Anda di halaman 1dari 24

Definisi Unsur Transisi

Unsur-unsur baik dalam atom netralnya dan atau atom


dalam senyawanya mengandung konfigurasi elektronik belum
penuh pada orbital d
Kerangka SPU Menunjukan
Posisi Unsur-unsur Transisi
Struktur Kemas Rapat
Data Fisik Logam-logam
Unsur
Titik leleh
Periode 4
K
64
Ca
850
Sc
1540
Ti
1680
V
1900
Cr
1890
Mn
1240
Fe
1540
Co
1500
Ni
1450
Cu
1080
Zn
420
(°C)
Titik Didih 770 1490 2730 3260 3400 2480 2100 3000 2900 2730 2600 910
(ºC)
0,86 1,54 3,0 4,5 6,1 7,2 7,4 7,9 8,9 8,9 8,9 7,1

Hantaran - - - 2 3 10 2 17 24 24 97 -
listrik
Jari-jari 235 197 161 145 132 127 124 124 125 125 128 133
atom M
152 - - - - - - - - - 91 -
- 114 - 100 93 87 81 75 79 83 87 -
94 97 92 89
- - 89 81 78 76 72 69 69 - - -
79 79 75
-2,93 - - - - - - - - - +0,52 -

- -2,76 - -1,38 -1,18 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,23 +0,34 -0,76

- - -2,08 - - - - - - - - -
Sifat- Sifat Logam Transisi
Karakteristik unsur-unsur
transisi
■ Bersifat logam.
■ Umumnya membentuk senyawa berwarna.
■ Sebagian besar ionnya mempunyai lebih dari satu tingkat
oksidasi.
■ Membentuk senyawa-senyawa paramagnetik
■ Bersifat katalis.
■ Membentuk ion kompleks.
■ Berupa padatan
Konfigurasi Elektron Unsur-Unsur
Transisi

Konfigurasi elektron atom-atom dituliskan secara lebih


sederhana dengan notasi atom gas mulia terdekat yang
memiliki nomer atom lebih kecil.

Bahwa di bagian dalam atom itu dibangun oleh konfigurasi


elektronik gas mulia sebelumnya.
Simpulan dari hasil rasionalisasi eksperimen yang berupa data energi
ionisasi yaitu:
1. Energi ionisasi untuk elektron-elektron (n-1)d lebih besar daripada
energi ionisasi elektron-elektron ns.
2. Dengan naiknya nomer atom, elektron-elektron (n-1)d menjadi
semakin lebih stabil daripada elektron-elektron ns.
3. Jika atom unsur transisi melepaskan satu elektron, maka ion positif
yang dihasilkan mempunyai konfigurasi elektron yang berbeda dari
konfigurasi elektron atom-atom netral sebelumnya dalam peringkat
dasar.
■ Misalnya
21Sc = [18Ar]3d14s2  21Sc+ = [18Ar]3d14s2

20Ca = [18Ar]4s2  20Ca+ = [18Ar]4s1 + e


17Cl = [10Ne]3s23p5  17Cl- = [10Ne]3s23p4 + e

■ Orbital 3d yang terisi elektron energinya selalu lebih rendah daripada


orbital 4s yang sudah terisi, maka urutan penulisannya juga
mendahului.
■ Elektron yang mudah dilepas terlebih dahulu yaitu elektron terluar atau
elektron dengan energi tertinggi.
24Cr = [18Ar] 3d5 4s1
24Cr = [18Ar] 3d4 4s2

Energi konfigurasi [18Ar] 3d5 4s1 lebih rendah atau lebih stabil daripada
energi konfigurasi 24Cr = [18Ar] 3d4 4s2 . Karena konfigurasi elektron
setengah penuh pada orbital 3d maupun 4s lebih stabil. Elektron-
elektron terdistribusi secara lebih merata yang mengakibatkan energi
tolakan antarelektron menjadi minimum dan energi total konfigurasi
lebih rendah.
Kecenderungan dalam Periode dan
Golongan

■ Kecenderungan dalam periode


Pada awal deret, jumlah elektron 3d terlalu sedikit (d1-2)
untuk berperan dalam ikatan ionik dan kovalen, namun pada
akhir deret terlalu banyak (d9-10).
Kestabilan tingkat oksidasi dari awal hingga akhir seri
menunjukan kecenderungan yang menurun. Hal ini karena
elektron 3d semakin tertarik ke dalam oleh inti sehingga
makin susah dilepas.
■ Kecenderungan dalam Golongan
unsur-unsur periode 5 dan 6 mempunyai kemiripan sifat kimia yang
sangat kuat dalam satu kelompok.

Unsur-unsur transisi seri 4d dan 5d mempunyai tingkat oksidasi lebih


tinggi daripada seri 3d
Sifat Magnetik pada Unsur
Transisi
Benda magnet mempunyai kemampuan menarik benda-
benda lain yang lebih ringan ke arah dirinya. Dalam hal ini ada
magnet permanen atau magnet tetap, artinya kemampuan
menarik ini tidak lenyap, dan magnet sementara artinya
kemampuan menarik menjadi lenyap jika penyebab timbulnya
sifat magnet dihilangkan.
Berdasarkan sifat kemagnetannya bahan dapat
diklasifikasikan kedalam 5 jenis yaitu Diamagnetik,
paramagnetik, ferromagnetik, antiferromagnetik dan
ferimagnetik.
Diamagnetik adalah sifat yang selalu dimiliki oleh setiap
atom dalam materi atau senyawa tanpa memandang tipe sifat
magnetik total dari senyawa yang bersangkutan. Sifat ini hanya
muncul jika ada medan magnetik dari luar yang dikenakan pada
atom yang bersangkutan sehingga terjadi interaksi antara medan
magnetik luar dengan medan terinduksi dalam kulit-kulit yang
terisi penuh elektron.
Paramagnetisme adalah suatu bentuk magnetisme yang
hanya terjadi karena adanya medan
magnet eksternal. Paramagnetisme diinduksi oleh momen
magnet permanen elektron tak berpasangan dalam molekul dan
suseptibilitas molarnya berbanding lurus dengan momentum
sudut spin elektron.
Ferromagnetisme adalah sebuah fenomena dimana
sebuah material dapat mengalami magnetisasi secara spontan,
dan merupakan satu dari bentuk kemagnetan yang paling kuat.
Fenomena inilah yang dapat menjelaskan kelakuan magnet yang
kita jumpai sehari-hari.
Antiferomagnetik terjadi dalam zat dimana setiap ion atau
atom paramagnetik saling berdekatan, dan masing-masing
sangat dipengaruhi oleh orientasi yang berlawanan dari momen
magnetik tetangganya, hingga menyebabkan peniadaan
sebagian
Material ini mempunyai susceptibilitas magnetik yang
sangat besar dan tergantung pada suhu, domain-domain
magnetik dalam material ini terbagi-bagi dalam keadaan daerah
yang menyearah saling berlawanan tetapi momen magnetik
totalnya tak nol jika medan luar nol.
Sifat Katalitik Unsur Transisi

Logam transisi merupakan katalis yang baik karena


kemampuannya untuk mengubah tingkat oksidasi dan
mengadsorpsi senyawa di permukaan serta mengaktivasi
senyawa tersebut. Berikut contoh logam transisj yabg dapat
berperan sebagai suatu katali :
Proses Haber Menggunakan
Besi
Proses Haber mereaksikan hidrogen dengan nitrogen menjadi
amonia menggunakan besi sebagai katalis.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3
Hidrogenasi Ikatan Rangkap
C=C Menggunakan Ni
Reaksi hidrogenasi merupakan jantung dalam industri margarin.
Reaksi paling sederhana adalah antara etena dan hidrogen
dengan adanya katalis nikel.
CH2=CH2 + H2 CH3CH3
Proses Kontak Menggunakan
V2O5
Proses kontak adalah reaksi yang mengubah senyawa belerang
dioksida (SO2) menjadi senyawa belerang trioksida (SO3).
Belerang dioksida yang berupa gas pada prosesnya dileeatkan
bersama udara (yabg mengandung oksigen) dengan vanadium
(V) oksida sebagai katalisator.
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
Reaksi Antara Ion Persulfat dan
ion Iodida Menggunakan Ion Fe
Anion persulfat (peroksidadisulfat), S2O8, adalah oksidator yang
amat kuat. Sedangkan anion iodida juga sangat mudah
teroksidasi menjadi iodin. Reaksi keduanya dalam air sangat
lambat. Reaksi tersebut dikatalisis dengan adanya besi (II).
S2O32- + 2I- 2SO42- I2

Anda mungkin juga menyukai