Anda di halaman 1dari 73

METABOLISME

PROTEIN
Oleh :
Nia Elita Nurmala
Nisri Ina Zahrah
PENGERTIAN PROTEIN

• Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan


merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-
zat gizi dan darah adalah protein.
• Protein adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida.
Protein
• ( >100
Polipeptida as.amino)
• (10-100
Peptida asam amino)
• ( 2 – 10
Asam asam amino)
Amino

• Glikoprotein: gabungan glukose dgn


protein
• Lipoprotein: gabungan lipid dan protein
STRUKTUR PROTEIN

Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki,


yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),
sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan
kuartener (tingkat empat)
ASAM AMINO
• Dengan cara hidrolisis oleh asam atau enzim,
protein akan menghasilkan asam-asam amino.
• Asam amino ialah asam karboksilat yang
mempunyai gugus amino.
• Asam amino dapat dibagi dalam dua golongan,
yaitu asam amino yang tidak dapat dibuat atau
disintesis dalam tubuh (esensial) dan asam amino
yang dapat dibuat atau disintesis dalam
tubuh(nonesensial).
• Asam amino esensial yaitu: arginine, fenil alanin,
histidine, isoleusin, leusin, lisin, metionin, treonin,
triptofan, valin.
• Asam amino nonesensial : alanin, as.aspartate,
as.glutamat, asparagin, glisin, glutamin, prolin,
serin, sistein, tirosin
PENGGOLONGAN
PROTEIN
PROTEIN
PROTEIN FIBER
SEDERHAN
A
PROTEIN
PROTEIN
GLOBULAR

PROTEIN
GABUNGAN
PROTEIN FIBER
• Molekul ini terdiri atas beberapa rantai polipeptida
yang memanjang dan dihubungkan satu dengan
lain oleh beberpa ikatan silang hingga merupakan
bentuk serat atau serabut yang stabil
• Ciri khas fiber yang terdapat pada beberapa jenis
protein yang termasuk golongan ini anatar lain; (1)
konfigurasi alfa heliks pada keratin, (2) lembaran
berlipat paralel dan anti parallel pada protein
sutera alam, (3) heliks tripel pada kolagen.
LANJUTAN…

• Keratin adalah protein • Kolagen adalah suatu


yang terdapat dalam jenis protein yang
bulu domba, sutera terdapat pada
alam, rambut, kulit, jaringan ikat. Kolagen
kuku, dan sebagainya. tidak larut dalam air
Struktur keratin dan tidak dapat
hampir seluruhnya diuraikan oleh enzim.
terdiri atas rantai
polipetida yang
berbentuk alfa heliks
PROTEIN GLOBULAR
• Umumnya berbentuk bulat atau elips
• Terdiri atas rantai polpeptida yang berlipat.
• Sifat : larut dalam air, larutan asam atau
basa dan etanol.
• Beberapa jenis protein globular yaitu
albumin, globulin, histon, dan protamin.
Globulin mempunyai
Albumin adalah protein
sifat sukar larut dalam air
yang dapat larut dalam
murni, tapi larut dalam
air serta dapat
larutan garam netral,
terkoagulasi oleh panas.
misal: larutan NaCl
Albumin antara lain
encer.
terdapat pada serum
Terdapat pd : serum
darah dan bagian putih
darah, pada otot dan
telur.
jaringan lain.
Histon adalah protein
yang mempunyai sifat Protamin adalah suatu
basa dan dapat larut protein bersifat basa seperti
dalam air. Histon terdapat histon. Protamine berkaitan
dalam inti sel dlm bentuk dengan dengan asam
ikatan dengan as. nukleat dan terdapat dalam
nukleat,Juga dari jaringan sel sperma ikan.
kelenjar pankreas
PROTEIN GABUNGAN
• Protein gabungan ialah protein yang
berikatan dengan senyawa yang bukan
protein. Gugus bukan protein ini disebut
dengan gugus protestik.
• Ada beberapa jenis protein gabungan antara
lain; glikoprotein, lipoprotein, dan
nucleoprotein
FUNGSI PROTEIN
FUNGSI JENIS CONTOH
Katalik Enzim Katalase pepsin
Struktural Protein struktural Kolagen (pengikat
jaringan dan tulang),
elastin, keratin
(rambut, kulit)
Motil (mekanik) Protein kontraktil Aktin, miosin (otot)
Penyimpanan (dari Protein angkutan Kasein (susu),
zat makanan) ovalbumin (telur),
feritin (penyimpanan
besi)
Pengangkutan (dari Protein angkutan Albumin serum (asam
zat makanan) lemak), hemoglobin
(oksigen)
Pengatur (dari Protein hormon Insulin
metabolisme sel) Enzim pengatur Fosfofruktokinase
Perlindungan Protein penggumpal Imun globulin
(kekebalan, darah) Trombin, fibrinogen
Tanggap toksik Protein toksik Toksin bakteri
PROSES PENCERNAAN
PROTEIN
PROSES PENCERNAAN
PROTEIN
1. Rongga mulut dan Kerongkongan
• Di rongga mulut, proses pencernaan protein
melibatkan kerja gigi dan ludah. Gigi dalam hal
ini berfungsi untuk memperkecil ukuran makanan
sedangkan ludah berguna dalam mempermudah
lewatnya makanan yang dikunyah untuk
melewati kerongkongan.
• Baik di rongga mulut, maupun dalam
kerongkongan, protein secara khusus belum
mengalami proses pencernaan yang sebenarnya.
2. Lambung
• Di lambung, protein yang tertampung akan
bereaksi dengan enzim pepsin. Enzim pepsin
sendiri hanya akan terbentuk jika asam lambung
(HCl) menemukan protein dan  melakukan
penguraian rangkaiannya.
• Enzim pepsin memecah ikatan protein menjadi
gugus yang lebih sederhana, yaitu pepton dan
proteosa.
3. Usus halus
• Polipeptida pendek yang dihasilkan dari reaksi
enzim pepsin dan protein kemudian akan
bercampur dengan enzim protease (erepsin) di
dalam usus halus.
• Protease berasal dari pankreas yang disalurkan
ke usus halus melalui dinding membran.
• Protease mengandung beberapa prekursor
antara lain prokarboksipeptidase,
kimotripsinogen, tripsinogen, proelastase, dan
collagenase
LANJUTAN…
Masing-masing prekursor protease akan
menghidrolisis polipeptida menjadi jenis asam amino
yang berbeda-beda.

 Prokarboksipeptidase menguraikan asam amino


dari ujung karboksil polipeptida.
 Kimotripsinogen menguraikan ikatan peptida
menjadi asam amino methionine, tryptophan,
tyrosine, asparagine, phenylalanine, dan histidine.
 Tripsinogen menguraikan ikatan peptida menjadi
asam amino arginine dan lysine.
 Proelastase dan collagenase menguraikan
polipeptida menjadi tripeptida dan polipeptida yang
lebih kecil.
4. Usus besar dan anus
Jika asam amino yang dihasilkan dari proses
pencernaan protein memiliki jumlah yang berlebih,
asam amino tersebut kemudian akan dirombak
menjadi senyawa-senyawa seperti amoniak (NH3)
dan amonium (NH4OH). Pada tahap selanjutnya,
semua senyawa ini kemudian dibuang melalui
saluran kencing atau bersama dengan feses.

• Jika jumlah protein terus meningkat → protein sel


dipecah jadi asam amino untuk dijadikan energi
atau disimpan dalam bentuk lemak
• Pemecahan protein jadi asam amino terjadi di hati
dengan proses: deaminasi atau transaminasi
Kelebihan protein tidak disimpan dalam
tubuh,melainkan akan dirombak di dalam hati
menjadi senyawa yang mengandung unsur
 N,seperti NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium
hidroksida),serta senyawa yyang tidak
mengandung unsur N.Senyawa yang mengandung
unsur N akan disintesis menjadi
urea.Pembentukan urea berlangsung di dalam
hati karena hanya sel-sel hati yang dapat
menghasilkan enzim arginase.Urea yang
dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh,sehingga
diangkut bersama zat-zat lainnya menuju ginjal
laul dikeluarkan melalui urin.sebaliknya,senyawa
yang tidak mengandung unsur N akan disintesis
kembali mejadi bahan baku karbohidrat dan
lemak,sehingga dapat di oksidasi di dalam tubuh
untuk menghasilkan energi.
METABOLISME
PROTEIN DAN
ASAM AMINO
METABOLISME

• Metabolisme adalah segala proses kimia yang


terjadi di dalam tubuh makhluk hidup.Proses
metabolisme terbagi menjadi dua yaitu
Anabolisme dan Katabolisme.
• Anabolisme adalah proses sintesis molekul
kimia kecil menjadi besar yang mebutuhkan
energi (ATP),
• Katabolisme adalah proses penguraian molekul
besar menjadi molekul kecil yang melepaskan
energi (ATP).
METABOLISME PROTEIN
• Proses metabolisme protein dimulai dari proses
pencernaan di mulut sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metabolisme asam
amino. Yaitu sebagian besar zat makanan yang
mengandung protein dipecahkan menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu
sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan.
Protein diabsorpsi di usus halus dalam
bentuk asam amino → masuk darah.
• Dalam darah asam amino disebar keseluruh  sel
 untuk disimpan. Di dalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan
menggunakan enzim). Hati merupakan jaringan
utama untuk menyimpan dan mengolah protein.
PENGURAIAN PROTEIN
DI DALAM TUBUH
• Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber, yaitu; absorbsi melalui dinding
usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel.
• Banyaknya asam amino dalam darah tergantung
keseimbangan antara pembentuk asam amino
dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai
pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
LANJUTAN...
Ada 3 kemungkinan mekanisme pengubahan
protein, yaitu:
1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami
proses penguraian atau katabolisme dan dibentuk
sel-sel baru.
2) Masing-masing protein mengalami proses
penguraian dan terjadi sintesis protein baru, tanpa
ada sel yang mati.
3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti
dengan sintesis protein baru.
LANJUTAN...
• Protein dalam makanan diperlukan untuk
menyediakan asam amino yang akan digunakan
untuk memproduksi senyawa nitrogen yang lain,
untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk
mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari
tubuh dalam bentuk urea.
ASAM AMINO DALAM
DARAH
Jumlah Asam amino dalam darah tergantung
dari jumlah yang diterima dan jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan,
protein diubah menjadi asam amino oleh
beberapa reaksi hidrolisis enzim-enzim yang
bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada
proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin,
tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase,
tripeptidase dan dipeptidase.
LANJUTAN...
• Dalam keadaan berpuasa, konsentrasi asam
amino dalam darah biasanya sekitar 3,5 sampai
5 mg per 100 ml darah.
• Konsentrasi asam amino dalam jaringan kira-kira
5 sampai 10 kali lebih besar. Perpindahan asam
amino dari dalam darah kedalam sel-sel jaringan
juga proses transport aktif yang membutuhkan
energi
REAKSI METABOLISME
ASAM AMINO
• A.
  Transaminasi
Transaminasi ialah proses katabolisme asam
amino yang melibatkan pemindahan gugus amino
dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi gugus amino dari suatu
asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga
senyawa keto, yaitu asam piruvat, ketoglutarate
atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah
menjadi asam amino, sedangkan asam amino
semula diubah menjadi asam keto.
Semua enzim transaminase dibantu oleh
piridoksalfosfat sebagai koenzim.
Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi
yaitu alanine transaminase dan glutamate
transaminase yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi
berikut ;

• Asam amino + asam piruvat asam α keto


+ alanine (oleh alanine transaminase).
• Asam amino + Asam α ketoglutarat asam α
keto + asam glutamate ( oleh Glutamat
transaminase).
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang
hilang, karena gugus asam amino yang dilepaskan
oleh asam amino di terima oleh asam keto.
• Apabila alanine transaminase terdapat dalam
jumlah yang banyak, maka alanine yang
dihasilkan dari reaksi transaminasi akan
diubah menjadi asam glutamat.

Alanin + asam 𝛼 ketoglutarate asam piruvat + asam glutamat

• Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi


tersebut adalah alanin-glutamat transaminase. Dari
reaksi-reaksi di atas dapat dilihat bahwa walaupun
ada beberapa jalur reaksi transaminasi, namun
asam ketoglutarate merupakan akseptor gugus
amino yang terakhir. Dengan demikian, hasil reaksi
transaminasi keseluruhan adalah asam glutamat.
B. Deaminasi Oksidatif

Asam glutamat + NAD⁺ asam 𝛼 ketoglutarat + NH4⁺ + NADH + H⁺


Dalam proses ini asam glutamat
melepaskan gugus asam amino dalam bentuk
NH4⁺.Selain NAD⁺ glutamat dehidrogenase
dapat juga menggunakan NADP⁺sebagai
akseptor electron.
• Dua dehidrogenase lain yang penting ialah L-
asam amino oksidase dan D-asam amino
oksidase.
• L-asam amino oksidase adalah enzim
flavoprotein yang mempunyai gugus prostetik
falvinmononukleotida (FMN).
• D-asam amino oksidase adalah juga enzim
falvoprotein dan merupakan katalis pada reaksi

• Enzim mempunyai FAD sebagai gugus prostetik dan


terdapat dlam sel hati. Oleh karena D-asam amino
jarang terdapat padaa tubuh manusia, maka fungsi D-
asam amino oksidase belum diketahui dengan jelas.
PEMBENTUKAN ASETIL
KOENZIM A
• Asetil koenzim A merupakan senyawa penghubung
antar metabolisme asam amino dengan siklus sitrat.
Ada dua jalur metabolic yang menuju pada
pembentukan asetil koenzim A, yaitu melalui asam
piruvat dan melalui asam asetoasetat.
• Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses
perubahan protein → zat yang dapat masuk kedalam
siklus Krebs
• Zat hasil deaminasi/transaminasi yang dapat masuk
siklus Krebs adalah: alfa ketoglutarat, suksinil ko-A,
fumarat, oksaloasetat, sitrat
•  
LANJUTAN…

• Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolik


melalui asam piruvat ialah alanin, sistein, glisin,
serin dan treonin. Alanine menghasilkan asam
piruvat dengan langsung pada reaksi
transaminasi dengan asam ketoglutarat. Serin
mengalami reaksi dehidrasi.
LANJUTAN…
•  Deaminasi oleh enzim serin dehydratase.
Treonin diubah menjadi glisin dan asetaldehida
oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian
diubah menjadi asetil koenzim A melalui
pembentukan serin dengan jalan penambahan
satu atom karbon, seperti metil, hidroksi metil,
dan formil. Koenzim yang bekerja di sini ialah
tetrahidrofolat.
• RANTAI RESPIRASI
Merupakan rangkaian transfer atom H dari satu
carrier ke carrier yang lain
• FOSFORILASI OKSIDATIF

Dalam proses rantai respirasi dihasilkan energi


yang tinggi → energi tsb ditangkap oleh ADP
untuk menambah satu gugus fosfat menjadi ATP
Fosforilasi oksidatif adalah proses pengikatan
fosfor menjadi ikatan berenergi tinggi dalam
proses rantai respirasi
Fosforilasi oksidatif merupakan proses merubah
ADP → ATP
Fosforilasi Oksidatif
SIKLUS UREA
Dari uraian tentang metabolisme asam amino
telah diketahui bahwa NH3 dapat dilepaskan dari
asam amino melalui reaksi transaminasi dan
deaminasi.
• NH3 → tidak dapat diekskresi oleh ginjal
• NH3 harus dirubah dulu menjadi urea oleh hati
• Jika hati ada kelainan (sakit) → proses
perubahan NH3 → urea terganggu →
penumpukan NH3 dalam darah → uremia
• NH3 bersifat racun → meracuni otak → coma
• Karena hati yang rusak maka disebut Koma
hepatikum
TAHAPAN REAKSI
SIKLUS UREA
Langk Reaktan (bahan) Produk (hasil) Dikatali Lokasi
ah sis oleh
1 NH3 + HCO3- + Carbamoyl CPS1 mitokon
2ATP phosphate + 2ADP dria
+ Pi
2 Carbamoyl Citrulline + Pi OTC mitokon
phosphate + dria
ornithin
3 Citrulline + Argininosuccinate + ASS sitoplas
aspartate +ATP AMP + PPi ma
4 argininosuccinate Arg + fumarate ASL sitoplas
ma
5 Arg + H2O Ornithine + urea ARG1 sitoplas
ma
PEMERIKSAAN KADAR
UREUM
Ureum termasuk dalam golongan senyawa
nitrogen. Ureum merupakan produk sisa
metabolisme (pembakaran) protein yang
menandakan fungsi ginjal masih normal.  Batu
ginjal kerjanya tidak normal, urea akan
menumpuk dalam darah. Keadaan yang demikian
disebut uremia dengan gejala mual, muntah,
pusing, lesu dan lema, bila tidak ditolong dengan
‘cuci darah’ atau hemodialysis orang akan
mengalami koma uremikum.
PEMERIKSAAN KADAR
KREATININ DARAH
Kreatinin terbuat dari zat yang disebut kreatin, yang
dibentuk ketika makanan berubah menjadi energi
melalui proses yang disebut metabolisme. Sekitar 2%
dari kreatin tubuh diubah menjadi kreatinin setiap hari.
Kreatinin diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Ginjal
menyaring sebagian besar kreatinin dan membuangnya
dalam urin. 

Nilai kreatinin ini sangat baik untuk menilai fungsi ginjal. Nilai
normal kreatinin pada laki-laki 0,5-1,2 mg/dl sedangkan pada
perempuan 0,5-0,9 mg/dl.
Bila urea dan kreatinin di dalam darah meningkat, apalagi
bila ada oliguria maka sangat besar kemungkinan adanya
kelainan pada ginjal.
TES FUNGSI HATI DALAM
METABOLLISME PROTEIN
Tes fungsi hati dalam kelompok tes darah
yang bertujuan untuk mengukur enzim atau
protein tertentu dalam darah.
• Alanine Transaminase (ALT) atau SGPT
(Glutamic-pyruvic transaminase)
Ini merupakan enzim yang ditemukan
terutama dalam sel hati. ALT dapat membantu
protein dalam tubuh. SGPT akan menunjukkan
jika terjadi kerusakan atau radang pada jaringan
hati. SGPT lebih spesifik terhadap kerusakan hati
dibanding SGOT.
• Aspartate Transaminase (AST) atau SGOT
(Glutamic-oxaloacetic transaminase)
Enzim AST berperan dalam metabolisme
alanine. AST ditemukan dalam kadar yang
tinggi di sel-sel hati, jantung, dan otot-otot
lainnya. SGOT Akan menunjukkan jika terjadi
kerusakan atau radang pada jaringan hati.
• Alkaline Phosphatase (ALP)
Enzim ALP ditemukan dalam konsentrasi
yang tinggi di hati, saluran empedu, dan
beberapa jaringan lainnya. Dapat
menunjukkan sumbatan dalam sistem
saluran pembuangan dari empedu.
• Albumin Total Protein
Kadar albumin (protein yang dibuat dalam hati)
dan protein total menunjukkan baiknya
kemampuan hati memproduksi protein untuk
kebutuhan tubuh memerangi infeksi dan menjaga
fungsi lainnya.

• Bilirubin
Bilirubin dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin di
dalam hati. Bilirubin dikeluarkan melalui empedu
dan dibuang melalui feses. Kadar bilirubin dapat
meningkat jika hati tidak berfungsi atau ada
kelebihan sel darah merah yang dihancurkan. 
BIOSINTESIS PROTEIN

Transkripsi
Biosintesis
protein
Translasi
PENGERTIAN
• Biosintesis protein adalah peristiwa
penyusunan protein dengan bahan dasar
asam amino yang bertujuan untuk
mendapatkan protein structural dan protein
fungsional
• Protein fungsional dari sintesis protein
berupa enzim dan hormone.
• Membutuhkan bahan dasar as. Amino
minimal 20 bua, DNA, pelaksana berupa
mRNA, RNAt dan RNAr serta enzim dan
energy(ATP).
BIOSINTESIS PROTEIN
1. Transkripsi
Transkripsi adalah proses sintesis RNA dengan
menggunakan DNA sebagai cetakan. DNA berlaku sebagai
arsitek yang merancang pola penyusunan protein
sedangkan RNA yang akan menjadi duta sebagai
pembawa informasi genetik berupa kode kode genetik
atau kodon-kodon.
RNA hasil transkripsi salah satunya adalah m RNA yang
akan berperan sebagai cetakan protein. Basa mRNA akan
membetuk rangkaian kodon  (adalah rangkaian 3 basa
yang berdampingan pada mRNA yang menyandikan satu
asam amino). Pesan genetik mRNA diterjemahkan menjadi
rangkaian asam amino berdasarkan sandi genetik.
SKEMA SINTESIS
PROTEIN

RNAt-Asam
amino

RNA
t
TAHAPAN TRANSKRIPSI
1. Inisiasi
Proses penempelan kompleks RNA polimerase pada
promotor site.
2. Elongasi
Setelah terjadi proses inisiasi subunit σ (faktor sigma)
akan melepaskan diri dan sintesis RNA dilanjutkan oleh
Core enzim (enzim yang tidak mengandung faktor
sigma) menggunakan utas cetakan arah 51 – 31 dan
membutuhkan 4 macam nukleosida (ribonukleosida
51trifosfat) yaitu : r-ATP, r-CTP, r-GTP, r-UTP. 3. Terminasi
3. Transkripsi

berlangsung sampai ditemukannya tanda untuk


berhenti. Tanda terminasi yang sederhana adalah
bagian DNA yang dengan urutan basa GC disebut
palidrome dan diikuti oleh bagian DNA yang kaya
akan basa AT. Bila genom tidak mengandung
palidrome maka terminasi menggunakan protein
Rho.
2. Translasi

Translasi adalah proses penerjemahan kode


genetik oleh tRNA ke dalam urutan asam amino.
Translasi menjadi tiga tahap, yaitu inisiasi,
elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini
memerlukan faktor-faktor protein yang membantu
mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses translasi.
Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga
membutuhkan sejumlah energi. Energi ini
disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu
molekul yang mirip dengan ATP.
TAHAPAN TRANSLASI
• Inisiasi
Tahap inisiasi terjadi jika adanya tiga
komponen, yaitu mRNA, sebuah tRNA yang
memuat asam amino pertama dari polipeptida,
dan dua sub unit ribosom.  mRNA yang keluar dari
nukleus menuju sitoplasma di datangi oleh
ribosom, kemudian mRNA masuk ke dalam “celah”
ribosom. Ketika mRNAmasuk ke ribosom, ribosom
“membaca” kodon yang masuk. Pembacaan
dilakukan untuk setiap 3 urutan basa hingga
selesai seluruhnya.
LANJUTAN…
Proses pembacaan kodon dapat berlangsung
secara berurutan. Ketika kodon I terbaca ribosom
(misalnya kodonnya AUG), tRNA yang membawa
antikodon UAC dan asam amino metionin datang.
tRNA masuk ke celah ribosom. Ribosom di sini
berfungsi untuk memudahkan perlekatan yang
spesifik antara antikodon tRNA dengan kodon
mRNA selama sintesis protein. Sub unit ribosom
dibangun oleh protein-protein dan molekul-molekul
RNA ribosomal.
• Elongasi
Amino pertama (metionin). Ribosom terus
bergeser agar mRNA lebih masuk, guna membaca
kodon II. Misalnya kodon II UCA, yang segera
diterjemahkan oleh tRNA berarti kodon AGU sambil
membawa asam amino serine. Di dalam ribosom,
metionin yang pertama kali masuk dirangkaikan
dengan serine membentuk dipeptida.
LANJUTAN…
Ribosom terus bergeser, membaca kodon III.
Misalkan kodon III GAG, segera diterjemahkan
oleh antikodon CUC sambil membawa asam
amino glisin. tRNA tersebut masuk ke ribosom.
Asam amino glisin dirangkaikan dengan dipeptida
yang telah terbentuk sehingga membentuk
tripeptida. Demikian seterusnya proses
pembacaan kode genetika itu berlangsung di
dalam ribosom, yang diterjemahkan ke dalam
bentuk asam amino guna dirangkai menjadi
polipeptida.
LANJUTAN…

Kodon mRNA pada ribosom membentuk ikatan


hidrogen dengan antikodon molekul tRNA yang
baru masuk yang membawa asam amino yang
tepat. Molekul mRNA yang telah melepaskan
asam amino akan kembali ke sitoplasma untuk
mengulangi kembali pengangkutan asam amino.
Molekul rRNA dari sub unit ribosom besar
berfungsi sebagai enzim, yaitu mengkatalisis
pembentukan ikatan peptida yang
menggabungkan polipeptida yang memanjang ke
asam amino yang baru tiba.
• Terminasi
Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi
berlanjut hingga kodon stop mencapai ribosom.
Triplet basa kodon stop adalah UAA, UAG, dan
UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam
amino melainkan bertindak sinyal untuk
menghentikan translasi. Polipeptida yang
dibentuk kemudian “diproses” menjadi protein.
GANGGUAN METABOLIK
PROTEIN
1. Gangguan pada siklus urea
• Defisiensi enzim yang terlibat pada siklus
urea sehingga pembentukan urea
terhambat dan mengakibatkan kadar
amoniak meningkat dan terjadi
intoksikasi. Intoksikasi akan lebih parah
bila gangguan tersebut mengenai reaksi 1
dan 2 dimana amoniak belum membentuk
ikatan kovalen dengan rantai karbon.
• Gejala klinis: muntah pada bayi, ataksia
intermitten, lethargy, mental
retardation,irritability, menolak (intoleransi)
terhadap diet kaya protein.
2. Glisin
• Glisinuria yaitu kelainan metabolisme glisin
yang ditemukan hanya pada 1 keluarga
karena ekskresi glisin dalam urine yang
berlebihan (600-1000 mg/hr).

• Hiperoksaluria primer
yaitu ekskresi terus menerus oksalat dalam
urine yangtinggi, yang tidak ada hubungannya
dengan intake oksalat dalam makanan.
Dapatmenyebabkan kematian pada anak atau
dewasa muda karena payah ginjal atauhipertensi.
3. Fenilalanin
Merupakan penyakit yang diturunkan dan
menyebabkan retardasi mental. Disebabkan
karena tidak adanya aktivitas komponen
fungsional I fenilalanin hidroksilase, sehingga
penderita tidak mampu merubah fenilalanin
menjadi tirosin.
4. Tirosin
a. Tirosinosis terjadi karena tidak adanya
hidroksifenilpiruvat hidroksilase hati atau aktivitas
tirosin transaminase. Eksresi tirosin dalam urin
meningkat (1,5 – 3g/hari)

b. Tirosinemia ( dalam darah ) disebabkan oleh kadar


tirosin dalam darah meningkat.

c. Alkaptonuria merupakan penyakit keturunan,


aktivitas homogentisat oksidase menurun.
5. Histidin
a. Histidinemia merupakan kelainan herediter, yang
disebabkan kadar histidin yangmeningkat dalam
darah dan urine, juga kenaikan ekskresi asam
imidazol piruvat(yang pada tes warna dengan
ferri klorida dapat disalahartikan dengan
asamfenilpiruvat sehingga dibuat kesalahan
dengan fenilketonuria).
6. Prolin dan Hidroksiprolin
• Prolinemia adalah kelainan yang ditandai dengan
kenaikan kadar prolin dalamplasma dan ekskresi
prolin, hidroksiprolin dan serin dalam urine yang
sangat besartipe I: defisiensi prolin hidroksilase, tipe
II: kekurangan enzim yang berhubungandengan
katabolisme, selanjutnya dari pirolin 5-karboksilat.

• Hidroksiprolinemia desebabkan tidak adanya


enzim yang mengkatalisaperubahan 4-hidroksi
L-prolin menjadi pirolin 3-hidroksi karboksilat.
Gejalaklinis: retardasi mental yang berat,
kenaikan kadar hidroksiprolin dalam
plasma,ekskresi hidroksiprolin dan peptida
hidroksiprolin dalam urine yang banyak
7. Lisin
• Hiperlisinemia dengan hiperamonemia yang
bersangkutan.
• Hiperlisinemia persisten: kadar lisin plasma
meningkat, kadar sakaropin plasma meningkat
(katabolit L-lisin), tidak terdapat
hiperamonemia
8. KEP – Kwashiorkor :
 Edema , umumnya pada bagian
ekstremitas inferior
 Wajah membulat dan sembab
 Pandangan mata sayu
 Rambut tipis, kemerahan, mudah dicabut
tanpa rasa sakit, rontok
 Perabuhan status mental : cengeng, rewel,
apatis
 Hepatomegali (hati membesar)
 Hipotrofi otot
 Kelainan kulit, berupa bercak merah muda
yang meluas dan mudah terkelupas (crazy
pavement dermatosis)
 Sering disertai infeksi, anemia, diare
9. Kreatinuria
Kreatinin yang terdapat di dalam urin berasal
dari pemecahan posfokreatin. Kreatinuria secara
normal dapat terjadi padda anak-anak, wanita
selama mengandung, dan setelah melahirkan.
Kreatinuria pada laki-laki biasa terjadi akibat
kelaparan, tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol
dan kerusakan otot (myopati).
10. Asam urat
Asam urat berasal dari basanitrogen penyusun asam
nukleat (RNA dan DNA) yaitu purin dan pirimidin.
As. Nukleat dlm makanan setelah pencernaan
Diabsorbsi sebagian besar purin&pirimidin di
metabolisme dlm hati.
Kadar Asam urat normal dlm darah: 4 mg/dL
Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan jaringan
lainnya akan menimbulkan nyeri sendi / gout.
Ada 2 jenis gout :
1). Gout primer : abnormalitas enzim yg menyebabkan
produksi as.urat meningkat
2). Gout sekunder : penrunan ekskresi as.urat/kenaikan
produksi as.urat, karena meningkatnya penghancuran sel
darah putih yg bnyk mengandung as.urat, seperti penyakit
ginjal,leukemia, dan pneumonia

Anda mungkin juga menyukai