Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HORMON TESTOSTERON

HALAMAN JUDU L

Disusun Oleh:
Ayu Indrianti
(190802002)
Ayu Safitri
(190802046)

Kelas : MKP Biokimia Hormon

Dosen : Dr. Emma Zaidar, M.Si

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
S-1 KIMIA USU
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah pilihan Biokimia Hormon.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
MKP Biokimia Hormon kami dan teman kami yang telah ikut memberikan ide, pikiran, dan
partisipasinya untuk pembuatan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 26 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
I.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
I.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
I.3 Tujuan Pembahasan .......................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
II.1 Pengertian ........................................................................................................................ 5
II.2 Kegunaan ......................................................................................................................... 5
II.3 Letak Testosteron ............................................................................................................ 6
II.4 Produksi dan Proses Pembentukan Hormon Testosteron ................................................ 6
II.5 Kadar Hormon Testosteron pada Pria ............................................................................. 7
II.5.1 Kekurangan Hormon Testosteron ............................................................................. 7
II.5.2. Kelebihan Hormon Testosteron ............................................................................... 7
II.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Testosteron ......................................... 8
BAB IV ...................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN ........................................................................................................................ 9
SARAN ...................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

3
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin,
disekresikan ke darah dan dibawa ke jaringan tertentu untuk menghasilkan efek fisiologis
sebagai pembawa pesan (klasik) (Rahmawati, 2020). Jenis-jenis hormon pada manusia ada 10
jenis, yaitu melatonin, serotonin, tiroid, adrenalin, dopamin, gastrin, hormon pertumbuhan
(HGH), insulin, testosteron dan progesteron. Salah satu hormon yang penting bagi
pertumbuhan tubuh laki-laki yaitu testosteron.
Hormon testosteron merupakan hormon seks yang penting pada individu jantan. Hormon
tersebut termasuk dalam golongan hormon steroid derivat molekul prekursor kolesterol,
disekresikan oleh sel Leydig di bawah pengaruh LH (Bährle-Rapp, 2007). Testosteron
memiliki fungsi utama dalam proses spermatogenesis dan pembentukan karakteristik seksual
sekunder pria, namum banyak fungsi lain yang tidak kalah penting seperti: membantu
meningkatkan kekuatan tulang dan otot, memperlambat penuaan, mencegah aritmia jantung,
menurunkan risiko infark myokard, meningkatkan metabolisme lipid, dan mencegah
terjadinya atherosklerosis. Testosteron dihasilkan oleh sel Leydig, yaitu sel yang terletak di
instersitial testis, di antara tubulus seminiferus. Testosteron adalah hormon yang diproduksi
di kelenjar adrenal, fungsinya meliputi kinerja anabolik steroid, pengaturan libido, energi,
sistem kekebalan tubuh dan perlindungan terhadap osteoporosis. Rata-rata orang laki-laki
sehat akan memproduksi 2 sampai 10 miligram testosterone dalam setiap harinya (orang
perempuan juga memproduksi testosteron tetapi dalam jumlah yang sangat kecil). Efek dari
hormon anabolik ini dapat menjaga tubuh untuk mempertahankan protein, juga dapat
membantu dalam pertumbuhan otot, tulang dan kulit. Karakteristik androgenik dari
testosteron adalah berhubungan dengan sifat kelaki-lakian. Hormon ini akan berpengaruh
menjadi lebih agresif dan sex drive (Cerika rismayanthi, 2012).
Testosteron merupakan salah satu hormon androgen pada laki-laki, yang akan menurun
seiring dengan bertambahnya usia. Semakin tua usia seseorang, semakin rendah kadar
hormon testosteron dalam tubuhnya. Penurunan kadar testosteron ini mulai terjadi pada usia
40 tahun, dan semakin nyata dengan bertambahnya usia. Dua puluh persen pria berusia 60-
80 tahun, dan 35% pria berusia 80 tahun mempunyai konsentrasi testosteron total di bawah
batas normal yaitu 350 ng/dL. Penurunan kadar testosteron di bawah batas normal akan
menimbulkan berbagai gangguan, baik fisik maupun psikologis, yang akan mempengaruhi
kualitas hidupnya. Enam belas persen pria yang mempunyai kadar testosteron di bawah
normal akan menderita gangguan fungsi seksual, 2% akan membawa kepada osteoporosis,
dan 25% pria akan mengalami depresi. Pria dengan kadar hormon testosteron yang rendah
mempunyai risiko 2 kali lipat untuk terjadinya sindrom metabolik, dan terdapat hubungan
yang signifikan antara kadar hormon testosteron yang rendah dengan kadar kolesterol dan
penyakit kardiovaskular (Honesty Diana Morika, 2016).
Pada pria, sebagian besar hormon testosteron diproduksi atau dihasilkan di testikel
(testis), atas koordinasi hipotalamus dan kelenjar pituitari di otak. Dalam jumlah sedikit,
hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal.Testis adalah
organ seks pria yang berfungsi salah satunya menghasilkan hormon testosteron. Fungsi dari

4
hormon testosteron ini diantaranya adalah mengatur perilaku kejantanan, memicu kegairahan
seksual, membantu terjadinya dan pemeliharaan ereksi pada penis (Rachmadi, 2008).
Secara biologis testosteron mempunyai pengaruh untuk memacu pertumbuhan dan
perkembangan serta aktivitas fungsional organ-organ asesori seks jantan untuk memelihara
tanda-tanda seks sekunder dan perilaku seks jantan (Bährle-Rapp, 2007).

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari hormon testosteron?
2. Apa kegunaan dari hormon testosteron?
3. Dimana letak produksi testosteron?
4. Bagaimana produksi dan proses pembentukan hormon testosteron?
5. Bagaimana kadar hormon testosteron pada pria?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi testosteron?

I.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengetahui pengertian dari hormon testosteron
2. Mengetahui kegunaan dari hormon testosteron
3. Mengetahui letak produksi testosteron
4. Mengetahui produksi dan proses pembentukan hormon testosteron
5. Mengetahui kadar hormon testosteron pada pria
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi testosteron

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Testosteron adalah suatu hormon steroid yang berasal dari molekul perkursor kolesterol,
demikian juga hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Setelah diproduksi, sebagian
testosteron disekresikan ke dalam darah, terutama dalam bentuk terikat ke protein plasma, ke
tempat kerjanya. Sebagian dari testosteron yang baru dibentuk mengalir ke lumen tubulus
seminiferus, tempat hormon ini berperan penting dalam produksi sperma. Testosteron ini
dihasilkan dari testis, yang dimana testis sendiri memiliki fungsi ganda yaitu menghasilkan
sperma dan mengeluarkan testosteron. Sekitar 80% dari massa testis terdiri dari tubulus
seminiferus yang berkelok-kelok dan terjadi tempat berlangsungnya spermatogenesis. Sel-sel
endokrin yang menghasilkan tostesteron (sel leydig atau sel interstisial) terletak di jaringan
ikat antara tubulus-tubulus seminiferus. Karna itu bagian testis yang menghasilkan sperma
dan mengeluarkan testosteron secara struktural dan fungsional terpisah (Bagus et al., 2020).
Dalam kimia, testosteron terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Testosteron
memiliki rumus kimia C19H28O2. Berat molekul testosteron adalah 288,42 g/mol dan nama
kimia hormon adalah 17β-hidroksi-4-androsten-3-one menurut KEMDIKBUD.

II.2 Kegunaan
Saat pubertas dan setelahnya, testosteron bertanggung jawab atas perkembangan dan
pemeliharan karakteristik seks sekunder laki-laki. Berikut kegunaan testosteron:

5
1. Testosteron meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan genitalia laki-laki.
2. Testosteron bertanggung jawab atas pendistribusian rambut yang menjadi ciri khas
laki-laki.
3. Testosteron menyebabkan pembesaran laring dan perpanjangan sertas penebalan pita
suara sehingga menghasilkan suara bernada rendah.
4. Testosteron meningkatkan ketebalan dan tekstur kulit serta mengakibatkan permukaan
kulit menjadi lebih gelap dan lebih kasar. Hormon ini juga meningkatkan aktivitas
kelenjar keringat dan kelenjar sebasea serta terlibat dalam pembentukan jerawat (pada
laki-laki dan perempuan).
5. Testosteron meningkatkan massa otot dan tulang, meningkatkan laju metabolit dasar,
meningkatkan jumlah sel darah merah, dan meningkatkan kapasitas pengikatan
oksigen pada laki-laki.

II.3 Letak Testosteron


Testosteron merupakan hormon seks steroid pria (androgen) yang terpenting, yang
terbentuk dari kolesterol. Testosteron disekresikan oleh sel-sel interstitial Leydig di dalam
testis. Tiga androgen penting untuk fungsi reproduksi pria adalah testosteron,
dehidrotestosteron, dan estradiol. Bila dipandang dari jumlahnya, maka testosteron
merupakan androgen yang yang paling penting. Hampir 95% testosteron dihasilkan oleh sel
Leydig (sel interstitial) di testis, sisanya berasal dari adrenal. Di samping testosteron, testis
juga mensekresi sejumlah kecil androgen poten, yaitu dehidrotestosteron dan androgen
lemah, dehidroepiandrosteron (DHEA) dan androstenedione (Weinbauer et al,.2010).

II.4 Produksi dan Proses Pembentukan Hormon Testosteron


Testosteron (17-hydroxyandrost4-en-3) adalah hormon androgen utama yang
disentesis dalam testis dan korteks adrenal. Testosteron disintesis terutama dalam sel leydig,
sedangkan sel leydig diatur oleh luteinizing hormone (LH). Jumlah testosteron disintesis
diatur oleh sumbu hipotalamus hipofisis testis (Muller, 2013). Ketika kadar testosteron
rendah, gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dilepaskan oleh hipotalamus, dan
merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk melepaskan LH merangsang testis untuk
mensintesis hormon testosteron. Akhirnya, meningkatkan kadar testosteron melalui umpan
balik negatif (Ganong, 2012).

6
II.5 Kadar Hormon Testosteron pada Pria
Kadar hormon testosteron pada pria normalnya berkisar antara 250-1100 nanogram
per desiliter (ng/dL), dengan rata-rata 680 ng/dL. Kadarnya mencapai puncak saat pria
berusia 20-an tahun dan setelah usia 30-an tahun, kadarnya menjadi berkurang sekitar satu
persen tiap tahunnya. Ketika pria memasuki usia 65 tahun lebih, kadar hormon testosteron
normal berkisar antara 300-450 ng/dL. Batasan ini berbeda pada wanita yang memiliki kadar
hormon testosteron sekitar 8-60 ng/dL.

II.5.1 Kekurangan Hormon Testosteron


Menurunnya kadar hormon testosteron seiring pertambahan usia adalah hal normal.
Ketika kadar hormon testosteron menurun, pria cenderung mengalami masalah fungsi seksual
seperti ketidaksuburan, berkurangnya hasrat seksual, dan berkurangnya frekuensi ereksi.
Perubahan fisik mungkin muncul seiring berkurangnya jumlah hormon testosteron. Meliputi
rambut yang menipis, tulang rapuh, lemak meningkat, massa otot berkurang, mudah lelah,
kelenjar payudara membesar, dan muncul sensasi terbakar pada wajah (Tjipto, 2010).
Penurunan kadar hormon testosteron juga berdampak pada psikologis. Pasalnya
kebanyakan pria dengan kondisi ini mengalami penurunan rasa percaya diri, gangguan
memori, sulit tidur, serta merasa sedih dan depresi yang berujung pada menurunnya kualitas
hidup.
II.5.2. Kelebihan Hormon Testosteron
Dampak positif kelebihan hormon testosteron adalah menormalkan tekanan darah dan
menurunkan risiko obesitas atau serangan jantung pada pria. Sedangkan sisi negatifnya, pria
dengan jumlah hormon testosteron berlebih cenderung berperilaku menyimpang. Misalnya

7
kecanduan merokok, konsumsi alkohol berlebih, dan meningkatkan risiko cedera karena
perilaku impulsif (Kelly & Jones, 2013).

II.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Testosteron


Kadar testosteron dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang akan mempengaruhi
produksinya, atau mempercepat perubahan testosteron menjadi zat lain, di antaranya:
1. Status Gizi
Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan parameter semen
abnormal pada pria dengan kelebihan berat badan. Beberapa mekanisme menjelaskan efek
obesitas pada infertilitas pria, baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu terjadinya
perubahan profil hormonal (mengurangi kadar inhibin B dan androgen disertai dengan
peningkatan kadar estrogen) dan meningkatkan suhu skrotum, yang pada akhirnya
bermanifestasi sebagai gangguan pada air mani.
2. Asupan Makan
Asupan makanan yang berhubungan atau yang dapat mempengaruhi kadar hormon
testosteron di dalam tubuh adalah asupan protein dan lemak untuk makronutriennya
(Alemany et al., 2008)
Fungsi khas protein di antaranya adalah membangun serta memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh, membentuk ikatan ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air,
pembentukan antibodi, dan mengangkut zat-zat gizi. Asupan protein dan lemak membantu
peningkatan sirkulasi dari hormon testosteron, di samping protein sendiri merupakan
prekursor dari hormon. Kekurangan protein dan lemak dalam jumlah besar atau dalam waktu
yang lama, akan menurunkan produksi hormon testosteron.
Zink berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, respon kekebalan,
fungsi neurologis dan reproduksi (Almatsier et al., 2011). Kaitannya dengan hormon
testosteron,
Zinc berperan dalam produksi/sekresi hormon testosteron oleh sel-sel Leydig. Kadar
asupan zinc yang rendah menurunkan kadar testosteron.
3. Aktivitas Hidup
Aktivitas fisik akan mempengaruhi kadar hormon testosteron, dengan mempengaruhi
sirkulasinya. Mereka yang aktivitas fisik nya tinggi / baik cenderung lebih lambat
mendapatkan gejala akibat penurunan kadar hormon testosteron, ataupun gejalanya tidak
seberat mereka yang aktivitas fisiknya kurang. Penelitian Hayes et al., (2017) menyebutkan
aktivitas fisik yang baik merupakan f aktor protektif terhadap terjadinya penurunan
testosterone.
4. Kurang Tidur
Penelitian yang dilakukan oleh Wu et al., (2011) menyatakan bahwa kurang tidur dapat
menyebabkan penurunan kadar testosterone. Penelitian tersebut menguji hipotesis bahwa
penurunan kadar testosteron yang terkait dengan kurang tidur dapat disebabkan oleh
penghambat produksi serotonin.
Penyakit: Diabetes Melitus dan Hipertensi
5. Faktor Lingkungan

8
Faktor lingkungan yang berperan dalam terjadinya andropause ialah adanya pencemaran
lingkungan yang bersifat kimia, psikis, dan faktor diet atau makanan. Faktor yang bersifat
kimia yaitu pengaruh bahan kimia yang bersifat estrogenic. Bahan kimia tersebut antara lain
DDT, asam sulfur, difocol, pestisida, insektisida, herbisida, dan pupuk kimia. Efek estrogenic
yang ditimbulkan dari bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan penurunan hormon
testosterone.

BAB IV
KESIMPULAN
Testosteron adalah suatu hormon steroid yang berasal dari molekul perkursor
kolesterol, demikian juga hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Setelah diproduksi,
sebagian testosteron disekresikan ke dalam darah, terutama dalam bentuk terikat ke protein
plasma, ke tempat kerjanya. Sebagian dari testosteron yang baru dibentuk mengalir ke lumen
tubulus seminiferus, tempat hormon ini berperan penting dalam produksi sperma. Testosteron
ini dihasilkan dari testis, yang dimana testis sendiri memiliki fungsi ganda yaitu
menghasilkan sperma dan mengeluarkan testosteron.
Menurunnya kadar hormon testosteron seiring pertambahan usia adalah hal normal.
Ketika kadar hormon testosteron menurun, pria cenderung mengalami masalah fungsi seksual
seperti ketidaksuburan, berkurangnya hasrat seksual, dan berkurangnya frekuensi ereksi.
Perubahan fisik mungkin muncul seiring berkurangnya jumlah hormon testosteron.
Penurunan kadar hormon testosteron juga berdampak pada psikologis. Sedangkan dampak
dari kelebihan hormon testosteron adalah menormalkan tekanan darah dan menurunkan risiko
obesitas atau serangan jantung pada pria. Sedangkan sisi negatifnya, pria dengan jumlah
hormon testosteron berlebih cenderung berperilaku menyimpang
Kadar testosteron dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang akan mempengaruhi
produksinya, atau mempercepat perubahan testosteron menjadi zat lain, di antaranya: status
gizi, asupan makanan, aktivitas hidup, kurang tidur, dan faktor lingkungan.

SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui lebih banyak
lagi tentang Hormon Testosteron guna menambah wawasan untuk pembelajaran

9
DAFTAR PUSTAKA
Bährle-Rapp, M. (2007). Endokrin. Springer Lexikon Kosmetik Und Körperpflege, 184–184.
https://doi.org/10.1007/978-3-540-71095-0_3576
Cerika rismayanthi. (2012). medikora Vol. IX, No 1 Oktober 2012.
File:///C:/Users/ACER/Downloads/4640-11758-1-SM.Pdf, IX(1), 1–10.
Honesty Diana Morika, M. W. Y. (2016). Jurnal Medika Saintika. Jurnal Kesehatan Medika
Saintika, 8(1), 11–24.
Ir, P., Bagus, I., Manuaba, P., & Phil, M. (2020). Mata Kuliah Penunjang Disertasi ( Mkpd )
Nanoekstrak.
Kelly, D. M., & Jones, T. H. (2013). Testosterone: A metabolic hormone in health and
disease. Journal of Endocrinology, 217(3). https://doi.org/10.1530/JOE-12-0455
Rachmadi, A. (2008). Kadar Gula Darah dan Kadar Hormon Tetsoteron Pada Pria Penderita
Diabetes Melitus dan Hubungannya dengan Disfungsi Seksual. Universitas Diponegoro,
1, 1–90. http://eprints.undip.ac.id/16266/
Rahmawati, F. (2020). METABOLISME HORMON : Biosintesis Hormon. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Tjipto, B. W. (2010). Kajian Terapi Akupunktur Terhadap Kadar Hormon Testosteron Pria
Lanjut Usia. 92–99.
https://medukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produkfiles/kontenkm/km2016/KM201614/mate
ri2.html

10

Anda mungkin juga menyukai