Anda di halaman 1dari 52

PENYAKIT UDANG

LENGKAP
Aquaculture Knowledge
White Feces
Disease (WFD)
Aquaculture
Apa itu White Feces
Disease (WFD) ?

● White feces disease merupakan penyakit yang ditandai


dengan udang mengalami penurunan nafsu makan dan
teramati udang mengeluarkan kotoran berwarna putih
memanjang seperti benang.

● Penyakit ini juga sering disebut penyakit berak putih

Source : Limsuwan, 2010


Sejarah Singkat

● WFD pertama kali dilaporkan di Thailand


pada tahun 2010
● Di Indonesia, penyakit ini pertama kali
dilaporkan pada budidaya udang intensif di
Sumbawa pada akhir tahun 2014 dan
kemudian menyebar ke Jawa Timur,
Yogyakarta, Lampung, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara Barat dll.
Kerugian akibat WFD
● WFD seringkali terjadi pada DOC 50-60 hari
● Tambak yang terkena dampak parah menunjukkan penurunan
kelangsungan hidup udang sebesar 20-30 % bila dibandingkan
dengan tambak normal.
● Pertumbuhan lambat karena adanya kerusakan bagian
hepatopancreas dan usus sehingga penyerapan makanan tidak
sempurna, akibatnya FCR tinggi.
● Udang yang dipanen juga sebagian besar mempunyai kualitas yang
jelek, lembek dan keropos karena daging udang menyusut akibat
udang tidak makan sehingga harga udang yang dipanen menjadi
rendah
Penyebab WFD
Tipe patogen : Bakteri, parasit, dan protozoa
● Vibrio yang ditemukan pada udang dan air budidaya yang terinfeksi
WFD yaitu Vibrio parahaemolyticus, Vibrio fluvialis, Vibrio
alginolyticus dan Vibrio mimicus. Selain itu terdapat beberapa
penelitian yang menunjukan keberadaan protozoa seperti
microsporidia terutama Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) dan
gregarin (genus Nematopsis) menyebabkan WFD
● Interaksi antara protozoa dan bakteri serta faktor lingkungan
menyebabkan terjadinya WFD
● Gregarine ditemukan pada hepatopancreas dan usus.
● Vibrio banyak ditemukan di dalam darah, hepatopancreas dan usus.
Mekanisme infeksi

Gregarin merupakan protozoa berukuran besar dan termasuk dalam


kelas Gregarina. Keberadaan gregarin di dalam saluran pencernaan
menjadi perusak pada usus/midgut diikuti dengan masuknya
bakteri Vibrio sp. ke dalam hemolimfa.
Mengapa bisa terbentuk feses berwarna putih yang memanjang?

● Warna putih feses disebabkan intestinum memiliki banyak partikel


yang disebut ATM /Aggregated Transformed Microvilli
● ATM merupakan partikel hasil kerusakan dan transformasi sel
hepatopankreas akibat serangan vibrio dan gregarine
● Warna putih feses disebabkan karena saluran pencernaan
memiliki banyak partikel ATM yang menumpuk dan menjadi
kotoran berwarna putih.
Gejala klinis udang terkena WFD

Feses berwarna putih memanjang dan Usus berwarna putih dan mengalami
1 mengapung di permukaan air dan anco 2
penyusutan/atrofi

Feses mengapung di (a) Air (b) Anco c) Udang WFD usus berwarna putih sedangkan d) udang normal usus
berwarna cokelat
Gejala klinis udang terkena WFD

Hepatopankreas berwarna putih dan Insang dan tubuh berwarna lebih gelap
3 pucat 4

Hepatopankreas (a) udang terkena WFD (b) udang sehat Insang berwarna gelap (atas) dan tubuh udang yang terinfeksi tampak
lebih gelap (bawah)
Pemicu penyakit WFD

Meningkatnya mikroorganisme patogen

Plankton : Dominasi plankton BGA dan dinoflagellata


● Pada sebagian besar kasus selalu diawali dengan warna air hijau pekat kebiruan dengan kecerahan di
bawah 25 cm, kemudian terjadi kematian alga (die off), ditandai dengan air mendadak menjadi jernih
● Cuaca yang ekstrim (hujan deras) menyebabkan ketidakstabilan plankton yang menyebabkan udang stres
dan lemah

Bakteri, gregarine, EHP meningkat di perairan


● Kualitas air yang buruk seperti akumulasi bahan organik, kondisi dasar kotor dan banyak endapan lumpur
mempercepat bakteri, gregarine dan EHP tumbuh
Pemicu penyakit WFD

Rendahnya manajemen kualitas air

Tambak yang jarang melakukan siphoning lumpur dasar cenderung memiliki potensi terjadi serangan WFD
dibandingkan tambak yang secara rutin melakukan siphoning. Hal ini karena dasar tambak kotor (bahan organik
tinggi) yang menjadi sumber nutrisi vibrio

Kondisi kualitas air yang menurun seperti tingginya amonium, nitrit, fosfat dan senyawa toksik lainnya

Goncangan kualitas air seperti fluktuasi suhu, DO dan pH

Penggunaan air yang langsung dipompa dari saluran tanpa treatment (desinfeksi) atau penampungan di petak
reservoir. Hal ini dapat berbahaya karena dapat menularkan penyakit serta parasit yang berasal dari air
pembuangan tambak terserang penyakit
Pemicu penyakit WFD

Kualitas dan manajemen pakan yang buruk

Kualitas pakan yang buruk


Akibat adanya defisiensi nutrisi, faktor anti nutrisi atau mikotoksin dapat membuat udang lebih mudah terserang
penyakit

Pemberian pakan overfeeding


Overfeeding/pemberian pakan yang berlebihan menyebabkan penyuburan di air kolam sehingga terjadi
pertumbuhan plankton yang sulit dikendalikan serta vibrio berkembang dengan cepat.
Pengendalian Penyakit WFD

Pengelolaan Kualitas air kolam budidaya

Manajemen Kualitas Air


● Pemberian probiotik seperti Lactobacillus sp. dapat mengatasi kasus WFD karena mampu
memperbaiki lingkungan tambak baik eksternal dan internal dalam intestinum udang serta berkompetisi
dengan bakteri patogen sehingga tidak mendominasi
● Melakukan resirkulasi air, namun harus memperhatikan kondisi cuaca dan air yang dibuang perlu
didesinfeksi agar tidak mencemari lingkungan dan kontaminasi ke tambak lain
● Melakukan siphoning untuk mengeluarkan endapan lumpur dan menjaga kebersihan dasar tambak
● Menjaga kecerahan air pada kisaran 35-40 cm
Pengendalian Penyakit WFD

Manajemen dan treatment pakan

Manajemen Pakan
● Kurangi pemberian pakan dan cegah overfeeding. Udang yang terserang WFD mengalami
malabsorption (penyerapan nutrisi terhambat) sehingga pertumbuhan yang lambat, tingginya sisa pakan
dan kotoran akan menurunkan kualitas air sehingga mortalitas akan semakin meningkat.

Treatment/pengobatan
● Pemberian treatment oral dengan penambahan imunostimulan untuk meningkatkan imunitas udang dan
probiotik untuk mencegah kolonisasi bakteri di saluran pencernaan
● Pemberian bawang putih sebanyak 4 gram (tepung bawang putih kering)/kg pakan, atau bawang putih
segar, dengan dosis 10-15 gram/kg pakan.
● Pemberian probiotik, prebiotik, asam organik dll pada pakan untuk menurunkan kadar vibrio di
saluran pencernaan
AHPND
Apa itu AHPND ?

● AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease)


merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
yang menghasilkan toksin untuk merusak
hepatopankreas udang sehingga penyakit ini dapat
menyebabkan kematian udang secara tiba-tiba di DOC
awal, seringkali dinamakan Early Mortality Syndrom
(EMS).
Sejarah Singkat

● Wabah AHPND ini pertama kali muncul di


China pada tahun 2009, lalu menyebar secara
masif ke wilayah Asia Tenggara hingga ke
Indonesia
● Produksi udang di wilayah yang terkena dampak
AHPND turun ~60% dan mengakibatkan kerugian
yang sangat besar
● Pola kematian udang bersifat massal terjadi di
DOC muda (kurang dari 35 hari)

Kumar, V., S. Ray, B. K. Behera, P. Bossler, and B. K. Das. 2021. Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND): Virulence, Pathogenesis and Mitigation Strategies in
Shrimp Aquaculture, Toxin. 1-28
Penyebab AHPND
Tipe patogen : Bakteri
● Penyakit ini terutama disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu
Vibrio parahaemolyticus yang memproduksi toksin Pir
(photorhabdus-insect related) yang merupakan faktor virulensi
utama yaitu Pir A dan Pir B
○ Pir A berfungsi untuk mengenali dan berikatan dengan target
inangnya
○ Pir B berfungsi untuk menginduksi kematian sel target
melalui pembentukan pori
● Spesies Vibrio lainnya juga diketahui menyebabkan AHPND seperti
Vibrio owensii, Vibrio campbellii dan Vibrio harveyi.

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Vibrio_parahaemolyticus
Kenali Vibrio, bakteri penyebab AHPND

● Vibrio merupakan bakteri gram negatif yang umum ditemui


di lingkungan perairan tambak
● Mikroflora normal pada udang
● Bakteri pengurai bahan organik
○ Populasi berkembang ketika bahan organik meningkat
di perairan
● Patogen oportunistik
○ Menyebabkan penyakit ketika faktor lain melemahkan
inang seperti menurunya kualitas air dan jumlahnya
meningkat di perairan
. Vibrio parahaemolyticus dalam TCBS Agar
Sumber: foodmicrobiology.academy
Bagaimana Cara Vibrio Bisa Menyebabkan
Sakit Pada Udang ?

Quorum Sensing : sistem komunikasi antar sel bakteri

● Koloni Vibrio harus mencapai kuorum (densitas sel tertentu) untuk menjadi bakteri patogen dan
menyebabkan penyakit
Bakteri vibrio non virulen

Bakteri vibrio virulen

AHL

Toksin

Setiap sel tunggal Vibrio Semakin banyak jumlah sel bakteri Aktifnya mekanisme virulensi
memproduksi senyawa maka konsentrasi molekul sinyal bakteri sehingga menjadi bakteri
autoinducer (AHL) di dalam meningkat di lingkungan patogen dan mengeluarkan toksin
selnya

Menghambat quorum sensing untuk mencegah dominasi bakteri patogen

Léa Girard (2019): Quorum sensing in Vibrio spp.: the complexity of multiple signalling molecules in marine and aquatic environments, Critical Reviews in Microbiology, DOI:
10.1080/1040841X.2019.1624499
Gejala klinis udang terkena AHPND

Kosongnya saluran pencernaan Hepatopankreas dan usus berwarna pucat dan


1 (lambung, hepatopankreas dan usus) mengecil 2

(a) udang yang sehat (b) udang yang terinfeksi AHPND saluran a) Udang yang sehat; (b) fase awal; (c,d) fase akut; (e) fase terminal.
pencernaan kosong
Gejala klinis udang terkena AHPND

3 Kulit udang yang terinfeksi menjadi lunak

Bintik hitam pada hepatopankreas 4

5 Kematian dini pada DOC awal (< 35 hari)

Nafsu makan berkurang dan udang mati ditemukan


di dasar kolam
6
Proses serangan penyakit AHPND
Status of AHPND Infection Hasil PCR
Tahap awal

Patogen masuk ke dalam lambung Air (+) udang (-)

Patogen berkembang di lambung Lambung udang (+) Usus


udang (-)
Patogen menghasilkan toksin di lambung
Tahap akut

Toksin masuk ke dalam hepatopankreas

Toksin merusak hepatopankreas Usus udang (+)


Pemicu penyakit AHPND

Benur yang tidak SPF dan padat


tebar terlalu tinggi
Pemberian pakan yang berlebihan
(overfeeding)
Penurunan dan perubahan kualitas
air yang cepat
Fluktuasi dan tingginya suhu, pH dan
salinitas
Tingginya konsentrasi bahan organik
(TOM) yang berasal dari pakan, pupuk
Dominasi BGA, gas toksik, dll
ketidakseimbangan mineral dan DO
rendah Pemberian pupuk dalam jumlah besar ke
kolam dapat meningkatkan fitoplankton (alga
bloom), fluktuasi air, dan kandungan nitrogen
yang tinggi
Tidak ada tandon / water treatment

Rendahnya keragaman plankton di


kolam
Pengendalian Penyakit AHPND

Jika terjadi serangan pertama AHPND maka yang harus dilakukan :

Siphon udang yang mati sehingga udang yang sehat tidak akan memakan udang yang terinfeksi

Kuncinya adalah perbaiki kualitas air dengan penumbuhan plankton, pergantian air, dan pemakaian
probiotik yang sesuai, jaga kualitas air tetap stabil.

Kurangi pemberian pakan minimal 40% bahkan puasa, supaya air kolam tidak semakin rusak karena
pakan tidak termakan. Sehari setelah dipuasakan, berikan pakan di anco dan lihat respon udang pada
pakan

Terus dipantau kematian harian dan kemampuan makan udang untuk mengambil kesimpulan dilanjut
tidaknya budidaya pada petak yang terinfeksi

Bila diputuskan flush out ( DOC < 30), maka sebaiknya air dan udang tidak dibuang sebelum dilakukan
desinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit ke tambak sekitar dan pencemaran lingkungan
White Spot
Apa itu White Spot
Syndrome (WSS) ?

● White Spot Syndrome (WSS) merupakan penyakit yang


disebabkan oleh White Spot Syndrome Virus, ditandai
dengan adanya bintik putih pada bagian tubuh udang.

● Penyakit ini juga sering disebut penyakit bintik putih/


penyakit WS.

Source : Ramos-Carreño et al, (2014)


Sejarah Singkat

● White Spot Syndrome (WSS) pertama kali


dilaporkan pada budidaya udang di Taiwan
tahun 1990-an.
● Penyakit ini dilaporkan pertama kali
memasuki Indonesia tahun 1994 tepatnya di
pulau Jawa hingga daerah Aceh Selatan.
● Serangan WSD bersifat akut dan sangat cepat
menular ke udang lainnya

Sunarto, A., Widodo, Taukhid, Koesharyani, I., Supriyadi, H., Gardenia, L., and Sugianti, B. 2004. Current status of transboundary fish diseases in Indonesia: Occurrence,
surveillance, research and training.
Mengapa bisa terbentuk bintik
putih pada udang?

● Udang memiliki karapas pelindung atau cangkang yang


menutupi seluruh tubuhnya
● Bintik putih terbentuk dari rusaknya struktur kutikula
udang oleh patogen atau bahan kimia yang
menyebabkan penyumbatan dan pengendapan sel-sel
yang lisis (matriks seluler), kalsium, kitin dan protein
yang membentuk bercak putih
Penyebab : White Spot Syndrom Virus (WSSV)

Tipe patogen : Virus


● White Spot Syndrome disebabkan oleh White Spot
Syndrome Virus (WSSV) yang berasal dari genus
Whispovirus dan famili Nimaviridae yang bersifat sangat
virulen pada budidaya udang.
● Target utama infeksi WSSV adalah jaringan ektodermal dan
mesodermal, terutama epitel kutikula dan jaringan ikat.
● Infeksi WSSV pada udang ditandai dengan kematian yang
cepat hingga 100% dalam waktu 3-10 hari
● Inang : semua kelas crustacea (udang dan kepiting)
Penyebab : Bacterial White Spot Syndrome (BWSS)

● Gejala : terdapat bintik putih pada karapas yang mirip dengan


penyakit White spot. Namun udang tetap aktif dan tumbuh normal
tanpa kematian signifikan. Biasanya white spot dapat hilang
ketika molting
● Penyebab
○ Penggunaan probiotik yang mengandung B. subtilis secara
teratur di tambak udang
○ pH tinggi dan alkalinitas tinggi menyebabkan deposit
kalsium pada karapas/cangkang udang

Wang YG, Lee KL, Najiah M, Shariff M, Hassan MD. A new bacterial white spot syndrome (BWSS) in cultured tiger shrimp Penaeus
monodon and its comparison with white spot syndrome (WSS) caused by virus. Dis Aquat Organ. 2000 May 25;41(1):9-18. doi:
10.3354/dao041009. PMID: 10907134.
Bintik Putih Antara WSSV dan BWSS

WSSV BWSS
WSSV Mudah terlihat pada kutikula Jarang terlihat pada udang hidup, tetapi
udang hidup mudah diamati pada kutikula udang
yang molting.

Tingkat kematian yang Tingkat kematian lebih rendah dan


parah/tinggi tidak signifikan
BWSS

Perlu dilakukan pengecekan lab (PCR) untuk memastikan bintik putih disebabkan
oleh WSSV
Gejala klinis udang terkena WSSV

Diawali dengan nafsu makan tinggi


1 namun selanjutnya tidak mau makan

Udang tampak sekarat dan berenang diatas


permukaan air di pinggiran kolam 2

Kematian sangat cepat dalam waktu 3 -


3 10 hari bisa mencapai 100%

Usus kosong dan hepatopankreas mengerut


4
Gejala klinis udang terkena WSSV
Terdapat bintik putih pada permukaan Udang terserang WSSV tanpa bintik putih, namun
5 Tubuh dengan diameter 0,5 – 2,0 mm warna tubuh kemerahan 6

A) Udang Normal B) Udang terkena WSSV tubuhnya berwarna


kemerahan
Terdapat bintik putih di (a,b) cephalothorax (c)abdomen dan (d) nelson
Pemicu penyakit WSSV

Kualitas air yang buruk menyebabkan udang stres

● Tingginya konsentrasi nitrogen ( ammonia dan nitrit)


● Fluktuasi suhu, pH dan DO
● Perubahan salinitas secara cepat
Penyakit muncul disebabkan oleh 3 hal, kondisi lingkungan, inang (udang), dan patogen. Ketika terjadi
penurunan kualitas air melebihi rentang optimum maka udang akan stres, ketika udang stres sistem imun
nya akan menurun dan mudah terserang oleh bakteri patogen/virus.

Kepadatan tebar terlalu tinggi

Padat tebar yang terlalu tinggi melebihi carrying capacity dapat menurunkan daya tahan tubuh
udang sehingga udang rentan terhadap infeksi bakteri dan virus
Infectious myonecrosis virus
(IMNV) /Myo
Sejarah Singkat

● Virus ini pertama kali dilaporkan dari Brazil


pada tahun 2002
● Namun pada tahun 2007, virus tersebut
menyebar ke berbagai negara dan dilaporkan
di Indonesia untuk pertama kalinya di Jawa
Barat, Sumatera, Bangka, Kalimantan Barat,
Sulawesi Selatan, Bali, Lombok dan Sumbawa
● Penyebaran penyakit ini ke lokasi baru seperti
Indonesia diyakini karena indukan dan post larva
yang terinfeksi masuk secara ilegal
Penyebab Penyakit
Penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus

Nama virus : Infectious myonecrosis virus


Karakteristik virus : Virus golongan famili Totiviridae yang memiliki RNA
berutas ganda, berbentuk ikosahedral dan
berdiameter 40 nm
Mekanisme Infeksi & Transmisi virus
● IMNV telah terbukti ditularkan dari udang ke udang melalui :
1. Kanibalisme
2. Transmisi melalui air atau sedimen
3. Transmisi vertikal dari induk ke benur.
● Jaringan target utama untuk infeksi IMNV adalah otot lurik yang
akan mengalami nekrosis terutama di segmen perut distal hingga
ekor. Selain otot, jaringan yang rusak yaitu jaringan ikat,
hemosit dan organ limfoid
Ciri-ciri penyakit
Munculnya warna plaque atau putih kapas pada
Kram pada jaringan otot
bagian otot
Hilangnya transparansi dan warna di sekitar ekor
Berkurangnya ukuran hepatopankreas
> udang pucat
Pada segmen
badannya
terdapat
Memerah di bagian abdomen ( ruas bawah) hingga gumpalan putih,
ekor seperti udang rebus jika sudah
Udang dengan
parah penyakit
jaringan IMN
akan mengalami nekrosis
otot akan mati pada
otot lurikdankhususnya
memerah pada
bagian distal abdominal dan
ekor yang mengalami
kemerahan
Tingkat kematian
Penyakit Myonecrosis biasanya terjadi
secara akut di tambak dengan kematian
yang tinggi dan gejala klinis pada
udang usia muda. Pada kondisi yang
akut infeksi dari penyakit ini dapat
menyebabkan 40-70% populasi di
kolam mengalami kematian.

Kematian massal udang vaname yang disebabkan oleh IMNV di


tambak yang terletak (A) Brazil pada tahun 2002; (B) Jawa Timur,
Indonesia pada tahun 2006.
Pemicu infeksi Myo

Kualitas air yang Manajemen


Biosekuriti tambak kurang baik
buruk pakan buruk

Ketika terjadi penurunan kualitas air melebihi Ketika pemberian pakan dilakukan secara
rentang optimum maka udang akan stres, overfeeding maka bahan organik akan Proses sterilisasi tambak kurang baik
ketika udang stres sistem imun nya akan meningkat di perairan dan memicu
menurun dan mudah terserang oleh bakteri peningkatan senyawa toksik, sehingga udang Benur tidak SPF
patogen/virus rentan terkena penyakit
Density/Padat tebar yang terlalu tinggi
Pencegahan
Penyakit
Pencegahan Penyakit

Meningkatkan biosekuriti ( tahap 1)

Biosekuriti merupakan serangkaian kegiatan sebagai upaya untuk mencegah masuknya


bibit penyakit maupun carrier/pembawa masuk ke kolam budidaya

Pemasangan pagar keliling petakan dan tali/senar diatas petakan tambak


● Mencegah penularan akibat sebangsa kepiting keluar masuk tambak
● Mencegah burung datang dikhawatirkan membawa udang sakit/bangkai udang sehingga menular ke
tambak lainnya melalui bangkai udang yang jatuh

Tiap petakan memiliki peralatan masing-masing


● Setiap petakan tambak memiliki peralatan khusus, apabila akan digunakan pada petakan lainnya perlu
dilakukan proses desinfeksi terlebih dahulu
Pencegahan Penyakit

Meningkatkan biosekuriti ( tahap 2)

Menyediakan tandon dan desinfeksi air yang digunakan


● Tandon digunakan untuk menyimpan air sementara, sehingga ketika diperlukan tersedia dan tidak
bergantung pada air luar yang kondisi mutu airnya belum jelas
● Desinfeksi air yang digunakan untuk eliminasi mikroorganisme berbahaya bisa menggunakan produk
aqualisan atau aquasept
● Pergantian air seminimal mungkin dan hanya menggunakan air yang telah didesinfeksi untuk menambah
airnya

Menggunakan benur yang SPF/SPR


● Benur SPF (Specific Pathogen Free yaitu benur yang bebas terhadap penyakit WS) dan SPR (Specific
Pathogen Resistant yaitu benur yang tahan terhadap penyakit WS)
Pencegahan Penyakit

Meningkatkan biosekuriti ( tahap 2)

Aplikasi probiotik untuk lingkungan (dasar dan air)


● Penambahan probiotik untuk meningkatkan kualitas air dan mengendalikan vibrio

Menambahkan feed additive/imunostimulan


● Penambahan feed additive berfungsi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh udang sehingga tahan
terhadap serangan penyakit

Hindari penggunaan antibiotik dan bahan kimia berbahaya


● Pemberian antibiotik menyebabkan mikroorganisme menjadi resisten dan lebih kuat sehingga akan sulit
untuk dibunuh
Pencegahan Penyakit

Manajemen kualitas air dan pakan dengan baik

Manajemen Kualitas Air


● Melakukan siphoning secara rutin dan teratur untuk menjaga kebersihan dasar tambak
● Menjaga kestabilan plankton selama budidaya untuk mencegah udah stres dan lemah
● Selalu desinfeksi air yang masuk ke dalam kolam budidaya
● Memaksimalkan penggunaan aerator dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kebutuhan oksigen

Manajemen Pakan
● Tidak melakukan pemberian pakan yang berlebihan, perlu disesuaikan FR, berat udang dan Survival Rate
Penyakit
Lainnya
Infectious Hypodermal and
Taura Syndrom Yellow Head Disease
Hematopoietic
Necrosis (IHHN)

Terdapat bintik hitam pada bagian tubuhnya, Kelainan bentuk perut ( abdominal Tubuh udang pucat dan kepala serta
telson berwarna kemerahan deformities ) dan variasi ukuran. abdomen menjadi kuning karena
hepatopankreas menguning
Black gill disease DIV1

Terdapat bintik hitam pada bagian insangnya


Akibat virus dan menyerang hepatopankreas
Thank You
[Name] | [Position] | Email & No HP
PT. Multidaya Teknologi Nusantara | eFishery
Jalan Bukit Pakar Timur IV Kav B1, Bandung, Phone: +62 22 2046 2178

Anda mungkin juga menyukai