Anda di halaman 1dari 40

57

BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 Analisa Situasi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

3.1.1 Visi Rumah Sakit

“Rumah Sakit Unggul Dalam Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian

Kesehatan di Sumatera” (Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.1.2 Misi Rumah Sakit

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional

dengan mengutamakan keselamatan pasien.

2. Menyelenggarakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan

kesehatan prima berdasarkan standar nasional dan internasional.

3. Mewujudkan Rumah Sakit menjadi pusat penelitian yang mengarah pada

pengembangan ilmu dan teknologi dibidang kedokteran dan

perumahsakitan.

4. Menyelenggarakan tata kelola system, SDM, sarana, dan prasarana rumah

sakit yang handal.

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.1.3 Kegiatan Rumah Sakit

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, sebagaimana yang telah diatur dalam

peraturan pemerintah No.119 tahun 2000 serta pasal 8 Anggaran Dasar

RSAM, kegiatan yang diselenggarakan oleh RSUD Dr.H. Abdul Moeloek

adalah:
58

1. Pelayananan kesehatan kepada masyarakat baik berupa upaya promotif,

Preventif, kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna

2. Pengembangan pelayanan bidang Endoscopi, Onkologi/ Radioterapi,

Teknologi Reproduksi Buatan, Maternal Perinatal, Kardiovaskuler,

Stroke, Hemodialisa, Poli Spesialis serta pelayanan penunjangnya

3. Pelayanan kesehatan lain

4. Pendidian, penelitian dan usaha lain di bidang kesehatan

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.1.4 Moto Rumah Sakit

ASRI

A : AKTIF

S : SEGERA

R : RAMAH

I : INOVATIF

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.2 Kajian Situasi Pelayanan Kesehatan

3.2.1 Falsafah Pelayanan Keperawatan RSUD Abdul Moeloek

Dalam melaksanakan pelayanan keperawatan, Tim keperawatan meyakini

bahwa:

1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-

spiritual dan kultural yang unik dan harus selalu dipertimbangkan dalam

setiap pemberian asuhan keperawatan.


59

2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang

membutuhkan dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama,

kepercayaan dan status di tempat pelayanan kesehatan

3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui asuhan bersama telah

ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien/ keluarga

anggota Tim kesehatan dan keluarga.

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan proses

keperawatan dengan tahapan-tahapan yang telah ditetapkan untuk

memenuhi kebutuhan dasar pasien/ keluarga.

5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat, memiliki wewenang

melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan

keperawatan.

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.2.2 Misi Pelayanan Keperawatan RS Abdul Moeleok

Memberikan pelayanan keperawatan prima, dengan cara:

1. Melakukan pengelolaan pelayanan keperawatan yang terencana dan

terarah

2. Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan yang profesional

3. Memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif sesuai standar

yang ditetapkan

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).


60

3.2.3 Tujuan Umum Pelayanan Keperawatan RS Abdul Moeleok

1. Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang

yang memerlukan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang

ditetapkan

2. Mengembangkan standar asuhan keperawatan

3. Mengembangkan sumber daya manusia keperawatan untuk meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan

4. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota Tim

kesehatan

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.2.4 Sifat Kekaryaan Pelayanan Keperawatan RS Abdul Moeleok

3.2.4.1 Praktek Keperawatan

Praktek keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat

humanistik dalam mendiagnosa respon pasien terhadap masalah kesehatan,

menangani masalah kesehatan serta dampaknya terhadap kemampuan

pasien memenuhi kebutuhan dasarnya, dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan dan berpedoman pada standar asuhan keperawatan

dalam lingkup wewenang dan tanggung jawabnya untuk menentukan

perlakuan keperawatan yang tepat, bantuan keperawatan total, parsial

ataupun suportif edukatif (Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun

2017).

3.2.4.2 Lingkup Garapan Keperawatan

Lingkup garapan keperawatan adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia,

penyimpangan dan intervensi. Berdasarkan fokus telaah keperawatan


61

medial bedah meliputi segala gangguan atau hambatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar manusia yang terjadi akibat perubahan fisiologis pada satu

atau berbagai sistem tubuh yang dialami individu

(Profil RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Tahun 2017).

3.3 Kajian Situasi Di Ruang Kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

3.3.1 Karakteristik Unit

3.3.1.1 Visi Ruang Kutilang

Ruang Kutilang unggul dalam pelayanan dan asuhan keperawatan bedah di

Provinsi Lampung

3.3.1.2 Misi Ruang Kutilang

1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang memerlukan

pelayanan keperawatan, sesuai dengan kebutuhan manusia seutuhnya

(bio, psiko, sosial, dan spiritual) yang ada di Ruang Kutilang.

2. Berusaha memberikan pelayanan secara efektif dan efisien kepada pasien

di Ruang Kutilang.

3. Berusaha memberikan kenyamanan dan kepuasan pelayanan kepada

pasien dan keluarganya.

4. Mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit/ komplikasi lebih lanjut

pada pasien.

3.3.1.3 Motto

1. Senantiasa berusaha mengutamakan kesehatan pasien.

2. Perawat senantiasa berusaha mengembangkan dan meningkatkan

kemampuan serta kompetensi diri dalam bidang ilmu keperawatan


62

3.3.1.4 Tujuan Perawatan Ruang Bedah (Kutilang)

1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara terpadu

2. Menurunkan angka kematian.

3. Menyelengarakan pelayanan keperawatan secara komperehensif

3.3.2 Pengaturan Jadwal Dinas Perawat

Pengaturan jadwal dinas staf ruangan Kutilang disusun oleh coordinator yang

disetujui oleh kepala ruangan. Jadwal tersebut telah disusun sebelum bulan

tersebut dimulai. Adapun jadwal dinas tersebut didistribusikan ke unit lain

seperti bidang keperawatan, intalasi gizi dan Ruang Kutilang sebagai arsip.

3.3.3 Standar Operasional Prosedur

Kegiatan pelayanan di Ruang Kutilang sudah dilaksanakan sesuai SOP.

3.3.4 Kajian Manajemen Unit Ruang Kutilang

1. Pelayanan Fisik

a. Lokasi Ruang Kutilang terletak di bagian barat RSUD Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung, tidak terlalu jauh dari sarana pendukung asuhan seperti:

Ruang ICU, Ruang Anastesi dan UGD.

b. Ruang Kutilang mempunyai ruang perawatan yang terdiri dari:

Menurut data dari Rumah Sakit jumlah kapasitas tempat tidur 38 tempat

tidur, didukung oleh data di lapangan bahwa benar terdapat tempat tidur,

dengan rincian sebagai berikut: 38 tempat tidur (9 TT untuk kelas II, dan 29

TT untuk kelas III).

c. Ruang Kutilang sudah terdapat struktur organisasi ruangan yang ditempel di

dinding samping ruang kepala ruangan.


63

d. Berikut ini adalah deskripsi keadaan masing-masing Lantai:

Gambar 3.1 Denah Ruang Kutilang

Kelas III.D
Gudang

Kelas II C Kelas III C

Ruang Coas Kelas III B

Kelas IIB Kelas III A

Kelas II A Nurse Station

Ruang Perawat Lorong Menunju


Ruang mawar

Ruang
Dapur Kepala Ruangan
Adminitrasi

Pintu Utama

a) Jarak antara tempat tidur antara bed yang satu dengan yang lainnya

terlalu dekat yaitu 30 cm setiap tempat tidur dilengkapi kasur laken dan

selimut pasien, Jenis tempat tidur yang digunakan sebagian adalah

tempat tidur beroda untuk Ruangan kelas II dan Ruangan kelas III.

b) Setiap tempat tidur dilengkapi dengan satu buah lemari pakaian

sekaligus meja pasien dan satu buah kursi. Standar infus dan tabung

oksigen disesuaikan dengan kebutuhan klien.

1) Terdapat satu buah kamar mandi di masing-masing ruangan keadaan

kamar mandi bersih dan tidak bau.


64

2) Pada saat pengamatan terdapat dua buah tempat yang sudah dibedakan

antara yang medis dan non medis berupa trash-bag berwarna hitam,

dipergunakan untuk membuang sampah non medis dan trash-bag

berwarna berwarna kuning dipergunakan untuk membuang sampah medis

dan dua buah kotak sampah besar yang berada luar ruangan dan di

belakang ujung ruangan.

3) Ruang perawat

a) Terdapat 1 Ruang perawat

b) Dilengkapi dengan:

- 3 buah meja, untuk menulis hasil pengkajian maupun dokumentasi

dan edukasi

- 1 buah TV

- 1 buah kulkas

- 2 buah lemari kayu dengan kapasitas 2 pintu

- 1 buah lemari kaca dengan kapasitas 1 pintu

- 1 Meja komputer

- 1 komputer

- 1 buah Box obat untuk menyimpan obat

- 1 buah meja injeksi untuk mengoplos obat

- 1 buah alat EKG

- 1 buah kotak emergensi

4) Ruang kepala Ruangan

a) 3 buah meja

b) 4 buah kursi lipat dan 2 buah korsi plastik


65

c) 1 buah lemari kaca dan 1 buah lemari plastik

d) 1 buah kulkas

e) Kamar mandi

f) 1 buah TV

g) 1 buah bufet

h) 1 buah pendingin ruangan (AC)

5) Ruang mahasiswa (Nurse Station)

a) 1 buah meja besar

b) 1 buah meja kecil

c) 1 buah lemari lemari

d) 1 buah kamar mandi

e) 1 Whashtafel

f) 1 buah alat sterilisator

g) 3 buah troli untuk tindakan (beserta instrumen ganti balutan dan lain-

lain)

6) Ruang dapur

a) 1 buah kompor gas dua tungku

b) Alat memasak ruangan

c) Alat makan dan minum

7) Ruang Konsultasi

8) Ruang Mahasiswa / Ruang Co ass

9) Gudang

a) 2 buah troli besar untuk tindakan

b) 3 Skerem
66

c) 1 buah tiang infus cadangan

d) 1 buah kereta dorong ( kereta belanja)

e) Bantal

f) Matras cadangan

g) Alat kebersihan

10) Fasilitas Alat Tenun

Tabel 3.3
Daftar Inventaris Alat Tenun Ruang Kutilang Tahun 2018

No Nama Barang Jumlah Kondisi

Baik
1 Sprai 40

2 Stik laken 20 Baik

11 Baik
3 Perlak

4 Sarung bantal 20 Baik

38 Baik
5 Kasur

6 Kain skern 2 Baik

38 Baik
7 Bantal

Sumber : Data Sekunder

11) Fasilitas Alat Medis

Tabel 3.4
Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Kutilang Tahun 2018

No Nama Barang Jumlah Kondisi

2 Baik
1 Suction
3 Baik
2 Kursi roda
3 Baik
3 Tensi meter
20 Baik
4 Manometer O2

5 Stetoskop dewasa 2 Baik


67

6 Stetoskop 1 Baik

10 Baik
7 Pinset anatomis

8 Pinset sirurgis 10 Baik

1 Baik
9 Gunting verban
4 Baik
10 Nierbeken
3 Baik
11 Tong spatel
2 Baik
12 Bak instrumen
10 Baik
13 Kom kecil
1 Baik
14 Kom besar

15 Gunting jaringan 2 Baik

1 Baik
16 Tromol kasa besar

17 Tromol kasa kecil 1 Baik

14 Baik
18 Pot urinal

19 Pispot 10 Baik

34 Baik
20 Standar infus

21 Termometer raksa 1 Baik

1 Baik
22 Termometer digital

23 Brancar 2 Baik

4 Baik
24 Timbangan
1 Baik
25 Bak spuit kecil
4 Baik
26 Dorongan instumen
1 Baik
27 Tensi duduk
1 Baik
28 WWZ
1 Baik
29 Ambubag

30 Gunting heakting 3 Baik

1 Baik
31 Nebu

32 Korentang 2 Baik

Sumber : Data Sekunder


68

2. Non Fisik

a. Hubungan Perawat–Klien

Interaksi perawat & klien: terjadi saat perawat melakukan tindakan

keperawatan langsung, misalnya saat perawat memasang infus, penyuntikan

obat. Hubungan juga terjadi ketika melakukan asuhan tidak langsung,

misalnya ketika melakukan pengecekan jumlah pasien dan melihat kondisi

pasien, dll.

b. Hubungan Perawat – Perawat/ Manager ruangan

1) Dari hasil pengamatan, proses komunikasi berjalan baik, pengambilan

keputusan dilakukan dengan musyawarah, jika keadaan mendesak

keputusan diambil oleh kepala Ruangan

2) Serah terima tugas atau timbang terima dilakukan oleh perawat yang

bertugas pada shift sebelumnya ke shift berikutnya. Dalam serah terima

ini, juga dibicarakan mengenai informasi-informasi terbaru yang perlu

diketahui oleh perawat, tentang rencana tidakan yang sedang, dan akan

dilakukan.

3) Visite atau serah terima klien secara langsung ke Ruangan dilakukan

dengan keliling

4) Hasil observasi proses overan sudah menggunakan komunikasi Situation,

Background, Assessment, Recommendation (SBAR)

c. Hubungan perawat – profesi lain

1) Dengan dokter

Komunikasi bersifat sosial dan komunikasi yang berhubungan dengan

klien sudah kolaboratif. tehnik komunikasi SBAR dengan dokter juga


69

sudah optimal.

2) Dengan Tim gizi

Komunikasi perawat dengan Tim gizi saling membantu untuk pemenuhan

kebutuhan gizi klien. Komunikasi untuk pelayanan klien dilakukan

dengan komunikasi langsung. Menurut wawancara dengan penanggung

jawab gizi bagian rawat inap, sebelumnya sudah disediakan buku khusus

untuk penanganan masalah gizi, sudah berjalan dan hasilnya di pindahkan

ke dalam status pasien

3) Dengan petugas laboratorium

Komunikasi perawat dengan bagian laboratorium berjalan dengan cukup

baik ditandai dengan misalnya ada suatu klarifikasi tentang bahan dan

hasil pemeriksaan laboratorium.

4) Dengan satpam

Satpam disediakan oleh pusat, Ruangan menerima delegasi dari pusat.

Pengaturan jadwal juga dilakukan oleh pusat. Menurut hasil wawancara

dengan salah satu perawat, satpam dibutuhkan untuk mengatur

pengunjung ketika diadakan visite besar. Perawat menghubungi satpam,

jika diperlukan. Hubungan perawat dengan satpam saling menghargai,

tidak pernah konflik.

5) Dengan cleaning service

Hubungan perawat dengan cleaning service efektif, dan saling

menghargai.
70

d. Hubungan perawat – mahasiswa

Hubungan perawat dengan mahasiswa berjalan baik. Dari hasil wawancara

dengan mahasiswa yang sedang praktik di Ruang Kutilang mengatakan

bahwa secara umum perawat di Ruang Kutilang sudah kooperatif.

1) Man (Manusia)

c) Tenaga keperawatan orang, dengan karakteristik sebagai berikut

(1) Karakteristik ketenagaan berdasarkan spesipikasi pekerjaan

Tabel 3.5
Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Spesifikasi Pekerjaan
di Ruang Kutilang Tahun 2018

No Spesifikasi Pekerjaan Jumlah Persen


1 Perawat 20 75.0
2 Pekarya 5 20.8

3 Administrasi 1 4.2
Jumlah 26 100
Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, sebagian besar (75%) ketenegaan di

Ruang Kutilang adalah tenaga keperawatan.

(2) Karakteristik ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan


Tabel 3.5
Distribusi Ketenagaan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Ruang Kutilang Tahun 2018

No Pendidikan Jumlah Persen

1 Ners 2 7.6

2 Sarjana Keperawatan 4 15.4

3 Diploma III Keperawatan 14 53.8

4 Diploma III Ekonomi 1 3.8

5 SLTA 5 19.2

Jumlah 26 100

Sumber : Data Sekunder


71

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar (53.8%) ketenagaan

di Ruang Kutilang berpendidikan Diploma III Keperawatan.

(3) Karakteristik tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3.6
Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Ruang Kutilang Tahun 2018

No Tingkat Pendidikan Jumlah %

1 D III Keperawatan 14 70.0

2 SI Keperawatan 4 20.0

3 Ners 2 10.0

Jumlah 20 100

Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3.4 di atas, sebagian besar (70.0%) tenaga

keperawatan di Ruang Kutilang berpendidikan Diploma III

Keperawatan.

d) Analisis kebutuhan tenaga keperawatan di Ruang Kutilang

Analisa kebutuhan tenaga perawat di Ruang Kutilang berdasarkan

Rumus Gillies adalah sebagai berikut:

 Rumus Gillies
Σ jam kep yg dibutuhkan klien/hr X rata-rata klien/hr X Σ hr/tahun
Σ hr/tahun – hr libur perawat X Σ jam kerja/hari
= Σ jam kep yg dibutuhkan klien / tahun
Σ jam kerja / tahun
 Waktu perawatan langsung
Perhitungan Jumlah Tenaga Perawatan Ruang Kutilang Maret s/d
Mei 2018
72

Tabel 3.7
Jumlah Tenaga Perawatan Ruang Kutilang

No Bulan Rata-rata Jumlah Jam


Pasien/hari Perawatan/hari
1 Maret 34 107.93
2 April 42 132.57
3 Mei 40 127.48
Rata-rata 39 124.4

 Jumlah kebutuhan tenaga perawat adalah 124.4 / 7 = 17.7

 Antisipasi cuti, sakit dan lain-lain ditambah 25% = 4,84

 Maka jumlah perawat yang dibutuhkan adalah :

= 17,7 + 4,84 + 5.65 = 28.26


= 29 orang
 Berdasarkan perhitungan di atas, maka Ruang Kutilang masih

kekurangan tenaga perawat sebanyak 9 orang.

e) BOR (Bed Occupancy Rate) rata-rata adalah 100 %, LOS (Length Of

Stay) rata-rata 22 hari, BTO (Bed Turn Over) 5,03 kali, TOI (Turn Over

Interval) 0,52 hari di Ruang Kutilang selama 5 bulan terakhir (Januari–

Mei 2018). Tingkat perawatan pasien di Ruang Kutilang bervariasi

mulai dari intermediate care sampai dengan parsial care.

2) Money

Pendanaan Ruang Kutilang berasal dari pusat dari RSUDAM. Untuk

penyediaan barang kebutuhan bagi kelangsungan pelayanan langsung di

drop dari pusat. Biasanya diajukan 1 bulan sekali. Namun ada barang-

barang tertentu yang belum bisa diminta setiap bulan (mesin-mesin), ada

standar waktu tertentu, tergantung dari tender RS.


73

3) Metode

Ruang Kutilang melaksanakan MPKP dengan metode Tim, dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a) Dalam daftar dinas Ruang Kutilang terbagi menjadi 2 tim. Tim 1 terdiri

dari Katim 1 orang dan anggota tim 8 orang, Tim 2 terdiri dari Katim 1

orang dan anggota tim 8 orang.

b) Pembagian pasien untuk Tim 1 bertanggung jawab untuk kelas IIA, IIB,

IIC, III D dan III E. Sedangkan Tim 2 bertanggung jawab untuk kamar

IIIA, IIIB dan IIIC. Tersedia buku laporan pasien untuk 2 Tim yang diisi

lengkap tiap shift yang berisi keadaan umum, pemenuhan KDM, terapi

tindakan yang sudah dan akan dilakukan pada shift berikutnya, dan

buku laporan untuk 2 tim.

c) Operan shift dan pengaturan shift tiap hari terbagi menjadi 3 shift, yaitu

shift pagi dari jam 07.00 WIB – 14.00 WIB, shift sore dari jam 14.00

WIB -21.00 WIB dan shift malam dari jam 21.00 WIB – 07.00 WIB.

d) Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan metode Tim belum optimal

karena kurangnya tenaga keperawatan.

e) Pelaksanaan asuhan keperawatan di Ruang Kutilang menggunakan

metode penugasan Tim, dimana pembagian Tim berdasarkan pembagian

jumlah tempat tidur dan kamar/ kelas perawatan, dimana masing-masing

Tim bertanggung jawab berdasarkan kamar/kelas perawatan, tidak

hanya terfokus pada jenis penyakit tertentu saja pada setiap Tim.

f) Dari hasil observasi selama pengkajian, Tugas Ka.Tim dalam hal

memimpin Timbang terima antara shift dinas belum optimal dilakukan


74

pada pre conference di shif pagi Ketua Tim belum menjalankan

fungsinya sebagaimana mestinya (mengontrol keseluruhan pasien yang

ada di Ruangan pada saat shift dia bertugas, bertanggung jawab

terhadap pasien masuk dan pasien pulang, memonitor perkembangan

pasien yang kondisinya gawat).

g) Dari hasil observasi di ketahuai bahwa Perawat Pelaksana belum

melaksanakan kegiatan Timbang terima/overan pasien saat pergantian

shif kerja ataupun saat ada pasien baru

h) Pembagian ketenagaan untuk setiap Tim adalah sama dikarenakan

keterbatasan tenaga Perawat Pelaksana

i) Struktur organisasi Ruang Kutilang berbentuk lini (struktur organisasi

terlampir) dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah

dilakukan secara musyawarah, sedangkan type kepemimpinannya

adalah kepemimpinan partisipatif dimana pemimpin melibatkan

bawahan dalam pengambilan keputusan atau dalam pelaksanaan

kegiatan pimpinan mau mendengarkan dan mempertimbangkan saran

dari bawahan. Bila kepala Ruangan berhalangan hadir maka

penanggung jawab adalah Wakil Kepala Ruangan.

4) `Machine

a) Ketersediaan alat pencegahan infeksi masih belum sesuai standar:

- Tidak terdapat tempat cuci tangan di ruang tindakan / ruang

perawatan, tempat cuci tangan hanya terdapat di ruang observasi.

- Tidak tersedia sabun cair di setiap westafel

- Tidak tersedia handuk sekali pakai/tissue


75

- Tidak tersedia poster kebersihan tangan di ruangan

- Tidak tersedia handrub di setiap ruangan

b) Tidak tersedia leaflet/poster/brosur sebagai alat edukasi bagi pasien/

keluarga pasien.

c) Tidak tersedia label pada kotak obat pasien, spuit yang telah terisi obat

tidak diberi lebel, keterangan hanya ditulis pada pembungkus spuit.

d) Tidak terdapat keterangan/label pada botol infus yang sedang terpasang,

seperti faktor tetesan, jumlah botol yang telah masuk.

e) Peletakan Rekam Medis pasien tidak rapih

5) Marketing

1. Adanya pelanggan peserta asuransi kesehatan seperti BPJS (PBI dan

Non PBI), Jamkeskot dan Jasa Raharja.

2. Adanya kerjasama yang baik antara Institusi Pendidikan Kesehatan dan

Rumah Sakit untuk kegiatan praktek klinik mahasiswa.

3.3.5 KAJIAN MANAJEMEN ASUHAN RUANG KUTILANG

3.3.5.1 PELAYANAN

1. Flow of care

Hasil pengkajian yang dilakukan dari tanggal 04-06 Juni 2018 didapatkan data

sebagai berikut:

a. Alur pasien masuk

1) Setiap pasien baru yang diterima selalau diperiksa statusnya oleh perawat

di Ruang Kutilang, Perawat atau Mahasiswa terlebih dahulu menyiapkan

tempat tidur untuk pasien baru. Pasien diantar oleh petugas UGD ke

ruangan. Kadang–kadang perawat dan mahasiswa membantu memindahkan


76

pasien ke tempat tidur. Setelah itu perawat mengatur peralatan pendukung

sesuai kebutuhan pasien dengan di bantu mahasiswa (mengatur tetesan

infus/ O2/DC/NGT, dll). Pengkajian tanda-tanda vital dan pemeriksaan

fisik lainnya dilakukan oleh perawat dan terkadang di lakukan oleh

mahasiswa ners/D.III keperawatan yang sedang praktek untuk mencapai

targetnya namun tetap dalam pengawasan perawat ruangan. Tetapi hasilnya

di serahkan kepada perawat untuk selanjutnya di masukan ke dalam status

pasein.

2) Orientasi pasien baru tentang tata tertib dan lingkungan ruangan sudah

dilakukan. Edukasi pasien dan keluarga tentang tata tertib dan lingkungan

edukasi lainnya dilakukan setelah selesai pengkajian terhadap pasien baru.

3) Dari hasil observasi selama pengkaian, waktu kunjungan sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Tetapi Penunggu pasien tidak menggunakan

kartu tunggu dan jumlah penunggu pasien terkadang lebih dari satu orang.

Di samping itu terkadang keluarga pasien membawa anak di bawah umur.

Perawat maupun kepala ruangan atau koordinator ruangan sudah

mengingatkan hal tersebut dan terkadang harus melibatkan tim keamanan

rumah sakit.

b. Alur penanganan pasien gawat

Pasien yang berada dalam keadaan kritis diobservasi oleh perawat dan di

bantu oleh mahasiswa keperawatan yang sedang praktek. Apabila keadaan

pasien makin memburuk, perawat segera melaporkan kepada dokter yang

bersangkutan atau dokter jaga. Dokter akan memeriksa pasien dan

merencanakan tindakan, perawat kemudian menyiapkan tindakan yang akan


77

dilakukan dan merencanakan asuhan keperawatan. Dokter menjelaskan

tentang keadaan pasien kepada keluarganya, rencana perawatan dan

pengobatan yang akan diberikan kepada keluarga pasien serta memberikan

informasi tentang rencana perawtan dan pengobatan yang akan di berika

kepada pasien. Perawat melakukan tindakan-tindakan kolaboratif sesuai

perintah dokter dan tindakan-tindakan mandiri sesuai kebutuhan pasien.

c. Alur penanganan pasien meninggal dunia

Apabila pasien tidak tertolong lagi (meninggal dunia), perawat melakukan

perawatan pada pasien yang meninggal dunia dengan melepas segala alat

kesehatan yang terpasang di tubuh pasien setelah itu perawat dengan di bantu

oleh mahasiswa membungkus jenazah dengan kain yang disediakan oleh

keluarga, selanjutnya perawat membuat laporan kematian kebidang perawatan

dan setelah semuanya selesai baru jenazah diantar ke ruang jenazah dengan

menyertakan surat keterangan meninggal yang sudah di tanda tangani oleh

dokter.

d. Alur pasien pulang

Pasien pulang dapat dikarenakan pasien sembuh atau karena alasan lain.

Perawat menyiapkan rencana perawatan di rumah dan menjelaskan kepada

pasien (discharge planning). Perawat menjelaskan cara meyelesaikan

administrasi, rencana tindak lanjut perawatan, diit makan, obat yang harus

diminum, serta waktu kontrol yang ditulis dengan lengkap. Setelah semua

terselesaikan barulah pasien boleh dibawa pulang.


78

e. Alur pemeriksaan diagnostik

1) Untuk pemeriksaan laboratorium (Lab) : dokter menulis jenis pemeriksaan

yang akan dilakukan pada pasien yang bersangkutan sesuai dengan

kebutuhan, perawat menyiapkan alat-alat dan menjelaskan tujuan

pemeriksaan lab, kemudian perawat mengambil bahan laboratorium

(darah/ urine/ feses/ sputum, dll) dan mengirimkan bahan-bahan ke

laboratorium Rumah Sakit dan tinggal menunggu hasil.

2) Pemeriksaan radiologi: perawat membuat formulir permintaan

pemeriksaan yang telah diisi lengkap sesuai anjuran dokter, kemudian

mendaftarkannya ke bagian radiologi kemudian perawat dengan dibantu

oleh mahasiswa praktek mengirim pasien keradiologi untuk melakukan

tindakan yang terjadwal.

3) Pasien yang dikonsulkan ke bagian lain, setelah dokter menulis permintaan

konsul maka perawat dengan dibantu mahasiswa atau pekarya atau

keluarga pasien membawa status pasien tersebut ke bagian yang dituju.

Dari hasil pengamatan, untuk alur pemeriksaan diagnostik sudah sesuai

dengan protap yang ada di Ruang Kutilang.

f. Alur pasien pindah

Pasien yang akan pindah ke ruangan lain baik karena pindah kelas perawatan

maupun karena indikasi kasus penyakit setelah disetujui dan tempat tersedia

maka perawat dengan dibantu mahasiswa atau pekarya memindahkan pasien

tersebut ke ruangan yang dituju. Perawat melakukan Timbang terima baik

secara lisan maupun tulisan tentang perawatan yang diberikan pada pasien

tersebut selama dirawat di Ruang Kutilang.


79

2. Pengelolaan

Ruang Kutilang Menangani Berbagai Jenis Penyakit:

a. Farmasi

1) Bagian Farmasi Menerima Orderan Terapi Sesuai Dengan Advice Dokter

2) Setiap Shift Melakukan Kontrol Terhadap Obat Yang Sudah Diberikan

Oleh Petugas Dan Mahasiswa Farmasi. Obat Oral Yang Diberikan Dari

Bagian Farmasi Di Alokasikan Untuk 3 Hari.

b. Gizi

Bila ada pasien baru, Tim gizi hanya menerima order diit pasien dari Ruang

Kutilang tanpa melakukan screening terlebih dahulu.

c. Dokter

Setelah selesai melakukan pengkajian dokter langsung menginstruksikan

orderan, misalnya pemeriksaan penunjang atau terapi yang akan diberikan

yang sesuai dengan kondisi pasien.

d. Laboratorium

Laboratorium menerima bahan pemeriksaan yang dikirim dari ruangan.

e. Pemulangan pasien berdasarkan atas instruksi dokter, perawat tidak

mempunyai wewenang untuk memulangkan pasien, pasien pulang dengan

persetujuan dokter, dokter dan memberikan penyuluhan tentang diit, kontrol

dan memberikan resep untuk obat di rumah dan cara minumnya.

f. Perencanaan discharge planning sudah masuk dalam nursing care plan yang

dibuat perawat.

g. Penkes untuk pasien pulang dilakukan oleh dokter, perawat biasanya

mengingatkan waktu kontrol dan obat yang harus diminum.


80

3.3.5.2 Pendidikan

1. Pendidikan pada pasien dan keluarga :

Pendidikan pada pasien dan keluarga di Ruang Kutilang belum dilakukan dengan

baik, tidak tersedia media edukasi seperti leaflet, brosur atau poster disekitar

pasien.

2. Pendidikan para calon praktisi keperawatan dan kedokteran

Mahasiswa yang praktek di Ruang Kutilang harus mendapatkan kompetensi

yang telah ditargetkan dari institusi masing-masing.

3. Adapun calon praktikan yang praktek di Ruang Kutilang dalam 1 tahun terakhir:

a. Mahasiswa D3 Keperawatan

b. Mahasiswa S1 Keperawatan

c. Mahasiswa profesi ners

d. Mahasiswa S1 kedokteran

4. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa ruang Kutilang tidak pernah membatasi

jumlah mahasiswa praktik sesuai dengan kebutuhan kopetensi jumlah mahasiswa

yang banyak di atur oleh CI lahan, dalam mengatur jadwal dinas yang

sebelumnya dimusyawahkan oleh CI 1 dengan CI lainya hal ini dilakukan untuk

mengurangi penumpukan mahasiswa praktik, namun ada beberapa institusi yang

sudah membuatkan jadwal dinas bagi mahasiswa nya.

5. Dari hasil wawancara dengan salah satu mahasiswa asal institusi tertentu

mengatakan bahwa kompetensinya yaitu membuat tugas asuhan keperawatan

pada pasein dengan gangguan muskuloskeletal. Berdasarkan penilaian mereka

kompetensi yang diharapkan dari institusi tercapai dan tepat sasaran di samping

itu sistem bimbingan CI yang ada diruang Kutilang cukup memuaskan.


81

6. Penelitian diruang Kutilang dilakukan bila institusi dan diklat sudah ada

perjanjian pihak ruangan menyetujui dan menerima mahsiswa praktek apabila

sudah membawa surat ijin penelitian.

3.3.5.3 Penelitian

1. Selama melakukan praktek keperawatan manajemen di Ruang Kutilang, tidak

ada yang sedang melakukan penelitian

2. Dari keterangan salah seorang CI, hasil penelitian yang pernah dilakukan di

Ruang Kutilang sudah pernah dipublikasikan oleh peneliti kepada pihak Ruang

Kutilang sendiri

3.3.5.4 Manajemen Asuhan Keperawatan

1. Operan

Berdasarkan pengamatan diketahui masing-masing ketua tim melaksanakan

operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada perawat pelaksana yang

ada dalam satu group. Ketua tim akan konfirmasi atau supervise tentang kondisi

pasien segera setelah selesai operan pasien.

2. Pre konference

Hasil wawancara pada perawat ruangan yang ada, kegiatan pre confrense yang

dilakukan yaitu pelaksana menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi

tanggung jawabnya, menjelaskan masalah keperawatan pasien, keperawatan dan

rencana keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya perawat pelaksana

melakukan konfirmasi/supervise tentang kondisi pasien segera setelah selesai

operan. Ketua tim membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai kemampuan
82

yang dimiliki dengan memeperhatikan keseimbangan kerja, perawat

mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan pasien/tindakan.

3. Post konference

Hasil wawancara pada perawat ruangan yang ada, kegiatan pre confrense yang

dilakukan menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

Ketua tim menerima penjelasan dari perawat pelaksana tentang hasil asuhan

keperawatan yang telah dilakukan. Mendiskusikan masalah yang ditemukan

dalam memberikan askep pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya.

Ketua tim memberikan reinforcement positif pada perawat pelaksana, dan ketua

tim menyimpulkan hasil post conference. Mengklarifikasi pasien sebelum

melaksanakan operan tugas jaga shift jaga berikutnya (melakukan ronde

keperawatan).

4. Ronde keperawatan

Hasil wawancara dan observasi menunjukkan kegiatan ronde keperawatan tidak

terlaksana dengan baik, baik antara ketua tim dengan perawat pelaksana maupun

antara pembimbing praktik klinik dengan mahasiswa tidak melakukan bimbingan

klinik keperawatan kepada mahasiswa praktik yang ada dalam groupnya dalam

rangka orientasi dan pelaksanaan praktik keperawatan (ronde keperawatan/ bed

site teaching).

5. Supervisi Keperawatan

Proses supervisi belum berjalan dengan baik, pengawasan dilaksanakan secara

langsung maupun tidak langsung.


83

6. Discharge planning

Di ruang Kutilang telah tersedia Discharge planning (alur pulang), yang telah

disosialisasikan kepada semua perawat pelaksana.

7. Dokumentasi Keperawatan

a. Aplikasi proses keperawatan

1) Format laporan pasien per Tim: berisi nomor kamar dan bed, nama pasien,

sub bagian diagnosa, keterangan berisi implementasi yang dalam

formatnaya tersebut dibagi dalam tiga shift yaitu pagi, siang dan malam.

Format laporan ini mencakup lima tahapan proses keperawatan. format

tersebut pada kolom implementasi dituliskan tentang keadaan umum

pasien, kesadaran pasien, alat-alat yang terpasang, tindakan yang sedang

atau akan dilaksanakan selanjutnya. Pada umumnya format ini digunakan

sebagai komunikasi antar perawat.

2) Untuk dokumentasi nomor kamar dan bed, nama pasien, nama obat, sudah

disatukan kedalam buku status pasien. Untuk Pemberian obat injeksi sudah

sesuai dengan instruksi dokter. Pemberian obat injeksi dilakukan oleh

perawat dengan dibantu oleh mahasiswa karena untuk memenuhi target

kompetensi mahasiswa, setelah itu keluarga pasien wajib menanda tangani

lembar bukti pemberian obat.

b. Pengkajian

1) Format pencatatan tanda-tanda vital terdiri dari nomor kamar, nama

pasien, nadi, respirasi dan suhu, ditulis per shift pagi, sore dan malam.

2) Kami mengkaji tentang proses keperawatan dengan cara observasi dan

studi dokumentasi dan wawancara, dimana data yang didapat adalah :


84

a) Perawat ruangan sudah melakukan pengkajian sesuai dengan format

yang sudah tersedia.

b) Pengkajian fisik dilakukan oleh perawat, co-ass, dan mahasiswa

keperawatan tetapi dalam pengawasan perawat ruangan. Setelah itu

hasil pengkajian dimasukkan ke dalam status pasien.

c) Dari hasil studi dokumentasi, terhadap dokumentasi askep sudah

lengkap

c. Diagnosa dan Rencana Keperawatan

1) Dari hasil studi dokumentasi askep dapat diketahui bahwa status

perawatan pasien sudah dituliskan mengenai diagnosa, rencana askep,

implementasi dan evaluasi. Lembar pendokumentasian rencana askep yang

sudah ada terdiri dari kolom: data, diagnosa keperawatan, rencana,

tindakan yang terdiri daritujaun dan intervensi, kolom implementasi dan

kolom evaluasi. Untuk tahap diagnosa sampai evaluasi kami kaji dengan

studi dokumentasi terhadap dokumen catatan askep. Khusus untuk

implementasi, kami juga melakukan observasi.

2) Berdasarkan hasil studi dokumentasi askep, sudah disertai format

pengkajian dan format rencana askep dan diisi dengan lengkap.

d. Implementasi asuhan keperawatan

1) Dari hasil observasi terhadap implementasi keperawatan didapatkan bahwa

tindakan yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien cenderung

merupakan tindakan yang berdasarkan instruksi dokter, bukan berdasarkan

rencana keperawatan yang telah dibuat


85

2) Ada bentuk pendokumentasian lain dalam hal rencana tindakan, yaitu

rencana pemberian obat sesuai jadwal pemberian obat

e. Evaluasi

Untuk evaluasi sudah mencerminkan tujuan yang telah dicapai, dalam catatan

perkembangan hanya mencantumkan keadaan umum klien, alat-alat kesehatan

yang sedang digunakan dan menjelaskan kalau obat sudah diberikan, misal:

terapi (√).

3.4 Analisa SWOT

3.4.1 Stregth (Kekuatan)

1. Man

a. Tersedia tenaga perawat 17 dan 1 kepala ruangan

b. Pendidikan tenaga perawat yang ada di ruangan

- S1 Kep + Ners = 4 orang

- S1 Kep = 4 orang

- DIII Keperawatan = 14 Orang

c. Memiliki kepala ruangan yang pernah mengikuti pelatihan manajemen

bangsal.

d. Sudah memiliki visi, misi dan motto.

e. Memiliki program MPKP-RS

f. Memiliki program edukasi

2. Metode

a. Perawat sudah melakukan perencanaan pulang


86

3. Material

a. Ruang Kutilang sudah tersedia pembuangan sampah medis dan non

medis juga terdapat safety box

b. Terdapat struktur organisasi

c. Memiliki penerangan yang baik

d. Terdapat meja dan kursi untuk dokter, Karu, perawat ruangan, keluarga

pasien dan mahasiswa

e. Terdapat SOP ruang Kutilang

f. BOR tahun 2017 adalah 100%

4. Money

Adanya anggaran ruang Kutilang dari APBD dan BLUD

5. Mechine

a. Terdapat alat monitor TTV

b. Terdapat troli emergency.

3.4.2 Weaknes (Kelemahan)

1. Man

a. Jumlah perawat yang tersedia 20 orang, sedangkan kebutuhan di Ruang

Kutilang 29 orang sehingga terdapat kekurangan 9 orang.

b. Kurangnya perawat yang mengikuti pelatihan baik pelatihan inhouse

maupun pelatihan keperawatan di luar lingkungan RS

2. Metode

a. Belum diterapkan metode MPKP

b. Pre dan Post conference belum dilakukan secara rutin

c. Belum dilakukan ronde keperawatan secara rutin


87

3. Material

a. Berkas RM masih belum tersusun dengan rapih

b. Belum terdapat wastafel di ruang perawatan, belum terdapat handuk

untuk mengeringkan tangan.

4. Money

a. Salary tenaga honor dan TKS belum sesuai UMR

5. Mechine

a. Belum dipisahkan alat yang digunakan antara pasien infeksius dan non

infeksius.

3.4.3 Opportunity

1. Man

a. Terdapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan bagi perawat

b. Terdapat mahasiswa yang sedang praktek sehingga dapat membantu

pelaksanaan tugas keperawatan

2. Metode

a. Kepala ruangan sudah mengikuti manajemen bangsal

b. Dapat dibuat jadwal ronde keperawatan sehingga dapat dilaksanakan

secara rutin

c. Kerjasama dengan keluarga pasien untuk monitor intake dan output

d. Terdapat SOP di ruangan

3. Material

Perbaikan untuk alat-alat yang rusak


88

4. Money

Pengajuan anggaran ke bagian keuangan rumah sakit untuk pengadaan

barang dan alat yang dibutuhkan ruangan.

5. Mechine

Dilakukan kalibrasi alat oleh bagian sarana prasarana.

3.4.4 Treat (Ancaman)

1. Man

a. Di ruang pegawai jarang menggunakan APD dalam melakukan tindakan

keperawatan

b. Pegawai berisiko tertular penyakit menular akibat tidak menggunakan

APD

c. Adanya perawat yang izin, cuti dan sakit

d. Perlunya peningkatan perawat dikarenakan persaingan bebas dunia

(MEA) sudah didepan mata

2. Metode

a. Belum ada pelabelan pada spuit untuk meminimalkan kejadian salah

pemberian obat.

b. Beban yang ditanggung oleh perawat pada shif sore dan malam lebih

berat karena kurangnya tenaga keperawatan (hanya 3 orang yang dinas

saat shif sore dan shif malam)

3. Material

a. Tidak ada televise mengakibatkan anak rewel karena sulit untuk

dialihkan
89

4. Money

Tidak adanya uang kas, sehingga setiap kebutuhan harus menunggu realisasi

dari rumah sakit.

5. Mechine

Dengan penambahan jumlah tempat tidur dan ruangan tidak dibarengi

dengan penambahan sarana dan prasarana, contoh: suction pum, nebulazer.

3.5 Perumusan Masalah

Tabel 3.9 Perumusan Masalah

No Identifikasi Masalah Penyebab

Manajemen Asuhan Keperawatan

1 Belum efektifnya pelaksanaan pre-post Perawat tidak memiliki waktu untuk


komprence di ruang Kutilang RSUD Dr. melakukan pre confrence karena
Hi. Abdul Moeloek kurangnya tenaga keperawatan

2 Belum efektifnya pelaksanaan ronde Belum dilaksanakan kegiatan diskusi/


keperawatan di ruang Kutilang RSUD Dr. bedside teaching untuk membahas pasien
Hi. Abdul Moeloek dengan kondisi tertentu
90

3.6 Prioritas Masalah

Tabel 3.10 Prioritas Masalah

Prioritas
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor

Manajemen Asuhan Keperawatan

1 Belum efektifnya 3 3 3 2 2 13 VI
pelaksanaan komunikasi
terapeutik di ruang
Kutilang RSUD Dr. Hi.
Abdul Moeloek

2 Belum efektifnya 3 3 2 2 2 12 VII


pelaksanaan ronde
keperawatan di ruang
Kutilang RSUD Dr. Hi.
Abdul Moeloek

Keterangan :
 Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
 Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
 Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
 Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
 Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
91

3.7 PLANNING OF ACTION (POA)


Tabel 3.11 PLANNING OF ACTION (POA)
Penanggung
No Masalah Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu/ Tempat Media
Jawab

Manajemen Asuhan Keperawatan

1 Belum efektifnya
pelaksanaan operan:

Perawat belum
memperkenalkan diri - Reedukasi tentang Pre post confrence di Seluruh Nurse station Lembar Balik Siska
pada pasien atau pengertian, tujuan, manfaat ruang Kutilang dapat Perawat Ruang Kutilang
keluarga pasien pada dari kegiatan pre post terlaksana dengan optimal ruangan
saat operan confrence. Kutilang

2 Belum efektifnya
pelaksanaan ronde
keperawatan:

Belum dilaksanakan
kegiatan diskusi/
Menjadi role model terhadap - Perawat dapat Ruang Nurse station Lembar Balik Siska
bedside teaching untuk
pelaksanaan ronde melaksanakan ronde Kutilang Ruang Kutilang
membahas pasien
keperawatan waktu bed side keperawatan dengan
dengan kondisi tertentu
teaching dengan didampingi benar
Katim dan 2 perawat
92

BAB IV

PEMBAHASAN

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis serta proaktif dalam

menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen adalah sebuah proses yang

memandu dan mengarahkan semua atau bagian dari organisasi yang secara terus-

menerus mengembangkan dan memanipulasi sumber-sumber. Tindakan memanage,

menangani, supervisi, atau mengontrol merupakan deskripsi dari manajemen.

Berdasarkan Nursalam (2014), manajemen keperawatan merupakan suatu pelayanan

keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan

empat fungsi manajemen, antara lain: perencanaan, pengorganisasian, motivasi dan

pengendalian yang saling berhubungan mendukung asuhan keperawatan yang

bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat.

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai

operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau

penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre

conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana

harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim, sedangkan Post conference

adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang

shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep

tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference

dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).

Dari teori yang ada maka pre conference adalah komunikasi katim dan perawat

pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang
93

dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim

tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan, isi pre conference adalah

rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim.

Pelaksanaan operan jaga, pre-post conference yang dilakukan di ruang

Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek belum berjalan dengan optimal sejak 2010.

Hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi serta pendelegasian diri kepala ruang ke

koordinator shift pada operan jaga. Pada kegiatan pre-post conference belum bisa

berjalan optimal di karenakan di pagi hari mobilitas kerja sangat tinggi.

Tabel 3.1
Pelaksanaan Pre Post Confrence Sebelum Intervensi

Pre Post Confrence Frekuensi Persentase


Tidak Baik 10 55.6
Baik 8 44.4
Total 18 100.0

Hasil pengkajian sebelum dilakukan intervensi tentang pelaksanaan operan

jaga, pre-post conference di di ruang Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek

didapatkan hasil persentase pelasksanaan Pre Post Confrence Sebelum Intervensi

sebagian besar tidak baik. Dari permasalahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelaksanaan operan jaga, pre-post conference di di ruang Kutilang RSUD Dr. Hi.

Abdul Moeloek belum optimal.

Adapun untuk mengoptimalkan pelaksanaan operan jaga, pre-post

conference di ruang di ruang Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek perawat

melakukan langkah-langkah yaitu (1) Koordinasi dengan karu, katim dan anggota

tim untuk pelaksanaan operan jaga, pre-post conference, (2) Menyamakan persepsi

tentang operan jaga, pre-post conference, (3) Melakukan role model pelaksanaan

operan jaga, pre-post conference,(4) Melakukan pendampingan dalam pelaksanaan


94

operan jaga, pre-post conference,(5) Diskusi terkait permasalah yang dihadapi saat

pelaksanaan operan jaga, pre-post conference.

Tabel 3.1
Pelaksanaan Pre Post Confrence Sesudah Intervensi

Pre Post Confrence Frekuensi Persentase


Tidak Baik 6 33.3
Baik 12 66.7
Total 18 100.0

Setelah dilakukan intervensi pada pelaksanaan pre post conference sebagian

besar baik yaitu 12 orang (66.7%). Dari pencapaian hasil tersebut pelaksanaan

operan jaga, pre-post conference ada perbaikan ke arah yang lebih baik walau belum

optimal. Dimana kegiatan pre-post confrence dihadiri oleh seluruh perawat.saat

kegiatan pre confrence kepala ruangan memberikan kesempatan kepada perawat

yang dinas sebelumnya untuk menyampaikan masalah pasien. Kepala ruangan turut

berusaha memberikan/ mencari solusi terhadap permasalahan yang dijumpai perawat

dan Kepala ruangan memberikan arahan saat pre-Conference.

Faktor Pendukung dalam pelaksanaan kegiatang operan jaga, pre dan post

conference yaitu adanya dukungan dari kepala ruang, ketua tim, perawat pelaksana,

dan preceptor rumah sakit untuk membantu dalam mengoptimalkan pelaksanaan

operan jaga, pre dan post conference; adanya saran dan masukan dari kepala ruang;

adanya kerja sama dengan sesama anggota kelompok stase manajemen keperawatan ;

adanya kerjasama dari perawat sehingga mau melakukan tindakan operan jaga, pre

dan post conference. Sedangkan faktor kendala yang di hadapi adalah kesibukan

diruangan sehingga pelaksanaan post conference tidak dapat diterapkan secara

optimal, khususnya di siang dan malam hari-post conference tidak bisa terlaksana

optimal.
95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan project pembaharuan selama 2 minggu di ruang Kutilang

RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, dapat disimpulkan:

1. Tujuan praktek manajemen keperawatan secara umum dapat tercapai melalui

pengelolaan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan yang

dilakukan, walaupun masih terdapat banyak kekurangan.

2. Dalam usaha melakukan perubahan pada suatu tempat, harus mampu

membaur terlebih dahulu dengan lingkungan untuk mendapatkan

permasalahan apakah yang dirasakan dan diharapkan dapat diselesaikan,

sehingga ide-ide pembaharuan akan dapat diterima dengan baik.

3. Masalah yang ditemukan di ruang Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung berdasarkan hasil wawancara dan observasi adalah: belum

efektifnya pelaksanaan ronde keperawatan di ruang Kutilang RSUD Dr. Hi.

Abdul Moeloek

Dari kegiatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil:

Ronde keperawatan dilakukan pada tanggal 10 Juni 2018, yang diikuti oleh

perawat di ruang Kutilang RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek.

B. Saran

1. Bagi kepala ruang

Kepala ruang diharapkan agar selalu mendelegasikan informasi ke

koordinator shift.
96

2. Bagi Katim dan Associate

Bagi Katim dan perawat Associate agar selalu melaksanakan pre-post

conference.

Anda mungkin juga menyukai