Proposal Penelitian
Oleh:
NIM: PO7103119019
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil laut (hasil perikanan), tidak
baku dari seafood tersebut biasanya diperoleh dari pasar terdekat. Pasar yang
biasanya dituju oleh masyarakat biasa berupa pasar tradisional ataupun pasar
Vibrio sp adalah bakteri akuatik yang bisa didapatkan di muara sungai, laut
dan kolam. Bakteri terbawa dengan biota laut seperti udang atau ikan yang
kesehatan manusia adalah bakteri Vibrio cholera. Sering ditemukan pada udang
mentah, ikan mentah, serta kerang, dan pangan hasil laut lainnya. Vibrio cholera
bila masuk kedalam tubuh manusia dan dapat menyebabkan wabah kolera, yang
melalui air, ikan dan makanan hasil laut. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk
mengatasi hal tersebut dengan cara penanganan dan pengolahan yang sempurna
oleh bakteri Vibrio cholera dengan manifestasi klinik berupa diare. Gejala klinis
diawali dengan munculnya diare yang encer kemudian dalam waktu singkat feses
yang semula berwarna dan berbau menjadi lebih encer, massif dan berwarna putih
seperti cairan cucian air beras (rice water stool). Apabila dibiarkan, pasien dapat
kehilangan cairan dalam jumlah banyak dan dapat menuju ke fase dehidrasi dan
berat sampai meninggal dalam jangka waktu beberapa jam setelah infeksi (Taneja
dkk, 2008).
Udang merupakan salah satu jenis seafood yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Udang memiliki kandungan protein yang tinggi dan baik di
konsumsi oleh manusia serta dapat menjadi nutrisi bagi pertumbuhan bakteri
(Putri, 2015). Dari data Kementrian Kelautan dan Perikanan (2009) ekspor udang
merupakan masukan devisa tertinggi bagi negara Indonesia dari sektor perikanan.
khususnya Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. Sementara itu, kebijakan
mengkonsumsi hasil laut untuk jenis makanan produk perikanan yang tercemar
bakteri Vibrio untuk mengurangi terjadinya foodborne disease yaitu negatif setiap
25gr.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Sebagai sumber informasi bagi pembaca dan mahasiswa Kesehatan
Udang (Caridea).
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Vibrio cholerae pertama kali ditemukan oleh seorang ahli anatomi dari
penyakit kolera yang disebabkan oleh racun. Pada tahun 1884 Robert
sebagai penyebab penyakit Kolera dan dikenal secara luas oleh seluruh
kelompok dari genus Vibrio. Vibrio cholerae sangat banyak ditemui pada
udang mentah, ikan mentah serta kerang dan pangan hasil laut lainya
(Widiowati, 2008).
berukuran panjang (1,4 –5,0) μm dan lebar (0,3 –1,3) mempunyai struktur
antogenik dari antigen somatic O dan antigen flagela H, mesofilik, gamma
laktosa tumbuh pada pH basa, membuat indol dan oksidasa positif dan
2012).
Bakteri dapat bergerak aktif dan memiliki satu buah flagella polar
yang halus (monotrik). Bakteri tidak membentuk spora tetapi pada kultur
didapat koloni yang halus, bulat, cembung keruh dan bergranul jika
menyebar secara luas, dimana pada saat itu sudah terjadi pandemi
sebanyak 7× dan pandemi terakhir terjadi antara tahun 1961 hingga tahun
seperti kontak langsung dengan orang yang sakit, air, makanan dan lalat
(Soegijanto, 2016).
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Ordo :Vibrionales
Famili :Vibrionaceae
Genus :Vibrio
(Sumber www.redaksihalodoc.com)
µm, tidak membentuk spora, bergerak aktif dengan flagela kutub tunggal
pertama bakteri Vibrio cholerae ini berbentuk koma, batang. Pada biakan
yang diperpanjang bakteri ini akan berubah bentuk menjadi seperti bakteri
yang ada pada saluran pencernaan dengan bentuk batang lurus berwarna
dilingkungan air laut dan muara yang pada masa lalu disebut
Namun pada orang dengan kadar asam dalam perut yang menurun mudah
terinfeksi bila mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri Vibrio
akan dilekatkan pada puncak vili dan kripta usus halus. Secara klinis
disana mereka akan memperbanyak diri dan melepaskan racun kolera dan
7. Cara Penyebaran
8. Pencegahan
ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi aibat diare yang terus
melalui air yang tercemar mikroba seperti Vibrio cholerae. Maka dari itu
1. Pengertian Udang
udang karang, remis dan kerabat mereka. Sebagian besar spesies hidup di
laut, tetapi banyak yang hidup di air tawar, dan beberapa seperti sow bug,
Udang adalah jenis hewan yang hidup di dalam air, ada yang hidup di
dalam air laut, air payau, ataupun yang hidup di air tawar. Secara umum
air tawar, udang air laut, dan udang air payau. Udang air tawar terdiri dari
Sedangkan udang air laut terdiri dari udang putih, udang windu, udang
lemak yang lebih sehat karena mengandung beberapa lemak tak jenuh,
menyebabkan nilai jual beberapa jenis udang cukup tinggi dan dijadikan
(crustacea) yang diketahui memiliki nilai jual ekonomi yang cukup mahal
di antaranya ialah jenis udang lobster, mutiara, kepiting, dan juga udang
galah.
2. Morfologi Udang
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala
dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut
cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8
ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-
yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4
lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. (Ghufran ,Kordi K, 2009).
yaitu nauplius, zoea, mysis, post larva, juvenile (udang muda), dan udang
lepas menjadi bagian dari zooplankton. Saat stadium post larva bergerak
pemijahan terjadi.
4. Epidemiologi
teresterial. Udang laut merupakan tipe yang tidak mampu atau mempunyai
salinitas. Kelompok terakhir adalah udang air tawar. Udang dari kelompok
berlumpur. Spesies yang dijumpai pada ketiga tipe pantai ini berbeda-beda
dengan kondisi fisik kimia perairan. (Yusuf Kastawi, 2005 ) Tingkah laku
Udang :
a. Sifat Nokturnal
lebih suka muncul pada malam hari. Jika terganggu udang dapat
tubuh hewan.Kulit baru yang terbentuk berwarna pucat dan setelah 2-3
2007).
makanan yang besar dibawa kedalam mulut oleh maxilliped atau alat-
pertemuan antara darat dan laut. Kearah darat wilayah pesisir meliputi
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh
kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran
dan pantai berlumpur. Dalam wilayah pesisir terdapat satu atau lebih
5. Identifikasi Bakteri
a. Pewarnaan Gram
negative.
(Sunatmo, 2007).
lebih banyak dan akan memberikan warna ungu pada dinding sel gram
positif.
b. Uji Biokimia
biokimia seperti uji indol, uji motilitas, uji TSIA, uji MR-VP,dan uji
konsep satu dengan konsep lainnya yang akan dilihat dari dalam penelitian ini
(Prasetyo, 2017).
Positif Negative
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif. Metode ini adalah metode yang sering digunakan dalam
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan April s/d mei 2022. Tempat
Nomor 19, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Dan tempat yang
Jalan Kunduri, Balaroa, Kecamatan. Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
1. Populasi
Pada penelitian ini, populasi yang diambil adalah Udang dalam kondisi
Sampel dalam penelitian ini adalah Udang dalam kondisi segar yang dijual
1. Variabel
Vibrio Cholerae pada Udang (Caridea) dalam kondisi segar yang dijual di
2. Definisi Operasional
3. Parameter
c) Uji Biokimia.
4. Alat Ukur
Laboratorium.
5. Kategori
a) Positif
bergranul.
berwarna merah.
b) Negative
Biokimia : Tidak terjadi perubahan pada media baik pada media TSIA
maupun MR-VP.
E. Prosedur Kerja
Kertas label
Aluminium Foil
Termos es
Sampel udang
b. Cara Kerja
a. Alat
Cawan petri
Obyek glass
Tabung reaksi
Mikroskop
Rak tabung
Bunsen
Incubator
Korek api
Autoclave
Plastik wrab
Erlenmeyer
Gelas ukur
Beaker glass
Batang pengaduk
Ose
b. Bahan
Media TCBS
Media TSIA
Media MR-VP
Aquadest
Alkohol
Oil imersi
tetes.
Apabila pH media ≥8,6 dapat diteteskan NaCl sebanyak 2
hingga 3 tetes.
3 tetes.
sesuai kebutuhan.
memadat sempurna.
3 tetes.
3 tetes.
dengan kebutuhan.
tetes.
tetes.
sesuai kebutuhan.
dalam temperatur121ºC.
Media di simpan dalam lemari pendingin.
F. Teknik Pengolahan
1. Editing
Vibrio Cholerae pada Udang (Caridea) yang dijual di Pasar Inpres Manonda
Palu.
2. Coding
Untuk memudahkan analisis, maka hasil pada tabel perlu diberi kode.
3. Tabulating
Pada penelitian ini informasi yang disajikan dalam bentuk tabel yang
G. Analisa Data