Anda di halaman 1dari 10

Artemia salina

Artemia salina adalah biota laut yang termasuk kelompok udang-


udangan tingkat rendah. Artemia salina pertama kali dijelaskan
oleh Carl Linnaeus dalam bukunya Systema Naturae tahun 1758.
Hal ini didasarkan pada laporan ahli biologi Jerman bernama
Schlosser, yang telah menemukan Artemia di Lymington, Inggris.
Populasi itu sekarang sudah punah, meskipun ada spesimen
yang dikumpulkan dan dipertahankan dalam museum zoologi di
sana.
Klasifikasi untuk spesies udang tingkat rendah ini adalah sebagai
berikut:
Fillum : Arthropoda

Class : Crustaceae
Subclass : Branchiopoda
Ordo : Anostraca
Family : Artemidae
Grochowski, 1895
Genus : Artemia
Species : Artemia spp.
Leach, 1819

Deskripsi
Jasad renik yang berupa zooplankton (plankton hewani) ini
mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil, hanya beberapa
millimeter. Tetapi yang dewasa dapat mencapai ukuran 1-2
centimeter dengan berat badan 15 miligram. Pada saat dewasa
memiliki tiga mata dan 11 pasang kaki. Darah mereka
mengandung pigmen hemoglobin, yang juga ditemukan pada
vertebrata. Perbedaan jantan dengan betina dapat dilihat dari
antena kedua, pada jantan lebih besar karena berfungsi sebagai
organ untuk menggenggam yang digunakan saat kawin/kopulasi.
Artemia jantan memiliki dua organ reproduksi. Sebelum kopulasi
jantan merengkuh betina dengan organ seperti menggenggam,
pada posisi dorsal. Jari-jari hanya memegang anterior betina
untuk ovisac tersebut. Jantan dan betina bisa berenang dengan
posisi bergenggaman bersama-sama selama beberapa hari.
Dalam keadaan ini, pergerakan pelengkap renang mengalahkan
pasangan secara terkoordinasi. Betina dapat menghasilkan telur
baik sebagai akibat dari kawin atau melalui parthenogenesis. Ada
dua jenis telur: telur tipis-dikupas yang menetas segera dan
telur tebal-dikupas (kista), yang tetap dapat berada dalam
keadaan tidak aktif. Kista ini dapat berlangsung selama beberapa
tahun, dan akan menetas ketika mereka ditempatkan dalam air
asin. Kista (telur kering) terbentuk ketika tubuh mengalami
dehidrasi, makanan langka, dan konsentrasi garam meningkat.
Jika betina mati, telur berkembang lebih lanjut. Telur menetas
menjadi nauplii yang besarnya sekitar 0,5 mm. Mereka memiliki
satu mata tunggal sederhana yang hanya merasakan kehadiran
dan arah cahaya. Nauplii Artemia berenang mendekati cahaya,
tetapi yang telah dewasa berenang menjauhi cahaya. Kemudian,
dua mata lebih mampu mengembangkan tetapi mata awal juga
tetap, sehingga mereka seperti makhluk bermata tiga.

Ekologi
Di alam Artemia salina
hidup pada perairan dengan kadar garam kurang dari 150 ppt.
Laut yang secara alami mempunyai kepadatan biomassa Artemia
tinggi adalah Laut Merah (Mesir). Di Yaman (Arab) Artemia salina
diberi nama Bahar el Dud. Di berbagai kawasan dunia spesies
zooplankton ini tidaklah sama. Di Eropa ada Artemia tunissiana,
A. franciscana (Amerika), A. monica (California, USA), A.
parsimilas (Argentina). Spesies lain yang dikenal adalah Artemia
NYOS, A. sinica, A. tibetiana dan A. urmiana.
Di alam, mereka tinggal di perairan (danau, muara/rawa)
yang berkadar garam tinggi. Mereka hampir tidak pernah
ditemukan di laut terbuka, kemungkinan besar karena
kekurangan makanan dan pertahanan tubuh yang reltif lemah.
Namun, Artemia telah diamati di Elkhorn Slough, California, yang
terhubung ke laut. Tidak seperti hewan air pada umumnya,
Artemia berenang terbalik.
Artemia dapat hidup di air yang memiliki kadar garam lebih
tinggi atau lebih kecil dari air laut normal. Mereka mentolerir
kadar garam sampai 50%, yang hampir seperti larutan jenuh,
dan dapat hidup selama beberapa hari dalam kandungan
garam/mineral yang sangat berbeda dari air laut, seperti kalium
permanganat atau perak nitrat. Sedangkan yodium-a di samping
sering dimakan garam ini berbahaya bagi mereka.
Di Great Salt Lake, Amerika Serikat setiap musim semi
sebagian besar perairannya bersuhu tinggi. Pada saat-saat
seperti itu massa Artemia kista mulai menetas. Larva Artemia
yang baru menetas, disebut nauplii mendominasi di perairan
sekitar bulan April. Ketika mereka tumbuh dan berkembang,
Artemia melalui serangkaian tahapan (14-17 tahap atau fase
pertumbuhan). Setiap tahap dipisahkan dari berikutnya melalui
proses moulting (ganti kulit). Pergantian kulit ini ditandai dengan
bertumbuhnya exoskeleton menjadi lebih besar, kulit/cangkang
yang lama berganti dengan yang baru.
Ketika air hangat, makanan berlimpah, dan kadar oksigen
tinggi, Artemia dapat berkembang menjadi dewasa dalam waktu
8 hari. Jika kondisi perairan tidak cukup ideal, biasanya
dibutuhkan waktu 3-6 pekan untuk mencapai kematangan.
Ketika kondisi baik, betina dewasa mengeluarkan embrio supaya
tumbuh berkembang dan jika sudah dalam bentuk nauplii
melepaskannya untuk berenang dalam air. Tetapi ketika suhu
mulai turun dan makanan jarang, perempuan rilis dorman kista.
Di dalam kista, embrio yang dihambat perkembangannya
(stunting). Shell sekitarnya melindungi mereka dari unsur-unsur
eksternal. Ketika kondisi membaik, embrio tumbuh berkembang
dan siklus hidup terus berlangsung secara normal.
Populasi Artemia dapat menghasilkan generasi hingga
empat atau lebih per tahun. Kista Artemia telah ditemukan di
Great Salt Lake sebagai sampel inti geologi sampai dengan
600.000 tahun. Jadi kita tahu mereka sudah berada untuk waktu
yang lama. Kista Artemia dapat tetap layak sampai 25 tahun.
Populasi Artemia berkembang dalam jumlah besar di Great Salt
Lake di mana hal itu telah menjadi bisnis yang penting secara
komersial. Namun, saat ini diyakini bahwa di danau ini telah
dihuni oleh spesies Artemia kedua, yakni Artemia franciscana.
Warna kulit/tubuh Artemia dapat terjadi dalam berbagai
warna. Dari putih ke merah jambu, hijau, atau warna lain yang
mungkin efek diet dan kondisi lingkungan. Warna hewan
tergantung pada konsentrasi garam, dengan konsentrasi tinggi
memberi mereka penampilan sedikit merah. Di air tawar,
Artemia salina mati setelah sekitar satu jam. Ini merupakan
makanan yang baik bagi biota perairan terutama untuk
ganggang hijau.
Siklus hidup

Selama siklus hidupnya


Artemia salina melewati beberapa fase/stadia. Untuk mencapai
stadia Nauplius Artemia melampaui 10 substadia kehidupan.
Sesudah stadia Larva dan sebelum menginjak dewasa stadia
yang harus dilampaui adalah Stadia I sampai VIII. Stadia I-VIII ini
berlangsung selama 7 hingga 14 hari.
Untuk berkembang biak Artemia dapat melakukannya baik
secara Ovipar (bertelur) maupun secara Ovovivipar (beranak).
Pada salinitas atau kadar garam yang mencapai 200-300 ppt
Artemia salina berkembang biak dengan cara bertelur.
Sedangkan pembiakan secara beranak dapat terjadi apabila
habitatnya mempunyai kadar garam kurang dari 200 ppt.
Artemia salina dapat melakukan pembentukan embrio baik
melalui perkawinan di antara induk jantan dan betina
(Zygogenetic atau Bisexual) maupun tidak melalui perkawinan
(Parthenogenetic).
Artemia yang sudah dewasa ditandai dengan adanya riding
couple (gandengan). Proses pemijahannya dapat digambarkan
sebagai berikut. Induk jantan menjepit daerah di sekitar
pinggang betina selama 3-5 hari, kemudian terjadi kopulasi
(perkawinan). Dalam waktu 1-3 hari induk Artemia akan
menghasilkan telur atau langsung berupa anak (Nauplii). Sekali
bertelur induk Artemia mampu menghasilkan telur sebanyak 200
butir.
Artemia mengalami beberapa fase dalam daur hidupnya yakni :

Kista : kista setelah dimasukkan dalam air laut (5 70 %). Akan


mengalami hidrasi berbentuk bulat dan didalamnya terjadi
metabolisme embrio yang aktif. Sekitar 24 jam kemudian
cangkang kista pecah dan muncul embrio yang masih dibungkus
oleh selaput.

Nauplius : beberapa saat setelah embrio muncul, selaput


penetasan pecah dan muncul nauplius yang berenang bebas.
Nauplius ini adalah larva stadium instar pertama, berwarna
orange kecokelatan karena adanya kandungan kuning telur.

Dewasa : Artemia dewasa dicirikan oleh adanya sepasang


mata majemuk bertangkai, antenna sensor, saluran pencernaan
dan 11 pasang thoracopoda.

Moina sp

Di kalangan petani Moina dikenal dengan nama kutu air.


Jenis kutu ini mempunyai bentuk tubuh agak bulat, bergaris
tengah antara 0,9 1,8 mm dan berwarna
kemerahan.Perkembangbiakan Moina dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu secara asexual atau parthenogenesis (melakukan
penetasan telur tanpa dibuahi) dan secara sexual (melakukan
penetasan telur dengan melakukan perkawinan/pembuahan
terlebih dahulu). Pada kondisi perairan yang tidak
menguntungkan, individu betina menghasilkan telur istirahat
atau ephipium yang akan segera menetas pada saat kondisi
perairan sudah baik kembali.
Moina mulai menghasilkan anak setelah berumur empat hari
dengan jumlah anak selama hidup sekitar 211 ekor. Setiap kali
beranak rata-rata berselang 1,25 hari, dengan rata-rata jumlah
anak sekali keluar 32 ekor/hari, sedangkan umur hidup Moina
adalah sekitar 13 hari.Moina biasa hidup pada perairan yang
tercemar bahan organik, seperti pada kolam dan rawa. Pada
perairan yang banyak terdapat kayu busuk dan kotoran hewan,
Moina akan tumbuh dengan baik pada perairan yang mempunyai
kisaran suhu antara 14-30 C dan pH antara 6,5 9. Jenis
makanan yang baik untuk pertumbuhan Moina adalah bakteri.
Untuk menangkap mangsa, Moina akan menggerakan alat
tambahan pada bagian mulut, yang menyebabkan makanan
terbawa bersama aliran air ke dalam mulut.
Perkembangbiakan Moina sp dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu asexual atau parthegonesis (melakukan
penetasan tanpa di buahi) dengan cara sexual (melakukan
penetasan telur dengan melakukan perkawinan/pembuahan
terlebih dahulu). Pada kondisi perairan tidak menguntungkan,
induk betina menghasilkan telur istirahat yang akan segera
menetas pada saat kondisi perairan sudah baik kembali. Moina
mulai menghasilkan anak setelah berumur empat hari dengan
jumlah anak selama hidup sekitar 211 ekor. Setiap kali beranak
rata-rata berselang 1,25 hari, dengan rata-rata jumlah anak
sekali keluar 32 ekor/hari, sedangkan umur hidup Moina adalah
sekitar 13 hari (Anonim, 2012).

Moina biasa hidup pada perairan yang tercemar bahan


organik, seperti pada kolam dan rawa. Pada perairan yang
banyak terdapat kayu busuk dan kotoran hewan, Moina akan
tumbuh dengan baik pada perairan yang mempunyai kisaran
suhu antara 14-30 C dan pH antara 6,5 9. Jenis makanan yang
baik untuk pertumbuhan Moina adalah bakteri. Untuk
menangkap mangsa, Moina akan menggerakan alat tambahan
pada bagian mulut, yang menyebabkan makanan terbawa
bersama aliran air ke dalam mulut. Untuk lebih jelasnya siklus
hidup Moina sp disajikan pada Gambar 2 berikut (Anonim, 2012).

Gambar 2. Siklus hidup Moina sp

Moina sp biasa hidup pada perairan yang tercemar bahan


organik, seperti pada kolamdan rawa. Pada perairan yang banyak
terdapat kayu busuk dan kotoran hewan, Moina akan tumbuh
dengan baik pada perairan yang mempunyai kisaran suhu antara
14-30 Cdan pH antara 6,5 - 9.Jenis makanan yang baik untuk
pertumbuhan Moina spadalah bakteri. Untukmenangkap mangsa,
Moina spakan menggerakan alat tambahan pada bagian mulut,
yangmenyebabkan makanan terbawa bersama aliran air ke
dalam mulut.

Daphnia,sp

Daphnia berbentuk lonjong agak pipih ukurannya sekitar 1-5 mm. Warna tubuh
daphnia cokelat kemerahan. Bagian kepalanya mempunyai dua antena dan
ekornya melancip. Di kolam, koloni daphnia akan terlihat seperti titik-titik merah
yang mengambang bergerombol di permukaan air.

Daphnia banyak ditemukan di perairan air tawar seperti danau, rawa, waduk,
kolam dan sungai. Tempat ideal bagi pertumbuhan daphnia adalah perairan
dengan suhu 26-30oC dengan pH 6,5-7,5.

Daphnia bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Dalam


perkembanganbiakan aseksual, moina akan menghasilkan telur yang bisa menetas
tanpa perlu dibuahi. Sedangkan pada perkembangbiakan seksual, daphnia jantan
dan betina melakukan perkawinan dan menghasilkan anak.
Siklus hidup daphnia sekitar 34 hari dan bisa melahirkan anak setiap hari.
Daphnia bertelur atau beranak dengan jumlah sekitar 39 ekor per hari. Pada jenis
tertentu seperti daphnia magna, bisa bertelur hingga 100 ekor.

Anda mungkin juga menyukai