• Insang rentan terhadap infeksi Vibrio permukaan yang kontak dengan air dan tertutup
lapisan eksoskeleton yang tipis
• Saluran pencernaan (midgut) portal entry bakteri patogen yang terbawa melalui air atau
pakan.
• Vibrio akan melintasi epitelium selanjutnya berkolonisasi pada jaringan tubuh udang
• Patogenisitas dipengaruhi oleh : strain bakteria, dosis infeksi, mekanisme infeksi, spesies
inang, stadia perkembangan udang, kondisi fisiologis inang (chemical stress,
immunodepression, etc.)
Teknik Diagnostik
Gejala Klinis :
• Melanisasi tubuh, carapace, ekor, ujung kaki jalan atau kaki renang, insang
• Kekurangan oksigen (hypoxia) rentan pada stadia awal PL.
• Udang berenang ke permukaan
• Luminescence pada kolam
• Discoloritation atau perubahan warna tubuh
• Reduce nafsu makan
• Berenang lemah (lethargy)
• Lesi atau luka pada tubuh
• Hilangnya fungsi organ yang terinfeksi
Teknik Diagnostik
• Presumptive Diagnosis gejala klinis, total bakteri Vibrio dalam
hemolymph, hepatopankreas, saluran pencernaan ikan, melanisasi
pada tubuh / carapace.
• Confirmation Diagnosis isolasi pada media TCBS, karakterisasi
biokimia bakteri (uji gula-gula), histopatologi jaringan, KIT API 20, dan
PCR.
Pencegahan dan Kontrol
• Mempertahankan kualitas air biomassa bakteri rendah dalam air
• Mencegah terjadinya blooming dengan mempertahankan pertumbuhan plankton.
• Menjaga kualitas pakan sesuai kebutuhan udang dan program pemberian pakan
(feeding program) yang tepat
• Sterilisasi air atau re-sirkulasi air secara rutin menjaga kualitas air optimal.
• Monitoring udang dan area tambak secara rutin early diagnosis
• Hindari perubahan / variasi suhu yang cepat dan temperature yang extreme.
• Handling ikan dengan baik dan benar
• Meminimalisir stress akibat kepadatan udang yang berlebihan
• Penggunaan immunostimulan seperti probiotik, herbal, hormone, vitamin,
mineral, dan sebagainya.