Anda di halaman 1dari 11

KONJUNGTIVITIS

PENGERTIAN
 Konjungtivitis merupakan peradangan pada
konjungtiva atau radang selaput lendir yang
menutupi belakang kelopak dan bola mata,
dalam bentuk akut maupun kronis.
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri,
klamidia, alergi, viral toksik, berkaitan dengan
penyakit sistemik. Peradangan konjungtiva
atau konjungtivitis dapat terjadi pula karena
asap, angina dan sinar (Ilyas, 2008; 2014).
 Tanda dan gejala umum pada konjungtivitis
yaitu mata merah, terdapat kotoran pada
mata, mata terasa panas seperti ada benda
asing yang masuk, mata berair, kelopak mata
lengket, penglihatan terganggu, serta mudah
menular mengenai kedua mata (Ilyas, 2008).
10 Konjungtivitis lebih sering terjadi pada usia
1-25 tahun. Anak - anak prasekolah dan anak
usia sekolah kejadiannya paling sering karena
kurangnya hygiene dan jarang mencuci
tangan (Anonim, 2006).
Penyebab
 Penyebab dari konjungtivitis bermacam-macam yaitu
bisa disebabkan karena bakteri, virus, infeksi
klamidia, konjungtivitis alergi. Konjungtivitis bakteri
biasanya disebabkan oleh Staphylococcus,
Streptococcus, Pneumococcus, dan Haemophillus.
Sedangkan, konjungtivitis virus paling sering
disebabkan oleh adenovirus dan penyebab yang lain
yaitu organisme Coxsackie dan Pikornavirus namun
sangat jarang. Penyebab konjungtivis lainnya yaitu
infeksi klamidia, yang disebabkan oleh organisme
Chlamydia trachomatis (James dkk, 2005).
Konjungtivitis yang disebabkan oleh alergi diperantai
oleh IgE terhadap allergen yang umumnya
disebabkan oleh bahan kimia (Ilyas, 2008).
Klasifikasi konjungtivitis
Berdasarkan penyebabnya konjungtivitis dibagi menjadi
empat yaitu :
 Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang
disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus,
Pneumococcus, dan Haemophillus. ( James dkk, 2005).
 Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis virus merupakan penyakit umum yang
disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara
penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga
infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat
berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri .
(Vaughan, 2010).
 Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi merupakan bentuk alergi pada
mata yang peling sering dan disebabkan oleh reaksi
inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh
sistem imun . (Cuvillo dkk, 2009).
 Konjungtivitis Jamur
Konjungtivitis jamur biasanya disebabkan oleh Candida
albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi.
Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih yang
dapat timbul pada pasien diabetes dan pasien dengan
keadaan sistem imun yang terganggu. Selain candida
sp, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh Sporothtrix
schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides
immitis walaupun jarang. ( Vaughan, 2010).
Patofisiologi
DIAGNOSIS
 Gejala klinis konjungtivitis dapat menyerupai penyakit
mata lain sehingga penting untuk membedakan
konjungtivitis dengan penyakit lain yang berpotensi
mengganggu penglihatan. Diperlukan anamnesis dan
pemeriksaan mata yang teliti untuk menentukan tata
laksana gangguan mata termasuk konjungtivitis. Infeksi
virus biasanya menyerang satu mata lalu ke mata lain
beberapa hari kemudian disertai pembesaran kelenjar
limfe dan edema palpebra. Tajam penglihatan secara
intermiten dapat terganggu karena sekret mata. Jenis
sekret mata dan gejala okular dapat memberi petunjuk
penyebab konjungtivitis. Sekret mata berair merupakan
ciri konjungtivitis viral dan sekret mata kental berwarna
kuning kehijauan biasanya disebabkan oleh bakteri.
Konjungtivitis viral jarang disertai fotofobia, sedangkan
rasa gatal pada mata biasanya berhubungan dengan
konjungtivitis alergi.
KONJUNGTIVITIS
PENULARAN PENCEGAHAN
 Sumber penularan konjungtivitis  Konjungtivitis dapat dicegah yaitu dengan tidak
secara umum adalah cairan yang menyentuh mata yang sehat sesudah mengenai
mata yang sakit, tidak menggunakan handuk
keluar dari mata yang sakit yang dan lap secara bersama-sama dengan orang
mengandung bakteri atau virus. lain, serta bagi perawat dapat memberikan
Salah satu media penularannya edukasi kepada pasien tentang kebersihan
yaitu tangan yang terkontaminasi kelopak mata (Hapsari & Isgiantoro, 2014).
cairan infeksi, misalnya melalui  Selain itu pencegahan konjungtivitis diantaranya
sebelum dan sesudah membersihkan atau
jabatan tangan. Bisa pula melalui mengoleskan obat, pasien konjungtivitis harus
cara tidak langsung, misalnya mencuci tangannya agar menulari orang lain,
tangan yang terkontaminasi menggunakan lensa kontak sesuai dengan
petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya,
memegang benda yang mengganti sarung bantal dan handuk yang kotor
kemudian terpegang oleh orang dengan yang bersih setiap hari, menghindari
lain, penggunaan handuk secara penggunaan bantal, handuk dan sapu tangan
bersama-sama, penggunaan bersama, menghindari mengucek-ngucek mata,
dan pada pasien yang menderita konjungtivitis,
sapu tangan atau tisu secara hendaknya segera membuang tissu atau
bergantian, dan penggunaan sejenisnya setelah membersihkan kotoran mata
bantal atau sarung bantal secara (Ramadhanisa, 2014).
bersamasama (Ilyas, 2008;
Chaerani, 2006; Indriana, 2012).
PENATALAKSANAAN KONJUNGTIVITIS
 Penatalaksanaan konjungtivitis umumnya bersifat suportif. Umumnya
baik konjungtivitis bakterial dan konjungtivitis viral dapat sembuh
sendiri dalam waktu 2-7 hari dan 2-3 minggu. Pengobatan antibiotik
spesifik diberikan pada kasus-kasus konjungtivitis tertentu saja.
 Terapi Suportif :Antihistamin dan vasokonstriktor topikal (misalnya:
antazoline, xylometazoline) dapat diberikan untuk mengurangi
keluhan gatal yang berat.
 Konjungtivitis Bakterial : kloramfenikol, aminoglikosida (gentamisin,
neomisin, tobramisin), kuinolon (ofloxacin, levofloxacin, dan
sebagainya), makrolid (azitromisin, eritromisin), polimiksin B, dan
bacitracin.
 Konjungtivitis Alergi : antihistamin topikal, mast cell stabilizer,
vasokonstriktor, kortikosteroid, dan obat antiinflamasi non steroid
(OAINS).
 Konjungtivitis Viral : Terapi menggunakan antivirus topikal,
dilaporkan tidak efektif untuk konjungtivitis yang disebabkan oleh
adenovirus.Antiviral topikal seperti gel ganciclovir, salep idoxuridine,
salep vidarabine, dan tetes mata trifluridine.
PROGNOSIS KOMPLIKASI
Prognosis konjungtivitis 1. Komplikasi Pengobatan
umumnya baik. Antibiotik
Penyembuhan dapat terjadi
sempurna tanpa komplikasi 2. Komplikasi Pengobatan
pada hampir sebagian besar Kortikosteroid : Resistensi
kasus konjungtivitis viral dan dan Efek Samping pada
bakterial. Komplikasi pada
konjungtivitis biasanya
Penggunaan
terjadi akibat infeksi kuman Kortikosteroid Jangka
tertentu seperti Neisseria Panjang , Terjadi Katarak,
gonorrhoeae dan Chlamydia Terjadi Glaukoma,
trachomatis. Komplikasi
pada kornea juga sering
terjadi pada kasus
konjungtivitis alergi subtipe
atopik dan vernal yang dapat
menyebabkan kekeruhan
kornea.
DAFTAR PUSTAKA
Cuvillo, A del., et al., 2009. Allergic Conjunctivitis and H1 Antihistamines. J
investing Allergol Clin Immunol 2009; Vol. 19. Suppl. 1: 11-18.
Hapsari, A ; Isgiantoro. 2014. Pemberian Pendidikan Kesehatan Mencuci
Tangan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Vol. 8, No.8. Mei 2014.
Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: FKUI.
James L., Brus, W., William C. 2005. Lecture Notes Oftalmologi. Jakarta:
Erlangga.
Ramadhanisa. 2014. Conjunctivitis Bakterial Treatment In Kota Karang Village.
Jurnal J Medula Unila Volume 3 Nomor 2. Lampung: Universitas Negeri
Lampung.
Ratna Sitompul. 2017. Konjungtivitis Viral: Diagnosis dan Terapi di Pelayanan
Kesehatan Primer. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Universitas
Indonesia. Vol. 5, No. 1,
Vaughan, Daniel, G. dkk. (2010). Oftalmologi Umum. Dalam : Vaughan, Daniel,
G. dkk (eds) General Opthalmology. Edisi 14. Jakarta: Penerbit Widya
Medika.

Anda mungkin juga menyukai