Anda di halaman 1dari 13

MODUL PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI 2

Disusun Oleh:
ARIF MULYANTO, S.Si, M.Si
DITA PRATIWI KUSUMA WARDANI, S.Si, M.Sc

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021
PRAKATA

Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Modul Praktikum Imunoserologi II dapat
terselesaikan dengan baik. Buku petunjuk ini dibuat guna mendukung sarana dan prasarana
praktikum sehingga dapat terlaksana dengan lancar dan terkendali. Buku petunjuk ini disusun
secara ringkas dan disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan sehingga memudahkan
mahasiswa dalam melaksanakan praktikum.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
proses penyusunan buku petunjuk praktikum ini. Tidak lupa kami mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca demi perbaikan buku petunjuk ini. Semoga buku petunjuk praktikum ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Purwokerto, 23 Februari 2021

Penyusun
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga modul praktikum
Metodologi Penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Modul Praktikum
Imunoserologi II merupakan buku panduan praktikum yang disusun oleh tim pengampu Mata
Kuliah Imunoserologi II Program Studi Teknologi Laboratorium Medik D4 Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Modul praktikum ini memberikan penjelasan secara detail dan mudah dipahami untuk
memahami mata kuliah Imunoserologi II. Modul ini menjabarkan tentang langkah-langkah
pemeriksaan skrining NAPZA, pemeriksaan skrining HIV, pemeriksaan deteksi serologi Dengue
IgG/ IgM, pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Malaria, pengukuran kadar IgE pada penderita
alergi, dan pemeriksaan Treponema pallidum Haemaagglutination (TPHA). Kemampuan ini
diperlukan oleh Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam penguasaan prinsip, prosedur
penggunaan, dan menerapkan diagnosa laboratorium sehingga mahasiswa harus menguasai mata
kuliah ini.
Dengan adanya modul praktikum ini, mahasiswa diharapkan lebih mudah dalam
melaksanakan praktikum di laboratorium. Semoga Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.

Purwokerto, Februari 2021

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Dr. Ns. Umi Solikhah, S.Kep, M.Kep


NIK. 2160188
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Modul .................................................................................................. i


Prakata Penulis ................................................................................................................. ii
Kata Pengantar dari Pimpinan Fakultas ........................................................................... iii
Daftar isi ........................................................................................................................... iv
A. PENDAHULUAN ................................................................................................... v
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ........................................................ v
2. Deskripsi Kegiatan Praktikum ............................................................................. v
3. Waktu Kegiatan Praktikum .................................................................................. vi
4. Prasyarat ............................................................................................................... vi
5. Petunjuk Penggunaan Modul Praktik ................................................................... vi
6. Tujuan Akhir Praktikum (Capaian Pembelajaran Praktikum) ............................. vii
B. MATERI PRAKTIKUM ........................................................................................ 1
1. Pemeriksaan NAPZA ..................................................................................................... 9
2. Pemeriksaan HIV ............................................................................................................ 14
3. Pemeriksaan deteksi antibodi IgG dan IgM pada virus Dengue ............................ 19
4. Pemeriksaan diagnosis malaria melalui Rapid Diagnostic Test.............................. 25
5. Pemeriksaan kadar IgE pada serum penderita alergi secara kuantitatif ................. 32
6. pemeriksaan TPHA untuk konfirmasi penyakit sifilis ............................................. 39
PENDAHULUAN

1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Mata kuliah Imunoserologi II digolongkan dalam kelompok Mata kuliah Keahlian
Berkarya (MKB) dengan bobot SKS sebesar 3 SKS (1 SKS teori perkuliahan dan 2 SKS
praktikum). Teori perkuliahan disampaikan selama 50 menit sebanyak 14 kali tatap muka
sedangkan praktikum dilaksanakan sebanyak 3x 60 menit. Standar kompetensi dan kompetensi
dasar dijelaskan sebagai berikut:
No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan  Mekanisme reaksi antigen-antibodi
memahami reaksi Antigen dan
antibodi
2. Mahasiswa mampu memahami dan  Metode imunokromatografi
dapat melakukan teknik pemeriksaan  ELISA
laboratorium dengan metode  Automated ELISA
imunokromatografi, ELISA,  Imunohistokimia
automated ELISA, dan
imunohistokimia
3. Mahasiswa mampu memahami  Tipe reaksi transfusi
mekanisme reaksi transfusi  Mekanisme reaksi transfuse
4. Mahasiswa mampu memahami  Tipe transplantasi organ
mekanisme transplantasi organ  Mekanisme transplantasi organ
5. Mahasiswa mampu memahami  Definisi reaksi hipersensitivitas
definisi reaksi hipersensitivitas,  Macam-macam reaksi
macam-macam-reaksi, dan contoh hipersensitivitas
penyakit yang berkaitan dengan reaksi  Contoh rekasi hipersensitivitas
hipersensitivitas
6. Mahasiswa mampu memahami  Mekanisme terjadinya autoimun
mekanisme autoimun dan penyakit  Penyakit autoimun
autoimun

2. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah Imunoserologi II digolongkan dalam kelompok Mata kuliah Keahlian
Berkarya (MKB) dengan bobot SKS sebesar 3 SKS (1 SKS teori perkuliahan dan 2 SKS
praktikum). Teori perkuliahan disampaikan selama 50 menit sebanyak 14 kali tatap muka
sedangkan praktikum dilaksanakan sebanyak 3x 60 menit. Substansi dasar yang disampaikan
dalam praktikum Imunoserologi, meliputi pemeriksaan skrining NAPZA, pemeriksaan skrining
HIV, pemeriksaan deteksi serologi Dengue IgG/ IgM, pemeriksaan Rapid Diagnostic Test
Malaria, pengukuran kadar IgE pada penderita alergi, dan pemeriksaan Treponema pallidum
Haemaagglutination (TPHA).
3. Waktu Kegiatan Praktikum
Praktikum Metodologi Penelitian dilaksanakan setiap hari Selasa pukul 13.00-15.00
(Kelas B) dan Kamis pukul 13.00-15.00 (Kelas A) di Laboratorium Hematologi TLM UMP.
Acara Praktikum Imunoserologi II dijelaskan sebagai berikut:
NO TANGGAL ACARA

1. 6, 8 April 2021 Asistensi Praktikum

2. 27, 29 April 2021 Pemeriksaan Skrining NAPZA

Pemeriksaan skrining HIV dan.

3. 4, 6 Mei 2021 Pemeriksaan deteksi serologi Dengue IgG/ IgM

Pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Malaria

4. 25, 27 Mei 2021 Pengukuran Kadar IgE pada penderita alergi,

Pemeriksaan Treponema pallidum Haemaagglutination


(TPHA)

5. 4 Juni 2021 Responsi Praktikum

UJIAN AKHIR SEMESTER (21 JUNI – 3 JULI 2021)

4. Prasyarat
Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah Imunoserologi II apabila sudah lulus mata
kuliah Imunoserologi I.

5. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul praktikum Imunoserologi II membahas tentang judul praktikum, tujuan, dasar
teori, cara kerja, lembar kerja, dan daftar referensi dari masing-masing acara praktikum yang
terdiri atas pemeriksaan skrining NAPZA, pemeriksaan skrining HIV, pemeriksaan deteksi
serologi Dengue IgG/ IgM, pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Malaria, pengukuran kadar
IgE pada penderita alergi, dan pemeriksaan Treponema pallidum Haemaagglutination
(TPHA).

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


 Laporan terdiri atas 2 bagian, yaitu laporan sementara dan laporan resmi.
 Laporan sementara dibuat pada saat praktikum dan mendapat pengesahan dari tim praktikum
Imunoserologi II.
 Format laporan sementara :
a. Tanggal Pemeriksaan
b. Nama Probandus
c. Umur Probandus
d. Hasil
e. Kesimpulan
 Laporan resmi diposting pada Clasroom Praktikum Imunoserologi 1 dan dikumpulkan 1
minggu setelah praktikum sebagai syarat masuk praktikum.
 Format laporan resmi:
o Tanggal Praktikum
o Probandus
I. Tujuan
II. Dasar Teori
III. Metode
IV. Prinsip
V. Alat dan Bahan
VI. Cara Kerja
VII. Harga Normal
VIII. Hasil Pemeriksaan
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan
 Baik laporan resmi maupun laporan sementara WAJIB ditandatangani oleh praktikan.
 Bagian akhir laporan pada setiap acara praktikum, ditandatangani oleh praktikan sebagai
legalitas telah menyelesaikan pembuatan laporan.
 Laporan dikumpulkan paling lambat pukul 18.00 (bila jadwal praktikum pukul 13.00-
17.00 WIB)

6. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti mata kuliah Imunoserologi II, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan dan memahami reaksi Antigen dan antibodi, mampu memahami dan dapat
melakukan teknik pemeriksaan laboratorium dengan metode imunokromatografi, ELISA,
automated ELISA, dan imunohistokimia, mampu memahami mekanisme reaksi transfuse,
mampu memahami mekanisme transplantasi organ, mampu memahami definisi reaksi
hipersensitivitas, macam-macam-reaksi, dan contoh penyakit yang berkaitan dengan reaksi
hipersensitivitas, serta mampu memahami mekanisme autoimun dan penyakit autoimun
Judul Praktikum : PEMERIKSAAN DETEKSI SEROLOGI DENGUE IgG/IgM

A. Tujuan
Mampu melakukan pemeriksaan deteksi antibodi IgG dan IgM pada virus Dengue dalam
serum atau plasma
B. Dasar Teori
Demam berdarah merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk
(mosquito borne diseases) dan menyebabkab morbiditas dan mortalitas. Virus Dengue (DEN-
V) ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang tersebar di daerah
tropis dan sub tropis. Terdapat 4 serotipe virus Dengue, antara lain DENV-1, DENV-2,
DENV-3, dan DEN-V 4. Virus Dengue tergolong dalam Familia Flaviviridae, Genus
Flavivirus. DEN-V dapat ditransmisikan dari manusia ke manusia melalui transfusi darah atau
transplantasi organ dan transmisi perinatal dapat terjadi pada ibu hamil yang terinfeksi
Dengue. DEN-V dapat ditransmisikan kembali pada nyamuk apabila nyamuk menghisap
tubuh pasien yang terinveksi selama viremia. Berikut ini gambaran mengenai struktur Virus
Dengue.

Gambar Struktur Virus Dengue (DEN-V)

Infeksi primer Dengue atau yang lebih dikenal sebagai demam dengue (Dengue Fever)
paling umum diderita oleh pasien Dengue. Infeksi ini ditandai dengan demam ringan hingga
demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit. Infeksi sekunder Dengue dikenal
dengan Dengue Hemorraghic Fever (DHF) Dengue dan Shock Syndrome (DSS). Infeksi ini
ditandai dengan demam tinggi dengan kejadian hemoragik (perdarahan) dan kegagalan
sirkulasi darah. Laju fatalitas pasien dengan DSS dapat setinggi 44%. Ditandai dengan
demam yang disertai sakit kepala, nyeri retrobullar, nyeri punggung dan limb (break-bone
fever), limfadenopati dan ruam makulopaplar. Diagnosa pasien dengan Dengue di daerah
endemik umumnya memiliki infeksi sekunder sedangkan pasien di daerah non endemik
biasanya didiagnosa dengan infeksi primer. Perlu dilakukan uji serologi untuk mengetahui
respon antibodi terhadap virus Dengue sehingga dapat membedakan antara infeksi primer dan
sekunder.
Metode diagnosis laboratorium guna mengkonfirmasi infeksi virus Dengue dapat
dilakukan melalui deteksi virus, asam nukleat virus, antigen atau antibodi, atau kombinasi dari
teknik yang telah disebutkan sebelumnya. Virus Dengue dapat terdeteksi dalam serum,
plasma, sirkulasi sel darah, dan jaringan lain setelah 4-5 hari setelah terjadinya penyakit.
Isolasi virus, asam nukleat virus atau deteksi antigen dapat digunakan untuk diagnosa infeksi
selama tahap awal penyakit. Pengujian serologi merupakan metode yang dipilih untuk
diagnosis pada tahap akhir infeksi fase akut.
Respon antibodi terhadap infeksi dapat berbeda-beda tergantung pada status imunitas
host. Respon terhadap antibodi spesifik IgG/ IgM berbeda pada infeksi primer dan infeksi
sekunder. Antibodi IgM merupakan isotipe immunoglobulin yang pertama kali muncul pada
infeksi Dengue. Saat ini telah dikembangkan haemagglutination-inhibitio test (HI) untuk
membedakan infeksi primer dan sekunder Dengue. Berikut ini gambaran mengenai respon
terhadap antibodi IgG/IgM pada infeksi primer dan sekunder.

Gambar Respon IgG/IgM Pada Infeksi Primer dan Sekunder Dengue


C. Metode Pemeriksaan
Imunokromatografi
D. Prinsip Pemeriksaan
Bila antibodi IgM dan IgG dari virus Dengue berikatan secara spesifik dengan anti human
IgM dan IgG yang terikat pada membran nitro selulosa sebagai fase padat kemudian berikatan
dengan anti dengue yang telah membentuk kompleks dengan colloidal gold conjugates yang
digunakan untuk deteksi antigen kemudian terjadi perubahan warna pink pada zona test.
E. Alat dan Bahan
1. Mikropipet 8. Stopwatch
2. Tip 9. Sarung Tangan
3. Torniquet 10. Spuit Injeksi
4. Tabung reaksi 11. Rak tabung
5. Sentrifus
6. Sampel plasma atau serum (serum lebih diutamakan).
7. Rapid Dengue IgG/IgM Combo Test (SCREEN PLUS One-Step Rapid Test) yang terdiri
dari :
 Test card
 Buffer sampel
 Pipet 2 µL
F. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada suhu ruang.
2. Beri identitas pada test card yang akan digunakan.
3. Tempatkan test card pada permukaan horizontal.
4. Ambil sampel sebanyak 2 µL menggunakan disposable pipette kemudian dimasukkan ke
dalam area “S1”.
5. Tambahkan 2 tetes buffer sampel (80-100 µL) pada area “S”.
6. Hasil dapat dibaca 20 menit setelah sampel dimasukkan. Hasil tidak akan akurat apabila
sampel dibaca lebih dari 20 menit.
G. Interpretasi hasil
No. Hasil Keterangan
Ig G (+) / Ig M (+) Terjadi perubahan zona warna pada
daerah kontrol dan semua zona tes.
Indikasi kemungkinan terjadinya infeksi
1. Positif sekunder akut.
Ig M (+) / Ig G (-) Terjadi perubahan warna pada zona
kontrol dan garis kedua (garis atas) pada
zona tes. Indikasi kemungkinan
terjadinya infeksi primer
Ig M (-) / Ig G (+) Terjadi perubahan warna pada zona
kontrol dan garis kedua (garis bawah)
pada zona tes. Indikasi kemungkinan
terjadinya infeksi sekunder/ infeksi
lampau.
2. Negatif Terjadi perubahan warna hanya pada
zona kontrol.
3. Invalid Tidak terjadi perubahan warna pada zona
kontrol, namun terjadi perubahan warna
pada zona tes. Sampel harus diuji ulang
menggunakan test card yang baru.

H. Nilai Normal
Negatif
I. Lembar Kerja
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………

J. Daftar Pustaka
Louten, J. 2016. Essential Human Virology. London: Elsevier Inc.

Rapid Dengue IgG/IgM Combo Test SCREEN PLUS One-Step Rapid Test – Kit Insert

Stevens, S.D. 2009. Clinical Immunology and Serology- A Laboratory Perspective 3rd ed.
Philadelphia: F.A. Davis Company.

WHO-TDR. 2009. Dengue Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention, and Control.
France: World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai