Pencernaan
• ESCHERICHIA COLI
• SHIGELLA SP.
• SALMONELLA SP.
• HELICOBACTER PYLORI
• VIBRIO CHOLERAE
• VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS
• VIBRIO VULNIFICUS
• CLOSTRIDIUM PERFRINGENS
• BACILLUS CEREUS
Ciri-ciri umum:
•Berbentuk batang •Dapat memfermentasi karbohidrat
•Bakteri gram negatif dan menghasilkan gas
•Tidak memiliki spora
•Patogenik, menyebabkan infeksi
•Memiliki pili
saluran kemih
•Anaerobik fakultatif
Escherichia coli •Suhu optimum 370C
•Flagella peritrikus
• Habitat utama
Dalam saluran pencernaan manusia tepatnya di saluran gastrointestinal
dan pada hewan berdarah hangat.
Virulensi dan infeksi bakteri Escherichia coli
Epidemiologi
- Amerika Serikat: S. sonnei
- Asia Timur & Amerika Tengah: S. dysentriae
- Indonesia: Penyakit berjangkit endemi.
Ciri-ciri umum:
• Berbentuk Batang, gram negatif
• Tidak berkapsul
• Tidak membentuk spora
• Peritrikus
• Aerobik, anaerobik fakultatif
Salmonella sp.
• Patogenik, menyebabkan gastroenteritis
•Habitat
Terdapat pada kolam renang yang belum diklorin, tumbuh dan
berkembang pada saluran cerna manusia.
• Virulensi dan Infeksi bakteri Salmonella sp.
Penularan:
Melalui makanan yang erat kaitannya dengan
perjamuan makanan. Terjadi sakit perut yang
mendadak.
Helicobacter pylori
Helicobacter pylori
Ciri-ciri umum:
•Berbentuk batang melengkung Habitat utama
•Bakteri gram negatif Awal saluran pencernaan
manusia
•Mikroaerofilik
•Memiliki 4-6 flagella
•Dapat mengoksidasi hidrogen
•Menghasilkan oksidase, katalase, dan urease
•Patogenik, menyebabkan gastritis
Patogenesis Helicobacter pylori
Pada titik tertentu dalam siklus kehidupan bakteri, beberapa bentuk perubahan
organisme dari bakteri bentuk spiral untuk coccoid. Alasan di balik ini juga tidak
jelas apakah itu adalah suatu usaha untuk beradaptasi dengan situasi stres, tahap
tidak aktif, atau sinyal kematian sel (American Water Works Association 2006).
Clostridium Perfringens
Ciri-ciri umum:
•Batang gram positif
•Terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai
•Berkapsul
•Sporanya ovoid (melonjong), sentral sampai eksentrik
Clostridium perfringens
•Anaerobik
•Menghasilkan eksotoksin, menyebabkan kelemayuh
(suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan
Habitat keluarnya nanah)
Bakteri ini tersebar luas di lingkungan dan sering terdapat di dalam usus manusia,
hewan peliharaan dan hewan liar. Spora organisme ini dapat bertahan di tanah,
endapan, dan tempat-tempat yang tercemar kotoran manusia atau hewan.
Virulensi dan infeksi bakteri Clostridium perfringens
Menyebabkan keracunan makanan ´perfringens´ merupakan istilah yang
digunakan untuk keracunan makanan yang disebabkan oleh C. perfringens .
Keracunan perfringens secara umum dicirikan dengan kram perut dan diare
yang mulai terjadi 8-22 jam setelah mengkonsumsi makanan yang
mengandung banyak C. perfringens penghasil toxin penyebab keracunan
makanan .
Patogenisitas
Disebabkan oleh sel-sel vegetatif pada waktu membentuk spora di rongga
usus . Pengobatannya hanya menghilangkan gejala karena tidak ada
pengobatan lain yang khusus.
Patogenesis Clostridium perfringens
Patogenesis Clostridium
perfringen penyebab penyakit
Kilimayuh
A= Makroskopik
B= Mikroskopik
Diagnosis Laboratoris Keracunan C. perfringens
Bila ditemukan sejumlah besar C. perfringens
dalam makanan yang tercemar.
Cara Penularan
Menelan makanan yang terkontaminasi oleh tanah
dan tinja dimana makanan tersebut sebelumnya
disimpan dengan cara yang memungkinkan
kuman berkembangbiak.
Vibrio Cholerae
Ciri-ciri umum:
•Tidak membentuk spora
•Bakteri gram negatif
•Bergerak flagella tunggal
•Batang lurus dan agak
lengkung
polar
Habitat
Bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi seperti
di air laut dan perairan payau. Tumbuh dan berkembang biak di
dalam usus manusia.
Virulensi dan Infeksi Bakteri Vibrio cholerae
Patogen pada manusia, tidak bersifat invasif, tidak pernah
masuk dalam sirkulasi darah, tetapi terlokalisasi dalam usus,
menghasilkan toksin kholera (enterotoksin), musinase dan
endotoksin. Toksin cholera diserap di permukaan gangliosida
sel epitel dan merangsang hipersekresi air dan klorida dan
menghambat absorpsi natrium. Akibat kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, terjadi dehidrasi, asidosis, syok dan
mati.
Patogenesis Infeksi Vibrio cholerae
–Bakteri tertelan dan masuk ke usus halus–Multipikasi dalam usus
halus
–Menghasilkan enterotoksin kolera yang mempengaruhi ATP
yang berubah menjadi cAMP dan terjadilah peningkatan sekresi
ion Cl ke lumen usus.
–Hipersekresi akibat toksin.
–Feses seperti air cucian beras.
Epidemiologi
Endemik di Indonesia, India, Bangladesh dan negara-negara lain
di Asia
Vibrio parahaemolyticus
Ciri-ciri umum:
• Bentuk koma atau batang lurus gram •Falgelum tunggal mengutub
negatif •Aerobik, anaerobik fakultatif
•Terdapat tunggal •Membutuhkan garam
•Tidak berkapsul •Hemolitik
Vibrio parahaemolyticus
•Tidak membentuk spora
•Patogenik, menyebabkan
gastroenteritis
Habitat
Tumbuh pada kadar NaCl optimum 3%, kisaran suhu 5 – 43°C, pH 4.8 – 11,
terdapat di perairan laut dan berkembang pada hewan-hewan seafood.
Virulensi dan infeksi bakteri Vibrio parahaemolyticus
Merupakan penyebab penyakit gastroenteritis yang
disebabkan oleh produk hasil laut (seafood), terutama yang
dimakan mentah, dimasak tidak sempurna atau
terkontaminasi dengan seafood mentah setelah pemasakan.
Gastroenteritis berlangsung akut, diare tiba-tiba dan kejang
perut yang berlangsung selama 48 – 72 jam dengan masa
inkubasi 8 – 72 jam. Gejala lain adalah mual, muntah, sakit
kepala, badan agak panas dan dingin.
Patogenesis
- Masa inkubasi: 8-72 jam
- Gejala utama: sakit perut, diare, mual, dan muntah
- Disertai sedikit demam & rasa kedinginan
- Sembuh dalam waktu 2-5 hari
- Tidak disebabkan toksin
Diagnosis laboratoris
Isolasi bakteri dari tinja atau muntah penderita dan dari makanan
yang dicurigai.
Patogenesis
- Masa inkubasi: biasanya 12 – 72 jam sesudah
mengkonsumsi seafood mentah atau setengah
matang
- Masa penularan: dianggap tidak terjadi penularan
dari orang ke orang baik langsung atau melalui
makanan yang terkontaminasi kecuali pada
keadaan tertentu.
Cara penularan
Penularan terjadi diantara mereka yang mempunyai risiko tinggi, yaitu orang-orang
yang “immunocompromised” atau mereka yang mempunyai penyakit hati kronis,
infeksi terjadi karena mengkonsumsi “seafood” mentah atau setengah matang.
Sebaliknya, pada hospes normal yang imunokompeten, infeksi pada luka biasanya
terjadi sesudah terpajan dengan air payau (misalnya kecelakaan ketika
mengendarai perahu/boat) atau dari luka akibat kecelakaan kerja (pengupas tiram,
nelayan).
Epidemiologi
V. vulnificus adalah penyebab infeksi vibrio serius yang yang paling umum terjadi di
AS. Di daerah pantai kejadian tahunan infeksi V. vulnivicus sekitar 0.5 kasus per
100.000 penduduk; sekitar 2/3 dari kasus ini adalah septikemia primer. Penderita V.
vulnivicus telah dilaporkan terjadi dari berbagai tempat didunia (misalnya; Jepang,
Korea, Taiwan, Israel, Spanyol, Turki).
Bacillus cereus
Ciri-ciri umum:
•Berbentuk batang
•Bakteri gram positif
•Dapat membentuk endospora
•Tidak memiliki flagel
Bacillus cereus •Anaerobik fakultatif
•Menghasilkan enterotoksin
•Patogenik, menyebabkan mual, muntah,
dan diare
Habitat
Ada dua jenis penyakit yang berhubungan dengan Bacillus cereus. Yang paling
umum adalah penyakit diare disertai dengan sakit perut. Sebuah masa inkubasi
4 sampai 16 jam diikuti dengan gejala-gejala berlangsung 12 hingga 24 jam.
Manifestasi Klinis
Infeksinya pada manusia yang khas ialah
menyebabkan penyakit pneumonia lobaris. Penyakit
lain yang disebabkannya juga adalah sinusitis,
Bakteri ini berbentuk cocobacillus negatif Gram
dan merupakan anaerob fakultatif
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu koloni R yang
dibentuk oleh kuman-kuman tak bersimpai (NTHi)
dan koloni S yang dibentuk oleh kuman-kuman
bersimpai.
koloni S dianggap virulen dan secara serologik
dibagi dalam 6 tipe berdasarkan simpainya:
a,b,c,d,e, dan f.
H. influenzae tak bersimpai (rough) biasa
diasosiasikan dengan penyakit saluran pernafasan
kronik, terutama pada orang dewasa
H. influenzae tipe b (Hib), yang merupakan
penyebab sebagian besar penyakit invasif,
termasuk penyakit pneunomia dan meningitis
bakterial akut pada bayi dan anak-anak.
Infeksi oleh H. influenzae terjadi setelah
mengisap droplet yang berasal dari
penderita baru sembuh, atau carrier, yang
biasanya menyebar secara langsung saat
bersin atau batuk.
Terima Kasih