Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOMEDIK III

“Balantidium Coli”

OLEH :

Ruri Khallaj Al-Farabi K011181008

Ana Sofiah Fitrianih K011181009

Sari Ulan K011181010

Andi Meylisyah K011181011

Elsar Noverdo Pabumbun K011181012

Rosdiana K011181013

Nabielah Dzil Izzati K011181014

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Balantidium Coli” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam
penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , kami
selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Makassar, 15 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

A. Fakta Masalah 1
B. Pertanyaan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II : PEMBAHASAN 3

A. Tabel Rekapitulasi Hasil Jurnal 3


B. Faktor Penyebab dan Aspek Kesehatan 7
C. Solusi 8

BAB III : PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Fakta Masalah

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan makhluk hidup lainnya


seperti tumbuhan dan hewan, termasuk mikroorganisme. Sekalipun tak kasat mata,
mikroorganisme juga dapat bersifat merugikan bagi manusia disamping juga
bermanfaat untuk mikroba tertentu. Mikroba yang merugikan disebut juga mikroba
patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit
disebut dengan patogenitas. Salah satu mikroba yang memiliki pathogen adalah
Balantidium Coli.

Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-
satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atau
ciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai
reservoir host, hidup di dalam usus besar manusia, babi dan kera. Infeksi
Balantidium Coli jarang terjadi pada manusia meskipun berpotensi untuk distribusi
di seluruh dunia. Organisme, meskipun bersifat patogen, memiliki virulensi rendah.
Prevalensi di seluruh dunia diperkirakan 0,02 hingga 1%, tetapi sangat bervariasi
menurut lokasi geografis. Wilayah dengan prevalensi tinggi termasuk wilayah
Amerika Latin, Filipina, Papua Nugini dan Irian Barat, dan wilayah Timur Tengah
(63, 75). Di Papua, tingkat infeksi di antara peternak babi adalah setinggi 28%, dan
di daerah Altiplano Bolivia, tingkat balantidiosis berkisar antara 6 dan 29%.
Balantidium coli dilaporkan di seluruh dunia meskipun demikian lebih umum di
daerah beriklim sedang dan tropis. Filipina, Papua Nugini, beberapa Kepulauan
Pasifik, beberapa daerah di Amerika Tengah dan Selatan dan Asia tengah dianggap
daerah endemik (Kline et al., 2013).

Umesh (2007) menyebutkan bahwa Balantidium coli memiliki kemampuan


untuk mengeluarkan enzim Hyaluronidase yang membantu parasit menginvasi
mukosa dan membentuk lesi yang mirip dengan amoebiasis yang menyebabkan

1
perforasi usus besar, abses hati, dan apendisitis. Balantidium coli lebih memilih
habitat yang bersifat alkali atau netral dan menghindari lingkungan yang asam.
Oleh karena itu, parasit dapat menyerang saluran pernapasan.

Ciliata protozoa dari genus Balantidium adalah ditularkan melalui rute fecal-
oral di mana kista adalah tahap infektif. Kista Balantidium dapat ditemukan di
perairan permukaan beriklim dan tropis di seluruh dunia. Antara spesies dalam
genus ini, hanya ada satu yang menginfeksi manusia, Balantidium coli, dan tidak
ada subspesies, serotipe, atau beragam jenis genetik telah dinamai sampai saat ini.
Itu reservoir utama dari spesies ini adalah babi. Infeksi pada manusia terkait di
seluruh dunia dalam kaitannya dengan sanitasi rendah atau kontaminasi sumber air
minum dengan manusia dan kotoran hewan (terutama babi).

B. Pertanyaan Masalah
1. Bagaimana kesimpulan dari hasil penelitian Balantidium Coli
berdasarkan tabel rekapitulasi dari setiap jurnal?
2. Apa saja faktor penyebab dan aspek kesehatan yang ditimbulkan oleh
Balantidium Coli tersebut?
3. Bagaimanakah solusi dari masalah yang ditimbulkan oleh Balantidium
Coli ini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kesimpulan hasil penelitian Balantidium Coli
berdasarkan tabel rekapitulasi dari setiap jurnal yang ada.
2. Untuk mengetahui faktor penyebab dan aspek kesehatan yang
ditimbulkan oleh Balantidium Coli.
3. Untuk mengetahui solusi dari masalah yang ditimbulkan oleh
Balantidium Coli.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tabel Rekapitulasi Hasil Jurnal


N Nama Plasmodium Parasit Aspek Kesehatan Keterangan
o (NIM) (Balantidium Coli)
1 Ruri Khallaj Siklus Hidup : Distribusi penyebaran : Jurnal
Al-Farabi Ciliate B. coli memiliki Mengenai distribusi B. Revista
K011181008 siklus hidup sederhana, coli di Negara-negara Brasileira de
yang termasuk trofozoit Amerika Latin, di Zoociências.
dan kista, transmisi menemukan data untuk 16 Rosaura
langsung dari air yang negara dari Amerika Mayén-
terkontaminasi atau Tengah, Amerika Selatan Estrada1,
makanan ke manusia, dan Karibia. Penemuan- dkk, 2016.
melalui rute fecal-oral dari
penemuan ini bertepatan
induk semang. dengan potensi parasit
untuk berkembang hampir
di mana saja dan produksi
babi.
2 Ana Sofiah Morfologi : Distribusi Penyebaran : Jurnal
Fitrianih Bentuk trofozoit seperti Balantidium coli adalah Faculty of
K011181009 kantung, panjangnya 50- parasit protozoa silia Medicine,
200 mμ, lebarnya 40-70 mμ terbesar dan satu-satunya University
dan berwarna abu-abu tipis. manusia. Infeksi oleh B of Jember,
Silianya tersusun secara coli terbatas pada daerah Indonesia.
longitudinal dan spiral tropis, terutama di Dinda Ayu
sehingga geraknya Amerika Latin, Asia Wanodya,
melingkar, sitostoma yang Timur dan Nugini, tempat dkk, 2018.
bertindak sebagai berkembang biaknya babi
mulut pada B. coli terletak secara umum.
di daerah peristoma yang
memiliki silia panjang dan
berakhir pada sitopige yang
berfungsi sebagai anus
sederhana.
Bentuk kistanya lonjong
atau seperti bola,
ukurannya 45-75 mμ,
warnanya hijau bening,
memiliki makronukleus,
memiliki vakuola
kontraktil dan silia. Kista
tidak tahan kering,

3
sedangkan dalam tinja yang
basah kista dapat tahan
berminggu-minggu.
3 Sari Ulan Siklus Hidup: Cara Pencegahan: Jurnal :
K011181010 Siklus hidup parasit ini pemantauan parasitologis Acta
bersifat langsung, trofozoitternak babi, terkait dengan Scientiae
dan kista dilepaskan penerapan langkah - Veterinariae
bersama kotoran di langkah kebersihan dan . Luís
lingkungan. Kista adalah sanitasi yang efektif, serta Antonio
bentuk infeksi dan individu pengenalan program Sangioni,
dapat terinfeksi ketika pendidikan kesehatan dkk, 2017
menelannya dengan populasi dapat membantu
makanan atau air dalam pengendalian dan
pencegahan B.coli infeksi
pada hewan dan manusia.
4 Andi Siklus Hidup : Cara Penularan: Brazilian
Meylisyah Di dalam usus halus kista Balantidium coli adalah Journal of
K011181011 akan mengalami eksistasi parasit protozoa usus Veterinary
menjadi bentuk trofozoid. terutama ditularkan Parasitology
Bentuk tropozoid ini akan melalui rute fecal-oral, di . Alynne da
bermultiplikasi dengan mana kista berada tertelan Silva
cara belah pasang di dalam dalam makanan dan air Barbosa,
lumen ileum dan cekum. yang terkontaminasi. dkk, 2018.
Di dalam kolon berbentuk Balantidiasis telah
tropozoid akan mengalami dilaporkan pada berbagai
enkistasimenjadi kista yang hewan, terutama primata
akan d keluarkan bersama dan babi yang dianggap
tinja sebagai inang utama
parasit ini. Protozoa ini
menunjukkan geografis
yang luas distribusi dan
terutama telah dilaporkan
di daerah pedesaan
negara berkembang
dengan iklim tropis.

5 Elsar Morfologi : Gejala : Journal of


Noverdo ukuran trofozoit adalah 30- Bahkan setelah infeksi, Dental and
Pabumbun 150 μm panjang dan lebar sangat sedikit pasien Medical
K011181012 25-120 μm; kista, yang yangmenunjukkan gejala Sciences.
berbentuk bulat atau sedikit klasik dan mengalami Dr. Smita
bulat telur, berdiameter 40- disentri yang mirip Gupta, dkk,
60 μm. Mulut (alat oral) dengan yang disebabkan 2017
terletak di ujung anterior oleh Entamoeba
meruncing, dan sitopiri histolytica.
(anus) terletak di ujung Cara Penularan:

4
posterior bulat. Alur yang Ini ditemukan di seluruh
mengarah ke mulut tercatat dunia tetapi sebagian
di ujung anterior. Ini besar ditemukan di
mengandung dua nukleus negara-negara
dan banyak vakuola berkembang, di mana
sitoplasma. Tubuh ditutupi sumber air dapat
dengan pelikel halus yang terkontaminasi dengan
menunjukkan luruk babi atau kotoran
memanjang. Silia pendek manusia. Tempat infeksi
dan halus dan panjangnya genitourinarius, termasuk
seragam. infeksi rahim, vaginitis,
dan sistitis, diperkirakan
terjadi melalui penyebaran
langsung dari daerah anus
atau sebagai sekunder dari
fistula rektovaginal yang
tercipta akibat infeksi B.
coli
6 Rosdiana Morfologi : Cara Penularan: Jurnal
K011181013 B. coli relatif mudah menelan kista infektif Annals of
karena ukuran besar dan melalui coli yang Phatology
motilitas spiral. Dalam terkontaminasi air. Kultur and
sebagian besar kasus selanjutnya tumbuh Laboratory
morfologi trofozoit telah Escherichia coli, yaitu Medicine.
dijelaskan dalam tinja dengan kotoran babi, Ptatibha
disentri dan fase kista meskipun penularan dari Mane, dkk,
biasanya terbentuk manusia ke manusia peka 2016
bangku. terhadap ciprofloxacin,
imipenem dan amikacin.
Kista yang dicerna
membebaskan trofozoit
yang diresepkan
ciprofloxacin oral 500 mg
dua kali / hari untuk
tinggal dan mereplikasi
dengan pembelahan biner
di usus besar.
7 Nabielah Morfologi : Cara Penularan: Kufa
Dzil Izzati Tahap trofozoit muncul Hasil dari penelitian ini Journal For
K011181014 berbentuk oval dengan menunjukkan bahwa anak Nursing
warna coklat, ditutupi yang terinfeksi pathogen Sciences.
dengan silia yang lebih Balantidium Coli Dr. Mahdi
jelas di sekitar mulut sebanyak 5%. Infeksi Abed
mulut, aktif bergerak dan dapat ditularkan melalui Neamah Al-
bergerak sangat cepat konsumsi kista (tahap Musawi,
melintasi lapangan. tahap infektif) dengan makanan 2016.

5
trofozoit Balantidium coli dan air yang
yang nampak berbentuk terkontaminasi, infeksi
oval dan ditutupi dengan orang ke orang dapat
silia yang lebih jelas di terjadi termasuk melalui
sekitar sitostom, penjamah makanan. Babi
mengandung vakuola dan monyet dan tikus
kontraktil dan sitopiri. yang kurang umum adalah
Kedua tahap kista tampak reservoir paling penting
bulat dengan warna cokelat untuk parasit. Banyak
dan dibatasi oleh cangkang hewan peliharaan dan
yang terdiri dari banyak hewan liar dapat bekerja
lapisan. sebagai reservoir atau
pembawa parasit seperti
ternak, kerbau dan unta
selain babi dan monyet.
Kecoak dapat berfungsi
sebagai vektor mekanis
untuk transmisi
Balantidium coli ke
manusia

Kesimpulan Tabel
Dari tabel diatas dapat di simpulkan bahwa morfologi dari balantidium coli
yaitu yang pertama untuk Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 50-200 x 40-70 µm.
Tubuh tertutup silia pendek, kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral
cilia) dengan warna coklat, ditutupi dengan silia yang lebih jelas di sekitar mulut
mulut, aktif bergerak dan bergerak sangat cepat melintasi lapangan. Tahap trofozoit
Balantidium coli yang nampak berbentuk oval dan ditutupi dengan silia yang lebih
jelas di sekitar sitostom, mengandung vakuola kontraktil dan sitopiri. Untuk kista
berbentuk bulat atau oval, dalam keadaan diam memiliki ukuran 50-70 µm dengan
warna cokelat dan dibatasi oleh cangkang yang terdiri dari banyak lapisan.
Balantidium coli adalah parasit protozoa silia terbesar dan satu-satunya manusia.
Infeksi oleh Balantidium coli terbatas pada daerah tropis, terutama di Amerika
Latin, Asia Timur dan Nugini, tempat berkembang biaknya babi secara umum.
Mengenai distribusi B. coli di Negara-negara Amerika Latin, di menemukan data
untuk 16 negara dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Karibia. Penemuan-
penemuan ini bertepatan dengan potensi parasit untuk berkembang hampir di mana
saja dan produksi babi.

6
B. Faktor Penyebab dan Aspek Kesehatan
Balantidium coli adalah sumber infeksi bagi manusia, terutama para
professional yang berhubungan dengan hewan. Tingkat infeksi oleh Balantidium
coli bervariasi sesuai dengan manajemen ternak dan sanitasi, serta kategori dan
keadaan fisiologis hewan. Perlu diketahui bahwa manifestasi klinis balantidiasis
pada babi terjadi lebih sering pada kondisi berikut: peternakan yang penuh dan
sesak; hewan hamil atau menyusui, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
dapat diamati bahwa betina yang hamil memiliki tingkat infeksi ringan hingga
tinggi, Balantidium coli yang tinggi dapat dijelaskan oleh perubahan kadar hormon
dan status kekebalan hewan kategori ini membuatnya rentan terhadap infeksi dan
setelah itu meningkatkan ekskresi kista B.coli dalam feses; gangguan gizi atau
ketika ada penyakit yang bersamaan. Hal yang juga mempengaruhi tingkat infeksi
Balantidium coli adalah tidak adanya kontrol anti parasit, adanya jadwal vaksinasi
yang tidak lengkap, kepadatan tinggi untuk perumahan dan pembersihan yang tidak
memadai serta desinfeksi fasilitas hewan. Faktor-faktor ini sangat penting untuk
peningkatan terjadinya infeksi oleh Balantidium coli, terutama di daerah tropis dan
subtropis dimana babi dibesarkan dalam kondisi sanitasi yang buruk. Terjadinya B.
coli sering muncul di daerah pedesaan. Faktor risiko yang juga mungkin
mendukung penularan dari hewan kemanusia termasuk keberadaan babi yang
terinfeksi B. coli adalah tidak adanya sistem pembuangan limbah yang tepat dan
kontaminasi air keran dengan parasit. Kehadiran parasit dalam kotoran manusia,
dan peningkatan hewan pengerat dalam air limbah dapat memberikan indikator
kurangnya fasilitas toilet di sebagian besar rumah, dan prevalensi Balantidium coli
pada manusia paling sering pada individu yang terpapar pada kondisi higienis
lingkungan yang buruk. Balantidium coli ditularkan melalui rute fecal-oral, di mana
kista berada tertelan dalam makanan dan air yang terkontaminasi dengan
Balantidium Coli. Balantidiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh Balantidium
Coli telah dilaporkan pada berbagai hewan, terutama primata dan babi yang
dianggap sebagai inang utama parasit ini. Protozoa ini menunjukkan geografis yang
luas distribusi dan terutama telah dilaporkan di daerah pedesaan
negara berkembang dengan iklim tropis.

7
C. Solusi
Penyakit ini harus diperhatikan akan diagnosisnya karena semakin terlambat
didiagnosis maka semakin parah gejala yang ditimbulkan sehingga pasien pun akan
sulit untuk ditolong. Pada kasus infeksi Balantidium Coli, pencegahan dan
pengendaliannya sendiri dapat dilakukan dengan beberapa cara namun tindakan ini
membutuhkan kebersihan pribadi dan masyarakat yang efektif. Adapun beberapa
tindakannya yaitu yang pertama yaitu melakukan pemurnian air yang mana
kontaminasi air minum dapat dianggap sebagai mode penting untuk transmisi tahap
kista yang mungkin tetap dalam pasokan air minum dan tanah lembab untuk jangka
waktu lama. Lalu yang kedua adalah pembuatan jamban yang sesuai dengan standar
kesehatan agar Balantidium coli yang ada dalam feses manusia tidak mencemari
tanah. Dan yang ketiga adalah memperbaiki manajemen ternak mulai dari
pemantauan parasitologis ternak , terkait dengan penerapan langkah - langkah
kebersihan dan sanitasi yang efektif dengan program sanitasi dalam peternakan
khususnya babi harus ditingkatkan untuk menjamin produk yang sehat dan aman
untuk konsumen, serta pengenalan program pendidikan kesehatan populasi dapat
membantu dalam pengendalian dan pencegahan B.coli infeksi pada hewan dan
manusia. Hindari bersentuhan langsung dengan pengantar balantidum coli ini,
karena berkontaminasi langsung dengan pengantar akan semakin mengingkatkan
resiko terinfeksi, terutama babi dan kera cynomoglus, kedua hewan ini sangat
rentang ter infeksi dan menularkannya kepasa manusia meskipun hanya sedikit
sekali manusia yang terinfeksi balantidiasis, namun infeksi balantidium coli ini
tidak bisa disepelekan karena dapat mengakibatkan radang usus hingga kematian,
agar terhindar dari infeksi balantidiasis, perbaiki sistem kekebalan tubuh dan asam
lambung harus selalu dijaga karena tidak adanya asam lambung akan sangat
menguntungkan bagi pertumbuhan balantidum coli.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Balantidium coli merupakan protozoa usus manusia yang terbesar dan satu-
satunya golongan ciliata manusia yang patogen, menimbulkan balantidiasis atau
ciliate dysenteri. Penyakit zoonosis yang sumber utamanya adalah babi sebagai
reservoir host, hidup di dalam usus besar manusia, babi dan kera. Balantidium coli
dalam siklus hidupnya memiliki dua stadium, yaitu stadium tropozoit dan kista.

Faktor yang mempengaruhi tingkat infeksi Balantidium coli adalah tidak


adanya kontrol anti parasit, adanya jadwal vaksinasi yang tidak lengkap, kepadatan
tinggi untuk perumahan dan pembersihan yang tidak memadai serta desinfeksi
fasilitas hewan. Faktor-faktor ini sangat penting untuk peningkatan terjadinya
infeksi oleh Balantidium coli, terutama di daerah tropis dan subtropis dimana babi
dibesarkan dalam kondisi sanitasi yang buruk. Terjadinya B. coli sering muncul di
daerah pedesaan. Faktor risiko yang juga mungkin mendukung penularan tidak
adanya sistem pembuangan limbah yang tepat dan kontaminasi air keran dengan
parasit.

Adapun solusi yang ditawarkan yaitu kesadaran pribadi dan masyarakat untuk
menciptakan sanitasi lingkungan yang sesuai dengan standar kesehatan. Dengan
begitu maka penularan Ballantidium Coli ini akan berkurang atau bahkan tidak
berkembang lagi.

B. Saran
Hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat infeksi terhadap
Balantidium coli adalah melakukan kebersihan terhadap lingkungan tempat tinggal,
menjaga kebersihan diri terutama ketika hendak makan dahulukan untuk mencuci
tangan, pilihlah jenis makanan dengan produksi ternak terbaik terutama pada hewan
babi serta tidak membuang air besar di sembarang tempat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ana Sofiah Fitrianih : Dinda Ayu Wanodya, V. A. (2018). Osteomyelitis Vertebra


Akibat Balantidiasis. Faculty of Medicine, University of Jember,
Indonesia.

Andi Meylisyah : Alynne da Silva Barbosa, dkk. (2018). Comparative study of


three xenic media culture for. Brazilian Journal of Veterinary
Parasitologi, 20-25.

Elsar Noverdo Pabumbun : Dr. Smita Gupta, dkk. (2017). Balantidium Coli: Rare
Urinary Pathogen or Fecal Contaminant in Urine? Case Study And
Review. Journal of Dental and Medical Sciences, 88-90.

Nabielah Dzil Izzati : Al-Musawi, D. M. (2016). Epidemiological Study of


Prevalence of Balantidium Coli among Children Inflicted with Diarrhea in
Missan Governorate; for the First Time in Missan. Kufa Journal For
Nursing Sciences, 4-6.

Rosdiana : Pratibha Mane, J. S. (2016). Balantidium Coli in Urine Microscopy: A


Mere Coincidence or More. Annals of Pathology and Laboratory
Medicine, 218-219.

Ruri Khallaj Al-Farabi: Rosaura Mayén-Estrada, dkk. (2016). Mexican


geographic distribution of Balantidium coli (Ciliophora: Litostomatea:
Balantidiidae) and some notes of Latin America balantidiosis. Revista
Brasileira de Zoociências, 133-135.

Sari Ulan : Luís Antonio Sangioni, dkk. (2017). Balantidium coli in Pigs of
Distinct Animal Husbandry Categories and Different. Acta Scientiae
Veterinariae, 1-5.

10

Anda mungkin juga menyukai