Anda di halaman 1dari 4

Nama: AYUNI SITI NAJILA

Nim: 4005190042
Prodi: D3 REFRAKSI OPTISI
Matkul: FARMAKOLOGI

ANTIBIOTIKA
Apakah Antibiotika Itu?
 Antibiotik berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata “anti” yang berarti lawan
dan “bios” yang berarti hidup, yang dapat diartikan “melawan sesuatu yang hidup”.
Antibiotik merupakan zat kimia yang berasal dari bakteri dan fungi, yang berkhasiat
untuk mematikan maupun menghambat pertumbuhan dari kuman (Tjay dan Rahardja,
2007).
Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri berkembang
biak di dalam tubuh.
Terangkan Tentang Spektrum Antibiotika?
 Berdasarkan spectrum kerjanya, antibiotik digolongkan menjadi:
1) Narrow Spectrum (Spektrum Sempit)
Antibiotik yang berspektrum sempit bekerja aktif terhadap beberapa jenis mikroba saja
atau bersifat spesifik. Untuk bakteri gram positif diantaranya kanamisin, eritromisin, dan
klindamisin , sedangkan bakteri gram negatif meliputi gentamisin dan streptomisin.
Contoh antibiotik dengan spectrum sempit yaitu Amoxycillin dan Ampicillin.
2) Broad Spectrum (Spektrum Luas)
Antibiotik yang berspektrum luas bekerja aktif pada semua jenis mikroba, mikroba gram
positif maupun gram negatif. Antibiotik berspektrum luas tidak baik untuk digunakan
karena tidak hanya mikroba yang ingin dimatikan saja yang terbunuh melainkan mikroba
yang dibutuhkan oleh tubuh pun juga ikut terbunuh. Contoh antibiotik dengan spectrum
luas yaitu Sefalosporin.
Terangkan Tentang Bakterisida dan Bakteriostatika?
 Bakteriostatik adalah substansi kimia atau konsentrasi rendah bakterisida yang mampu
menahan pertumbuhan bakteri, tetapi tidak mematikannya, seperti bakterisida.
Contoh: Tetrasiklin, spektinomisin, kloramfenikol, sulfonamid, trimetoprim, lincosamida,
dan makrolida adalah contoh antibiotik bakteriostatik.
Bakterisida adalah substansi kimia yang mampu membunuh atau menghancurkan
bakteri; pembasmi bakteri.
Contoh: Antibiotik beta-laktam, sefalosporin, dan vankomisin adalah contoh antibiotik
bakterisida.
Terangkan Antibiotika Yang Digunakan Untuk Conjungtivitis Yang Disebabkan Oleh
Bakteri?
 Pengobatan untuk konjungtivitis karena bakteri
a. Tetes mata antibakteri
Jika konjungtivitis akibat dari infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan obat tetes
mata antibiotik, dan infeksi dapat sembuh dalam beberapa hari.
b. Salep mata antibiotik
Salep mata antibiotik kadang-kadang diresepkan untuk mengobati konjungtivitis pada
anak-anak. Salep sering lebih mudah diberikan pada bayi daripada obat tetes mata,
meskipun salep dapat mengaburkan penglihatan selama 20 menit setelah aplikasi. Ikuti
petunjuk dokter dan gunakan antibiotik sampai resep habis, untuk mencegah terulangnya
infeksi.

Terangkan Perbedaan Conjungtivitis Yang Disebabkan Oleh Virus, Bakteri, dan Alergi?
 Konjungtivitis adalah mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi
permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata). Selain mata
merah, conjunctivitis atau konjungtivitis dapat disertai dengan rasa gatal pada mata dan
mata berair. Konjungtiva mengandung pembuluh darah yang akan melebar saat terjadi
konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah tersebutlah yang menyebabkan gejala mata
merah. Konjungtivitis ini sering menyebabkan mata merah pada bayi, sakit mata pada
anak-anak, maupun orang dewasa.
Konjungtivitis akan menimbulkan keluhan mata merah, berair, dan belekan, namun
penderita konjungtivitis tidak akan mengalami gangguan penglihatan. Melalui
pemeriksaan mata, dokter dapat langsung mendeteksi konjungtivitis. Jika diperlukan,
dokter akan mengambil sampel cairan di mata untuk dianalisis di laboratorium agar
penyebab konjungtivitis dapat diketahui dengan tepat.
 Conjungtivitis Yang Disebabkan Oleh Virus
Konjungtivitis virus menjadi jenis konjungtivitis yang sangat menular yang disebabkan
oleh virus, seperti adenovirus atau virus herpes simpleks (HSV). Kondisi ini terjadi ketika
infeksi virus menyebabkan peradangan pada konjungtiva, selaput yang melapisi bagian
putih mata. Sebagian besar virus yang menyebabkan konjungtivitis menyebar melalui
kontak tangan ke mata melalui benda yang telah terkontaminasi virus tersebut.
Gejala konjungtivitis virus dapat disertai flu atau kondisi lain, termasuk hidung pilek dan
berair, sensitivitas cahaya, dan iritasi mata secara umum. Konjungtivitis virus umumnya
dimulai di satu mata kemudian menyebar ke mata lainnya. Gejala yang umum termasuk:
 Iritasi mata berwarna merah muda atau kemerahan.
 Keluarnya cairan dari mata yang mungkin disertai dengan sedikit lendir.
 Nyeri ringan, mata tidak nyaman, dan sensasi terbakar.
 Sensitivitas cahaya.
 Kerak yang terdapat di sekitar kelopak mata saat bangun tidur.
 Kelopak mata bengkak.
 Conjungtivitas Yang Disebabkan Oleh Bakteri
Penyebab konjungtivitis bakterial biasanya akibat infeksi oleh flora normal yang
berkolonisasi di sekitar mata seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pneumoniae (bakteri yang menyebabkan pneumonia). Infeksi dapat terjadi bila lapisan
epitel konjungtiva rusak (misalnya terjadi abrasi), ada peningkatan jumlah bakteri, dan
penurunan daya tahan tubuh host.
Selain faktor penyebab tersebut, infeksi juga dapat terjadi akibat kontaminasi eksternal
seperti pada konjungtivitis viral. Patogenesis konjungtivitis bakteri diawali dengan proses
perlekatan bakteri (adhesion). Proses perlekatan bakteri diperantarai oleh protein
adhesins yang diekspresikan oleh bagian pili bakteri pada kebanyakan jenis bakteri.
Bakteri yang melekat pada epitel konjungtiva memproduksi faktor-faktor seperti
protease, elastase, hemolisin, dan cytoxin yang akan memicu sel-sel radang seperti
neutrofil, eosinofil, limfosit, dan sel plasma untuk bermigrasi dari pembuluh darah di
bagian stroma menuju epitel konjungtiva. Faktor-faktor tersebut juga dapat menginduksi
destruksi sel-sel epitel konjungtiva. Sel epitel konjungtiva yang mengalami nekrosis akan
terlepas dan menempel di sekret sel goblet membentuk eksudat. Pada konjungtivitis
bakteri sel radang yang mendominasi adalah sel leukosit polimorfonuklear.
 Conjungtivitas Yang Disebabkan OlehAlergi
Alergi dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap suatu alergen atau
zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya. Konjungtivitis alergi dapat terjadi ketika
alergen terpapar pada mata yang menyebabkan sel-sel mata melepaskan histamin untuk
melawan alergen.
Reaksi ini akan menyebabkan pembuluh darah kecil dalam mata membesar, sehingga
pengidap konjungtivitis alergi dapat mengalami gejala yang terkait dengan kondisi ini.
Tidak ada salahnya mengetahui beberapa pemicu yang dapat menyebabkan konjungtivitis
alergi, seperti:
 Serbuk sari dari pohon, rumput, maupun bunga;
 Debu;
 Bulu hewan peliharaan;
 Lumut;
 Jamur;
 Asap rokok;
 Polusi udara.
Terkadang, mata dapat bereaksi terhadap alergen tanpa terpapar langsung. Mengonsumsi
jenis makanan tertentu, alami gigitan serangga, hingga sengatan serangga menjadi hal
lain yang dapat menyebabkan konjungtivitis alergi. Selain itu, memiliki kedua orangtua
dengan penyakit konjungtivitis alergi meningkatkan risiko anak untuk mengalami kondisi
yang serupa.
Pengobatan
1. Pengobatan untuk konjungtivitis karena bakteri
a. Tetes mata antibakteri
Jika konjungtivitis akibat dari infeksi bakteri, dokter mungkin meresepkan obat tetes
mata antibiotik, dan infeksi dapat sembuh dalam beberapa hari.
b. Salep mata antibiotik
Salep mata antibiotik kadang-kadang diresepkan untuk mengobati konjungtivitis pada
anak-anak. Salep sering lebih mudah diberikan pada bayi daripada obat tetes mata,
meskipun salep dapat mengaburkan penglihatan selama 20 menit setelah aplikasi. Ikuti
petunjuk dokter dan gunakan antibiotik sampai resep habis, untuk mencegah terulangnya
infeksi.
2. Pengobatan untuk konjungtivitis karena virus
Tidak ada pengobatan untuk sebagian besar kasus konjungtivitis virus. Sebaliknya,
konjungtivitis karena virus dapat sembuh dengan sendirinya selama 2-3 minggu.
Konjungtivitis virus sering dimulai pada satu mata dan kemudian menginfeksi mata yang
lain dalam beberapa hari.
Obat antivirus mungkin menjadi pilihan, jika dokter menentukan bahwa konjungtivitis
virus disebabkan oleh virus herpes simpleks.
3. Pengobatan untuk konjungtivitis karena alergi
Jika yang mengiritasi mata adalah konjungtivitis alergi, dokter mungkin meresepkan
salah satu dari berbagai jenis obat tetes mata untuk alergi. Ini mungkin termasuk
antihistamin, dekongestan, mast cell stabilizers, steroid dan tetes anti-inflamasi. Bila
memungkinkan, mengurangi keparahan gejala konjungtivitis karena alergi juga dapat
dilakukan dengan menghindari penyebab alergi.

Anda mungkin juga menyukai