Anda di halaman 1dari 32

Modul Tipologi, Fungsi dan Ruang

3 Rumah Sakit

POKOK BAHASAN
1. Tipologi rumah sakit
2. Fungsi dan ruang rumah sakit

DESKRIPSI SINGKAT POKOK BAHASAN


Menguraikan tipologi rumah sakit, fungsi dan ruang rumah sakit.

KOMPETENSI/SUB KOMPETENSI/ KEMAMPUAN AKHIR YANG


DIHARAPKAN
1. Menjelaskan tipologi rumah sakit
2. Menjelaskan fungsi dan ruang rumah sakit

METODE PEMBALAJARAN
Contextual instruction & Small Group Discussion.

URAIAN MATERI

Klasifikasi/ Tipe Fasilitas Kesehatan


Fasilitas kesehatan mempunyai klasifikasi atau jenis-jenis tertentu
meliputi rumah sakit umum, rumah sakit spesialis khusus, klinik, dan
sebagainya.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
a. Rumah Sakit Umum
Merupakan unit pelayanan kesehatan yang melayani berbagai jenis
penyakit dan luka, dengan kapasitas dan fasilitas pelayanan yang lebih
lengkap. Sebuah kota besar umumnya memiliki banyak rumah sakit yang
berbeda ukuran dan fasilitasnya.

b. Rumah Sakit Khusus


Didefinisikan sebagai Unit Pelayanan keseatan yang terfokus pada
pelayanan masalah spesifik seperti trauma center, rumah sakit anak, rumah
sakit mata, rumah sakit gigi dan mulut, dan sebagainya. Ada pula rumah
sakit akademik yang merupakan sinergi dari lembaga pelayanan kesehatan
dengan universitas untuk mengkombinasikan antara pelayanan pasien dan
mengajar murid/mahasiswa yang mengambil profesi kedokteran atau
farmasi.
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
b. Klinik dan Puskesmas
Merupakan fasilitas dengan lingkup yang lebih kecil dari sebuah
rumah sakit , yang seringkali dikelola oleh pemerintah.

Tipologi Rumah Sakit


1. Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.
2. Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit adalah kegiatan pelayanan
berupa Pelayanan Rawat Jalan, Pelayanan Rawat Inap dan
Pelayanan Gawat Darurat yang mencakup pelayanan medik dan
penunjang medik.
3. Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai
dengan sub spesialistik.
4. Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin
ilmu.
5. Rumah Sakit Pendidikan adalah rumah sakit umum yang
dpergunakan untuk tempat pendidikan tenaga medik tingkat S1, S2,
S3.
6. Rujukan Upaya Kesehatan adalah penyelenggarakan pelayanan
tempat pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik mengenai
masalah kesehatan baik secara vertikal maupun horisontal.
7. Wilayah Rujukan Kesehatan adalah wilayah pelayanan upaya rujukan
kesehatan yang didasarkan atas faktor-faktor geografis, komunikasi,
sarana infra struktur, dan faktor-faktor sosial, budaya dan pendidikan.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
8. Kalsifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokkan rumah sakit
berdasarkan pembedaan bertingkat menurut kemampuan pelayanan
kesehatan yang dapat disediakan.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
9. Akreditasi Rumah Sakit adalah pengakuan bahwa rumah sakit
memenuhi standar minimal yang ditentukan.

Prinsip dan Implementasi


Prinsip-prinsip umum dalam desain ruangan rumah sakit mencakup:
1. Jumlah dari sal (jumlah tempat tidur yang mendapatkan
pengawasan langsung dari perawat-perawat yang bertugas didalam
ruangan).
2. Kemungkinan paling besar dari jumlah tempat tidur yang
seharusnya dapat di observasi dengan mudah oleh pengawas atau staf
saat mereka melakukan pemeriksaan rutin ruangan yang sesuai
prosedur.
3. Harus tersedia cukup ruangan isolasi yang dikhususkan untuk satu
orang untuk alasan klinis dan privasi.
4.Area kerja perawat harus dikelompokkan bersama dan memiliki
hubungan langsung dengan area ruang perawatan agar petugas tidak
perlu berjalan jauh.
5.Fasilitas kebersihan pasien harus dipusatkan pada suatu area dari ruang
perawatan. Dan harus dihubungkan pada kelompok-kelompok ruang
pasien.

Tuntutan Sterilitas, Fungsional, Teknikal, Behavioral


Efisiensi fungsi, aksesibilitas, sirkulasi, dan penataan jalur utilitas
menjadi faktor utama dalam menentukan keberhasilan atau
keterbelangsungan sinergi aktivitas di dalam sebuah Rumah Sakit.
Area tempat tidur dibuat berdekatan. Hal yang tidak berhubungan
secara langsung dangan tempat tidur, dikelompokkan agar dapat
memberikan keuntungan yang memungkinkan individu atau pengguna untuk

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
mengaturnya menjadi lebih besar atau lebih kecil berdasarkan fungsi
ruangan.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
Pada tahap implementasi terdapat faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pengaturan pengaturan suatu fungsi ruangan di dalam
rumah sakit, antara lain:
1. Adanya kebutuhan aksesibilitas visual maupun fisik petugas ruang
rawat terhadap situasi dan kondisi ruang rawat.
2. Keberadaan pintu darurat untuk kebakaran pada setiap bagian akhir sal
(sal normal menggunakan terminal sub kompartemen untuk kebakaran).
3. Adanya jalur dari sistem komunikasi yang digunakan untuk
perawat berkomunikasi dengan devisi lain dalam satu ataupun antar wilayah.
Alternatif solusi adalah membuat tombol pengaturan ganda, namun hal ini
selalu terbentur dengan masalah biaya.

Ruang rawat pada katagorisasi pelayanan yang berbeda


(konsumenya), akan menuntut perlakuan (treatment) yang berbeda pula,
misalnya:
1. Ruang untuk anak-anak
Bagian ini biasanya memiliki ukuran dengan ruang tersendiri yang lebih luas,
dimaksudkan agar orang tua dapat menemani dan mengawasi kondisi putra
putri secara langsung sepanjang hari. Sebagai tambahan disediakan ruang
duduk dan pantry yang dibutuhkan oleh orang tua. Pembatasan waktu
kunjungan dikurangi demi kenyamanan keluarga yang datang membesuk
(apabila jumlahnya lebih dari dua).
2. Ruang geriatrik (Lansia)
Sal ini biasanya berukuran di atas rata-rata karena alat-alat perawatan yang
besar ditempatkan didalam ruangan perawatan ini. Extra day space, fasilitas
wc dan bak mandi serta membutuhkan satu ruangan tambahan untuk
fisiotheraphy. Ruangan perawatan (treatment room) secara normal
belum terlalu dibutuhkan.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
3. Ruang bersalin
Meskipun pada umumnya bayi yang baru lahir selalu ditidurkan disisi
ibunya sepanjang hari, tapi kamar anak-anak atau bayi tetap dibutuhkan
untuk menghindari terjadinya gangguan pada pasien yang sedang tidur.
Ruangan harus menyediakan kurang lebih setengah dari anggaran untuk
membuat kamar anak berupa tempat-temat tidur dalam ruangan. Bangsal ibu
dan anak seharusnya saling terhhubung dengan jarak yang dekat dan
disarankan untuk membuat secara horisontal. Unsur penting lain dari instalasi
ini adalah klinik pra kelahiran, dimana klinik pra kelahiran pada umumnya
ditempatkan didalam atau berdekatan bagian rawat jalan.
4. Ruang psychiatric
Ruang ini menekankan pada kenyamanan mental/ psikologis sehingga
seringkali muncul penataan berupa kamar-kamar kecil untuk memberikan
ruang pribadi bagi setiap pasien. Ruangan perlu dikumpulkan dan didekatkan
dengan tempat kunjungan psikiater harian dirumah sakit karena sangat
sedikit pasien yang akan menggunakan tempat tidur dan mayoritas akan
menghabiskan waktunya diperawatan harian rumah sakit.

Organisasi Ruang dan Program Ruang


Organisasi ruang dan program kegiatan meliputi karakteristik perilaku,
layanan medis dan penunjang medis, kisaran jumlah dan besaran ruangan,
penempatan dan pengelompokan ruang, serta karakteristik ruang.
1. Instalasi bedah
Saat ini jarang sekali ditemukan penggunaan ruang operasi yang
terpisah dari instalasi bedah sentral. Hal ini memberikan peluang untuk
pengorganisasian yang lebih baik, pemanfaatan yang lebih ekonomis oleh
petugas dan penempatan hal-hal teknis yang terpusat. Yang sering menjadi
pengecualian dalam instlasai bedah adalah:

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
- Ruang bedah yang terpisah pada bangsal ibu dan anak yang
digunakan untuk keperluan bedah caesar pada situasi darurat.
- Ruang bedah darurat pada bagian penanganan kecelakaan/
IGD.
-Pembatasan ruang bedah yang terpisah dapat dilakukan juga dengan
penempatan instalasi dimana memiliki akses yang cepat dan langsung ke
ruang bedah utama.

Adanya pemisahan antara sirkulasi yang bersih dan yang kotor di


instalasi bedah sentral untuk alasan pengendalian infeksi pada bentuk
rancangan instalasi dimana biasanya perlu dibagi menjadi dua sistem koridor
terpisah. Selain itu terdapat tiga pola atur pergerakan yaitu pasien, petugas/
dokter dan alur peralatan ruang bedah.
Pendingin ruangan keseluruhan dengan menggunakan filter udara
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan fungsi ruangan dan berbeda dari
bagian-bagian lain dirumah sakit. Solusi dari permasalahan tersebut adalah
dengan menempatkan ruang bedah pada bagian paling atas bangunan.
Fungsi utama dari instalasi adalah melayani ruang-ruang perawatan
dan perlu adanya kedekatan dengan ruangan tersebut, jika memungkinkan,
ada hubungan horisontal dengan ruang yang berkkaitan dengan
pembedahan. Dalam hal ini, diperlukan akses yang cepat dari ruangan yang
menangani kecelakaan seperti unit gawat darurat, bangsal untuk melahirkan
dan ICU. Sebagai tambahan, perlu adanya jalur-jalur yang tepat untuk suplai,
serta dibutuhkan untuk unit pasokan bahan-bahan steril untuk memberikan
akses bagi pengiriman peralatan-peralatan untuk pemrosesan/ pensterilan
alat diantara waktu-waktu proses pengoperasian.

2. Instalasi Radiologi

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
Instalasi ini menggunakan bermacam-macam teknik X-ray untuk
memproduksi foto dari berbagai macam bagian tubuh dengan tujuan untuk
proses diagnosis.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
X-ray memiliki kekuatan radiasi yang sangat besar dan dapat
membahayakan manusia jika penggunaannya dalam jumlah yang besar.
Oleh karena itu, ruang radio-diagnosis diwajibkan memiliki perlindungan
khusus untuk mencegah penyebaran radiasi. Salah satu contoh dari
perlindungan adalah dengan menggunakan pelapis diding barium. Panduan
yang terperinci diberikan dalam peraturan-peraturan praktek yang telah
diobservasi secara ketat oleh perancang. Teknik tersebut digunakan juga
pada instalasi yang memiliki potensi yang berbeda, misal Thermografi yang
menggunakan gelombang panas dan ultrasonik yang menggunakan
gelombang suara. Ada dua aliran alur sirkulasi utama dalam instalasi
radiologi yaitu:
-Pasien
-Petugas pemrosesan film X-ray

Meskipun instalasi dapat melayani seluruh unit rumah sakit, tetapi


harus ada hubungan fungsi yang sangat dekat dengan klinik patah tulang
dari bagian rawat jalan dan instalasi rawat darurat menangani kecelakan.
Akses langsung dari instalasi rawat darurat ke ruang sinar X ditujukan untuk
mengani kecelakaan dan penganan darurat lainnya.

3. Instalasi Rehabilitasi Medik


Pada instalasi ini terdapat berbagai macam teknik perawatan secara
fisik seperti pelatihan-pelatihan yang aktif maupun yang pasif untuk proses
rehabilitasi dan pengembalian fungsi fisik pada kondisi normal.
Ada 4 area fungsional utama unit rehabilitasi medik yaitu:
-Fisioterapi dan senam pemulihan, yang terdiri dari perpaduan area latihan
besar dan terbuka serta kamar-kamar kecil untuk perawatan secara
individual.
-Kolam Hidrotherapi yang dipadukan dengan area-area untuk bersantai.
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
-Terapi dengan cara memberikan pekerjaan tertentu, terdiri dari dua atau
llebih area workshop meliputi pekerjaan-pekerjaan ringat maupun berat,
dan sebuah ruangan untuk melatih berbagai akktifitas hidup sehari-hari.
- Area konsultasi dengan sebuah ruangan konsultasi dan ruangan latihan
serta kantor.

Gymnasium memerlukan ruangan yang besar dan memiliki jarak lantai


ke langit-langit ruangan yang cukup tinggi, seringkali digunakan sebagai
ruang bangunan yang terpisah dengan bagian belakang yaang dihubungkan
dengan instalasi utama oleh sebuah koridor yang tertutup. Bagian
hidrotherapi membutuhkan kontrol teknis khusus yang pengaturan
temperatur, kelembaban, pemasangan saringan dan lain-lain. Sal ini tidak
disediakan bagi setiap program rehabilitasi instalasi. Walaupun instalasi
rehabilitasi medik melayani keseluruhan unit rumah sakit, proporsi terbesar
terdapat pada fungsi yang melayani pasien rawat jalan dan ditempatkan pada
lokasi lantai dasar dengan akses yang terpisah dengan lalu lintas ambulans.
Ruang perawatan khusus perlu ditempatkan dan dirancang secara khusus,
dimana strecher yang siap setiap saat dengan akses yang memiliki
aksesibilitas tinggi karena fungsi ini digunakan oleh pasien yang mengalami
kelumpuhan dengan tongkat atau penyagga, pengguna kursi roda, dan alat
bantu berjalan lainnya.

4. Kamar Mayat
Fungsi dari instalasi ini adalah untuk menerima mayat dari ruangan
perawatan dan menyimpanya didalam sebuah lemari pendingin hingga
persiapan untuk diambil oleh sanak saudara atau oleh pihak yang
membutuhkanya, selain itu untuk mengadakan pengujian (forensik) agar
mengetahui sebab-sebab kematiannya. Ada beberapa keuntungan jika
kamar mayat tersebut sejalan dengan instalasi yang menangani cacat
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
anatomi pada instalasi laboratorium, walaupun hal ini bukan suatu yang
esensial.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
Meja-meja tempat penyimpanan mayat, membutuhkan air dan
drainase serta ventilasi udara diluar ruangan secara langsung untuk
mencegah terjadinya kontaminasi saat mayat yang terkena infeksi pada saat
proses autopsi. Air yang terdapat pada meja-meja berasal dari tubuh mayat
tersebut, membutuhkan treatment dan saluran khusus. tempat penyimpanan
mayat adalah sebuah refrigerator yang berbentuk komartemen yang
biasanya tediri dari tiga tingkat. Pemisahan tersebut diperlukan pada mayat
yang terinfeksi. Dalam hal ini dibutuhkan area lantai dasar dengan akses
langsung dari luar untuk kendaraan.

5. Instalasi Laboratorium
Instalasi ini menggunakan spesimen yang diambil dari pasien (seperti
darah, jaringan, urine, dll) yang akan diperiksa dengan menggunakan
berbagai teknik laboratorium untuk mengkonfirmasikan dan memberikan
diagnosa. Devisi klinis terbesar dari instalasi ini (kecacatan anatomi,
histology, haematology, bacteriology, patology kimia, microbiology, dll)
cenderung dilaksanakan pada bagian yang terdiri atas perpaduan area
laboratorium yang terbuka dan ruangan yang tidak terlalu besar untuk dapat
dijadikan sebagai kantor kepala devisi dan kepala bagian teknis.
Pertimbangan utama dalam desain sebuah instalasi adalah
kemudahan untuk perkembangan dan perubahan instalasi dimasa
mendatang.
Meskipun kebutuhan untuk mengadakan perluasan secara fisik harus
mereduksi beberapa perluasan dengan menambah sistem otomatik,
komputerisasi, dll, instalasi tetap merupakan sesuatu yang mudah untuk
terjadi perkembangan secara fisik.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
Hubungan fungsi yang sangat erat antara laboratorium dengan unit
rawat jalan dan sejak pasien tersebut datang ke laboratorium untuk
memberikan spesimen. Penggunaan instalasi juga sangat membutuhkan

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
kuantitas suplai spesimen, oleh karena itu harus ada hubungan yang
efisien dengan jalur suplai yang terdapat dirumah sakit.

6. Instalasi Gawat Darurat


Instalasi ini membutuhkan ruang penerimaan, penanganan bantuan
pernafasan, termasuk penanganan lanjut terhadap pasien yang mengalami
kecelakaan dan serangan jantung yang membutuhkan penanganan rumah
sakit segera mungkin. Tempat ini tidak diperuntukan untuk pasien rawat inap,
seluruh pasien yang membutuhkan perawatan, akan dialihkan ke ruangan
untuk perawatan umum atau pada ICU.
Kunci kedekatan dalam hal ini telah didiskusikan pada perencanaan
bentuk bangunan dan seringkali bentuk instansi ini merupakan sebuah
kelompok-kelompok yang memiliki akses langsung ke instalasi radiologi dan
klinik patah tulang. Akses eksternal untuk ambulans merupakan prioritas
utama, dengan jalan masuk yang dibuat terpisah dengan jalan yang
digunakan oleh pejalan kaki dan brankar pasien. Didalam rumah sakit,
sebagai tambahan berkaitan dengan hal diatas, harus memiliki akses yang
cepat menuju ke ruang operasi utama dan ruang ICU, dimana ada
kemungkinan instalasi yang berada di tingkat berbeda akan diprioritaskan
untuk menggunakan lift.
Walaupun beberapa rumah sakit jarang menyediakan ruang operasi
kecil, namun pada umumnya fungsi tersebut digantikan oleh ruang
penanganan utama yang dilengkapi pipa gas untuk keperluan medis dan
penyaring suplai udara untuk beberapa pembedahan yang bersifat
emergency.

7. Intensive Care Unit


Instalasi ini adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah,
dengan staf khusus dan perlengkapan yang khusus, yang ditujukan untuk
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
observasi perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,
cedera.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
Intensive Care Unit adalah ruang perawatan dan pengobatan pasien
dengan tingkat kekritisan tertentu.
Fasilitas ini menyediakan keahlian pengobatan klinis lebih intensif, dengan
sumber daya teknologi dan pengobatan yang lebih terkordinasi terhadap
pasien.Profil Infrastruktur, peralatan, staf yang klinis dapat memberikan
perhatian dan intervensi pengbatan secara kompleks termasuk dukungan
secara fisiologi dan psikososial terhadap pasien.
ICU menyediakan kemampuan sarana dan prasarana serta peralatan
khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
keterampilan staf medik, perawat, dan staf yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.

Fungsi utama ruang ICU:


- Melakukan perawatan pada pasien-pasien gawat darurat dengan potensi
reversible life thretening organ dysfunction.
-Mendukung organ vital pada pasien-pasien yang akan menjalani operasi
yang kompleks atau prosedur intervensi dan resiko tinggi.

Komponen spesifik ICU:


-Pasien yang dirawat dalam keadaan kritis
-Desain ruangan dan sarana yang khusus
-Peralatan berteknologi tinggi
-Pelayanan dilakukan oleh staf yang profesional dan
berpengalaman

8. Poliklinik
Area untuk pasien rawat jalan dan merupakan satu instalasi yang
areanya paling luas dalam rumah sakit. Pasien memilih klinik sebagai tempat

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
untuk melakukan konsultasi, latihan-latihan dan pemulihan. Staf paramedis
dari hampir seluruh spesialisasi dan disiplin bekerja dalam instalasi ini. Oleh

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
karena itu, untuk tujuan pedeskripsian, pengakomodasian dapat
diklasifikasikan ke dalam:
 hal-hal yang berkaitan dengan instalasi -tujuan umum klinik
 ujuan khusus area-area klinik

Hal yang berkaitan dengan instalasi. Area ini meliputi ruang


penerimaan, ruang tunggu, dan area-area yang nyaman bagi pasien dan
pada umumnya dilengkapi oleh toko makanan kecil, tempat bermain anak,
toko kecil, ruang untuk menempatkan alat-alat kebersihan, kantor, tempat
kursi roda, fasilitas sanitary. Penempatanya tergantung pada perencanaan
keseluruhan instalasi.
Tujuan umum kamar-kamar klinik. Instalasi yang mengurusi pasien
rawat jalan dan jumlahnya tergantung pada penaksiran daya tampung pasien
untuk kapasitas tertentu. Ada dua tipe dasar dari ruangan untuk
berkonsultasi. Tipe A terdiri dari dua ruangan yang mengkombinasikan antara
ruangan untuk konsultasi dan ruang tindakan. Tipe B berupa satu ruangan
untuk konsultasi yang diapit oleh dua ruangan tindakan. Tipe A memberikan
kesempatan untuk melakukan alokasi yang lebih fleksibel untuk ruangan
klinik karena spesialisasi yang berbeda dan membutuhkan penggunaan
sejumlah ruangan yang terdiri dari berbagai macam tipe pada klinik.
Kecenderungan yang terjadi pada pegolahan kamar tipe A adalah kamar
dikelompokan dalam satu garis lurus tanpa sekat dan dipisahkan menjadi
kelompok-kelompok. Kelompok-kelompok kamar klinik dilengkapi dengan
perawatan, ruangan kotor dan ruangan bersih, toko-toko, ruang resepsionis
dan area ruang tunggu.
Tujuan khusus akomodasi. Ruangan konsultasi dan latihan mayoritas
merupakan spesialisasi klinis, tetapi beberapa akomodasi untuk beberapa
spesialis tetap dibutuhkan, tujuannya adalah untuk mengurangi dan
meminimalkan proporsi dari ruangan untuk setiap spesialisasi. Sebagai
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
contoh: bedah gigi dan laboratorium, ruangan adiometri, area
perawatan dermatology, opthalmic dan ruangan opthoptic, klinik pemeriksaan
anak.
Instalasi yang menangani pasien rawat jalan, memperlihatkan jumlah
lalu lintas dari luar menuju ke rumah sakit yang besar baik dengan berjalan
kaki ataupun dengan menggunakan kendaraan. Oleh karena itu diperlukan
penataan pintu masuk dan akses yang berasal dari luar dimana tidak
menyebabkan kekacauan pada sirkulasi. Oleh karena itu dipilih untuk
menempatkan instalasi tersebut pada lantai dasar tetapi bagian yang lain
ditempatkan pada lantai atas dengan penyediaan lift yang cukup.

9. Rawat Inap
Kelompokkan sesuai dengan golongan penyakit, di Indonesia secara
umum diterapkan sebagai berikut:
1.Ibu: obstetri dan ginekologi
2.Anak: infeksi, non infeksi dan bedah anak
3.Bedah
4.Penyakit Dalam: infeksi dan non infeksi
5.Syaraf
6.Umum termasuk: THT, gimul, mata
7.Kejiwaan
Pengelompokan diatas makin berkembang sesuai dengan jenis
pelayanan, unggulan pelayanan seperti: rawat inap infertilitas, rawat inap
medical check up dan sebagainya.
Kelengkapan jaringan infrastruktur medik. Implementasi fisik antara
lain: tersedia gas medik, vacuum, suplai daya listrik medik dan non terjamin
kontinu. Mendorong kesembuhan pasien. Implementasi fisik antara
lain: ketenangan, kenyamanan menyangkut: pemandangan, sirkulasi
udara, thermal. Mencegah infeksi nosokomial. Implementasi fisik

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
antara lain: rencanakan dinding, plafon bahkan lantai yang mudah
dibersihkan, bentukan

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
dan material tidak memerangkap debu. Tersedia scrub- up medis atau
alkohol cuci tangan.
Perencanaan K3. Implementasi fisik antara lain: orientasi pencapaian
ruang slob zink yang dekat namun tidak langsung dari nurse station. Tersedia
scrub up dan atau alkohol cuci tangan. Terdapat jalur dan pintu khusus untuk
barang kotor. Keamanan dan keselamatan. Implementasi fisik antara lain:
grib bar untuk pasien di koridor dankamar mandi. Bumper dinding
sepanjang koridor pasien. Jalur evakuasi dengan signage yang jelas. Sarana
prasarana pengelolaan kebakaran dan sistem deteksi.
Sering perencanaan ruang rawat inap harus menyesuaikan dengan
strategi manajemen seperti misalnya: perlunya satelit farmasi, administrasi
dan kassa. Termasuk dalam penataan aliran ruang. Namun secara prinsip
semua harus bertujuan bagi kemudahan pasien.

10.Instalasi farmasi
Secara umum perencanaan Farmasi terkait dengan akses sebagai
penunjang Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD dan Instalasi medik lainnya. Pada
umumnya Farmasi pusat berdekatan dengan Rawat Jalan. Sedang pada
Instalasi lain bisa menerapkan sistem satelit ataupun pos obat. Kesemua
sistem tersebut secara prinsip mempermudah pasien dalam menjangkau
sekaligus mempermudah operasionalisasi petugas keperawatan.
Pada Farmasi Pusat, inti pelayanan terletak pada ruang-ruang
sebagai berikut:
a. Ruang racik: meja kerja, suplai daya listrik, kondisi udara yang baik, suplai
air steril/bersih
b. Ruang simpan obat dipisahkan antara cairan, non dan khusus. Obat
khusus direncanakan lemari build in dengan tingkat kelembaban yang
terkontrol dan terkunci
c. Ruang staf (locker) lengkap dengan lavatory
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
d. Pantry (ruang makan)
e. Ruang kepala Instalasi dan ruang tamu
f. Apotik dan area distribusi
g. Sebagian RS menerapkan manajemen stok obat yang memisahkan
antara Gudang Obat IRJA dan non- IRJA.
h. Kassa. Sebagian RS dengan beban kerja tinggi, perlu
memisahkan kassa Askes dan non-Askes.
i. Ruang konsultasi.

11. Instalasi Sterilisasi/ CSSD


Kebijakan mengenai peraturan, cakupan, skala dan isi dari instalasi ini,
telah berangsur-angsur mengalami banyak perkembangan selama 10-15
tahun, juga prosesnya. Hal ini tercermin pada nama yang berbeda di instalasi
ini yaitu CSSD, TSSU, HSSU atau HSDU). Secara keseluruhan ini dari
instalsi ini adalah sterilisasi dan penanggulangan infeksi pada peralatan yang
dipergunakan di rumah sakit.
Dalam unit pemrosesan dan pemberian pelayanan, instalasi yang
bersangkutan dan membutuhkan sarana penguapan untuk autoclaves dan
hubungan yang baik dengan rute-rute suplai internal, khususnya untuk
bagian kamar operasi. Pemrosesan peralatan-peralatan akan menimbulkan
kuantitas hawa panas yang sulit dikontrol. Oleh karena itu seringkali lokasi
ditempatkan pada zona industri dimana ada kemudahan dari pengorerasian
pipa saluran untuk keperluan proses penguapan alat.

12. Instalasi Gizi


Persyaratan Umum:
a. Angka kuman E.Coli pada makanan harus 0/gr sampel makanan
dan pada minuman angka kuman E.Coli harus 0/100 ml sampel
minuman
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
b. Kebersihan peralatan ditentukan dengan angka total kuman
sebanyak- banyaknya 100/cm2 permukaan dan tidak ada kuman E.Coli
c. Makanan yang mudah membusuk disimpan dalam suhu panas lebih
dari 65,5° atau dalam suhu dingin kurang dari 4° C. Untuk makanan
yang disajikan lebih dari 6 jam disimpan suhu – 5° C sampai - 1° C
d. Makanan kemasan tertutup sebaiknya disimpan dalam suhu ± 10° C e.
Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80 - 90 % 23
f. Cara penyimpanan bahan makanan tidak menempel pada
lantai, dinding, atau langit- langit dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm
2. Jarak bahan makanan dengan dinding 5 cm
3. Jarak bahan makanan dengan langit- langit 60 cm

Kelengkapan ruang Instalasi Gizi:


a. Ruang penerima
b. Persiapan
c. Dapur Besar
d. Dapur pastry
e. Pantry
f. Cold storage
g. Cold room
h. Ruang cuci
i. Simpan alat
j. Gudang bahan
k. Gudang air
l. Jalur trolley kotor
m. Jalur trolley bersih dan
distribusi n. Ruang ganti, Lavatory

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
o. Ruang kepala Instalasi dilengkapi ruang
tamu

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
p. Ruang kerja, administrasi, arsip

RINGKASAN

Prinsip-prinsip umum dalam desain ruangan rumah sakit mencakup:


Jumlah dari sal (jumlah tempat tidur yang mendapatkan pengawasan
langsung dari perawat-perawat yang bertugas didalam ruangan).
Kemungkinan paling besar dari jumlah tempat tidur yang seharusnya dapat di
observasi dengan mudah oleh pengawas atau staf saat mereka melakukan
pemeriksaan rutin ruangan yang sesuai prosedur. Harus tersedia cukup
ruangan isolasi yang dikhususkan untuk satu orang untuk alasan klinis
dan privasi. Area kerja perawat harus dikelompokkan bersama dan memiliki
hubungan langsung dengan area ruang perawatan agar petugas tidak perlu
berjalan jauh. Fasilitas kebersihan pasien harus dipusatkan pada suatu area
dari ruang perawatan. Dan harus dihubungkan pada kelompok-kelompok
ruang pasien.

TEST/LATIHAN

Untuk memperbaharui pemahaman anda tentang rumah sakit, uraikan


klasifikasi rumah sakit berdasarkan Permenkes No 3 Tahun 2020 dan
Permenkes No 56 Tahun 2014. Jelaskan perbedaannya!

TUGAS

Sebuah Rumah Sakit dengan spesifikasi sebagai berikut:


1. Letak Rumah Sakit di area pemukiman yang tidak terlalu padat, di tepi
jalan utama, dan dekatdengan kawasan industri rumah tangga
2. Jumlah bed 120 buah
3. Luas tanah 3500 m

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
4. Jenis bangunan adalah superblock multi storey dengan jumlah level
sebanyak 3 lantai

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
5. Luas area parkir seluas 875 m3, dengan luas zona hijau sebesar 100 m3
6. Luas lantai 7875 m
7. Memiliki zona masuk yang menyatu dengan zona keluar
8. Letak IGD berada di samping kiri, tidak terlalu eye catching dan cukup
sulit untuk ditemukandari tapak depan Rumah Sakit
9. Memiliki zona rawat inap dan rawat jalan yang terpisah
10. Ruang IGD memiliki Laboratorium cito 24 jam, memiliki zona triase yang
terpisah denganzona observasi, memiliki sebuah counter pendaftaran
merangkap sebagai nurse station,ruangan lain tidak dimiliki.
11. Ruang rawat inap kelas-3 ada 20 kamar dengan kapasitas bed bagi
setiap kamar adalah 3 bed,ruang rawat inap kelas-2 ada sebanyak 10
kamar dengan kapasitas bed bagi setaip kamaradalah sebanyak 2
bed, ruang rawat inap kelas-1 sebanyak 26 kamar dengan
kapasitas bed bagi setiap kamar adalah 1 bed, dan ruang rawat
inap kelas-VIP sebanyak 14 kamar dengankapasitas bed bagi setiap
kamar adalah 1 bed.
12. Laboratorium pusat, Kamar operasi, dan CSSD berada di lantai
2 gedung Rumah Sakit.Sedangkan Instalasi Radiologi, Instalasi
Farmasi, dan Instalasi Rawat Jalan berada pada lantaidasar Rumah
Sakit.
13. Tidak memiliki pemulasaraan
jenazah. Pertanyaan:
1. Berdasarkan Permenkes No 3 Tahun 2020 rumah sakit diatas
tergolong rumah sakit tipe apa?
2. Berdasarkan Permenkes No 56 Tahun 2014 Permenkes No 3 Tahun
2020 dan Permenkes No 56 Tahun 2014.

REFERENSI

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.

Undang-Undang No 56 Tahun 2014 tentang Kalsifikasi dan perijinan Rumah


Sakit.

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
David Hunger J, Thomas L. Wheelen. 1996, Manajemen Strategis. Andi,
Yogyakarta.
Djojodibroto D, Rahardjo. 1997, Kiat Mengelola Rumah Sakit-Cetakan I.
Hipokrates, Jakarta

2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
2020, Desain Fisik Rumah Sakit, Dr. dr. Daniel Ginting, MMR

Anda mungkin juga menyukai