

punggung ibu hamil(Resmi, 2017)60.

Berdasarkan hasil penelitian (Brien, 2010)61 Menyatakan bahwa

Terdapat beberapa keuntunga dari senam pilates seperti menguatkan otot,

mengurangi nyeri punggung bawah, meningkatkan fleksibilitas dan koreksi

postur serta keseimbangan. Penelitian ketiga yang di lakukan oleh (Eyigor,

2010)62. mengungkapkan bahwa senam pilates bisa mengurangi rasa nyeri

punggung, peningkatan mood, serta fungsi ekstremitas atas dan rentang gerak.

Hasil penelitian ( Destyaningrum, 2017).63 Dalam penelitiannya mengungkapk

an pilates Exercise efektif dalam menurunkan nyeri dengan skala minimal

60
Resmi. (2017). Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di
Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 000, 1–10.
61
Brien, C. O. (2010). Pilates can decrease chronic low back pain and related functional disability
Name of candidate :
62
Eyigor, S., Karapolat, H., Yesil, H., Uslu, R., & Durmaz, B. (2010). Effects of pilates exercises on
functional capacity, flexibility, fatigue, depression and quality of life in female breast cancer
patients: A randomized controlled study. European Journal of Physical and Rehabilitation
Medicine, 46(4), 481–487.
63
alinia dwi elisansi. (2018). HIV -AIDS Hamil Dan Pencegahan Pada Janin.
andri setiya wahyudi, abdul wahid. (2016). buku ajar ilmu keperawatan dasar.
Atoilah, E. M., & Engkus, K. (2013). Askep pada Klien dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia.
In Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (p. 70). https://doi.org/10.1186/s12871-017-
0338-y
Vita Sutanto Andia, F. Y. (2017). Kebutuhan dasar manusia teori dan aplikasi dalam praktik
keprawatan.
Wagiyo, &Putrono. (2016). Asuhan Keperawatan Antenatal, Internal Bayi baru Lahir Fisiologis dan
Patofisiologis. Yogyakarta.

43
1 dan maksimal 6 (Eliks, et all, 2019.)64. Menyimpulkan bahwa senam Pilates

mengaktifkan Transversus Abdominis dan Obliquus Internus. Penggunaan

pilates exercise menghasilkan aktivasi Transversus Abdominis yang lebih

besar dalam beberapa latihan.

E. Mekanisme Pilates Terhadap Nyeri Punggung

Nyeri punggung pada kehamilan merupakan nyeri yang terjadi pada area

lumbosakral. Nyeri punggung biasanya akan meningkat intensitasnya seiring

pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran

pusat gravitasi dan postur tubuh. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa

peregangan tambahan dan kelelahan pada tubuh, terutama pada bagian tulang

belakang sehingga akan menyebabkan terjadinya sakit atau nyeri pada bagian

punggung ibu hamil (Resmi, 2017)65.

Senam pilates akan memudahkan otot perut paling dalam (transversus

abdominis) menjadi aktif atau menguat. Otot inilah yang berfungsi sebagai

korset alami tubuh. Dengan menguatnya otot transversus abdominus maka

beban tubuh kedepan menjadi berkurang sehingga kurva lumbosakrum normal

tidak semakin melengkung dan tidak terjadi fleksi anterior yang berlebihan.

Dengan demikian keluhan nyeri punggung, pinggang akibat adanya

lengkungan tubuh kedepan, bahu tertarik kedepan karena payudara membesar

64
Eliks, M., Zgorzalewicz-Stachowiak, M., & Zeńczak-Praga, K. (2019). Application of Pilates-based
exercises in the treatment of chronic non-specific low back pain: State of the art. Postgraduate
Medical Journal, 95(1119), 41–45. https://doi.org/10.1136/postgradmedj-2018-135920
65
Resmi. (2017). Pengaruh Yoga Terhadap Nyeri Punggung Bawah Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di
Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 000, 1–10.

44
dan otot kaki bagian belakang memendek yang sering menyebabkan kram

dapat berkurang dan teratasi. Hasil penelitian (Ika Oktaviani, 2016)66. Pilates

Exercise bisa mengaktifkan Transversus Abdominis dan Obliquus Internus.

Penggunaan pilates exercise menghasilkan aktivasi Transversus Abdominis

yang lebih besar dalam beberapa latihan

F. Peneltian Sebelumnya

1. Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dismenorhea

Pada Remaja Putri Di Purwokerto

2. Senam Hamil Metode Pilates Menurunkan Nyeri Muskuloskeletal Dalam

Kehamilan

Kesimpulan dari peneltian sebelumnya ini menyatakan, bahwa

pemberian Pilates Exercise efektif dalam menurunkan nyeri. Pilates lebih

banyak melatih otot luar dan dalam, ketika otot berkontraksi maka terjadi

perubahan ukuran yang diikuti dengan perbaikan pada muscle pump, se

hingga sirkulasi darah meningkat, dan diikuti dengan penurunan hipers

ensitivitas saraf perifer sehingga terjadi perubahan (Destyaningrum,

2017)67

66
Ika Oktaviani, M. (2016). Senam Hamil Metode Pilates Menurunkan Nyeri Muskuloskeletal Dalam
Kehamilan. 9(2), 33–39.

67
Destyaningrum, A. (2017). Pengaruh Pilates Exercise Terhadap Penurunan Skla Nyeri
Dismenorhea Pada Remaja Putri. 10, 39–51.

45
G. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah hubungan antar konsep berdasarkan study empiris.

Kerangka teori harus berdasarkan teori asal (grand theory) (Iskandar, 2008).

Skema 2.1 Kerangka Teori Penelitian

kehamilan trimester III Low back pain adalah nyeri yang terjadi pada area lumb
(minggu ke-28 hingga 40) osakra biasanya akan meningkat intensitasnya seiring per
tambahan usia kehamilan

Perubahan fisiologis :
Pilates hamil
1. Uterus
2. Servik Gerakan padukan dengan teknik46
3. Vagina dan dan vulva pernafasan untuk merelaksasikan
4. Kulit otot dan pikiran yang tegang
5. Payudar selama kehamilan.
6. Sistem kardiovaskular
Nyeri ringan Gerakan senam
Muskuluskeletal
pilates untuk nyeri
Law bac pain Nyeri sedang punggung (Namuri
2011)
Faktor-
faktor yang mempengaruhi Nyeri berat 1. Kucing unta
nyeri pada ibu hamil : Penatalaksanaan 2. Kaki tekuk
menyamping
1. Usia 3. Sword
2. Pengalaman masa lalu 4. Thigh Stretch
dengan nyeri. 5. Wag the Tail
3. Ansietas Farmakologi: Non farmakologi:
6. Sword Arm
4. Budaya 1.anti inflamasi 1. Terapi es dan panas
7. Postur berdiri
5. Makna nyeri non steroid 2. Tehnik distraksi
tegak
6. Perhatian 2. analgesic relaksasi
7. Gaya koping 3. relaksan otot 3. Bio umpan balik
8. Dukungan keluarga dan 4. Akupuntur.
social 5. Hipnosa
9. Jenis kelamin 6. pilates

6.

Nurjannnah, L. (2019). Hatini, (2018). deswani,(2018). Saminem. (2016). Wagiyo, &Putrono. (2016).
Smeltzer, (2010). Potter & Perry, (2009). Hidayat, (2015). Herawati (2017). Atoilah, (2013)

Low back pain

47

Anda mungkin juga menyukai