dipisahkan dengan masalah biosekuriti • Biosekuriti merupakan konsep integral yang mempengaruhi suksesnya system produksi ternak khususnya dalam mengurangi resiko dan konsekuensi masuknya penyakit menular dan tidak menular • Biosecurity dibagi dalam beberapa tingkatan : • Biosecurity Konseptual • Biosecurity Struktural • Biosecurity Operasional • Aspek-aspek yang sangat perlu diperhatikan dan menjadi tujuan pelaksanaan program biosekuriti – tidak adanya penyakit tertentu di dalam rumah sakit hewan – adanya jaminan resiko bagi pasien lain yang datang ke rumah sakit hewan – adanya jaminan keamanan dalam perlingkupan hidup dan sustainability rumah sakit hewan – jaminan terhadap tiadanya resiko penyakit zoonosis khususnya bagi dokter, petugas medis maupun owner. Biosecurity Konseptual • Letak – UPT Veteriner Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di Jln. Timor Raya Km. 7 Oesapa-Kupang. – Lokasinya cukup strategis berdekatan dengan tempat wisata Hutan Manggrove, supermarket Dutalia, rumah makan, dan juga merupakan arus lalu lintas jalan umum. • Rumah Sakit Hewan (RSH) yang berada di bawah tanggung jawab Seksi Pelayanan Veteriner yang berfungsi melakukan pelayanan kesehatan hewan (vaksinasi, pengobatan). • Aksesibilitas untuk jalur transportasi dan komunikasi mudah dijangkau oleh masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan mudah. Rumah Sakit Hewan ini berada di Jln. Timor Raya Km. 7 Oesapa- Kupang • Fasilitas parkir RSH tersedianya lahan untuk parkir dan jalan masuk kendaran yang memadai sehingga memudahkan dalam akses keluar masuk rumah sakit • Tersedianya utilitas publik Rumah Sakit Hewan UPT diamati bahwa ketersediaan air bersih cukup memadai, tempat pembuangan limbah dan kotor jelas, listrik serta jalur telepon ada. • Pengelolaan Kesehatan Lingkungan • Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan ,mengenai hal studi kelayakan, pengolahan limbah dan pengolahan air bersih cukup baik • Massa Bangunan Intensitas antar Bangunan Gedung di RS harus memperhitungkan jarak antara massa bangunan dalam RS dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini : – a. Keselamatan terhadap bahaya kebakaran; – b. Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan; – c. Kenyamanan; – d. Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan; – Berdasarkan pengamatan pada Rumah Sakit Hewan dapat disimpulkan bahwa intensitas antar bangunan sudah memenuhi persyaratan dan kriteria diatas sehingga layak dan aman untuk digunakan. • Koefisien Daerah Hijau (KDH) Berdasarkan pengamatan ditemukan bahwa luas area hijau pada Rumah Sakit Hewan terbatas dan jarang ditumbuhi pepohonan. Hal ini dipengaruhi oleh iklim yang panas di daerah NTT yang mengakibatkan sulitnya tumbuhan maupun pepohonan untuk tumbuh. • Zonasi Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi berdasarkan pelayanan. • Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit • area dengan risiko rendah : ruang kesekretariatan dan administrasi, ruang komputer dll • area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular, rawat jalan. • area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU • area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, • Zonasi berdasarkan privasi kegiatan • area publik, yaitu area yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, misalkan poliklinik • area semi publik, yaitu area yang menerima tidak berhubungan langsung dengan lingkungan luar rumah sakit, umumnya merupakan area yang menerima beban kerja dari area publik, misalnya laboratorium • area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung rumah sakit, umumnya area tertutup, misalnya seperti ICU/ICCU • Zonasi berdasarkan pelayanan terdiri dari : • Zona Pelayanan Medik dan Perawatan misalnya Instalasi Rawat Jalan (IRJ • Zona Penunjang dan Operasional misalnya Instalasi Farmasi • Zona Penunjang Umum dan Administrasi misalnya Bagian Kesekretariatan dan Akuntansi