Anda di halaman 1dari 14

STRUKTUR &

KONSTRUKSI
BANGUNAN IV
RUMAH SAKIT
NAMA : ADHI TRI ATMOJO
STAMBUK : F 221 14 109

TIPE
FASILITAS KESEHATAN
Klasifikasi/ Tipe Fasilitas Kesehatan
Tipologi Rumah Sakit
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerinta
1. Klasifikasi/ Tipe Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan mempunyai klasifikasi atau jenis-jenis tertentu meliputi rumah sakit
umum, rumah sakit spesialis khusus, klinik, dan sebagainya.
Merupakan unit pelayanan kesehatan yang melayani berbagai jenis penyakit dan luka,
dengan kapasitas dan fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Sebuah kota besar umumnya
memiliki banyak rumah sakit yang berbeda ukuran dan fasilitasnya.
a. Rumah Sakit Umum
Merupakan unit pelayanan kesehatan yang melayani berbagai jenis penyakit dan luka,
dengan kapasitas dan fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Sebuah kota besar umumnya
memiliki banyak rumah sakit yang berbeda ukuran dan fasilitasnya
b. Rumah Sakit Khusus
Didefinisikan sebagai Unit Pelayanan keseatan yang terfokus pada pelayanan masalah
spesifik seperti trauma center , rumah sakit anak, rumah sakit mata, rumah sakit gigi
dan mulut, dan sebagainya. Ada pula rumah sakit akademik yang merupakan sinergi
dari lembaga pelayanan kesehatan dengan universitas untuk mengkombinasikan antara
pelayanan pasien dan mengajar murid/mahasiswa yang mengambil profesi kedokteran
atau farmasi.
c. Klinik dan Puskesmas
Merupakan fasilitas dengan lingkup yang lebih kecil dari sebuah rumah sakit , yang
seringkali dikelola oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 159b/Men.Kes/Per/II/1988 tentang rumah sakit, disebutkan bahwa:
1. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
2. Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan berupa Pelayanan
Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap dan Pelayanan Gawat Darurat yang mencakup
pelayanan medik dan penunjang medik.
3. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua
jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.

4. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
5. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum yang dpergunakan untuk tempat
pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2, S3.
6. Rujukan Upaya Kesehatan adalah penyelenggarakan pelayanan tempat pelimpahan
tanggung jawab secara timbal balik mengenai masalah kesehatan baik secara vertikal
maupun horisontal.
7. Wilayah Rujukan Kesehatan adalah wilayah pelayanan upaya rujukan kesehatan yang
didasarkan atas faktor-faktor geografis, komunikasi, sarana infra struktur , dan faktorfaktor sosial, budaya dan pendidikan.
8. Kalsifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokkan rumah sakit berdasarkan pembedaan
bertingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan
9. Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan bahwa rumah sakit memenuhi standar minimal
yang ditentukan
2. Tipologi Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:
159b/Men.Kes/Per/II/1988
tentang rumah sakit, disebutkan bahwa:
1. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
2. Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan berupa Pelayanan
Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap dan Pelayanan Gawat Darurat yang mencakup
pelayanan medik dan penunjang medik.
3. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua
jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.
4. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu.
5. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum yang dpergunakan untuk tempat
pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2, S3.
6. Rujukan Upaya Kesehatan adalah penyelenggarakan pelayanan tempat pelimpahan
tanggung jawab secara timbal balik mengenai masalah kesehatan baik secara vertikal
maupun horisontal.

7. Wilayah Rujukan Kesehatan adalah wilayah pelayanan upaya rujukan kesehatan yang
didasarkan atas faktor-faktor geografis, komunikasi, sarana infra struktur , dan faktorfaktor sosial, budaya dan pendidikan.
8. Kalsifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokkan rumah sakit berdasarkan pembedaan
bertingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan yang dapat disediakan
9. Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan bahwa rumah sakit memenuhi standar minimal
yang ditentukan.
3. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah
1. Kelas A mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik luas.
2. Kelas B II mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan
subspesialistik terbatas.
3. Kelas B I mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurangkurangnya 1 1 jenis spesialistik.
4. Kelas C mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik
sekurangkurangnya spesialistik 4 dasar lengkap.
5. Kelas D mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya pelayanan medik
dasar.Rumah Sakit Kelas A dan B II dapat berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan.

FUNGSI DAN RUANG

RUMAH SAKIT
Prinsip dan Implementasi
Tuntutan Sterilitas, Fungsional, T eknikal, Behavioral
Organisasi Ruang dan Program Ruang
1. Prinsip dan Implementasi
Prinsip-prinsip umum dalam desain ruangan rumah sakit mencakup:
1. Jumlah dari sal (jumlah tempat tidur yang mendapatkan pengawasan langsung dari
perawatperawat yang bertugas didalam ruangan). Pada umumnya terdiri dari 22-28
tempat tidur .
2. Kemungkinan paling besar dari jumlah tempat tidur yang seharusnya dapat di observasi
dengan mudah oleh pengawas atau staf saat mereka melakukan pemeriksaan rutin ruangan
yang sesuai prosedur.
3. Harus tersedia cukup ruangan isolasi yang dikhususkan untuk satu orang untuk alasan
klinis dan privasi.
4. Area kerja perawat harus dikelompokkan bersama dan memiliki hubungan langsung
dengan area ruang perawatan agar petugas tidak perlu berjalan jauh.Fasilitas kebersihan
pasien harus dipusatkan pada suatu area dari ruang perawatan. Dan harus dihubungkan
pada kelompok-kelompok ruang pasien.
2. Tuntutan Sterilitas, Fungsional, Teknikal, Behavioral
Efisiensi fungsi, aksesibilitas, sirkulasi, dan penataan jalur utilitas menjadi faktor
utama dalam menentukan keberhasilan atau keterbelangsungan sinergi aktivitas di dalam
sebuah Rumah Sakit. Area tempat tidur dibuat berdekatan. Hal yang tidak berhubungan
secara langsung dangan tempat tidur , dikelompokkan agar dapat memberikan
keuntungan yang memungkinkan individu atau pengguna untuk mengaturnya menjadi
lebih besar atau lebih kecil berdasarkan fungsi ruangan.Pada tahap implementasi
terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengaturan pengaturan suatu fungsi
ruangan di dalam rumah sakit, antara lain:
1. Adanya kebutuhan aksesibilitas visual maupun fisik petugas ruang rawat terhadap
situasi dan kondisi ruang rawat.
2. Keberadaan pintu darurat untuk kebakaran pada setiap bagian akhir sal (sal normal
menggunakan terminal sub kompartemen untuk kebakaran).Adanya jalur dari sistem
komunikasi yang digunakan untuk perawat berkomunikasi dengan devisi lain dalam satu
ataupun antar wilayah. Alternatif solusi adalah membuat tombol pengaturan ganda,
namun hal ini selalu terbentur dengan masalah biaya.Ruang rawat pada katagorisasi

pelayanan yang berbeda (konsumenya), akan menuntut perlakuan (treatment) yang


berbeda pula, misalnya:
1. Bangsal untuk anak-anak
Bagian ini biasanya memiliki ukuran dengan ruang tersendiri yang lebih luas,
dimaksudkan agar orang tua dapat menemani dan mengawasi kondisi putra putri secara
langsung sepanjang har i . S e b a g a itambahan disediakan ruang duduk dan pantry yang
dibutuhkan oleh orang tua. Pembatasan waktu kunjungan dikurangi demi kenyamanan
keluarga yang datang membesuk (apabila jumlahnya lebih dari dua).
2. Bangsal geriatrik ( Lansia)
Sal ini biasanya berukuran di atas rata-rata karena alat-alat perawatan yang besar
ditempatkan didalam ruangan perawatan ini. Extra day space, fasilitas wc dan bak mandi
serta membutuhkan satu ruangan tambahan untuk fisiotheraphy . Ruangan perawatan
(treatment room) secara normal belum terlalu dibutuhkan.
3. Bangsal bersalin
Meskipun pada umumnya bayi yang baru lahir selalu ditidurkan disisi ibunya
sepanjang hari, tapi kamar anak-anak atau bayi tetap dibutuhkan untuk menghindari
terjadinya gangguan pada pasien yang sedang tidur . Ruangan harus menyediakan
kurang lebih setengah dari anggaran untuk membuat kamar anak berupa tempat-temat
tidur dalam ruangan. Bangsal ibu dan anak seharusnya saling terhubung dengan jarak
yang dekat dan disarankan untuk membuat secara horisontal. Unsur penting lain dari
instalasi ini adalah klinik pra kelahiran, dimana klinik pra kelahiran pada umumnya
ditempatkan didalam atau berdekatan bagian rawat jalan.
4. Bangsal psychiatric
Bangsal ini menekankan pada kenyamanan mental/ psikologis sehingga seringkali muncul
penataan berupa kamar-kamar kecil untuk memberikan ruang pribadi bagi setiap pasien.
Ruangan perlu dikumpulkan dan didekatkan dengan tempat kunjungan psikiater harian
dirumah sakit karena sangat sedikit pasien yang akan menggunakan tempat tidur dan
mayoritas akan menghabiskan waktunya diperawatan harian rumah sakit.
3. Organisasi Ruang dan Program Ruang
Organisasi ruang dan program kegiatan meliputi karakteristik perilaku, layanan medis dan
penunjang medis, kisaran jumlah dan besaran ruangan, penempatan dan pengelompokan
ruang, serta karakteristik ruang.
1. Instalasi bedah
Saat ini jarang sekali ditemukan penggunaan ruang operasi yang terpisah dari instalasi
bedah sentral. Hal ini memberikan peluang untuk pengorganisasian yang lebih baik,

pemanfaatan yang lebih ekonomis oleh petugas dan penempatan hal-hal teknis yang
terpusat. Y ang sering menjadi pengecualian dalam instlasai bedah adalah:
- Ruang bedah yang terpisah pada bangsal ibu dan anak yang digunakan untuk
keperluan bedah caesar pada situasi darurat.
- Ruang bedah darurat pada bagian penanganan kecelakaan/ IGD.
-Pembatasan ruang bedah yang terpisah dapat dilakukan juga dengan penempatan
instalasi dimana memiliki akses yang cepat dan langsung ke ruang bedah
utama.Adanya pemisahan antara sirkulasi yang bersih dan yang kotor di instalasi
bedah sentral untuk alasan pengendalian infeksi pada bentuk rancangan instalasi dimana
biasanya perlu dibagi menjadi dua sistem koridor terpisah. Selain itu terdapat tiga pola
atur pergerakan yaitu pasien, petugas/ dokter dan alur peralatan ruang bedah.Pendingin
ruangan keseluruhan dengan menggunakan filter udara yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan fungsi ruangan dan berbeda dari bagian-bagian lain dirumah sakit. Solusi
dari permasalahan tersebut adalah dengan menempatkan ruang bedah pada bagian
paling atas bangunan. Fungsi utama dari instalasi adalah melayani ruang-ruang
perawatan dan perlu adanya kedekatan dengan ruangan tersebut, jika memungkinkan,
ada hubungan horisontal dengan ruang yang berkaitan dengan pembedahan. Dalam hal
ini, diperlukan akses yang cepat dari ruangan yang menangani kecelakaan seperti unit
gawat darurat, bangsal untuk melahirkan dan ICU. Sebagai tambahan, perlu adanya
jalur-jalur yang tepat untuk suplai, serta dibutuhkan untuk unit pasokan bahan-bahan
steril untuk memberikan akses bagi pengiriman peralatan-peralatan untuk pemrosesan/
pensterilan alat diantara waktu-waktu proses pengoperasian.
2. Instalasi Radiologi
Instalasi ini menggunakan bermacam-macam teknik X-ray untuk memproduksi foto
dari berbagai macam bagian tubuh dengan tujuan untuk proses diagnosis. X-ray
memiliki kekuatan radiasi yang sangat besar dan dapat membahayakan manusia jika
penggunaannya dalam jumlah yang besar. Oleh karena itu, ruang radio-diagnosis
diwajibkan memiliki perlindungan khusus untuk mencegah penyebaran radiasi. Salah
satu contoh dari perlindungan adalah dengan menggunakan pelapis dinding barium.
Panduan yang terperinci diberikan dalam peraturan-peraturan praktek yang telah
diobservasi secara ketat oleh perancang. Teknik tersebut digunakan juga pada instalasi
yang memiliki potensi yang berbeda, misal Thermografi yang menggunakan gelombang
panas dan ultrasonik yang menggunakan gelombang suara. Ada dua aliran alur sirkulasi
utama dalam instalasi radiologi yaitu:
-Pasien
-Petugas pemrosesan film X-ray Meskipun instalasi dapat melayani seluruh unit rumah
sakit, tetapi harus ada hubungan fungsi yang sangat dekat dengan klinik patah tulang dari
bagian rawat jalan dan instalasi rawat darurat menangani kecelakan. Akses langsung

dari instalasi rawat darurat ke ruang sinar X ditujukan untuk mengani kecelakaan dan
penganan darurat lainnya.
3. Instalasi Rehabilitasi Medik
Pada instalasi ini terdapat berbagai macam teknik perawatan secara fisik seperti pelatihanpelatihan yang aktif maupun yang pasif untuk proses rehabilitasi dan pengembalian
fungsi fisik pada kondisi normal.
15 Ada 4 area fungsional utama unit rehabilitasi medik yaitu:
-Fisioterapi dan senam pemulihan, yang terdiri dari perpaduan area latihan besar dan
terbuka serta kamar-kamar kecil untuk perawatan secara individual.
-Kolam Hidrotherapi yang dipadukan dengan area-area untuk bersantai.
-Terapi dengan cara memberikan pekerjaan tertentu, terdiri dari dua atau llebih area
workshop meliputi pekerjaan-pekerjaan ringat maupun berat, dan sebuah ruangan untuk
melatih berbagai akktifitas hidup sehari-hari.-Area konsultasi dengan sebuah ruangan
konsultasi dan ruangan latihan serta kantor .Gymnasium memerlukan ruangan yang besar
dan memiliki jarak lantai ke langit-langit ruangan yang cukup tinggi, seringkali digunakan
sebagai ruang bangunan yang terpisah dengan bagian belakang yaang dihubungkan dengan
instalasi utama oleh sebuah koridor yang tertutup. Bagian hidrotherapi membutuhkan
kontrol teknis khusus yang pengaturan temperatur , kelembaban, pemasangan saringan
dan lain-lain. Sal ini tidak disediakan bagi setiap program rehabilitasi instalasi.
Walaupun instalasi rehabilitasi medik melayani keseluruhan unit rumah sakit, proporsi
terbesar terdapat pada fungsi yang melayani pasien rawat jalan dan ditempatkan pada
lokasi lantai dasar dengan akses yang terpisah dengan lalu lintas ambulans. Ruang
perawatan khusus perlu ditempatkan dan dirancang secara khusus, dimana strecher yang
siap setiap saat dengan akses yang memiliki aksesibilitas tinggi karena fungsi ini
digunakan oleh pasien yang mengalami kelumpuhan dengan tongkat atau penyagga,
pengguna kursi roda, dan alat bantu berjalan lainnya.
4. Kamar Mayat
Fungsi dari instalasi ini adalah untuk menerima mayat dari ruangan perawatan dan
menyimpanya didalam sebuah lemari pendingin hingga persiapan untuk diambil oleh sanak
saudara atau oleh pihak yang membutuhkanya, selain itu untuk mengadakan pengujian
(forensik) agar mengetahui sebabsebab kematiannya. Ada beberapa keuntungan jika kamar
mayat tersebut sejalan dengan instalasi yang menangani cacat anatomi pada instalasi
laboratorium, walaupun hal ini bukan suatu yang esensial.Meja-meja tempat
penyimpanan mayat, membutuhkan air dan drainase serta ventilasi udara diluar ruangan
secara langsung untuk mencegah terjadinya kontaminasi saat mayat yang terkena infeksi
pada saat proses autopsi. Air yang terdapat pada meja-meja berasal dari tubuh mayat
tersebut, membutuhkan treatment dan saluran khusus. tempat penyimpanan mayat adalah
sebuah refrigerator yang berbentuk komartemen yang biasanya tediri dari tiga tingkat.

Pemisahan tersebut diperlukan pada mayat yang terinfeksi. Dalam hal ini dibutuhkan area
lantai dasar dengan akses langsung dari luar untuk kendaraan.
5. Instalasi Laboratorium
Instalasi ini menggunakan spesimen yang diambil dari pasien (seperti darah, jaringan,
urine, dll) yang akan diperiksa dengan menggunakan berbagai teknik laboratorium untuk
mengkonfirmasikan dan memberikan diagnosa. Devisi klinis terbesar dari instalasi ini
(kecacatan anatomi, histology , haematology , bacteriology , patology kimia,
microbiology, dll) cenderung dilaksanakan pada bagian yang terdiri atas perpaduan area
laboratorium yang terbuka dan ruangan yang tidak terlalu besar untuk dapat dijadikan
sebagai kantor kepala devisi dan kepala bagian teknis.Pertimbangan utama dalam
desain sebuah instalasi adalah kemudahan untuk perkembangan dan perubahan instalasi
dimasa mendatang.Meskipun kebutuhan untuk mengadakan perluasan secara fisik harus
mereduksi beberapa perluasan dengan menambah sistem otomatik, komputerisasi, dll,
instalasi tetap merupakan sesuatu yang mudah untuk terjadi perkembangan secara
fisik.Hubungan fungsi yang sangat erat antara laboratorium dengan unit rawat jalan
dan sejak pasien tersebut datang ke laboratorium untuk memberikan spesimen.
Penggunaan instalasi juga sangat membutuhkan kuantitas suplai spesimen, oleh karena itu
harus ada hubungan yang efisien dengan jalur suplai yang terdapat dirumah sakit.
6. Instalasi Gawat Darurat
Instalasi ini membutuhkan ruang penerimaan, penanganan bantuan pernafasan, termasuk
penanganan lanjut terhadap pasien yang mengalami kecelakaan dan serangan jantung
yang membutuhkan penanganan rumah sakit segera mungkin. T empat ini tidak
diperuntukan untuk pasien rawat inap, seluruh pasien yang membutuhkan perawatan,
akan dialihkan ke ruangan untuk perawatan umum atau pada ICU. Kunci kedekatan
dalam hal ini telah didiskusikan pada perencanaan bentuk bangunan dan seringkali bentuk
instansi ini merupakan sebuah kelompok-kelompok yang memiliki akses langsung ke
instalasi radiologi dan klinik patah tulang. Akses eksternal untuk ambulans merupakan
prioritas utama, dengan jalan masuk yang dibuat terpisah dengan jalan yang digunakan
oleh pejalan kaki dan brankar pasien.
Didalam rumah sakit, sebagai tambahan berkaitan dengan hal diatas, harus memiliki
akses yang cepat menuju ke ruang operasi utama dan ruang ICU, dimana ada
kemungkinan instalasi yang berada di tingkat berbeda akan diprioritaskan untuk
menggunakan lift.
Walaupun beberapa rumah sakit jarang menyediakan ruang operasi kecil, namun pada
umumnya fungsi tersebut digantikan oleh ruang penanganan utama yang dilengkapi pipa gas
untuk keperluan medis dan penyaring suplai udara untuk beberapa pembedahan yang
bersifat emergency .

7. Intensive Care Unit


Instalasi ini adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf khusus
dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk observasi perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera.
Intensive Care Unit adalah ruang perawatan dan pengobatan pasien dengan tingkat
kekritisan tertentu.
- Fasilitas ini menyediakan keahlian pengobatan klinis lebih intensif, dengan sumber
daya teknologi dan pengobatan yang lebih terkordinasi terhadap pasien.
-Profil Infrastruktur , peralatan, staf yang klinis dapat memberikan perhatian dan
intervensi pengbatan secara kompleks termasuk dukungan secara fisiologi dan
psikososial terhadap pasien. ICU menyediakan kemampuan sarana dan prasarana serta
peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medik, perawat, dan staf yang berpengalaman dalam pengelolaan
keadaan-keadaan tersebut.
Fungsi utama ruang ICU:
- Melakukan perawatan pada pasien-pasien gawat darurat dengan potensi reversible life
thretening organ dysfunction.
-Mendukung organ vital pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi yang
kompleks atau prosedur intervensi dan resiko tinggi.
Komponen spesifik ICU:
- Pasien yang dirawat dalam keadaan kritis
- Desain ruangan dan sarana yang khusus
- Peralatan berteknologi tinggi
- Pelayanan dilakukan oleh staf yang profesional dan berpengalaman
8. Poliklinik
Area untuk pasien rawat jalan dan merupakan satu instalasi yang areanya paling luas dalam
rumah sakit. Pasien memilih klinik sebagai tempat untuk melakukan konsultasi, latihanlatihan dan pemulihan. Staf paramedis dari hampir seluruh spesialisasi dan disiplin
bekerja dalam instalasi ini. Oleh karena itu, untuk tujuan pedeskripsian,
pengakomodasian dapat diklasifikasikan ke dalam:
- hal-hal yang berkaitan dengan instalasi
-tujuan umum klinik
-tujuan khusus area-area klinik

Hal yang berkaitan dengan instalasi. Area ini meliputi ruang penerimaan, ruang tunggu, dan
area-area yang nyaman bagi pasien dan pada umumnya dilengkapi oleh toko makanan kecil,
tempat bermain anak, toko kecil, ruang untuk menempatkan alat-alat kebersihan, kantor ,
tempat kursi roda, fasilitas sanitary . Penempatanya tergantung pada perencanaan
keseluruhan instalasi.Tujuan umum kamar-kamar klinik. Instalasi yang mengurusi pasien
rawat jalan dan jumlahnya tergantung pada penaksiran daya tampung pasien untuk
kapasitas tertentu. Ada dua tipe dasar dari ruangan untuk berkonsultasi. Tipe A terdiri dari
dua ruangan yang mengkombinasikan antara ruangan untuk konsultasi dan ruang
tindakan. Tipe B berupa satu ruangan untuk konsultasi yang diapit oleh dua ruangan
tindakan. Tipe A memberikan kesempatan untuk melakukan alokasi yang lebih
fleksibel untuk ruangan klinik karena spesialisasi yang berbeda dan membutuhkan
penggunaan sejumlah ruangan yang terdiri dari berbagai macam tipe pada klinik.
Kecenderungan yang terjadi pada pegolahan kamar tipe A adalah kamar dikelompokan
dalam satu garis lurus tanpa sekat dan dipisahkan menjadi kelompok-kelompok.
Kelompok-kelompok kamar klinik dilengkapi dengan perawatan, ruangan kotor dan ruangan
bersih, toko-toko, ruang resepsionis dan area ruang tunggu. Tujuan khusus akomodasi.
Ruangan konsultasi dan latihan mayoritas merupakan spesialisasi klinis, tetapi beberapa
akomodasi untuk beberapa spesialis tetap dibutuhkan, tujuannya adalah untuk mengurangi
dan meminimalkan proporsi dari ruangan untuk setiap spesialisasi. Sebagai contoh:
bedah gigi dan laboratorium, ruangan adiometri, area perawatan dermatology ,
opthalmic dan ruangan opthoptic, klinik pemeriksaan anak.
Instalasi yang menangani pasien rawat jalan, memperlihatkan jumlah lalu lintas dari luar
menuju ke rumah sakit yang besar baik dengan berjalan kaki ataupun dengan menggunakan
kendaraan. Oleh karena itu diperlukan penataan pintu masuk dan akses yang berasal
dari luar dimana tidak menyebabkan kekacauan pada sirkulasi. Oleh karena itu dipilih
untuk menempatkan instalasi tersebut pada lantai dasar tetapi bagian yang lain ditempatkan
pada lantai atas dengan penyediaan lift yang cukup.
9. Rawat Inap
Kelompokkan sesuai dengan golongan penyakit, di Indonesia secara umum diterapkan
sebagai berikut:
1. Ibu: obstetri dan ginekologi
2. Anak: infeksi, non infeksi dan bedah anak
3. Bedah
4. Penyakit Dalam: infeksi dan non infeksi
5. Syaraf
6. Umum termasuk: THT , gimul, mata
7. Kejiwaan

Pengelompokan diatas makin berkembang sesuai dengan jenis pelayanan, unggulan


pelayanan seperti: rawat inap infertilitas, rawat inap medical check up dan
sebagainya.Kelengkapan jaringan infrastruktur medik. Implementasi fisik antara lain:
tersedia gas medik, vacuum, suplai daya listrik medik dan non terjamin kontinu.
Mendorong kesembuhan pasien. Implementasi fisik antara lain: ketenangan,
kenyamanan menyangkut: pemandangan, sirkulasi udara, thermal. Mencegah infeksi
nosokomial. Implementasi fisik antara lain: rencanakan dinding, plafon bahkan lantai
yang mudah dibersihkan, bentukan dan material tidak memerangkap debu. T ersedia
scrub- upmedis atau alkohol cuci tangan.Perencanaan K3. Implementasi fisik antara
lain: orientasi pencapaian ruang slob zink yang dekat namun tidak langsung dari nurse
station. T ersedia scrub up dan atau alkohol cuci tangan. T erdapat jalur dan pintu
khusus untuk barang kotor . Keamanan dan keselamatan. Implementasi fisik antara lain:
grib bar untuk pasien di koridor dankamar mandi. Bumper dinding sepanjang koridor
pasien. Jalur evakuasi dengan signage yang jelas. Sarana prasarana pengelolaan
kebakaran dan sistem deteksi.
Sering perencanaan ruang rawat inap harus menyesuaikan dengan strategi manajemen
seperti misalnya: perlunya satelit farmasi, administrasi dan kassa. T ermasuk dalam
penataan aliran ruang. Namun secara prinsip semua harus bertujuan bagi kemudahan
pasien.
10.Instalasi farmasi
Secara umum perencanaan Farmasi terkait dengan akses sebagai penunjang Rawat Jalan,
Rawat Inap, IGD dan Instalasi medik lainnya. Pada umumnya Farmasi pusat
berdekatan dengan Rawat Jalan. Sedang pada Instalasi lain bisa menerapkan sistem satelit
ataupun pos obat. Kesemua sistem tersebut secara prinsip mempermudah pasien dalam
menjangkau sekaligus mempermudah operasionalisasi petugas keperawatan.
Pada Farmasi Pusat, inti pelayanan terletak pada ruang-ruang sebagai berikut:
a. Ruang racik: meja kerja, suplai daya listrik, kondisi udara yang baik, suplai air
steril/bersih
b. Ruang simpan obat dipisahkan antara cairan, non dan khusus. Obat khusus
direncanakan
lemari build in dengan tingkat kelembaban yang terkontrol dan terkunci
c. Ruang staf (locker) lengkap dengan lavatory
d. Pantry (ruang makan)
e. Ruang kepala Instalasi dan ruang tamu
f. Apotik dan area distribusi

g. Sebagian RS menerapkan manajemen stok obat yang memisahkan antara Gudang


Obat IRJA dan non- IRJA.
h. Kassa. Sebagian RS dengan beban kerja tinggi, perlu memisahkan kassa Askes dan
nonAskes.
i. Ruang konsultasi.
11. Instalasi Sterilisasi/ CSSD
Kebijakan mengenai peraturan, cakupan, skala dan isi dari instalasi ini, telah
berangsur-angsur mengalami banyak perkembangan selama 10-15 tahun, juga prosesnya.
Hal ini tercermin pada nama yang berbeda di instalasi ini yaitu CSSD, TSSU, HSSU
atau HSDU). Secara keseluruhan ini dari instalsi ini adalah sterilisasi dan
penanggulangan infeksi pada peralatan yang dipergunakan di rumah sakit.Dalam unit
pemrosesan dan pemberian pelayanan, instalasi yang bersangkutan dan membutuhkan sarana
penguapan untuk autoclaves dan hubungan yang baik dengan rute-rute suplai internal,
khususnya untuk bagian kamar operasi. Pemrosesan peralatan-peralatan akan
menimbulkan kuantitas hawa panas yang sulit dikontrol. Oleh karena itu seringkali lokasi
ditempatkan pada zona industri dimana ada kemudahan dari pengorerasian pipa saluran
untuk keperluan proses penguapan alat.
12. Instalasi Gizi
Persyaratan Umum:
a. Angka kuman E.Coli pada makanan harus 0/gr sampel makanan dan pada minuman
angkakuman E.Coli harus 0/100 ml sampel minuman.
b. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman sebanyak- banyaknya 100/cm2
permukaan dan tidak ada kuman E.Coli
c. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih dari 65,5 atau
dalamsuhu dingin kurang dari 4 C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan
suhu 5 C sampai - 1 C
d. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu 10 C
e. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80 - 90 %23
f. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding, atau langitlangitdengan ketentuan sebagai berikut :
Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm
Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
Jarak bahan makanan dengan langit- langit 60 cm
Kelengkapan ruang Instalasi Gizi:

a. Ruang penerima
b. Persiapan
c. Dapur Besar
d. Dapur pastry
e. Pantry
f. Cold storage
g. Cold room
h. Ruang cuci
i. Simpan alat
j. Gudang bahan
k. Gudang air
l. Jalur trolley kotor
m. Jalur trolley bersih dan distribusi
n. Ruang ganti, Lavatory
o. Ruang kepala Instalasi dilengkapi ruang tamu
p. Ruang kerja, administrasi, arsip

Anda mungkin juga menyukai