Anda di halaman 1dari 15

STEROID

DI SUSUN OLEH

BONITA 15 3145 401 005

IRSYAL RENALDI 15 3145 401 011

SARTIKA 15 3145 401 017

ANDI MUSDALIFAH 15 3145 401 024

ST MARYAM NURDIN 15 3145 401 028


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayahnya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul Steroid. Makalah ini

disusun terdiri dari 3 bab, yaitu bab I pendahuluan, Bab II pembahasan mengenai

pokok permasalahan, dan bab III penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Makalah

ini merupakan salah satu syarat nilai dari mata kuliah Farmakognosi.

Tidak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, teman-

teman, dan juga dosen mata kuliah Farmakognosi yang telah memberikan saya waktu

dalam penyelesaian makalah ini. Saya berharap bahwa makalah ini dapat menjadi

salah satu sumber pengetahuan bagi para pembaca.

Saya sadar bahwa, makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.

Sehingga, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Terima kasih

Makassar 10 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rmumusan Masalah...

C. Tujuan Penulisan....

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Steroid........................................
B. Struktur dari Steroid ................................................................................
C. Penggolongan dari Steroid ......................................................................
D. Kegunaan Steroid....................................................................................
E. Sumber Simplisia ....................................................................................
F. Kandungan Simplisia ..............................................................................
G. Cara Identifikasi ......................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....

B. Saran.........

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan dan pengenalan

obat yang berasal dari tanaman dan zat-zat aktif lainnya, termasuk yang berasal

dari dunia mineral dan hewan. Saat ini, peranan ilmu farmakognosi sangat

banyak diperlukan terutama dalam sintesis obat.

Tidak semua tanaman dapat dijadikan sebagai bahan obat. Tanaman-

tanaman yang dijadikan obat tentu saja adalah tanaman yang memiliki

kandungan atau zat-zat yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan

tubuh.

Salah satu zat aktif yang banyak ditemukan di alam dan juga di tumbuhan

adalah glikosida dan steroid. Untuk mengetahui pengertian umum, kerangka

dasar, biosintesis, contoh tanaman yang mengandung steroid serta

peranan/fungsinya, maka disusunlah makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Steroid?

2. Bagaimana Steroid?

3. Apa penggolongan dari Steroid?

4. Apa kegunaan Steroid?

5. Contoh Simplisia?

6. Kandungan Simplisia?

7. Bagaimana cara identifikasi?


C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian Steroid

2. Untuk mengetahui struktur dari Steroid

3. Untuk mengetahui penggolongan dari Steroid

4. Untuk mengetahui kegunaan Steroid

5. Untuk mengetahui contoh Simplisia

6. Untuk mengetahui kandungan Simplisia

7. Untuk mengetahui cara identifikasi

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STEROID

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat

dihasilkana dari reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid mempunyai

struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin

sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu

dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke- empat

cincin ini dan tahap oksidasi tiap- tiap cincin.

Steroid merupakan kelompok senyawa yang penting dengan struktur

dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-

cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4 cincin.

Senyawa yang termasuk turunan steroid,

misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid

berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17

atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu

cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain

terletak padagugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan

tahap oksidasi tiap-tiap cincin.

Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun

diturunkan dari kolestana dilengkapi gugushidroksil pada atom C-3, banyak

ditemukan pada tanaman,hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di

dalam sel dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada

hewan atau fungsi, maupun berupa sikloartenol padatumbuhan. Kedua jenis lemak
sterol di atas terbuat dari siklisasisqualena dari triterpena.Kolesterol adalah jenis

lain lemak sterol yang umum dijumpai.

Beberapa steroid bersifat anabolik, antara

lain testosteron, metandienon, nandrolon dekanoat, 4-androstena-3 17-dion.

Steroid anabolik dapat mengakibatkan sejumlah efek samping yang berbahaya,

seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna bagi jantung,

menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat,

kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut,

tumbuhnya jerawatdan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid

anabolik dapat membuat seseorang menjadi agresif.

B. STRUKTUR STEROID

Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang

membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis

steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang

diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
C. PENGGOLONGAN STEROID
Steroid dapat digolongkan menjadi:

1. Steroid Anabolik atau steroid andragonik anabolik

Steroid ini merupakan kelompok steroid alami atau sintetik yang berinteraksi

dengan reseptor androgen untuk mendorong pertumbuhan dan pembelahan sel

yang menghasilkan pertumbuhan berbagai macam jaringan, terutama jaringan

otot dan tulang. Ada beberapa steroid anabolik alami dan sintetik. Sebagai

contoh, testosteron, nandrolon, dan metadrostenolon.

2. Kortikosteroid (glukokortikoid dan mineralokortikoid)

Glukokortikoid merupakan sekelompok hormon steroid yang dicirikan dengan

kemampuannya untuk berikatan dengan reseptor kortisol, dan merangsang

efek yang serupa. Glukokortikoid mengatur beberapa aspek fungsi

metabolisme dan fungsi imun, dan serig diresepkan untuk pengobatan kondisi-

kondisi inflamasi, seperti asma dan arthritis. Contohnya adalah kortisol.

3. Steroid seks atau steroid gonad

Merupakan sub-bagian dari hormon seks (kelamin) yang berinteraksi dengan

androgen vertebrata atau reseptor estrogen untuk menghasilkan perbedaan-

perbedaan kelamin (karakter-karakter kelamin primer dan sekunder) dan

mendukung reproduksi. Steroid ini mencakup androgen, estrogen, dan

progestagen. Contohnya adalah testosteron, estradiol, dan progesteron.


4. Fitosterol atau sterol tanaman

Merupakan steroid alkohol yang terjadi secara alami dalam tanaman.

Contohnya adalah -sitosterol.

5. Ergosterol

Merupakan steroid yang terdapat pada fungi, dan mencakup beberapa

suplemen vitamin D. Meskipun demikian, steroid secara lebih luas dapat

dikelompokkan hanya ke dalam dua kelompok utama : hormon seks atau

hormon reproduksi dan hormon adrenokortikoid atau hormon adrenokortikal.

D. KEGUNAAN STEROID

Dalam perubatan moden, steroid anabolik seperti testosterone membantu

dalam pembinaan otot badan. Doktor akan mempreskrip ubat ini untuk merawat

pesakit AIDS yang mengalami pengecutan otot. Berbeda dengan steroid anabolik,

kortikosteroid bertindak dengan mengurangkan pembengkakkan atau dengan kata

lain sebagai agen antiradang. Ia juga membantutkan tindakan imun badan yang

terlampau aktif. Oleh sebab sifat antiradang kortikosteroid, ia digunakan oleh

pesakit asma dan arhtritis. Kortikosteroid juga turut digunakan dalam rawatan

termasuk lupus (keradangan kronik), ekzema, psoriasis dan alergik. Kortikosteroid

turut di beri kepada pesakit yang menerima organ transplan untuk mengelakkan

penolakan organ baru oleh badan.


E. SUMBER SIMPLISIA
Klasifikasi Tanaman Maja (Aegle marmelos)

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Aegle

Spesies : Aegle marmelos (L.) Corr

Morfologi Tanaman Maja (Aegle marmelos )

Maja (Aegle marmelos) tumbuh dalam bentuk pohon keras, berumur

panjang (perenial) dengan tinggi 10 - 15 m. Batang berkayu (lignosus),

berbentuk silindris, batang tua kadang melintir satu sama lain, berwarna coklat

kotor, permukaan kasar. Percabangan banyak. Daun tunggal, tersusun

berseling (alternate), warna hijau, bentuk bulat telur, panjang 7,5 cm, lebar

4,8 cm, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi kadang bergerigi

tumpul (crenatus), susunan pertulangan menyirip (pinnate), meluruh pada

musim kemarau. Bunga majemuk, kelopak berbentuk bintang (stellatus). Buah


bulat agak lonjong, panjang 5 - 12 cm. Akar tunggang. Perbanyakan bisa

secara generatif (biji) maupun vegetatif (cangkok). Tumbuh di dataran rendah

sampai ketinggian 500 m dpl. Bisa tumbuh di lahan basah seperti rawa-rawa

maupun di lahan kering. Mulai belajar berbuah pada umur 5 tahun dan

produksi maksimal dicapai setelah umur 15 tahun. Satu pohon bisa

menghasilkan 200-400 butir buah. Buah maja biasanya masak pada musim

kemarau bersamaan dengan daun-daunnya yang meluruh.

F. KANDUNGAN SIMPLISIA

Identifikasi struktur steroid yang terkandung dalam ekstrak Spektrum

inframerah menunjukkan bahwa isolat menyerap pada bilangan gelombang yang

karakteristik yaitu n3429,6 cm-1 yang diduga adalah serapan uluran untuk

gugusO-H (3200-3550 cm-1).

Dugaan ini diperkuat oleh adanya serapan pada daerah bilangan

gelombang n 1054,2 cm-1 yang menunjukkan uluran C-OH siklik (990-1060 cm-

1). Pita serapan ini memberikan gambaran bahwa senyawa isolat merupakan suatu

senyawa siklik (steroid) yang mengandung gugus OH. Adanya pita tajam dengan

intensitas kuat pada bilangan gelombang n 2956,5 cm-1 merupakan uluran C-H

dari CH3 dan pada bilangan gelombang n 2871,6 cm -1merupakan uluran C-H

dari CH2 . Hal ini diperkuat dengan adanya serapan pada bilangan gelombang

1371, 2cm-1 yang menunjukkantekukan C-H dari CH3(1355-1395 cm-1) dan

bilangan gelombang 1460, 1cm-1 yang menunjukkan tekukan C-H dari


CH2(1405-1 465cm-1). Pita serapan pada daerah bilangan gelombang n1654,9

cm-1 ditimbulkan dari gugus C=C non konjugasi (1620-1680 cm-1). Pita serapan

pada bilangan gelombang 969,3cm-1 dan 835, 5cm-1 menunjukkan tekukan

=C-H dari D22 dan D5.

Dari data inframerah diinterpretasikan bahwa senyawa isolat

mengandung inti siklik, adanya gugushidroksi (OH), dan ikatan rangkap (ena).

Spektrum NMR-1 H (Gambar 2) menunjukkan adanya terdapat dua singlet pada

H1,259 dan H 1,059 yang diduga merupakan group metal pada C-19 dan C-18.

Doublet pada H5,323; 5,372 dihasilkan oleh proton padaD22 sedangkan triplet

pada H5,092 dihasilkan oleh proton pada C-6.

Suatu multiplet yang terjadi pada H3,25-3,90 dihasilkan oleh proton aksial pada

C-3. Bila dibandingkan dengan spektrum NMR-1H standar senyawa sterol,

spektrum ini miripdengan senyawa stigmasterol seperti terlihat pada Gambar 3

G. CARA IDENTIFIKASI

Serbuk kering kulit batang A. Marmelos diekstraksi dengan cara

maserasi dengan metanol. Ekstrak metanol dipekatkan kemudian difraksinasi

dengan menggunakan n-heksana dan masing- masing diuji steroid. Ekstrak n-

heksana merupakan fraksi yang positif steroid kemudian dipisahkan dengan cara

kromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel dan dielusi secara

isokratik menggunakan eluen n- heksan- kloroform (7:3). Semua fraksi dilakukan

analisis menggunakan kromatografi lapis tipis. Fraksi yang sama digabung


berdasarkan pola noda yang sama dan diuji steroid. Fraksi yang positif steroid

(vial 15-22) menghasilkan kristal dan rekristalisasi dengan menggunakan metanol

p.a sampai diperoleh steroid yang murni. Uji kemurnian dilakukan dengan

menggunakan KLT. Penentuan struktur molekul isolat murni dilakukan dengan

menggunakan spektrofotometer inframerah dan spektrofotometer NMR-H.

Isolat murni yang diperoleh dari fraksi n- heksana sebanyak 18 mg berupa

kristal berwarna putih berbentuk jarum dengan titik leleh 170- 171C. Uji

fitokimia dengan menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard memberikan

warna hijau, menunjukkan bahwa isolat tersebut positif steroid.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat

dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok

senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris:

saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan

17 atom karbon dan 4 cincin.


Dari hasil Uji fitokimia terhadap kulit batang Aegle marmelos fraksi vial 15-

22 dengan pereaksi Liebermann-Burchard memberikan warna hijau, menunjukkan

bahwa isolat merupakan senyawa steroid. Dari keseluruhan data spektrum yang

diperoleh disarankan bahwa senyawa hasil isolasi adalah senyawa steroid

golongan sterol yang memiliki gugus ena terkonjugasi

B. SARAN
Berikut saran kami dari penulisan makalah ini adalah perlu dilakukan

pendelaman pengetahuan mengenai penggolongan steroid dan contoh yang

mengandung steroid karena pengetahuan ini dapat sangat berguna terutama bagi

mahasiswa farmasi yang bidang mencakup pembuatan sediaan

DAFTAR PUSTAKA

http://s1farmasi.blogspot.com/2013/12/biosintesis-steroid.html

http://www.myhealth.gov.my/index.php/my/ubat-a-anda/fakta-ubat/penggunaan-

steroid
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/be/MVAPathwayfromAcCoAtoIso

prenehttp://www.sridianti.com/struktur-fungsi-steroid.html

Anda mungkin juga menyukai