PENDAHULUAN
Perubahan dan perkembangan dunia pendidikan seperti sekarang ini merupakan suatu
hasil yang terus menerus dilakukan sebagai konsekuensi terhadap dinamika perkembangan
zaman. Perubahan disini dalam arti perbaikan pada semua tingkatan sebagai antisipasi
kepentingan, kebutuhan dan tantangan masa depan dalam dunia pendidikan.
Menyadari pentingnya peningkatan kualitas pendidikan yang akan datang
mempengaruhi sumber daya manusia, maka pemerintah mulai melirik pada peningkatan
kualitas pembelajaran yang akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan
di Indonesia.
Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Apabila
prestasi belajar siswa itu baik, maka kualitas pendidikan stersebut tinggi dan sebaliknya,
apabila prestasi belajar siswa tidak baik, maka kualitas pendidikan sekolah tersebut rendah.
Jarak tempat tinggal mahasiswa merupakan salah satu faktor yang mendukung tingkat
kedisiplinan.Kedisiplinan merupakan hal penting dalam meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa di lingkungan pendidikan. Mentaati tata tertib, pola hidup dan kegiatan yang
berdisiplin bagi mahasiswa tanpa adanya paksaan maka akan dapat memotivasi dan
meningkatkan prestasi belajar. Hal ini dapat diterapkan dengan tidak melanggar peraturan yang
sudah ditetapkan.
Memahami dan menyadari kedisiplinan bagi individu maupun lingkungan itu sangat
penting. Selain untuk melatih mengendalikan diri, menghormati dan bertanggung jawab
terhadap tata tertib. Kedisiplinan juga memegang peranan penting guna mengendalikan tingkah
laku dan kedisiplinan juga memegang peranan penting karena jika tanpa disiplin anak akan
menjadi orang yang bimbang, tidak terkendali dan tidak bisa mengambil keputusan.
Dorongan untuk disiplin diri adalah dorongan dari luar. Manusia yaitu pengetahuan
kesadaran dan kemauan membuat disiplin seperti adanya perintah, pengawasan, ancaman,
larangan, pujian dan hukuman. Pelanggaran kedisiplinan juga sering terjadi di sekolah, jenis
pelanggran terjadi karena masalah tingkah laku siswa yang bertahan dan kurang membentuk
kesanggupan disiplin diri.
Brdasarkan hasil pengamatan sehari-hari, mahasiswa semester 1-5 FKH Undana tahun
selalu ada yang datang terlambat. Alasan keterlambatan tersebut dipengaruhi oleh sarana yang
digunakan untuk menempuh jarak ke kampus, umumnya sarana yang digunakan mahasiswa
menempuh jarak ke sekolah menggunakan kendaraan umum, sepeda motor, mobil, dan jalan
kaki. Jika sarana merupakan kendala bagi daya tempuh jarak, berarti jarak tempat tinggal dapat
mempengaruhi kedisplinan mahasiwa. Dengan demikian jauh dekatnya jarak dapat
berpengaruh terhadap kondisi mahasiswa terutama pada kedisplinan.
Jarak tempat tinggan merupakan hal yang penting dalam mendukung tingkat
kedisiplinan siswa. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari – hari bahwa siswa yang
tinggal jauh dari kampus tidak disiplin dan juga sebaliknya. Mengingat kedisiplinan
merupakan hal yang sangat penting dalam segala kegiatan terutama prestasi belajar, sehingga
dapat dikatakan bahwa jarak tempat tinggal merupakan alat yang penting atau pendorong
dalam menumbuhkan dan meningkatkan kedisiplinan siswa . Karena adanya permasalahan di
atas, maka peneliti mengangkat judul :
"Hubungan Antara Jarak Tempat Tinggal dengan Kedisplinan Mahasiswa”
2.2. Kedisiplinan
a. Pengertian Kedisiplinan
Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari rutinitas atau yang biasa dikerjakan baik
tepat waktu maupun tidak. Rutinitas yang dilaksanakan secara tepat waktu dan teratur tersebut
melatih kekedisiplinanan. Kedisiplinan diperlukan dimanapun dan kapanpun untuk
menciptakan keteraturan. Kedisiplinan mempunyai beberapa pengertian diantaranya menurut
Lembaga Ketahanan Nasional Indonesia (Lemhamnas) (1997: 12) yang mendefinisikan
kedisiplinan sebagai kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang
mengharuskan orang tunduk kepada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Gordon (1996: 3-4) mendefinisikan kedisiplinan sebagai perilaku dan tata tertib sesuai
dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan, seperti
kedisiplinan dalam kelas atau kedisiplinan dalam tim bola basket yang baik. Berbeda dengan
menkedisiplinan yang berarti menciptakan keadaan tertib dan patuh dengan pelatihan dan
pengawasan dan menghukum atau mengenakan denda, membetulkan, menghukum demi
kebiasaan.
Menurut Arikunto (1990: 114), dalam kedisiplinan dikenal dua istilah yang
pengertiannya hampir sama seperti pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah
kedisiplinan dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban.
Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib
karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapatkan pujian dari atasan.
Selanjutnya pengertian kedisiplinan atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam
mengikuti tata tertib karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah
sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi lebih dahulu kemudian berkembang menjadi siasat.
Imron (2011: 173) menyatakan bahwa kedisiplinan siswa sebagai suatu sikap tertib dan
teratur yang dimiliki oleh siswa di sekolah, tanpa ada pelanggaran–pelanggaran yang
merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap siswa sendiri dan terhadap
sekolah secara keseluruhan. Adapun tujuan penerapan kekedisiplinanan menurut Rimm (2003:
47) adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan
persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung kepada kedisiplinan diri.
Dari beberapa pengertian kedisiplinan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kedisiplinanan adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib atau aturan
yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran diri kegiatannya maupun karena adanya sanksi
atau hukuman.
b. Pentingnya Kedisiplinan
Kedisiplinan sangat penting dilakukan untuk membentuk kebiasaan yang teratur
maupun ketertiban dimanapun berada. Begitu pula seorang siswa, sangat penting untuk
berkedisiplinan baik di sekolah, belajar, di rumah, mengerjakan tugas, mematuhi tata tertib
yang ada dan sebagainya sehingga dengan adanya kedisiplinan maka siswa dapat tertib
dimanapun. Kedisiplinan berperan penting dalam membentuk individu yang berciri
keunggulan. Menurut Tulus Tu’u (2004: 37), kedisiplinan sangat penting karena alasan berikut
ini:
a. Dengan kedisiplinan yang muncul karena kesadaran diri sendiri, siswa berhasil dalam
belajarnya. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada
umumnya terhambat optimalisasi potensi dan prestasinya.
b. Tanpa kedisiplinan, suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran. Secara positif kedisiplinan memberi dukungan yang tenang dan tertib
bagi proses pembelajaran.
c. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan norma-norma, nilai
kehidupan, dan displin. Dengan demikian anak-anak menjadi individu yang tertib,
teratur, dan kedisiplinan.
d. Kedisiplinan merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika
bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan kepatuhan dan ketaatan merupakan
prasyarat kesuksesan seseorang.
Adapun menurut Maman Rachman (1999) dalam Tu’u (2004: 35) pentingnya kedisiplinan bagi
para siswa adalah sebagai berikut:
a. memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.
b. membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan.
c. cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan peserta didik terhadap lingkungannya.
g. peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif dan bermanfaat
baginya dan lingkungannya.
c. Fungsi Kedisiplinan
Fungsi kedisiplinan sangat penting untuk ditanamkan pada siswa, sehingga siswa
menjadi sadar dengan kedisiplinan akan tercapai hasil belajar yang optimal. Fungsi
kedisiplinan menurut Tulus Tu’u (2004: 38-44) adalah sebagai berikut:
a. Menata kehidupan bersama
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang
lain. Dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi pertikaian antara sesama yang disebabkan
karena benturan kepentingan, karena manusia selain sebagai makhluk sosial ia juga sebagai
makhluk individu yang tidak lepas dari sifat egonya, sehingga kadang-kadang di masyarakat
terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan bersama. Disinilah pentingnya
kedisiplinan untuk mengatur tata kehidupan manusia dalam kelompok tertentu atau dalam
masyarakat sehingga kehidupan bermasyarakat akan tentram dan teratur.
b. Membangun kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sifat, tingkah laku yang khas yang dimiliki oleh
seseorang. Antara orang yang satu dengan orang yang lain mempunyai kepribadian yang
berbeda. Lingkungan yang berkedisiplinan baik sangat berpengaruh terhadap kepribadiaan
seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan
sekolah yang tertib, teratur, tenang, dan tentram sangat berperan dalam membangun
kepribadian.
c. Melatih kepribadian yang baik
Kepribadian yang baik selain perlu dibangun sejak dini, juga perlu dilatih karena
kepribadian yang baik tidak muncul dengan sendirinya. Kepribadian yang baik perlu dilatih
dan dibiasakan, sikap perilaku dan pola kehidupan dan kedisiplinan tidak terbentuk dalam
waktu yang singkat, namun melalui suatu proses yang membutuhkan waktu yang lama.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan akan tercipta dengan kesadaran seseorang untuk mematuhi semua
ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab.
Kedisiplinan dengan motif kesadaran diri lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan
dan ketaatan atas kesadaran diri bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya
kedisiplinan dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Misalnya,
ketika seorang siswa yang kurang kedisiplinan masuk ke suatu sekolah yang berkedisiplinan
baik, maka ia terpaksa harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut
e. Hukuman
Dalam suatu sekolah tentunya ada aturan atau tata tertib. Tata tertib ini berisi hal-hal
yang positif dan harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang
melanggar tata tertib tersebut. Hukuman berperan sangat penting karena dapat memberi
motivasi dan kekuatan bagi siswa untuk mematuhi tata tertib dan peraturan-peraturan yang ada,
karena tanpa adanya hukuman sangat diragukan siswa akan mematuhi peraturan yang sudah
ditentukan.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses kegiatan pendidikan
berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi
guru-guru dan bagi para siswa, serta peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian
diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen, dengan demikian diharapkan sekolah akan
menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tentram dan teratur.
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
Keterangan:
n : jumlah sampel,
N : jumlah populasi,
e : batas toleransi kesalahan (10%)
1 : bilangan konstan
Jumlah sampel = 60
(60 (0.05)2 + 1
= 60
(60 (0.0025) + 1
= 52
n = 52 sampel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh sampel sebanyak 52 orang yang akan
menjadi responden dalam penelitian ini.
Definisi Operasional
Singarimbun (1989) definisi operasional adalah unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata
lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel.
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
No Variabel Definisi Operasional Klasifikasi Skala
1. Jarak Tempat Jauh dan dekat ruang 1. Dekat, yaitu jika Ordinal
sela yang harus ditempuh jarak < 4 km.
Tinggal
oleh seseorang dari 2. Jauh, yaitu jika
tempat jarak > 4 km.
seseorang bernaung atau
tinggal di sebuah rumah
ke kampus
2. Kedisiplinan kedisiplinanan adalah 1. Disiplin, jika Ordinal
perilaku seseorang yang terlambat <2 kali
sesuai dengan tata tertib 2. Tidak disiplin, jika
atau aturan yang berlaku terlambat >2 kali
baik yang muncul dari
kesadaran diri
kegiatannya maupun
karena adanya sanksi atau
hukuman.
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel di atas, untuk mempermudah pengukuran tiap variabel indikator
menggunakan pilihan alternatif jawaban dengan pemberian skor atau nilai. Pengukuran skor
pada penelitian ini menggunakan skala kategori (category scale), yaitu untuk menghasilkan
data berskala nominal dan ordinal. Skala kategori pada penelitiaan ini digunakan untuk
mengukur jarak tempat tinggal dan tingkat kedisiplinan mahasiswa. Pilihan para responden
yaitu respon tunggal, artinya responden hanya dapat memilih satu dari beberapa alternatif
jawaban yang sudah disediakan dalam kuesioner. Guna mempermudah pengolahan
pengukuran data, pertanyaan pada kuesioner memiliki 2 alternatif jawaban yaitu, a dan b
dengan pemberian skala skor 1-2.
I. Hubungan antara Variabel
Variabel Bebas Variabel Terikat
Ket:
Rx1x2y = koifisien korelasi berganda antara X1,X2 dan Y
rx1y = koifisien korelasi antara X1 dan Y
rx2y = koifisien korelasi antara X2 dan Y
r x1x2 = koifisien korelasi berganda
X1 = Variabel Bebas X1
X2 = Variabel bebas X2
Y = Variabel dependent
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN