Judul Jurnal Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Bantaeng Identitas Penulis Faridha Ahriani. E-mail faridhaahriani@ymail.com Jenis Jurnal Jurnal Chemica Vol. 14 Nomor 1 Juni 2013, 1 – 9 Tujuan Mengetahui interaksi antara model pembelajaran kooperatif dan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar peserta didik pada materi pokok ikatan kimia Metode Penelitian dilakukan dengan cara dari 4 kelas diambil 2 kelas berdasarkan hasil belajar peserta didik, sebaran gaya belajar peserta didik dan jumlah peserta didik dalam kelas lalu diacak. Hasil belajar yang dianalisis adalah nilai rapor mata pelajaran kimia semester 1. Kelas yang terpilih adalah X A dan X B lalu diacak. Kelas X B menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelas X A menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain faktorial. Desain faktorial yang digunakan dikategorikan sebagai desain faktorial 2 x 3. Desain faktorial 2 x 3 yang digunakan, seperti Tabel 1.
Model Gaya Belajar
Belajar Visual (B1) Audi (B2) Kines (B3) Kooperatif tipe A1B1 A1B2 A1B3 STAD Kooperatif tipe A2B1 A2B2 A2B3 TGT Tabel 1. Desain Faktorial 2 x 3 Variabel bebas pada penelitian ini meliputi variabel bebas manipulatif dan atributif. Model pembelajaran (A) termasuk dalam variabel bebas manipulatif yang terdiri dari model pembelajaran kooperatif STAD (A1) dan TGT (A2), sedangkan gaya belajar (B) merupakan variabel bebas atributif yang terdiri dari 3 bagian yakni visual (B1), auditorial (B2), dan kinestetik (B3). Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X. Seluruh data dianalisis menggunakan 2 teknik statistik yakni deskriptif dan inferensial. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan uji nilai pretest terkoreksi untuk melihat kemampuan awal siswa pada materi ikatan kimia. Hipotesis statistik kemudian diuji dengan program SPSS 17 menggunakan analisis two way inova atau GLM Univariate dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Pembahasan Perbedaan Hasil Belajar Kimia Peserta Didik pada Kelas Pembelajaran Model Kooperatif Tipe STAD dan Tipe TGT Kesamaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT adalah keduanya mengarah pada keterlibatan peserta didik secara aktif untuk meningkatkan prestasi belajar dan hubungan sosial melalui kelompok belajar tetapi berbeda dalam hal pelaksanaanya. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT memberikan hasil belajar kimia yang lebih tinggi dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD, khususnya pada materi pokok ikatan kimia. Hal ini karena tipe TGT peserta didik bekerja sama dan saling membantu untuk menuntaskan materi belajarnya, perilaku menggangu terhadap peserta didik lain menjadi lebih kecil, motivasi belajar bertambahn, meningkatkan kepekaan dan toleransi. Pada tipe STAD peserta didik merasa kesulitan selama berdiskusi dan menyampaikan pendapatnya ke anggota kelompok lainnya karena yang aktif akan mendominasi sehingga ada peserta didik yang pasif. Nilai rata- rata tingkat ketuntasan indikator kelas, nilai rata-rata sikap, keaktifan dan kerjasama tipe TGT lebih tinggi daripada STAD, karena pada TGT terdapat game dan turnamen sehingga peserta didik bereaksi lebih baik. Perbedaan hasil Belajar Kimia Peserta Didik yang Memiliki Gaya Belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam situasi antar pribadi. Dengan begitu gaya belajar akan mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi sehingga akan mempengaruhi prestasi yang dicapai. Nilai rata- rata sikap, keaktifan dan kerjasama peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik. Hal ini menandakan bahwa peserta didik yang gaya belajarnya kinestetik memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar, karena individu yang memiliki motivasi yang tinggi terhadap suatu aktivitas, akan memberikan perhatian yang lebih tinggi dan lebih aktif dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi yang rendah (Sanjaya, 2008:269).
Interaksi Antara Model Pembelajaran Kooperatif dengan Gaya
Belajar dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Kimia Peserta Didik Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan gaya belajar visual. Pembelajaran dengan menggunakan LKS yang memiliki ilustrasi, gambar, dan kombinasi warna mempermudah proses belajar peserta didik dengan gaya belajar visual. Sedangkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan gaya belajar kinestetik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, hasil belajar lebih baik dibandigkan auditorial dan visual. Ditinjau dari materi ikatan kimia, sesuai dengan peserta didik dengan gaya belajar visual dan kinestetik, dibandingkan dengan auditorial. Hasil pengujian hipotesis II menunjukkan bahwa sikap keaktifan, ketrampilan berpendapat, serta kerjasama peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, dam kinestetik berbeda. Dimana yang memiliki gaya belajar visual lebih tinggi. Sedangkan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terlihat sikap, keaktifan, dan kerjasama yang memilikigaya belajar kinestetika lebih tinggi dibandingkan visual dan auditorial. Simpulan Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe TGT terhadap hasil belajar kimia peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Bantaeng pada materi pokok ikatan kimia.
Ada pengaruh gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik terhadap hasil belajar kimia peserta didik di kelas X SMK Negeri 2 Bantaeng pada materi pokok ikatan kimia.
Model pembelajaran kooperatif berinteraksi dengan gaya belajar dalam
mempengaruhi hasil belajar kimia peserta didik pada materi pokok ikatan kimia di kelas X SMK Negeri 2 Bantaeng.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai dengan gaya belajar
visual sedangkan model model pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan gaya belajar kinestetik. Kelebihan dan Kelebihan model pembelajaran tipe kooperatif: Kekurangan 1. Meningkatkan prestasi siswa. 2. Memperdalam pemahaman siswa. 3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4. Terjalinya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
Kekurangan model pembelajaran tipe kooperatif:
1. Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa, sehingga sulit untuk mencapai target kurikulum. 2. Membutuhkan waktu yang lama bagi guru sehingga kebanyakan guru tidak mau menggunakan strategi pemebelajaran kooperatif. 3. Membutuhkan keterampilan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.