Anda di halaman 1dari 3

Konjungtivitis

Konjungtiva merupakan salah satu bagian dari mata berbentuk lapisan tipis (membran
transparan) yang berfungsi untuk melindungi bola mata dan mengandung pembuluh darah untuk
memberi nutrisi pada kornea. Karena beberapa sebab, konjungtiva bisa mengalami gangguan, salah
satunya adalah infeksi yang disebut dengan konjungtivitis.

Konjungtivitis merupakan peradangan konjungtiva yang menyebabkan mata merah hingga


bengkak, kadang disertai rasa mengganjal dan berair. Gangguan ini bisa terjadi pada salah satu mata
atau keduanya.

Gejala Konjungtivitis

Konjungtivitis tidak menyebabkan gangguan pada penglihatan. Namun, Anda akan


mengalami rasa tidak nyaman, sensasi seperti ada benda asing, mata merah, dan berair.
Konjungtivitis bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan, asalkan daya tahan tubuh tinggi.
Namun, bila konjungtivitis disebabkan oleh infeksi bakteri, maka diperlukan pemeriksaan dan
pengobatan yang sesuai.

Berikut ini merupakan beberapa gejala konjungtivitis yang wajib Anda waspadai:

Konjungtivitis alergi: mata merah dan gatal dengan sekret yang lengket.

Konjungtivitis virus: mata merah dan bengkak dengan sekret serous (berair dan encer).

Konjungtivitis bakterial: mata merah, bengkak, serta kotoran kuning kehijauan yang lengket dan
banyak.

Konjungtivitis sicca: mata kemerahan, gatal dan kering, yang biasanya disebabkan oleh kurangnya
produksi air mata.

 Jika Anda mengalami gejala tambahan seperti pusing, kehilangan indera penciuman dan perasa,
badan pegal, nyeri dada, dan sesak napas, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat untuk
dilakukan pemeriksaan. Konjungtivitis saat ini masuk dalam gejala infeksi COVID-19. Meski bersifat
sementara, namun fokus utama Anda adalah mencegah penularan dan mempercepat proses
pengobatannya.

Jenis dan Penyebab Konjungtivitis

Konjungtivitis merupakan kondisi yang kompleks. Meski gejalanya hampir sama, namun
penyebabnya bisa beragam. Berikut ini adalah beberapa jenis konjungtivitis:

Konjungtivitis Non-infeksi

Konjungtivitis non-infeksi merupakan gangguan konjungtiva akibat peradangan. Kondisi ini tidak
menular dan umumnya bersifat ringan. Gejala yang ditimbulkan cenderung tidak berat, seperti mata
merah serta terkadang terasa gatal dan berair.

Konjungtivitis non-infeksi terbagi atas dua jenis, yakni:


Konjungtivitis Alergi

Konjungtivitis alergi umumnya terjadi pada mereka yang memiliki alergi musiman. Secara umum,
kondisi ini tidak berbahaya. Namun, terdapat pula konjungtivitis alergi yang bisa menyebabkan
pembengkakan jangka panjang atau biasa disebut dengan konjungtivitis vernal. Kondisi ini cukup
umum terjadi, terutama mereka yang memiliki riwayat alergi kuat, seperti rinitis alergi, eksim, dan
asma.

Konjungtivitis Papiler Raksasa

Konjungtivitis papiler raksasa umumnya disebabkan oleh paparan benda asing yang mengenai mata,
misalnya terlalu lama menggunakan lensa kontak. Gejalanya dimulai dengan kemunculan bintik-
bintik kecil (papil atau folikel) di dalam kelopak mata bagian atas dan terus membesar. Jika Anda
mengalaminya, segera hentikan penggunaan lensa kontak dan hubungi dokter jika dalam beberapa
hari tidak membaik.

Konjungtivitis Infeksi

Konjungtivitis infeksi merupakan gangguan pada konjungtiva yang disebabkan oleh infeksi, baik
karena bakteri, virus, maupun parasit. Konjungtivitis infeksi bisa menular dan berpotensi memicu
komplikasi bila tidak diobati dengan adekuat.

Konjungtivitis infeksi dibagi dalam 3 jenis sesuai dengan penyebab infeksinya, yakni:

Konjungtivitis Bakterial

Konjungtivitis bakterial disebabkan oleh infeksi bakteri stafilokokus atau streptokokus. Umumnya,
infeksi ini berasal dari sistem pernapasan atau kulit yang kemudian menyebar hingga mata. Terdapat
beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan konjungtivitis bakterial, diantaranya:

Gigitan serangga.

Higienitas yang rendah.

Menggunakan make up atau skin care yang terkontaminasi bakteri.

Sering bertukar produk kosmetik atau penggunaan produk kosmetik Bersama.

Penggunaan lensa kontak yang tidak steril (termasuk tangan saat mengenakan dan melepas lensa
kontak) atau menggunakan lensa kontak bersama dengan orang lain yang terpapar konjungtivitis
bakterial.

 Ophthalmia Neonatorum

Ophthalmia neonatorum merupakan konjungtivitis pada bayi yang disebabkan oleh infeksi Chlamydia
trachomatis atau Neiseria gonorrhoeae (penyakit seksual menular yang umumnya terjadi pada laki-
laki, namun bisa menular pada wanita) yang dapat menkontaminasi mata bayi saat melewati jalan
lahir.

 
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis virus merupakan peradangan pada konjungtiva yang disebabkan oleh adenovirus.
Biasanya konjungtivitis ini bisa sembuh dalam waktu 1 minggu. Gejala umum ditandai dengan mata
merah dengan kotoran mata berwarna bening.

Selain adenovirus, konjungtivitis virus bisa juga disebabkan oleh virus herpes yang menyerang mata.
Biasanya serangan virus ini akan menimbulkan lenting atau bintik berisi cairan dengan ukuran yang
cukup kecil, kurang dari 1 mm. Dalam kondisi daya tahan tubuh lemah, infeksi herpes ini bisa
menyebabkan gangguan pernapasan, pembesaran kelenjar getah bening, dan demam.

Konjungtivitis Kimia

Sesuai dengan namanya, konjungtivitis kimia disebabkan oleh paparan zat kimia berbahaya yang
masuk ke dalam mata. Iritasi mata ini umumnya disebabkan oleh polusi udara atau bisa juga paparan
zat kimia langsung ke mata, misalnya klorin di kolam renang. Jenis ini tidak terlalu berbahaya, tapi
juga tidak bisa diabaikan, tergantung dari jenis bahan kimia yang masuk ke dalam mata.

Pengobatan Konjungtivitis

Terapi konjungtivitis harus disesuaikan dengan penyebab utamanya (terkadang tidak perlu diobati,
hanya meredakan gejalanya saja). Selama pemeriksaan, dokter akan mengajukan beberapa
pertanyaan terkait aktivitas, kebiasaan sehari-hari riwayat kesehatan, dan lainnya.

Jika sudah ditemukan penyebabnya, dokter akan langsung melakukan terapi atau pengobatan,
seperti:

Konjungtivitis alergi, diobati dengan cara pemberian obat tetes mata alergi dan tablet antihistamin
untuk mengurangi peradangan.

Konjungtivitis infeksi diobati dengan obat tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik. Untuk
mengurangi bengkak pada mata, disarankan kompres dingin dengan kapas dan air es.

Pemberian obat tetes air mata buatan berguna untuk membantu meningkatkan kelembapan mata.
Umumnya konjungtivitis akibat virus bisa sembuh sendiri.

Konjungtivitis akibat paparan zat kimia bisa dilakukan dengan membilas mata dengan cairan
sebanyak-banyaknya, obat tetes anti radang, dan terkadang diperlukan steroid oles apabila kondisi
kornea intact.

 Sebagai catatan, konjungtivitis terkait infeksi virus corona pada dasarnya sama seperti konjungtivitis
yang disebabkan oleh virus, yang dapat sembuh sendiri seiring dengan peningkatan sistem kekebalan
tubuh dan keberhasilan Anda melawan COVID-19.

Konjungtivitis yang berkomplikasi merupakan masalah mata yang berkaitan dengan indera
penglihatan. Sebaiknya, jangan mengobati konjungtivitis sendiri, pastikan Anda berobat ke dokter
spesialis mata.

Anda mungkin juga menyukai