Anda di halaman 1dari 3

Nama : Farda Ayu Nazila

NIM : 141811133097
Kelas : B
PROBIOTIK
Probiotik merupakan mikroba (jasad renik) yang bersifat menguntungkan, bisa berupa
fungi (jamur), actinomycetes, bakteri, maupun mikroalgae (Suprapto dan Samtasir, 2013).
Probiotik di bidang perikanan biasa digunakan sebagai pengontrol kualitas air. Probiotik juga dapat
berfungsi sebagai penurun kadar zat - zat yang berbahaya bagi ikan misalnya nitrat dan nitrit.
Probiotik didefinisikan sebagai makhluk hidup yang dapat menguntungkan bagi inangnya dan
identik disebut bakteri yang baik. Penelitian tentang probiotik telah banyak dilakukan untuk
peningkatan produksi akuakultur sebagai suplemen makanan, peningkatan resistensi terhadap
penyakit, serta peningkatan kinerja pertumbuhan (Nayak, 2010). Probiotik juga mampu berperan
sebagai imunostimulan, meningkatkan rasio konversi pakan, mempunyai daya hambat
pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan antibiotik, serta peningkatan kualitas air (Watson et
al., 2008). Bakteri probiotik pada organisme budidaya dapat memberi pengaruh baik yaitu dapat
memodifikasi komunitas mikroba, memperbaiki nilai nutrisi, memperbaiki respons inang terhadap
penyakit, memperbaiki kualitas lingkungan (Verschuere et al., 2000). Jenis yang paling banyak
digunakan oleh produsen probiotik yaitu Lactobacillus dan Bacillus karena diduga kedua jenis
bakteri ini merupakan bakteri baik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri yang jahat dan
bermafaat bagi pencemaran inangnya.
Probiotik mampu membantu untuk memicu pertumbuhan pada ikan karena probiotik
memproduksi enzim yang dapat membantu tubuh inang untuk memecah makanan sehingga dapat
diserap dengan baik. Cara yang paling efektif yaitu dengan dicampurkan ke dalam pakan, karena
dapat langsung termakan oleh ikan dan menuju ke dalam pencernaan ikan. Bakteri ini sebenarnya
di dalam usus hidup tetapi harus diberikan secara berkala agar keberadaanya tidak tergeser oleh
jenis lain yang tidak bermanfaat, sebaiknya diberikan dua kali dalam satu minggu.
Pemberian bakteri probiotik ke dalam media pemeliharaan bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ikan sebagai inang dengan cara menekan populasi bakteri patogen, meningkatkan
kualitas perairan atau membantu mendegradasi limbah organik (Irianto, 2005). Kualitas air
termasuk salah satu faktor penting dalam budidaya, karena bukan hanya tempat hidup ikan saja
akan tetapi juga untuk semua kehidupan yang ada di dalam perairan tersebut. Kualitas air pada
wadah pemeliharaan yang baik akan memberikan pengaruh yang baik bagi kan yang dipelihara.
Bakteri probiotik dapat diperoleh dari lingkungan perairan yang memiliki persamaan habitat
dengan bakteri patogen dan ikan. Menurut Moriarty (1999), kriteria probiotik yang paling cocok
dalam budidaya ikan adalah bakteri yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap ekosistem
dan rantai makanan.
Upaya untuk memperbaiki kualitas air biasanya dilakukan dengan cara penyiponan atau
pergantian air secara berkala. Metode ini ternyata masih menimbulkan resiko kematian ikan cukup
tinggi, hal ini dikarenakan ikan mengalami stress sehingga nafsu makan ikan akan menurun, selain
itu metode ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama serta tenaga dan biaya yang cukup besar
(Taufik, 2005). Salah satu alternatif untuk dapat mempertahankan kualitas media pemeliharaan
yang efektif dan efisien yaitu dengan menggunakan metode bioremidiasi yaitu penambahan bakteri
probiotik. Menurut Agustin (2000) penggunaan probiotik ke dalam air dapat memberikan
pengaruh yang baik terhadap kesehatan ikan karena probiotik tersebut akan mengubah komposisi
bakteri dalam air dan sedimen sehingga dapat memperbaiki beberapa parameter kualitas air dan
meningkatkan kelangsungan hidup ikan dengan cara mengoksidasi senyawa organik. Senyawa
organik yang berada di dalam kolam biasanya berasal dari sisa pakan, feses, plankton, dan
organisme yang mati.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Widanarni (2014) yang bertujuan untuk menguji
pengaruh pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik terhadap sintasan dan respons imun udang
vaname dengan ko-infeksi Vibrio harveyi dan IMNV (infectious myonecrosis virus) diperoleh hasil
yang menunjukkan bahwa pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik mampu meningkatkan
sintasan dan respons imun udang vaname terhadap ko-infeksi V. harveyi dan IMNV. Bakteri
probiotik yang digunakan yaitu Vibrio alginolyticus SKT-b yang telah diuji efektif menghambat
serangan bakteri V. harveyi dan meningkatkan sintasan hingga 30% (Widanarni et al., 2003).
Sintasan terbaik diperoleh pada perlakuan probiotik yaitu sebesar 79,17%. Sintasan merupakan
peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, A. 2000. Potensi Mikroba Probiotik dalam Meningkatkan Pertumbuhan dan Kesintasan
Udang Windu dalam skala lab. Institut Teknologi Bandung.
Irianto, A. 2005. Probiotik Akuakultur. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 125 hlm.
Moriarty D.J.W. 1999. Disease Control in Shrimp Aquaculture with Probiotic Bacteria Dalam:
Bell C.R., Brylinsky M., dan Johnson_Green P. (Ed.) Microbial Biosystem: New Frontiers,
Proceedings of The 8th International Symposium on Microbial Ecology. Atlantic Canada
Society for Microbial Ecology, Halifax, Canada. 7 hlm.
Nayak SK. 2010. Probiotics and immunity: a fish perspective. Fish and Shellfish Immunology 29:
2–14.
Suprapto, N. S dan Samtamsir, L. S., 2013. Rahasia Sukses Teknologi Budidaya Lele Hemat
Lahan, Hemat Air, Hemat Pakan, Lebih Bersih, dan Non-residu Serta Kualitas Daging
Lebih Enak. Agromedia 165. Depok-Jawa Barat.
Taufik, I., H. Supriadi, I. Muthalib, P. Yulianti, dan S. Subandiyah. 2005. Studi Pengaruh Suhu
Air Terhadap Aktivitas Bakteri Bioremediasi (Nitrosomonas dan Nitrobacter) Pada
Pemeliharaan Benih Ikan Patin Siam (Pangasiushypothala mus). Jurnal Perikanan
Indonesia, 11 (7); 59-66
Verschuere L, Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic bacteria as biological
control agents in Aquaculture. Microbiolgical and Molecular Biology Review 64: 655–671.
Watson AK, Kaspar H, Lategan MJ, dan Gibson L. 2008. Probiotics in aquaculture: The need,
principles and mechanisms of action and screening processes. Aquaculture 274:1–14.
Widanarni, Suwanto A, Sukenda, Lay BW. 2003. Potency of vibrio isolates for biocontrol
of vibriosis in tiger shrimp Penaeus monodon larvae. Biotropia 20: 11–23.
Widanarni, Noermala J. Indah, Sukenda. 2014. Prebiotik, probiotik, dan sinbiotik untuk
mengendalikan koinfeksi Vibrio harveyi dan IMNV pada udang vaname. Bogor. Institut
Pertanian Bogor.
Widanarni, Suwanto A, Sukenda, Lay BW. 2003. Potency of vibrio isolates for biocontrol of
vibriosis in tiger shrimp Penaeus monodon larvae. Biotropia 20: 11–23.

Anda mungkin juga menyukai