Anda di halaman 1dari 82

TOKSIN

MIKROORGANISME
By: Nur Hidayah
• Patogenitas adalah kemampuan organisme untuk
menimbulkan penyakit
• Toksin ; - diekskresikan. Disekresikan
• Mikroba yang dapat menyebabkan penyakit akibat
pangan ( Foodborne Disease) adalah bakteri, jamur,
virus, protozoa, dan parasit
• Keracunan makanan adalah kondisi yang muncul akibat
mengonsumsi makanan yang telahterkontaminasi oleh
organisme menular, seperti bakteri, jamur, virus, dan
parasit
Your Topic Goes Here
• Mikroba patogen yang berasal dari pangan akan bekerja
dalam tiga mekanisme, yaitu secara infeksi, intoksikasi,
dan toksikoinfeksi
• infeksi terjadi bila mikroba patogen masuk ke tubuh
melalui pangan
• intoksikasi disebabkan oleh terkonsumsinya toksin
ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroba yang
mencemari pangan
• toksikoinfeksi adalah terjadinya sekresi racun bila sel
mikroba telah berada dalam tubuh.
Bakteri
• Bacillus cereus
• bakteri Gram-positif, aerobik, batang pembentuk spora,
kadang-kadang memperlihatkan reaksi Gram-negatif,
fakultatif anaerob, bentuk rantai. Mesofilik
• Makanan yang akan disimpan harus didinginkan dengan
cepat sampai suhu <10oC yang mencegah pertumbuhan
B. cereus. Makanan yang akan disimpan panas, harus
dipertahankan suhunya di atas 60 oC
• gejala diare, kejang (kram) perut, dan muntah.jika gejala
cepat, timbul dengan sindroma emetik
Campylobacter jejuni
• obligat mikroaerofilik, Gram-negatif, sel-sel berbentuk
spiral dan motil. Bersifat oksidase positif, katalase positif,
dan nilai pH optimum pertumbuhan bakteri adalah 6,5 –
7,5
• Menyebabkan aborsi, infertilitas, penyebab enteritis dan
bakteremia akut pada manusia
• Gejala yang ditimbulkan adalah sakit perut, demam
(kadang-kadang > 40oC), dan diare,kadang-kadang
diikuti muntah-muntah, diare berair, kadang-kadang
berdarah. Pada gejalamirip disentri, darah segar, mukus
dan leukosit ditemukan pada tinja. Periode inkubasi
sekitar 2 – 7 hari dan penyakit biasanya berlangsung
pada periode yang sama. Diare umumnya bersifat self-
limiting (sembuh tanpa pengobatan).
• Secara umum, bakteri ini tahan hidup dalam makanan
yang disimpan dingin, tetapi sangat rentan terhadap
pembekuan. C. jejuni dapat hidup sampai 4 minggu
dalam air sungai pada suhu 4oC.
• Klorinasi yang tepat pada air minum merupakan CCP (titik
kendali kritis) dalam mencegah infeksi oleh
Campylobakter asal air
• Pemasakan pada suhu 55-60oC dapat menghancurkan
Campylobacter
Clostridium botulinum
• Toksinnya bersifat tidak tahan panas (80oC, 10’), tetapi
sangat toksik (10-8 g mengakibatkan kematian).
• Gram positif, motil (flagela peritrichous), anaerobik
obligat, berbentuk batang (2 – 10µm) dengan spora
berbentuk oval. pH minimum adalah 4.7
• Botulisme pada manusia disebabkan oleh tipe A, B, E
• botulisme asal makanan (foodborne): botulisme pada bayi
dan botulisme yang menimbulkan luka.
• Gejala botulisme pada makanan dapat muncul beberapa
jam atau beberapa hari seperti lemas, fatig, vertigo,
pandangan buram, kesulitan berbicara dan menelan
akibat sarafnya terserang dan gagal bernapas yang dapat
menimbulkan kematian.
• Pada botulisme tipe E, menimbulkan mual dan muntah-
muntah dan mortalitasrendah
• Botulisme pada bayi, menyerang bayi kurang dari 12
bulan akibat menelan spora C. botulinum, bergerminasi,
tumbuh dan memproduksi toksin sambil mengkolonisasi
alat pencernaan.
• Spora dari semua tipe dan toksinnya toleran terhadap
pembekuan
• Toksin dari semua tipe cepat inaktif pada suhu 75-80oC.
• Spora-spora dan toksin C. botulinum tahan terhadap
radiasi ionisasi.
• memproduksi toksin pada pH 5.2 di bawah kondisi
optimum
Clostridium perfringens
• bakteri Gram positif, batang anaerobik (mikroaerofilik) dan
non-motil
• Spora diproduksi segera dalam usus, memproduksi
kapsul, memfermentasi laktosa, mereduksi nitrat dan
mempunyai aktivitas lesitinase (aktivitas mikrotoksin).
• Gejala penyakit yang timbul meliputi sakit perut, mual
dan diare akut, 8-24 jam setelah menelan sejumlah besar
organisme. Penyakit berlangsung singkat, sembuh sendiri
(self limiting), dan pulih dalam waktu 24-48 jam
• C. perfringens dikelompokkan dalam lima tipe (A – E)
sesuai dengan eksotoksin yang diproduksi;
• Tipe A, C dan D bersifat patogen untuk manusia.
• Tipe A dan C merupakan penyebab diare akut.
• Galur-galur tipe A menyebabkan gas gangren, radang
usus besar, demam daerah perifer (tangan dan kaki) dan
peradangan menyeluruh (septikemia).
• Enterotoksin dari tipe A dan C diproduksi dalam jumlah
yang cukup besar hanya dalam usus.
• Produksi enterotoksin umumnya diduga dihasilkan dari
lisis sel-sel yang bersporulasi dalamusus. Toksin bersifat
labil panas, inaktif pada 60oC dengan nilai D90 adalah 4
menit. Suhuoptimum C. perfringens 43 – 47oC
• Pemberian garam mencegah spora bergerminasi dan sel-
sel vegetatif tidak mampu tumbuh. Nilai pH minimum
adalah 5.0;dan pH optimum 6.0 – 7.5, sedangkan aw
minimum adalah 0.95 – 0.97. Spora tahan terhadap
radiasi gama, nilai D sebesar 1,2 – 3,4 kGy bila diiradiasi
dalam air. Irradiasi sebelum pemanasan (0-7kGy)
menyebabkan spora lebih peka terhadap pemanasan
• Sayuran dan ikan merupakan makanan pembawa
• Makanan lain yang mungkin terkontaminasi adalah unggas, ikan,
sayuran, produk susu, makanan kering, sup, gravies, rempah-rempah,
gelatin, spageti, pasta, tepung, protein kedele, roti, cake, meat pies serta
daging sapi dan unggas masak
• tetap hidup setelah melalui daerah asam dalam perut.
• Tindakan pengendalian yang efektif adalah dengan pendinginan relatif
cepat melalui kisaran 55 – 15oC dan pemanasan kembali produk pada
suhu di atas 70oC segera sebelum konsumsi. Setelah pemanasan,
produk harus didinginkan dari 55 sampai 15oC secepat mungkin.
• Sebagai pedoman, peraturan di Amerika Serikat mensyaratkan
suhuinternal produk tidak berada diantara 54.4oC dan 26.7oC selama
lebih dari 1.5 jam atauantara 26.7 dan 4.4oC selama lebih dari 5 jam.
Bila daging dimasak, pendinginan harusdimulai dalam waktu 90 menit
pada akhir siklus pemasakan dan produk harus didinginkandari 48oC
sampai 12.7oC dalam waktu kurang dari 6 jam. Pendinginan harus
dilanjutkanuntuk transportasi sampai mencapai suhu 4.4oC
Escherichia coli
• Bakteri ini pada saluran usus besar/kecil anak-anak dan
orang dewasa sehat dan jumlahnya dapat mencapai 109
CFU/g.
• dikenal sebagai mikroba indikator kontaminasi fekal dan
dibagi dalam dua kelompok yaitu nonpatogenik dan
patogenik.
• Ada empat kelompok patogenik penyebab diare yaitu
EPEC (Enteropatogenik Escherichia coli), ETEC
(Enterotoksigenik Escherichia coli), EIEC (Enteroinvasif
Escherichia coli) dan E. coli penghasil verotoksin (VTEC).
• Istilah lain juga digunakan untuk VTEC seperti E. coli
penghasil toksin mirip-Shiga (SLTEC) dan E. coli
penghasil toksin Shiga (STEC).
• Istilah enterohemoragik E. coli (EHEC) digunakan untuk
galur-galur yang menyebabkan diare berdarah.
• EHEC mempunyai faktor virulen disamping produksi
sitotoksin Vero, yang penting dalam menimbulkan
penyakit yang berat pada manusia
• Enteropatogenik E. coli bersifat spesifik terhadap inang
(host) dan menyebabkan diare tanpa darah.
• Enterohemoragik E. coli (O157:H7) menyebabkan
hemoragik dan diare berdarah,
• enteroinvasif E.coli (EIEC) menyebabkan diare berdarah
dengan gejala mirip disentri(Shigella),
• enterotoksigenik E. coli (ETEC) menyebabkan diare pada
bayi(infantile diarrhea) dan diare pada orang yang sedang
bepergian dengan gejala mirip kolera
• Penyakit yang disebabkan oleh grup EPEC adalah diare
berair yang disertai dengan muntah dan demam.
• Diare sering bersifat sembuh sendiri, tetapi EPEC dapat
menyebabkan enteritis kronis berkepanjangan yang
mengganggu pertumbuhan.
• EPEC umumnya dikaitkan dengan bayi dan anak-anak
di bawah usia 3 tahun.
• Grup EIEC menyebabkan diare yang secara klinis sering
menyerupai diare basiler, yang disebabkan oleh Shigella.
• Awalnya diare bersifat akut dan berair, disertai demam
dan kejang perut, berlanjut sampai fase kolon (usus
besar) dengan tinja yang berdarah dan mukoid.
• Tidak semua infeksi EIEC berlanjut sampai fase
kolon,sehingga darah tidak selalu terdeteksi dalam tinja.
• EIEC menyerang mukosa kolon
dan berkembang biak di dalam sel, menyebar ke sel-
sel yang berdekatan setelah sel-sel yang terinfeksi
mengalami lisis
• Penyakit yang disebabkan oleh infeksi ETEC merupakan
diare berair dengan kejang perut,demam, malaise dan
muntah.
• Dalam bentuk yang sangat berat, infeksi oleh galur ETEC
dapat menghasilkan gambaran klinis yang menyerupai
diare yang disebabkan oleh Vibrio cholerae,yaitu tinja air
beras.
• ETEC merupakan penyebab utama diare pada bayi di
negara kurang berkembang.
• VTEC menyebabkan hemoragik colitis (HC) dan sindroma
hemolitikuremik (HUS).
• Gejala HC sering dimulai dengan sakit perut dan diare berair, diikuti
dengan diare berdarah umumnya tanpa demam.
• Diare baik berdarah atau tidak, diikuti oleh munculnya HUS.
• HUS terjadi pada semua kelompok umur tetapi paling umum pada
anak-anak
• E. coli enteroagregatif dikaitkan dengan diare. Diare berlangsung
selama 14 hari dan biasanya berair dengan gejala muntah-muntah,
dehidrasi, dan sakit perut.
• Diare berdarah dan demam timbul pada anak-anak yang terinfeksi
oleh EaggEC.
• Diare yang terkait dengan DAEC dicirikan dengan kotoran yang berair
dan mengandung mukus dengan demam dan muntah-muntah.
• Sumber EPEC, EIEC, dan ETEC adalah manusia.
• Kontaminasi makanan berasal dari karyawan pengelola
pangan atau dari kontak dengan air yang mengandung
buangan manusia.
• Infeksi orang dewasa sehat memerlukan dosis paling
sedikit 108 sel baik melalui pangan atau air yang
tercemar.
• Sumber utama organisme VTEC terdapat pada alat
pencernaan dari usus sapi dan hewan lain
• Galur-galur VTEC telah diisolasi dari daging sapi dan
olahannya seperti sosis, beefburger dan daging giling,
demikian pula pada daging unggas dan hasil laut.
• Di Amerika Selatan, VTEC O157 ditemukan pada daging
sapi, babi, domba dan unggas.
• daging (patties) hamburger dan daging sapi giling
• Penghilangan VTEC dengan pemanasan merupakan
salah satu titik kendali utama dalam rantai makanan.
• Untuk menghancurkan VTEC O157 dalam burger daging
sapi disarankan untuk memasak dan mempertahankan
suhu 70oC selama 2 menit sampai jus tidak keluar dan
tidak ada potongan yang berwarna merah muda di
dalamnya.
• Air yang tidak diklorinasi sebaiknya tidak digunakan untuk
pembersihan peralatan dan permukaan yang kontak
dengan makanan atau untuk pembersihan atau
pendinginan unit-unit produksi pangan komersial
Listeria monocytogenes
• Bakteri ini termasuk kelompok Gram positif, batang
pendek, tidak membentuk spora, katalase positif, dan
fakultatif anaerobik. Kadang-kadang berbentuk bulat,
panjang 10µm.Motil pada suhu 25oC, non-motil pada
35oC. Koloni mempunyai penampakan abu-abu kebiruan.
• Terdapat 8 spesies, spesies terpenting penyebab infeksi
manusia adalah Listeria monocytogenes.
• Sepertiga infeksi manusia adalah perinatal, melibatkan
wanita hamil, bayi dalam kandungan atau baru lahir.
• Duapertiga infeksi terjadi pada orang dewasa tidak hamil.
• Kebanyakan infeksi listeriosis terjadi pada orang yang
daya tahannya menurun karena umur, kondisi seperti
kanker, transplantasi organ, pemakai kortikosteroid, atau
AIDS (acquired immunity deficiency syndrome).
• Gejala hanya demam ringan tanpa atau dengan
gastroenteritis atau gejala mirip-flu, tetapi akibatnya pada
janin atau bayi baru lahir dapat fatal.
• Gejala paling umum adalah septikemia, kadang-kadang
disertai meningitis, juga terlihat luka pada kulit.
• Kebanyakan listeriosis disebabkan karena infeksi melalui
makanan; tetapi luka pada kulit dapat sebagai penyebar
mikroba.
• Batas tumbuh bakteri adalah pada aw 0.92 – 0.93.
• Tahan hidup 40 hari penyimpanan pada suhu 25oC dalam
hasil laut dengan kadar air rendah (2.0 – 2.35%).
• Kisaran pH pertumbuhan bakteri cukup luas yaitu 9.2
(maks) dan terendah 4.6– 5.0.
• Desinfektan yang efektif menghilangkan L.
monocytogenes adalah natrium hipoklorit, yodium,
peroksida, amonium kuaterner.
• Dekontaminasi pada sayuran minimum pada konsentrasi
klorin 200 ppm
• Bakteri dapat hidup baik beberapa minggu pada suhu–18oC
dalam berbagai ragam makanan.
• Penyimpanan beku (-18 sampai –198oC) selama 1 bulan tidak
banyak mematikan bakteri.
• Pada ikan dan udang yang dikemas vakum dalam es selama
21 hari, jumlah bakteri tidak meningkat dan pada –20oC
jumlahnya menurun 10 x dalam 3 bulan.
• Bakteri dapat bertahan hidup dan tumbuh pada suhu –1 –
50oC.
• Pemanasan microwave daging ayam sampai 70oCdan
pemasakan daging sapi sampai “medium” cukup mematikan L.
monocytogenes.
• Bakteri tahan terhadap iradiasi gama seperti bakteri Gram
positif lain
Pseudomonas cocovenenans
• P. cocovenenans berbentuk lurus atau sedikit
melengkung, Gram-negatif, katalase-positif, batang
oksidase-negatif, yang bersifat motil dengan
menggunakan satu dari beberapa flagela polar.
• Bakteri ini tumbuh aerobik.
• Suhu optimum pertumbuhan adalah 30oC dan tidak
tumbuh pada suhu 4, 10 atau 45oC.
• Pada kondisi asam, pertumbuhan tidak berlangsung baik
• P. cocovenenas memproduksi dua senyawa beracun dalam tempe
bongkrek yaitu asam bongkrek (tidak berwarna) dan toksoflavin
(kuning).
• Gejala tipikel dari keracunan bongkrek setelah periode 4 – 6 jam
adalah sakit perut, keringat berlebihan, lelah dan mual, yang
selanjutnya dapat menyebabkan koma yang kadang-kadang
mengakibatkan kematian.
• Beberapa gram tempe bongkrek beracun bahkan setelah dimasak
dalam sup atau digoreng dengan minyak, sudah cukup untuk
membunuh manusia.
• Asam bongkrek (asam 3-karboksi-metil-17-metoksi-6, 18, 21-trimetil-
dokosa-2, 4, 8, 1-2, 14, 18, 20-heptana dioat sangat tahan panas bila
dilarutkan dalam minyak kelapa dan lebih toksik dari toksoflavin.
• Asam ini dapat mematikan pada dosis 2 mg/100 g berat badan dan
dapat mempunyai aktivitas kumulatif
Salmonella sp.
• Untuk dapat menimbulkan penyakit, diperlukan sejumlah besar
(105 sampai 107) Salmonella asal pangan.
• Akan tetapi, bukti lebih baru menunjukkan bahwa satu sel dapat
menjadi dosis infektif manusia.
• Salmonella sp. merupakan bakteri batang Gram negatif, anaerobik
fakultatif, bersifat motil dengan flagela peritrikus kecuali S.
pullorum dan S. gallinarum, yang tidak memiliki flagela.
• Salmonella tumbuh optimum pada suhu 35oC sampai 37oC,
memecah berbagai jenis karbohidrat menjadi asam dan gas,
dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon,
memproduksi H2S, dan mendekarboksilasi lisin dan ornitin
masing-masing menjadi kadaverin dan putresin.
• Mikroba ini bersifat oksidase negatif dan katalase positif.
• Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh salmonelosis
manusia adalah demam enterik setelah infeksi oleh galur-
galur tifus atau paratifus atau gastroenteritis/kolitis
nontifus yang dapat berlanjut menjadi infeksi sistemik
yang lebih serius.
• Manusia terutama peka terhadap infeksi oleh S. typhi dan
S. paratyphi A, B, dan C, karena kemampuan galur-galur
ini untuk menyerang dan berkembang biak dalam jaringan
sel inang.
• Gejala klinis muncul 7 sampai 28 hari setelah pemaparan.
• Gejala klinis dapat berupa diare berair, atau jarang,
sembelit (konstipasi), demam, sakit perut, pusing, mual,
lesu, dan bercak-bercak merah di pundak, toraks, atau
perut.
• Komplikasi demam enterik meliputi pendarahan usus atau
perforasi usus.
• Gejala salmonelosis nontifus adalah mual, kejang perut,
diare dengan air dan darah, demam singkat (< 48 jam),
dan muntah yang muncul 8 sampai 72 jam setelah
terpapar oleh bakteri.
• Potensi bertahan hidupnya Salmonella di bawah kondisi
lingkungan ekstrim merupakan perhatian utama dalam
kesehatan masyarakat.
• Salmonella dapat tetap hidup dalam es dan siput mentah
yang disimpan selama bertahun-tahun pada -20 oC atau
lebih rendah.
• Salmonella dapat bertahan hidup pada lingkungan pH
rendah seperti pada pangan yang diasamkan secara
alami, ditambahkan asam, dan difermentasi.
• Beberapa galur Salmonella dapat inaktif dalam beberapa
jam dalam pH 2.8, tetapi tetap hidup dalam saus berpH
3.6.
• Perlakuan kimia seperti peroksida, beta-propiolakton, etilen
dan propilen oksida, dapat mengendalikan salmonelosis, tetapi
penggunaan bahan-bahan ini dapat menginduksi terjadinya
penyimpangan citarasa (off-flavor).
• Bahan kimia lain yang dapat digunakan adalah senyawa
amonium kuaterner, asam sorbat, natrium nitrit, antibiotika dan
klorin.
• Pada ayam, penyemprotan dilakukan dengan klorin 200 ppm.
• Panas paling efektif dan paling banyak digunakan untuk
mereduksi Salmonella aplikasinya pada suhu 70 – 75oC
selama 3 – 7 menit, atau 66oC , 12 menit, atau 60oC selama
78 – 83menit
Shigella sp.
• Shigella merupakan penyebab disentri basiler yang
ditemukan oleh ahli mikrobiologi Jepang Kiyoshi Shiga
pada tahun 1898.
• Terdapat 4 spesies yaitu Sh. dysenteriae yang umum
terjadi di negara tropis (berat), Sh. flexneri, Sh. boydii
(sedang) dan Sh. sonnei (ringan).
• Shigella termasuk anggota famili Enterobacteriaceae.
• Bakteri bersifat nonmotil, tidak membentuk spora,
berbentuk batang Gram negatif, katalase positif, oksidase
negatif, dan fakultatif anaerob. Produksi asam tanpa gas
dari glukosa, bersifat mesofil dengan suhu pertumbuhan
antara 10 -45oC, pH optimum 6 – 8 dan peka terhadap
panas
• Dosis infeksi rendah, sekitar 10-100 organisme.
• Periode inkubasi beragam dari 7 jam sampai 7 hari walaupun
KLB asal pangan umumnya dicirikan dengan periode inkubasi
yang lebih singkat sampai 36 jam.
• Gejala yang timbul meliputi sakit perut, muntah, demam, diare
berdarah, yang menyertai diare yang dapat berkisar dari gejala
disentri klasik tinja berdarah, dalam kasus Sh. dysenteriae, Sh.
flexneri, Sh. boydii sampai diare berair dengan Sh. sonnei.
• Penyakit berlangsung selama 3 hari sampai 14 hari dalam
sebagian kasus dan tahap kerier (pembawa penyakit) dapat
berlangsung selama beberapa bulan.
• Bentuk penyakit yang lebih ringan bersifat sembuh sendiri dan
tidak memerlukan pengobatan, tetapi infeksi Sh. dysenteriae
sering memerlukan penggantian cairan dan elektrolit serta
terapi antibiotik
Staphylococcus aureus
• Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram-positif,
berbentuk kokus (diameter 1 mikron), bersifat katalase
positif dan anaerob fakultatif.
• Bakteri ini termasuk mesofil dengan suhu pertumbuhan
berkisar antara 7- 48oC, dan suhu optimum 35 – 40oC.
• Nilai pH optimum adalah 6 – 7, pH minimum 4.0, dan pH
maksimum 9.8 – 10.
• Bakteri ini memproduksi enterotoksin, serta toleran
terhadap garam dan aw rendah
• Dapat tumbuh baik pada 5 – 7% NaCl dan ada yang
mampu tumbuh sampai 20% NaCl.
• Dapat tumbuh pada aw 0.83
• S. aureus segera terbunuh oleh radiasi.
• Enterotoksin sangat tahan terhadap radiasi gama dan
tidak akan hancur oleh dosis yang umumnya diterapkan
pada makanan.
• Bakteri ini tahan garam dan tumbuh pada aktivitas air
serendah 0.85 (kadar garam 25% w/w)
Vibrio cholerae
• Vibrio adalah bakteri Gram-negatif pleomorfik (bentuk kurva
atau lurus), batang pendek, motil dengan flagela polar.
• Sel-sel bersifat katalase dan oksidase-positif, serta anaerobik
fakultatif.
• Natrium klorida merangsang pertumbuhan semua jenis Vibrio
dan merupakan persyaratan obligat untuk sebagian
jenis.Kadar optimum untuk pertumbuhan spesies yang penting
secara klinis adalah 1 – 3%.
• V. parahaemolyticus tumbuh optimum pada NaCl 3 % dan akan
tumbuh pada konsentrasi antara 0.5 dan 8%.
• Minimum aw untuk pertumbuhan V. parahaemolyticus
beragam antara 0.93 – 0.987 tergantung dari padatan yang
digunakan
• Pertumbuhan Vibrio enteropatogenik berlangsung optimum
pada suhu 37oC dengan kisaran tumbuh antara suhu 5 –
43oC.
• Bila kondisi mendukung, vibrio dapat tumbuh ekstrim cepat;
waktu generasi serendah 11 menit dan 9 menit telah dicatat
masing-masing untuk V. parahaemolyticus dan vibrio laut non-
patogenik V. natrigens.
• V. parahaemolyticus umumnya kurang tahan pada suhu
ekstrim daripada V. cholerae.
• V. parahaemolyticus akan tumbuh paling baik pada pH sedikit
di atas netral (7.5 – 8.5).
• Vibrio umumnya peka terhadap asam walaupun pertumbuhan
V. parahaemolyticus teramati pada pH 4.5 – 5.0
• Kolera umumnya mempunyai masa inkubasi antara satu dan tiga
hari, dan dapat beragam dari diare ringan, sembuh-sendiri sampai
gangguan yang parah dan mengancam kehidupan.
• Dosis infektif pada orang sehat normal cukup tinggi, bila organisme
tertelan tanpa makanan, sebanyak 1010 sel.
• Kolera adalah infeksi non-invasif dimana organisme mengkolonisasi
lumen usus dan menghasilkan enterotoksin (toksin kolera) yangkuat.
• Pada kasus yang parah, hipersekresi natrium, kalium, klorida dan
bikarbonat yangdiinduksi oleh enterotoksin menghasilkan diare pucat,
berair, mengandung serpihan mukus,dan disebut diare air beras.
• Diare dapat mencapai 201 hari dan mengandung sebayak 103vibrio
per ml, disertai muntah, tetapi tanpa mual atau demam. Bila
hilangnya cairan dan elektrolit tidak diganti maka tekanan dan volume
darah dapat turun, viskositas darah naik,gagal ginjal dan sirkulasi
terhenti.
• Pada kasus fatal kematian terjadi dalam beberapa hari
• Kolera terutama dikenal sebagai infeksi yang berasal dari
air (waterborne infection), walaupun makanan yang
kontak dengan air tercemar sering bertindak sebagai
pembawa.
• Keracunan pangan oleh V. parahaemolyticus terkait
dengan ikan dan kerang.
• Jepang merupakan penyebab umum keracunan pangan.
• Hal ini terkait dengan kebiasaan kuliner mengkonsumsi
ikan mentah atau setengah masak, walaupun penyakit
juga dapat dihasilkan karena kontaminasi-silang produk
masak di dapur
• Masa inkubasi yang dilaporkan untuk keracunan pangan
V. parahaemolyticus beragam dari 2 jam sampai 4 hari,
walaupun umumnya 9 – 25 jam.
• Penyakit berlangsung sampai 8 hari dan dicirikan oleh
diare berair, sakit perut, muntah dan demam.
• V. parahaemolyticus lebih enteroinvasif daripada V.
cholerae, dan mampu menembus epitelium usus.
• Gejala disentri juga dilaporkan dari sejumlah negara
termasuk Jepang
• V. vulnificus merupakan organisme yang sangat invasif
yang menyebabkan septikemia primer dengan laju
kematian tinggi mendekati 50%.
• Sebagian besar kasus terjadi pada orang yang menderita
penyakit hati (lever), diabet atau kecanduan alkohol.
• Orang sehat jarang dipengaruhi, dan bila ada, umumnya
terkena gastroenteritis.
• Dalam kasus asal pangan, gejala malaise diikuti demam,
dingin dan lesu muncul 16-48 jam setelah konsumsi
makanan yang tercemar, biasanya hasil laut, terutama
kerang.
• Tidak seperti infeksi Vibrio lainnya, infeksi V. vulnificus
memerlukan perlakuan antibiotik seperti tetrasiklin
Yersinia enterocolitica
• Yersinia enterocolitica termasuk dalam famili
Enterobacteriaceae.
• Spesies patogen terhadap manusia dan hewan adalah Y.
pestis; Y. pseudotuberculosis; Y. enterocolitica.
• Bakteri bersifat Gram negatif, fakultatif anaerobik, bentuk
batang (1–3,5 x 0.5 –1.3µm) dalam kultur muda (25oC)
memproduksi sel-sel oval atau kokoid (coccoid).
• Suhu optimum pertumbuhan bakteri adalah 32– 34oC,
pada suhu 37oC memerlukan nutrisi, 3 dari 4 jenis asam
amino berikut yaitu asam glutamat, thiamin, sistin, dan
pantotenat.
• Bakteri toleran terhadap pH tinggi, garam-garam empedu,
dan surfaktan.
• Tahan pembekuan (dalam makanan beku), -16 sampai –
17oC.
• Mati dengan pasteurisasi
• Bakteri ini bisa menyebabkan penyakit yersiniosis yaitu
infeksi gastrointestinal dengan gangguan-gangguan
seperti enteritis, dan ileitis terminal, serta dikenal sebagai
penyakit
• “usus buntu semu” (pseudoappendicitis), limfadenitis
mesenterik.
• Gejala-gejala penyakit meliputi demam, sakit perut, diare,
mual, muntah yang akan pulih dengan sendirinya
• Virulensi dikaitkan dengan adanya plasmid.
• Adhesi dan invasi tidak tergantung pada adanya plasmid, tetapi
kemampuan untuk tetap hidup dan berkembang biak tergantung plasmid
• Y. pseudotuberculosis menyebabkan tuberkulosis semu
(pseudotuberculosis) dan limfadenitismesenterik pada pasien yang
didiagnosa sebagai radang usus buntu.
• Sifat serologis bakteri mempunyai antigen somatik O yang tahan panas.
• Dikelompokkan menjadi Grup I (manusia dan hewan) sampai grup VI.
• Gejala penyakit mirip tifus, pada penderita hepatik dapat berakibat fatal.
• Gejala meliputi demam, sakit perut, anoreksia, mual, muntah, jarang diar
e.Pada susu pasteurisasi bila terjadi kontaminasi pasca pasteurisasi,
kultur dapat tetap hidup paling sedikit 20 hari pada bagian luar
karton susu pada suhu 4oC.
• Bakteri umumnya hancur selama proses pemanasan makanan.
• Bakteri peka terhadap iradiasi, toleransi terhadap garam sedang
FOODBORNE
PATHOGEN
FUNGI
• Dalam bahan makanan, suatu zatdapat dinyatakan sebagai
racun (toksin) jika efek yang ditimbulkan dari zat tersebut dapat
merusaksistem kerja metabolisme tubuh
• Jamur atau cendawan adalahtumbuhanyang tidak
mempunyaiklorofilsehingga bersifatheterotrof.
• Jamur ada yang uniselulerdan multiseluler.
• Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa.
• Hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang
disebut miselium.
• Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada juga
dengan cara generatif.
• jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya.
• jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif,
atausaprofit.
• Dari sekitar 100.000 spesies jamur, 100 diantaranya bersifat
patogen atau beracun
• Jamur dapat tumbuh pada berbagai jenis pangan, dan
pertumbuhannya akan menyebabkan terjadinya
kerusakan pangan yang bersangkutan, diantaranya
kerusakan flavor, warna, pelunakan, dan terbentuknya
senyawa yang bersifat toksik.
• Kerusakan tersebut disebabkan karena jamur dapat
menghasilkan enzim ekstraseluler yang akan memecah
senyawa tertentu pada pangan yang bersangkutan, serta
dapat menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat
toksikmikotoksin
• Mengkonsumsi makanan yang tercemar mikotoksin dapat
menyebabkan keracunan akut(jangka waktu pendek) dan
kronik (jangka waktu sedang atau lama) dan dapat
mengakibatkan kematian sampai gangguan kronis seperti
gangguan syaraf pusat, sistem kardiovaskular dan paru-
paru, dan saluran pencernaan
Jenis mikotoksin:
1. Aflatoxin
• Aflatoxin yang berbahaya bagi manusia adalah tipe B1, B2, G1
dan G2 (B = blue, G =green).
• Efek kronis yang disebabkan oleh konsumsi aflatoksin pada
kadar rendah,dapat menyebabkan penurunan berat badan
ternak, menurunkan produksi susu,menurunkan konversi
pakan.
• Pada manusia, aflatoksin menjadi penyebab terjangkitnya
penyakit liver dan kanker karena konsumsi manusia atas
daging, telur, susu yang telah terkontaminasi Aflatoksin dalam
jumlah tertentu.
• Aflatoksin B adalah toksin yang berpotensi sebagai
hepatokarsinogen.
• Biasanya mengkontaminasi kacang, jagung dan biji-bijian lain,
tepung, bumbu.
• Pencegahan penyebaran aflatoxin dapat dilakukan dengan
membatasi kontak dengan oksigen
2. Fumonisin
• Fumonisin adalah myxotoxin yang dihasilkan oleh mold
• Fusarium sp.
• Fumonisinterdapat pada jagung dan serealia lainnya.
Bersifat karsinogenik, dapat menyerangsistem syaraf,
liver, pankreas, ginjal, dan paru-paru

3. Ochratoxin
• Ochratoxin dihasilkan oleh Aspergillus ochraceus dan
Penicilium verrucosum.
• Toksin ini beiasanya terdapat pada daging babi, daging
unggas, tepung, kopi, dan anggur.
• ochratoksin A yang dihasilkan bersifat toksisitas ginjal, dan
penurunan imunitas pada beberapa hewan
Aspergillus sp.
• memiliki kemampuan tumbuh dalam konsentrasi osmotic
yang tinggi(kadar gula dan garam tinggi), bersifat aerobic
dan tumbuh pada lingkungan yang kaya oksigen dan
substrat yang kaya akan glukosa dan amilosa.
• Jamur Aspergillus flavus menghasilkan aflatoksin B1 dan
B2 yang dapat mengakibatkan kerusakan akut pada hati
dan pengerasan pada hati serta menurunkan kekebalan,
sedangkan Aspergillus parasiticus menghasilkan
aflatoksin B1, B2, G1 dan G2
Penicillium sp
• jenis mikotoksin yang dihasilkan oleh penicillium yang
berpotensi membahayakan kesehatan manusia adalah:
• a.Citreoviridin yang dihasilkan oleh P. citreonigrum dan
Eupenicillium ochrosalmoneum, dapat menyebabkan beri-beri
jantung akut di Jepang dengan gejala-gejala sakit jantung, sulit
bernafas, mual, dan muntah-muntah yang diikutioleh rasa takut
dan kesakitan.
• b. Citrin yang dihasilkan oleh P. citrinum, P. expansun, dan P.
Verrucosum
• c. Occhatoksin A yang dihasilkan oleh P. verrucosum, dapat
menurunkankekebalan, berpengaruh pada embrio, serta
bersifat karsinogenik.
• d. Patulin yang dihasilkan oleh P. expansum, P. pulvinum, P.
griseofulum, dapatmempengaruhi fetus tikus, kekebalan,
persyarafan, dan pencernaan makanan
Fusarium sp
• Penyakit alimentary toxic aleukia disebabkan oleh racun
T-2 yang dihasilkan oleh F. sporotrichiodes dan F. poae
padasereal (gandum) dan roti, serta Penyakit kanker
kerongkongan yang disebabkan oleh F. moniliforme pada
jagung
FOODBORNE
PATHOGEN
VIRUS
• Virus menyebabkan infeksi karena memaksa inang untuk
membantu reproduksi parasit tersebut.
• Virus umumnya memiliki ukuran pastikel 25-250 nm, berisi
material genetik dariDNA atau RNA, protein dan terkadang
lemak.
• Kontaminasi virus pada pangan terjadi karena ketidakhati-
hatian manusia menangani pangan.
• Risiko penularan terbesar terjadi pada pangan yang tidak
ditangani dengan benar atau tidak dimasak dengan benar.
• Pada umumnya, virus yang ditularkan melalui pangan memiliki
untai RNA tunggal yang diselubungi oleh protein dan
terbungkus pada lipid yang berasal dari membran sitoplasma
inang
• Kebanyakan virus makanan bersifat enterik (terjadi dalam
perut), jadi mereka menginfeksi lewat mulut dengan
mengonsumsi bahan yang sudah terinfeksi virus dan keluar
melalui kotoran
Astrovirus
• Astrovirus merupakan virus yang belum diklasifikasikan
yang apabila diamati di bawah mikroskop elektron
berbentuk bintang berujung 5 atau 6.
• Menyerang anak-anak dan lanjut usia dan virus ini dapat
ditularkan melalui makanan.
• Virus ini dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat
banyak pada feses.
• Astrovirus ditransmisikan dengan rute fekal oral melalui
makanan atau air yang terkontaminasi, kontak antar
individu, atau permukaan yang terkontaminasi.
• Astrovirus biasanya terjadi pada bayi dan dapat
menyebabkan kematian, terutama bayi-bayi di negara-
negara berkembang
• Virus ini menginfeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak.
• Masa inkubasinyaselama 1-3 hari.
• Awalnya virus masuk bersama makanan dan minuman ke
dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak
dalam usus.
• Akibatnya sel-sel epitel ini tidak dapat
berfungsi untuk menyerap air dan makanan, terjadi diare
osmotik.
• Setelah itu sel retikulum akan melebar, dan kemudian
akan terjadi infiltrasi sel limfoid dari lamina propria
• Gejala yang timbul terlihat seperti penderita diare maupun
gastroenteritis(penyakit pada perut) seperti muntah, diare
yang cair, sakitkepala, demam, kedinginan, dehidrasi, dan
sakit dibagian perut
Enterovirus
• Enterovirus menyebabkan penyakit poliomyelitis
• Virus ini menyerang anak-anak pada usia bayi hingga lima
tahun dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
• Penularannya melalui kontaklangsung dari orang ke orang
yaitu melalui air liur, tinja, cairan dari vesikel atau ekskreta.
• Penularan kontak tidak langsung melalui barang-barang yang
terkontaminasi oleh sekresi itu.
• Masa inkubasinya sekitar 2-5 hari
• Gejala yang timbul ditandai dengan demam yang tidak terlalu
tinggi selama 2-3 hari,tidak nafsu makan, dan pilek, timbulnya
bintik-bintik merah yang menyebar di tangan dan kaki serta
• vesikel didalam mulut seperti sariawan yang membuat anak
tidak mau makan
Rotavirus
• Rotavirus adalah virus yang menyebabkan gastroenteritis.
• Gastroenteritis viral adalah infeksi usus yang disebabkan berbagai
macam virus.
• Rotavirus memiliki diameter tubuh 50-60 nm.
• Partikel-partikel mempunyai kapsid berkulit ganda dan garis tengah
berkisar antara 60-75 nm
• Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus. Virus-virus itu
berkembang biak dalam sitoplasma enterosit dan merusak
mekanisme transportnya.
• Sel yang rusak dapat masuk ke dalam lumen usus dan melepaskan
sejumlah besar virus, yang kemudian terdapat dalam tinja.
• Diare yang disebabkan oleh rotavirus akibat gangguan penyerapan
natrium dan absorpsi glukosa
• Dibutuhkan waktu 3-8 minggu untuk perbaikan fungsi normal.
• Penyebarannya terjadi melalui rute oral fekal.
• Masa inkubasi selama 1 sampai 2 hari, walaupun gejala dapat
berlangsung selama 10 hari
• Gejala yang timbul antara lain diare berupa buang air
besar yang berupa air,demam, nyeri perut, dan muntah-
muntah, sehingga terjadi dehidrasi.
• Gejala utama Gastroenteritis virus adalah diare berair
berbusa, tidak ada darah lendir dan berbau asam serta
muntah.
• Gejala lainnya adalah sakit kepala, demam, menggigil,
dan sakit perut.
• Gejala biasanya muncul dalam waktu 4 sampai 48 jam
setelah terpapar virus.
• Untuk mempermudah penanganan, sebaiknya kita tahu
gejala dehidrasi yaitu anak rewel, kehausan, minta minum
terus, sehingga makin muntah karena kebanyakan, mata
cekung, kulit pada daerah perut dan dahi tidak kenyal
(jika dicubit tidak kembali)
Norovirus
• Norovirus adalah kelompok virus yang menyebabkan
penyakit yang tidak terlalu berat(sering disebut dengan flu
perut/flu usus).
• Norovirus adalah virus yang berasal dari golongan
Norwalk virus.
• Merupakan virus dari family calciviridae.
• Virus ini memiliki RNA tunggal yang tidak terbelit
• Virus ini menginjeksi biasanya masuk kedalam tubuh
melalui air, sayuran & kerang yang terkontaminasi oleh
feses, dapat juga dari orang ke orang.
• Sering kali dijumpai dalam air yang tidak bersih, kerang-
kerangan, es, telur, salad, dan berbagai makanan
kontaminan lainnya. Masa inkubasinya berkisar 1-2 hari
• Gejala yang timbul sering terlihat seperti pada penderita
diare. Gejalanya adalah mual, muntah, diare, nyeri perut,
sakit kepala & demam.
• Gejala-gejala tersebut biasanya akan hilang dengan
sendirinya dalam waktu 2-3 hari
Virus Hepatitis A
• Virus hepatitis A dapat menular melalui berbagai cara
seperti kontak orang ke orang atau melalui konsumsi
makanan dan minuman yang telah terkontaminasi.
• Orang yang telah terinfeksi virus hepatitis A dapat menjadi
sumber penularan virus yang mengontaminasi makanan
sehingga orang-orang ini tidak diperbolehkan menangani
makanan meskipun mereka tidak terlihat sakit.
• Oleh karena itulah, orang-orang yang bekerja menangani
makanan, seperti di restoran atau pabrik makanan, harus
diberivaksinasi hepatitis A.
• Setelah tertelan, ketahanan virus hepatitis A terhadap
asam memungkinkannya lewat dalam perut dan masuk
ke usus halus
• virus ini menginfeksi sel-sel epitel mukosa, berkembang
biak dan menyebar ke sel-sel yang berdekatan dan
kemudian masuk ke hati (liver ) lewat peredaran darah.
• Virus Hepatitis A menginfeksi sel-sel parenkimal hati.
Setelah sel dipenetrasi, virus hepatitis A akan mengambil
alih sistem sel tersebut untuk menghasilkan komponen-
komponen virus yang baru dan memicu respons antibodi
tubuh.
• Masa inkubasi (masaantara pertama kali terpapar virus
sampai munculnya gejala-gejala virus hepatitis A adalah
15-50 hari (rata-rata 28 hari)
• Gejal-gejala awalnya adalah sakit otot, sakit kepala,
hilang nafsu makan (anoreksia),tidak enak perut, demam
kemudian diikuti sakit kuning yaitu penguningan kulit,
mata,dan selaput lendir serta air kencing berwarna lebih
gelap
Virus Hepatitis E
• Virus Hepatitis E dapat menular melalui makanan dan air
yang terkontaminasi.
• Tidak ada bukti penularan virus ini melalui seks dan
transfusi darah
• Ditularkan secara oral, melalui air minum yang sudah
tercemar oleh tinja penderita hepatitis E.
• Masa inkubasi virus asalah 40 hari (rentang 15-60 hari)
• Gejala-gejalanya mirip dengan hepatitis A
Norwalk-like caliciviruses (NLV)
• Virus inimenyebabkan radang pada lambung.
• Karakteristik virus Norwalk meliputi dosis infeksius yang
rendah (sebanyak 10 partikel virus), relatif stabil di dalam
lingkungan dan berbagai cara transmisi.
• Virus ini tahan dalam klorin 10 ppm dan
pemanasanhingga 60⁰ C serta dapat bertahan di kerang
yang dipanaskan.
• Antibodi virus Norwalk didapat lebih lama daripada
antibodi terhadap rotavirus, yang muncul pada masa awal
anak-anak.
• Pada negara berkembang, sebagian anak sudah memiliki
antibodi virus Norwalk pada usia 4 tahun
• Penyebarannya melalui makanan dan minuman yang
tercemar.
• Penularan dari orangke orang juga bisa terjadi, karena
virus sangat menular. Masa inkubasinya 1 – 3 hari
• Gejala yang timbul terlihat seperti penderita diare yang
dehidrasi dimana kehilangan cairan dan elektrolit
FOODBORNE
PHATOGEN
PARASITES
• Dua jenis patogen parasit makanan yang penting pada manusia dan
hewan adalah cacing perut (helminth) dan protozoa
• Cacing perut (helminth) diklasifikasikan menjadi tiga sub kelompok yaitu
cestoda (tapeworms), trematoda (flukes), dan nematoda (round worms)
• Cestoda yaitu jenis cacing pipih (platyhelminthes) yang berbentuk
pita(tapeworms), badannya beruas-ruas atau bersegmen, tidak
mempunyai rongga badan, tidak memiliki alat pencernaan, dan biasanya
mempunyai alat kelaminganda atau hermafrodit. Contohnya yang
hospesnya manusia adalah Taenia saginata danTaenia soleum
• Trematoda adalah jenis cacing pipih berbentuk daun yang badannya
tidak bersegmen dan telah memiliki alat pencernaan. Contohnya adalah
Clonorchis sinensis di hati, Echino stomatidae di usus, Paragonius
westermani di paru-paru,Schistosoma haematobium di hati.
• Nematoda yaitu jenis cacing berbentuk benang yang jumlah spesiesnya
terbesar diantara cacing yang hidup sebagai parasit pada manusia.
Berbadan bulat panjang(silindris), mempunyai rongga badan, dan
berjenis kelamin terpisah (jantan dan betina).
• Terdiri dari dua jenis yaitu nematoda intestinal atau nematoda yang
berhabitat disaluran pencernaan manusia dan hewan juga nematoda
jaringan. Contohnyaadalah Ascaris lumbricoides,Wuchereria
bancrofti dan Trichinella spiralis
Trichinella sp.
• menyebabkan penyakit yang disebut trichinosis
• Seekor cacing betina dapat mengeluarkan kira- kira 1500 larva.
• Larva tersebut dilepaskan di jaringan mukosa, masuk ke dalam
kelenjar limfe dan peredaran darah, dan menyebar ke seluruh tubuh,
terutama otot (diafragma, iga, lidah, laring, mata, perut, biseps, dll).
• Kista dapat hidup di otot selama kira-kira 18 bulan, kemudian terjadi
perkapuran dalam waktu 6 bulan sampai 2 tahun
• Gejala awal dari infeksi cacing ini terjadi antara 12 jam sampai
dengan 2 hari yaitu mual,muntah-muntah, berkeringat, dan diare.
• Sesudah 5-7 hari akan terjadi akumulasi cairan atau pembengkakan
pada wajah (facial edema) dan demam yang diikuti dengan
kesulitan bernapas, melemahnya denyutan nadi dan turunnya
tekanan darah, kerusakan jantung,dan akhirnya dapat mengakibatkan
kematian karena kegagalan jantung dan komplikasi pernapasan serta
tidak berfungsinya ginjal
Taenia sp
• Taenia sp dikenal sebagai cacing pita adalah jenis parasit,
bersifat zoonotik, parasit perut pada sapi, babi dan
manusia yang menyebabkan penyakit taeniasis
• Infeksi Taenia sp biasanya tidak menunjukkan gejala
tetapi infeksi berat dapat mengakibatkan kehilangan
berat, mual, pusing-pusing, sakit perut dan kehilangan
nafsu makan
FOODBORNE
PATHOGEN
PROTOZOA
• Makanan yang tercemar protozoa atau parasit dapat
menyebabkan penyakit yangserius, antara lain penyakit
disentri yang disebabkan oleh Entamuba histolica dan penyakit
lain yang dapat ditimbulkan oleh Trikomonas horminis, Giarda
lamblia, dan penyakit cacing.
• Dalam mengolah makanan, sebaiknya mnggunakan bahan
makananyang memenuhi persyaratan kesehatan/sterilisasi dan
menghindari mengonsumsi makanan yang masih mentah.
• Protozoa merupakan mikroba dengan struktur mulai dari yang
sederhana hingga yang kompleks dan sangat banyak jenisnya.
• Sebagian dari beberapa jenis tersebut dikenal sebagai parasit
penyebab baik pada hewan maupun manusia .
• Penggolongan protozoa adalah protozoa bentuk kokus yang
terdiri dari Cryptasparidium, Cyclospora,Sarcocytys, dan
Toxoplasma ;
• Berflagel Giandia, Entamoeba, Ciliophora,microspora, dan
Blasocyty
Cryptosporidium sp
• Cacing ini biasanya diisolasi dari penderita HIV-positive
dengan gejala diare.
• Ditemukan paling banyak berasal dari air (waterborne disease).
• Parasit iniditeluran oleh sista mikroba (Oocyst) yang termakan
dan masuk ke dalam perut .
• Infestasi dalam perut menyebabkan infeksi pada jaringan epitel
perut.
• Penyakit iniserang dikenal dengan nama cryptosporidiosis atau
crypto
• Gejala terlihat dua sampai 10 hari sesudah infeksi dan
berlangsung selama 2minggu sampai 1 bulan.
• Selain adanya diare encer juga sakit perut, kram, dandemam
rendah. Gejala lain adalah mual (nausea), muntah-mutah dan
dehidrasi
• Infeksi terjadi melalui air yang sudah terkontaminasi
parasit,makanan mentah atau kurang masak, atau melalui
hewan yang sudah terkontaminasi
Toxoplasma gondii
• Toxoplasma gondii memiliki ukuran 4-8 µm X 2-4 µm dan
merupakan parasit intraseluler pada otak, jantung, otot
dari kucing, domba, babi, dan sapi.
• Selain itu protozoa ini juga dapat menyebabkan infeksi
pada usus halus.
• Namun ,akibat yang sering tejadi adalah abortus.
• Hewan terinfeksi dengan mengkonsumsi makanan yang
telah tercemar parasit atau melalui transmisi ibu hamil
yang terinfeksi dan ditularkan ke fetus selama kehamilan
• Parasit ini juga dapat mengakibatkan ensefalitas
(Pembengkakan bagian otak) dan penyakit-penyakit saraf
serta dapat mempengaruhi jantung, hati, telinga
bagiandalam, dan mata (chorioretinitis)
• Toksoplasmosis akut menunjukan gejala pembengkakan
nodus limfa, gatal-gatal otot, dan rasa sakit yang
dapat berlanjut lama.
• Penyakit ini disebut juga dengan “Crazy cat
lady syndrome” .
• Penularan parasit dapat terjadi melalui makan daging
babi atau domba yang tidak masak atau yang
mengandung sista Toksoplasma, atau melalaui
kontaminasi peralatan dapur seperti pisau, makan buah
atau sayuranyang tidak di cuci , kontaminasi kotoran
kucing mlalui tangan ke mulut, dan lain-lain
• parasit ini menyebabkan penyakit menyerupai influenza
atau tanpa ada gejala.
• Namun, bagi mereka yang sistemkekebalannya lemah,
terutama yang menderita HIV dan wanita hamil dapat
mengakibatkan penyakit serius dan kematian
Entamoeba Histolyca
• Entamoeba Histolyca merupakan protozoa yang banyak terdapat di
daerah tropis dengan ukuran diameter 18-30µm .
• Protozoa ini dapat ditularkan oleh manusia ,anjing atau kucing,
• Sakit yang ditimbulkan akibat protozoa ini adalah penyakit disentri
dan dikenal dengan disentri amoeba,
• Penyakit ini menyebabkan penyakit pencernaan makanan (Gastrointe
rstinal ) yang bersifat laten pada seseorang selama bertahun-tahun
• Gejala infeksi penyakit ini adalahdiare atau disentri dengan darah dan
mukus dalam kotorannya.
• Invasi permukaan pada perut menyebabkan disentri amuba
• Parasit ini masukkedalam saluran darah dan menyebar ke seluruh
bagian tubuh lalu berakhir kehati , sehingga menyebabkan luka
amuba hati (amoebic liver abscesses)
• Amoebiasis biasanya ditularkan melalui rute mulut dan kotoran, tanga
n kotoran, air dan makanan yang terkontaminasi atau lingkungan
yang kotor.
Giandia lamblia
• Giandia lamblia adalah protozoa yang umumnya
menyebabkan prevalensi yang tinggi di Amerika Serikat
dan memiliki ukuran 8-16 µm x 5-12µm .
• Protozoa inierdapat di air dan menyebabkan infeksi pada
saluran pencernaan .
• Pencegahanselalu mengggunakan air bersih , menjaga
higinis pekerja , dan melakukan penanganann limbah
secara tepat
Backdrops:
- These are full sized
www.animationfactory.com backdrops, just scale them up!
- Can be Copy-Pasted out of
Templates for use anywhere!

Anda mungkin juga menyukai