Anda di halaman 1dari 21

TM3.

Teknik Penanganan Bakterial pada Ikan

Jenis-Jenis
Bakteri pada
Udang
drh. Nisa Hakimah, M.Sc.
• Bakteri yang terlibat dalam penyakit udang
dapat bersifat patogen atau oportunistik.

• Dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi


udang, bakteri oportunistik dapat menyebabkan penyakit.

• Infeksi bakteri pada udang dapat


menyebabkan kematian, lesi kutikula, nekrosis,
opasitas otot, perubahan warna insang,
pertumbuhan lambat, kutikula lepas, usus
putih, letargia, dan penurunan penyerapan
pakan.
Penyakit Bakteri Utama pada Udang
(Lightner, 1996, Horowitz and Horowitz, 2001; Nunan et al., 2005; Jayasree et al., 2006)

3. Mycobacteriosis

5. Filamentous bacterial
1. Vibriosis
disease
4. Chitinolytic bacterial
sheel disease

2. Necrotizing hepatopancreatitis 6. Rickettsial infection


01.
Vibriosis
● Bakteri dari kelompok Vibrionaceae merupakan patogen
utama pada tingkat pembenihan udang.
● Beberapa spesies Vibrio patogen telah banyak dilaporkan
menyebabkan tingkat kematian benih yang sangat tinggi pada panti
pembenihan di wilayah Asia Tenggara dan Selatan (Otta et al., 2001).
• Chatterjee dan Haldar (2012) menyatakan beberapa spesies Vibrio yang sering
dilaporkan menyebabkan infeksi vibriosis diantaranya V. harveyi, V.
parahaemolyticus, V. alginolyticus, V. aguillarum dan V. vulnificus.
• Infeksi vibriosis menurut Surreshvarr et al. (2011) dapat terjadi pada semua
stadium larva hingga post larva.
• Shailender (2012) menyatakan infeksi bakteri Vibrio luminescent pada larva
Udang Galah (M. Rosenbergii) banyak ditemukan pada stadium zoea dan post
larva.
• Jayaprakash et al. (2006) melaporkan bakteri Vibrio alginolyticus dapat
menyebabkan kematian larva M. rosenbergii pada stadium mysis ke-9.
Vibrio harveyi

Gejala klinis udang yang


• Vibrio harveyi merupakan terinfeksi penyakit vibriosis • serangan V. harveyi
bakteri penyebab penyakit menunjukkan berwarna menyebabkan perubahan
vibriosis yang meresahkan tingkah laku udang menjadi
hitam kemerahan, dan lemah dan kehilangan nafsu
pembudidaya udang sebab beberapa organ luar tampak
makan yang akhirnya
dapat menyebabkan merah, terutama pada menyebabkan kematian.
kematian udang hingga insang dan anggota badan. • Pemberian ekstrak Avicennia
80% dalam beberapa hari. alba sebagai anti bakteri
• Penyakit ini juga dapat mampu menghambat pertumbuhan V. harveyi dengan
menyebabkan kematian cara mempengaruhi bakteri dengan merusak dinding
massal baik pada selnya sehingga akan pecah dan bakteri tidak dapat
pembenihan maupun bertahan terhadap pengaruh luar, atau mengganggu
pembesaran udang keutuhan membran sel bakteri sehingga pertukaran zat
vaname didunia karena aktif atau metabolit ke dalam dan keluar sel akan
sifatnya yang virulen terganggu.
Vibrio anguillarum

• Pada media TCBS  Koloni bulat berwarna kuning, tepi utuh berwarna bening,
permukaan halus dengan elevasi timbul cembung, fermentasi sukrosa positif. Bentuk
sel batang bengkok (1,1-1,9 µm).
• Memiliki karakteristik diantaranya tumbuh dengan baik pada media TCBS,
McConkey dan nutrient broth yang diperkaya dengan 1-6 % NaCl. Isolat juga dapat
dikultur dengan baik pada media TSA dengan konsentrasi NaCL 2%.
• Pada media TSA  koloni tumbuh berbentuk bulat berwarna coklat mengkilat, tepi
koloni utuh dan permukaan koloni timbul cembung
Patogenesis vibrio
● Vibrio merupakan salah satu flora normal/oportunistik 
apabila terjadi peningkatan material organik yang bersumber
dari pakan dan feses dapat mendorong mikroflora berkembang
menjadi patogen opportunistic.
● Infeksi vibriosis pada stadium larva akan menyebabkan
peradangan pada organ hepatopankreas.
● Patogen yang menginfeksi sel hepatopankreas akan
memproduksi produk ekstraseluler (ECP) yang dapat berupa
enzim. Produksi enzim tersebut menyebabkan peningkatan
vakuolalisasi sel sehingga mendorong tingginya pembentukan
bolitas. Pembentukan bolitas menyebabkan terhalanginya
kelenjar pencernaan bagian atas akibat pembengkakan
jaringan yang berbentuk seperti bola.
● Akibatnya larva tidak dapat mencerna
makanan sehingga fungsi fisiologis
terganggu dan berakibat pada perubahan
prilaku dan pada tahap akhir menyebabkan
kematian larva.
AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosisi Disease)
 AHPND adalah penyakit yang disebabkan adanya infeksi bakteri vibrio
parahaemolyticus (Vp AHPND) yang mampu memproduksi toksin dan menyebabkan
kematian pada udang dengan mortalitas mencapai 100%.
 Kematian akibat AHPND terjadi pada umur kurang dari 40 hari setelah ditebar di
tambak.
 Pada tahun 2009 kita mengenal istilah penyakit baru pada udang vanamei yaitu EMS
(Early Mortality Syndrome), sekarang berubah namanya menjadi AHPND.
 Organ target yang menyebabkan AHPND adalah organ pencernaan yaitu :
Hepatopankreas, Usus dan Lambung.
 Gejala klinis yang nampak pada udang yang terserang AHPND adalah sebagai berikut ;
Hepatopankreas pucat dan mengkerut, usus dan lambung kosong (tidak ada pakan) dan
warna badan pucat dan kekuningan.
 Cara mendiagnosis/mencurigai adanya kemungkina terserangnya AHPND pada udang
di kolam ; Udang mati dalam jumlah banyak di dasar petak pada saat siphon, pola
kematian terus menerus (persisten & progresif), gerakan larva lemah, gerakan
berputar, terjadi kematian mendadak pada stadia larva dan pasca larva
sampai >30%
02.
Necrotizing
Hepatopancreatitis
● Necrotizing Hepatopancreatitic Bacterium (NHPB)
adalah jenis penyakit bakterial yang disebabkan oleh
bakteri jenis bakteri alphaProteobacterium (tergolong bakteri gram negatif)
yang sering didapati menyerang organ hepatopancreas udang windu.
• Pada udang yang terserang, memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
hepatopancreas pucat, susut hingga 50%, kondisi usus udang kosong, udang
sangat lemah, biasanya tidak aktif/diam di dasar, kaki renang kelihatan kotor.
• Penyakit yang disebabkan oleh The Necrotizing Hepatopancreatitis Bacterium
(NHPB) misalnya dapat menyebabkan menurunnya konsumsi pakan pada
udang, melunaknya cangkang udang, jaringan otot menjadi lembek, insang
berwarna gelap dan penyusutan pada organ hepatopankreas.
• Jenis bakteri ini masih perlu dikaji lebih jauh, hingga kini bakteri ini belum bisa
dikultur pada media apapun. Serangannya cukup ganas, dalam kurun waktu 1
bulan kematian bisa mencapai 95% (pada skala penelitian)
Sistem Imunitas pada Udang

● Secara umum sistem pertahanan tubuh udang terdiri dari


dua bagian yaitu sistem pertahanan tubuh seluler dan sistem
pertahanan tubuh humoral.
• Sistem pertahanan tubuh seluler meliputi fagosit sel-sel hemosit, nodulasi dan
encapsulasi.
• Sistem pertahanan tubuh humoral mencakup phenoloksidase (PO),
prophenoloksidase (proPO), lectin dan aglutinin.
• Terdapat tiga bentuk mekanisme aktifitas hemosit yang dapat teramati, yaitu
(1) mekanisme penjeratan (enkapsulasi) terhadap suatu materi asing,
(2) mekanisme fagositosis gabungan dari beberapa hemosit yang
membentuk kumpulan lebih besar, dan
(3) kumpulan dari banyak hemosit membentuk suatu lapisan terpigmentasi
 Imunostimulan yang masuk ke dalam tubuh udang windu
akan merangsang hemosit untuk melakukan degranulasi dan
akan melepaskan protein seperti binding molecule (ßGlucan-
binding protein / ß G-BP, Lipopolysaccaride-binding protein / LPS-BP,
Peptidoglycan-binding protein / PG-BP) coagulation factors (transglutaminase),
prophenoloxcide related factors (prophenoloxide activating enzyme,
prophenoloxide, peroxinectin), protein inhibitors (α2 macroglobulin) dan anti
microbial substances (penaedin, lectin).
 Beberapa protein yang dilepas ini akan digunakan untuk kepentingan respon
imun seperti : phagocytosis, encapsulation, melanization, coagulation, aktivitas
enzim prophenoxidase, opsonisasi, aktivasi anti mikroba serta proses aktivitas
humoral dan seluler lain
Tugas

Chitinolytic bacterial sheel disease Rickettsial infection


(Absen 9-15) Filamentous bacterial disease (Absen 24-30)
Mycobacteriosis
(Absen 1-8) (Absen 16-23)

1 2 3
- Agen patogen - Mode transmisi - Gejala klinis
- Host Scientific names - Siklus hidup agen (macroscopic lesions &
- Deskripsi patogen microscopic lesions)

4 5 6
- Metode diagnosis - Metode pencegahan - Metode pengobatan
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai