Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

EVALUASI TABLET EFFERVESCENT

DISUSUN OLEH KELOMPOK 18 :


1. Dani Prabowo. (050117A024)
2. Eva khoirinnida (050117A037)
3. Indah Khoirun Nisa'. (050117A049)
4. Ni Luh Dian Setyawati. (050117A075)
5. Risma Ega Luthfiana. (050117A094)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI FARMASI
2019

i
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya. Yang telah
memberikan rahmat, inayah serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas formulasi teknologi sediaan padat dengan lancar.

Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin. Dengan lapang hati
kami mengucapkan mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan tata bahasa atau mungkin isi dari
makalah ini kurang lengkap informasinya. Dengan tangan terbuka dan dengan
besar hati kami sangat menerima atas kritik dan saran yang akan diberikan oleh
pembaca agar nantinya dapat menjadi masukan bagi kami kedepannya.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dengan adanya makalah ini
dapat membantu dan memberikan manfaat bagi yang membaca.

Ungaran, 16november 2019

ii
DAFTAR ISI

Judul Halaman.................................................................................................................... i
Prakata .............................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
Daftar tabel ....................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ................................................................................................................... v
BAB I Pendahuluan
1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
3. Tujuan Analisis ..................................................................................................... 2
BAB II Hasil dan Pembahasan
1. Hasil dan pembahasan ........................................................................................... 3
2. Gambaran produk .................................................................................................. 3
BAB III
1. Kesimpulan ......................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 14

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan pengalaman penggunaan tanaman obat, masyarakat
Indonesia sering menggunakan daun alpukat sebagai obat tradisional pada
penderita batu ginjal. Daun alpukat dengan adanya kandungan saponin, alkaloida,
dan flavonoid dapat digunakan sebagai antibakteri. Selain itu juga mengandung
polifenol, kuersetin yang baik untuk ginjal. Daun alpukat secara empiris telah
dijadikan sebagai obat herbal yang dimanfaatkan untuk pelancar pengeluaran air
seni, penghancur batu di saluran kemih, dan sebagai obat sariawan. Bagian
tanaman alpukat yang digunakan untuk ramuan tradisional adalah daun, karena
daun mengandung gula, d-parseit, flavonoid kuersetin, dan senyawa sterin
(Maryani dan Suharmiati, 2003).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ekstrak daun alpukat mampu
menurunkan kadar
kreatinin pada ginjal yang telah diinduksi parasetamol dosis toksik (Wimandra,
2013).
Tanaman tersebut menjadi zat aktif dalam sediaan tablet effervescent yang
diharapkan akan memberikan efek peluruhan batu ginjal.Tablet effervescent
memiliki keuntungan karena mudah larut dan cepat absorbsinya, serta lebih stabil
dari sediaan cair. Penelitian ini dilakukan secara in vivo pada tikus jantan galur
wistar yang diinduksi dengan etilen glikol 0,75% dan amonium klorida
2%.Effervescent didefinisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat
pelarutan effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek
sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, dkk., 1992).

Diantara bentuk sediaan farmasi yang ada, granul dan tablet effervescent
merupakan pilihan formulasi yang praktis. Bentuk effervescent lebih disukai
karena praktis, cepat larut dalam air (Dewi, dkk., 2014).

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tablet effervescent?
2. Apa alasan pembuatan tablet effervescent?
3. Apa Kekurangan dan kelebihantablet effervescent?
4. Bagaimana formulasi sediaan tablet effervescent?
5. Bahan apa yang digunakan dalam proses pembuatan tablet effervescent?
6. Bagaimana evaluasi pada sediaan tablet effervescent
1.3. Tujuan Analisis
1. Untuk mengetahui tablet evervescent
2. Untuk mengetahui tujuan pembuatan tablet effervescent
3. Untuk mengetahui Kekurangan dan kelebihantablet
4. Untuk mengetahui formulasi sediaan tablet effervescent
5. Untuk mengetahui Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tablet
effervescent
6. Untuk mengetahui evaluasi sediaan tablet effervescent

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Definisitablet effervescent
Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan
gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat
pelarutan Effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek
sparkling.
Tablet Effervescent dibuat dengan cara mengempa formulasi sari buah dan
bahan-bahan aktif berupa sumber asam dan sumber karbonat. Bila tablet
effervescent dimasukkan ke dalam air, akan terjadi reaksi kimia antara sumber
asam dan sumber karbonat tersebut sehingga membentuk garam natrium dari
asam kemudian menghasilkan larutan gas dalam bentuk karbon dioksida (CO2).
Reaksinya berjalan cukup cepat dan biasanya dalam waktu kurang dari satu menit.
Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga memberikan rasa yang
enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasang (rasa seperti
air soda).
Reaksi di atas tidak dikehendaki terjadi sebelum effervescent dilarutkan,
oleh karena itu kadar air bahan baku dan kelembaban lingkungan perlu
dikendalikan tetap rendah untuk mencegah ketidakstabilan produk. Pengendalian
akan berlangsung terus secara cepat karena hasil reaksi adalah air. Kelarutan dari
bahan baku merupakan salah satu hal yang penting dalam pembuatan tablet
effervescent jika kelarutannya kurang baik, maka reaksi tidak akan terjadi dan
tablet tidak larut dengan cepat.
Contoh tablet effervescent yaitu :

3
B. Tujuan Pembuatan
Obat yang dirancang sebagai tablet effervesent di maksudkan untuk :
1. Obat yang sulit dicerna atau mengganggu lambung:
Jika kalsium karbonat diambil dalam formulasi efervesen, kalsium larut
dalam air, sudah tersedia bagi tubuh untuk menyerap, dan tidak ada risiko gas
yang berlebihan di perut dan tidak ada sembelit yang disebabkan untuk
mengurangi jumlah asam dalam lambung.
2. Obat yang peka terhadap pH seperti asam amino dan antibiotik:
Formulasi effervescent dapat menyangga larutan aktif air sehingga pH
lambung meningkat (menjadi lebih sedikit bersifat asam) dan dengan demikian
mencegah degradasi atau inaktivasi bahan aktif yang disebabkan karena PH
rendah diperut.
3. Obat-obatan yang membutuhkan dosis besar:
Tablet effervescent yang khas (berdiameter 1 inci dengan berat total 5 g)
dapat mencakup lebih dari 2 g bahan aktif yang larut dalam air dalam dosis
tunggal. Jika dosis yang dibutuhkan lebih besar dari itu, sachet (bentuk bubuk)
adalah cara pengiriman yang umum
C. Kekurangan dan kelebihantablet effervescent
a. Kelebihan
Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan larutan dalam waktu
seketika yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu tablet effervescent
dapat menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa yang enak karena
ada karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu.
Selain praktis dan mudah dibawa, cara penyajiannya lebih menarik bila
dibandingkan dengan dengan tablet konvensional, dapat diberikan kepada pasien
yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet atau kapsul, pada saat
dikonsumsi zat aktif dalam keadaan terlarut sehingga absorpsinya lebih mudah,
dan berguna untuk obat-obat yang tidak stabil apabila disimpan dalam bentuk
larutan, jadi obat dapat dibuat dalam bentuk sediaan tablet effervescent agar stabil.

4
b. Kekurangan
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga memiliki
beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam pengemasannya.
Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat dalam ruangan khusus
yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit untuk menghasilkan
produk yang stabil secara kimia. Kelembaban udara selama proses pembuatan
sudah cukup memulai reaktivitas effervescent, dengan demikian seluruh peralatan
termasuk mesin cetak tablet harus berada dalam ruangan khusus. Sedangkan
dalam segi pengemasannya, tablet effervescent harus dikemas dalam wadah yang
kedap udara sehingga dapat melindungi tablet tersebut dari kelembaban,
kelembaban udara di sekitar tablet sesudah wadahnya terbuka juga dapat
menyebabkan penurunan kualitas produk, setelah sampai di tangan konsumen,
harga yang relatif mahal.

D. Metode Formulasi Tablet Effervescent


Tablet effervescent dibuat dengan metode yaitu granulasi kering.
Dalam metode kering atau peleburan, molekul air yang ada pada setiap
molekul asam sitrat bertindak sebagai pengikat campuran serbuk. Asam sitrat
dijadikan serbuk, baru dicampurkan dengan serbuk lainnya (setelah disalurkan
melewati ayakan no 60 mesh) agar pencampurannya homogen.
Pengadukan dilakukan secara cepat dan lebih baik dalam lingkungan yang
kelembabannya rendah, kelembaban relatif maksimal 25% untuk mencegah
terhisapnya uap air dari udara oleh bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih
dini.Setelah pengaduka, serbuk diletakkan di atas nampan dan dipanaskan dalam
oven pada suhu 340C kemudian dibolak balik dengan memakai spatel tahan asam.
Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi seperti spon dan setelah
mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti), serbuk dikeluarkan dari oven
dan dilewatkan pada suaatu ayakan tahan asam untuk membuat granul sesuai yang
diinginkan. Metode peleburan ini hampir dipakai untuk mengolah semua sediaan
effervescent yang diperdagangkan.
Proses pembuatan Formulasi:
1. Pengumpulan bahan

5
Daun alpukat segar (daun tua) didapat dengan cara memetik langsung dari
pohonnya yang didapat dari daerah Purwokerto Utara, Banyumas. Daun alpukat
segar ditimbang dan dibersihkan dengan air mengalir, kemudian dikeringkan di
bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam. Pengeringan dilanjutkan di
dalam lemari pengering. Setelah kering ditimbang lagi untuk mengetahui susut
pengeringannya, kemudian bahan diserbuk. Bahan dihaluskan dengan ayakan
ukuran 40 mesh.
2.Determinasi tanaman
Determinasi bertujuan untuk memastikan bahwa tanaman daunalpukat
yang digunakan pada penelitian ini sesuai dengan jenis dan spesies dari tanaman
yang diinginkan. Determinasi dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan,
Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman.
3. Pembuatan ekstrak etanol daun alpukat
Pembuatan ekstrak daun alpukat dilakukan dengan metode maserasi
menggunakan penyari etanol 70%. Serbuk daun alpukat sebanyak 1 kg
dimasukkan ke dalam bejana maserasi kemudian ditambah pelarut etanol 70%
sebanyak 10 L (dengan perbandingan 1 : 10) sambil diadukaduk tiap 6 jam dan
didiamkan selama 18 jam. Bejana disimpan dan ditutup rapat terlindung dari
cahaya matahari. Setelah didiamkan selama 18 jam, filtrat disaring dengan
menggunakan kain putih.
4. Formulasi tablet effervescent
Granul effervescent dibuat secara terpisah antara granul asam dan granul
basa untuk menghindari reaksi effervescent dini. Ekstrak kental diserbukkan
terlebih dahulu dengan menggunakan aerosol, untuk 1 gram ekstrak kental daun
alpukat dicampurkan 0,2 gram aerosil. Granulasam dibuat dengan mencampurkan
serbuk ekstrak dan asam sitrat. Sedangkan granul basa dibuat dengan natrium
bikarbonat. Pembuatan granul effervescent dilakukan di tempat dengan suhu
ruangan dan kelembaban udara terjaga. Granul kemudian dikeringkan dengan
oven pada suhu 40-60 °C. Setelah kering, granul kemudian ditambahkan dengan
talk, magnesium stearat, dan vanili sebagai flavouring agent, selanjutnya diuji
sifat fisiknya.

6
E. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan tablet effervescent
Tablet effervescent dibuat dengan cara mengempa bahan – bahan aktif
dengan campuran bahan – bahan organik seperti asam sitrat, asam tartrat, dan
natrium bikarbonat. Bila tablet dilarutkan di dalam air maka akan menghasilkan
gas karbondioksida yang akan memecah tablet sehingga tablet dapat melarut
dengan cepat. Tablet effervescent memiliki rasa yang enak karena adanya
karbonat yang dapat memperbaiki rasa dari si tablet effervescent tersebut
sehinggan dapat memberikan rasa yang baik ketika konsumen menggunakannya.
Sediaan effervescent biasanya dibuat dan diolah dari suatu kombinasi
asam sitrat dan asam tartrat, karena pemakaian asam tunggal saja akan
menimbulkan kesulitan pada pembentukkan granul. Bila asam sitrat saja yang
digunakan maka akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul.
Perbandingan asam sitrat,asam tartrat dan natrium bikarbonat yang digunakan
yang biasa digunakan adalah 1 : 2 : 3,4.
Bahan-bahan yang dipakai umunya harus tahan panas, mudah dikempa,
dan larut dalam air. Bahan baku yang dipakai seperti
1) Sumber asam meliputi bahan bahan yang mengandung asam atau yang
dapat membuat suasana menjadi asam seperti asam sitrat, asam tartrat,
asam karbonat, asam malat, asam fumarat , dan asam suksinat. Garam
asam merupakan sumber asam tetapi hanya sebagai pengganti bahan asam
bila ternyata sediaan tidak dapat dibuat dengan asam saja, seperti natrium
dihidrogen fosfat. Sedangkan asam anhidrat merupakan asam lain yang
merupakan asam yang tidak mengandung air seperti suksinat anhidrat dan
sitrat anhidrat.
2) Senyawa karbonat dibutuhkan dalam pembuatan sediaan effervescent
untuk menimbulkan gas karbondioksida bila direaksikan dengan asam.
Bentuk karbonat maupun bikarbonat keduanya diperlukan untuk
menimbulkan reaksi yang menghasilkan karbondioksida seperti natrium
karbonat, natrium bikarbonat, dan kalium bikarbonat.
3) Bahan pengisi, biasanya dibutuhkan sedikit dalam pembuatan tablet
effervescent ini karena tablet telah mengandung effervesent mix ( bahan
bahan tambahan lain sebagai bahan baku pembuatan tablet effervesent.

7
Bahan pengisi yang umum yang dipakai antara lain, glukosa, laktosa, dan
maltodekstrin. Namun natrium bikarbonat dapat pula sebagai [engisi yang
baik. Syarat yang harus dipenuhi bahan pengisi dalam sediaan tablet
effervescent adalah mudah larut dalam air sehingga dapat membentuk
larutan yang jernih.
4) Bahan tambahan lain, meliputi bahan obat, bahan pewarna, lubrikan serta
bahan perisa. Bahan bahan tambahan lain seperti pemanis , pewarna dll
digunakan untuk memberikan penampilan tablet yang menarik dan
memberikan rasa nyaman ketika dikonsumsi. Namun syaratnya bahan
bahan tersebut larut dalam air.

- Bahan yang digunakan dalam Formulasi:

1. Ekstrak Daun Alpukat

-Querstin
Querstin adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, querstin dan
glikosidannya berada dalam jumlah sekitar 60-75%. Querstin di percaya dapat
melindungi tubuh dari beberapa jenis penyakit degenerative dengan cara
menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi makanan yang
rendah, pemasakan dapat menyebabkan terjadinya proses dedgradasi oleh
panas dan dapat melarutkan kuersetin dari air yang mendidih. Daun alpukat
rasanya pahit berkhasiat sebagai diuretik dan menghambat pertumbuhan
beberapa bakteri seperti staphylococcus sp, pseudomonas sp, protectus sp,
escherichea sp, dan bacillus sp. Selain itu berkhasiat untuk menyembuhkan
kencing batu, darah tinggi, dan sakit kepala. Daun yang dibuat teh dapat

8
meyembuhkan nyeri saraf, nyeri lambung, bengkak saluran pernapasam dan
haid tidak teratur.

- Polifenol

Polifenol adalah sub-kelompok fitonutrien yang ditemukan pada makanan


seperti pada manfaat teh, bawang, anggur dan kacang-kacangan tertentu.
Polifenol alami melindungi tanaman melawan patogen , parasit dan predator
dan sering berkontribusi pada rasa dan warna buah dan sayuran. Polifenol
adalah kelompok zat kimia yang di temukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki
tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Plofenol
berperan dalam memberi warna pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat
musim gugur.

2. Asam sitrat
Sumber asam yang paling umum digunakan dalam pembuatan
tablet effervescent adalah asam sitrat dan asam tartarat. Asam sitrat
terdapat dalam bentuk serbuk hablur, anhidrat, dan bentuk monohidrat.
Asam sitrat bersifat higroskopis sehingga harus dijaga dari masuknya
udara terutama bila disimpan dalam ruang dengan kelembaban udara yang
tinggi.
Asam sitrat merupakan asam yang umum digunakan sebagai asam
makanan dan harganya relatif murah. Asam ini memiliki kelarutan yang
tinggi, mempunyai kekuatan asam yang tinggi dan tersedia dalam bentuk
granular, anhidrat dan bentuk monohidrat. Selain itu, tersedia juga dalam
bentuk serbuk. Asam ini sangat higroskopis, oleh karena itu penanganan
dan penyimpanannya memerlukan perhatian khusus.
3. Natrium bikarbonat
Natrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida
dalam sistem effervescent. Senyawa ini larut sempurna dalam air, tidak
higroskopis, tidak mahal, banyak tersedia di pasaran dalam lima tingkat
ukuran partikel (mulai dari serbuk halus sampai granula seragam yang
mengalir bebas), dapat dimakan dan digunakan secara luas dalam produk

9
makanan sebagai soda kue. Natrium bikarbonat merupakan alkali natrium
yang paling lemah, mempunyai pH 8,3 dalam larutan air dalam
konsentrasi 0,85%. Zat ini menghasilkan kira-kira 52% karbondioksida.
Sumber karbonat, digunakan sebagai bahan penghancur dan
sumber timbulnya gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber
karbonat yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent
adalah natrium karbonat dan natrium bikarbonat. Keduanya adalah yang
paling reaktif. Dalam tablet effervescent, sodium bikarbonat merupakan
sumber karbon yang paling utama yang dapat larut sempurna,
nonhigroskopik, murah, banyak, dan tersedia secara komersial mulai dari
bentuk bubuk sampai bentuk granul. Sehingga natrium bikarbonat lebih
banyak dipakai dalam pembuatan tablet effervescent.
4. Mg Stearat dan Talk
Sebagai bahan lubrikan
5. Laktosa dan Flavouring agent
Sebagai penambah rasa

F. Evaluasi Sediaan
Beberapa evaluasi perlu dilakukan terhadap tablet yang dihasilkan untuk
mengetahui kualitas sediaan. Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan tablet
effervescent meliputi evaluasi massa tablet dan evaluasi tablet.
a. Penampilan tablet
Pengontrolan penampilan umum tablet melibatkan pengukuran sejumlah
kelengkapan seperti ukuran tablet, bentuk, warna. Selain itu diamati juga ada
tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, konsistensi dan cacat fisik, serta kemudian
untuk membaca tanda-tanda pengenal (Banker dan Anderson, 1994).
b. Keseragaman ukuran
Tablet diukur menggunakan jangka sorong untuk mengukur tebal dan diameter
tablet. Diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu
sepertiga kali tebal tablet, kecuali dinyatakan lain (Depkes RI, 1979).
c. Keseragaman bobot

10
Tablet sebanyak 20 ditimbang satu per satu dan dihitung bobot rata-rata
setiap tablet. Menurut Depkes RI (1979), tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
masing-masingbobotnya menyimpang dari kolom A, dan tidak satu pun tablet
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom B. Persentase penyimpangan bobot tablet dapat dilihat dengan
bobot 300 mg yaitu untuk kolom A adalah 5% dan kelompok B adalah 10%
(Depkes RI, 1979).
d. Kekerasan
Satu tablet diletakkan di tengah dan tegak lurus pada hardness tester, mula-
mula skala pada posisi nol, kemudian alat diputar pelanpelan sampai tablet pecah.
Skala yang dicapai pada saat tablet pecah atau hancur dibaca. Parameter untuk uji
kekerasan tablet yang baik adalah 4-8 kg (Banker dan Anderson, 1994).
e. Uji kerapuhan
Sebanyak 20 tablet yang telah dibebasdebukan ditimbang, kemudian
dimasukkan dalam friabilator. Alat dijalankan 100 kali putaran selama 4 menit
atau dengan kecepatan 25 putaran per menit. Tablet diambil dan dibersihkan dari
partikel yang menempel pada tablet, ditimbangkembali, dihitung persentase
selisih atau susut bobotnya.
f. Uji waktu melarut
Satu persatu tablet, sebanyak 10 tablet, dimasukkan ke dalam gelas berisi air
dan dihitung waktu yang diperlukan tablet untuk melarut sempurna.
G. Pengemasan
o Pengemasan harus dilakukan dalam wadah kedap udara.
o Waktu dan kondisi antara produksi tablet effervescent dan operasi
pengemasannya harus diminimalkan untuk meningkatkan stabilitas
produk.
o Paket harus aluminium setebal 0,001 inci yang benar-benar menghalangi
cahaya, oksigen, dan kelembaban.
o Area di dalam paket harus cukup besar untuk menahan tablet tanpa
menimbulkan tekanan pada foil dan sekecil mungkin untuk meminimalkan
jumlah "ruang-udara" yang dapat terperangkap di dalamnya dengan tablet.

11
o Desikan digunakan untuk "mengikat" segala kelembaban gratis di tablet
atau di udara untuk mencegah effervescent reaksi dari mulai sebelum
waktunya.

Pelabelan: Itu harus diberi label sebagai Produk-produk ini tidak boleh
ditelan langsung. Tidak terbuka sampai waktu penggunaan.
Penyimpanan: Lindungi dari kelembaban yang berlebihan. Bahan pewangi
biasanya ditambahkan ke wadah.

12
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Sumber asam yang umum digunakan dalam proses pembuatan tablet
effervescent adalah asam sitrat dan asam askorbat. Asam sitrat memiliki kelarutan
yang tinggi dalam air dan mudah diperoleh dalam bentuk granular. Alasan inilah
yang menyebabkan mengapa asam sitrat lebih sering digunakan sebagai sumber
asam dalam proses pembuatan tablet effervescent.
Tablet Effervescent didefinisikan sebagai tablet yang dibuat dengan cara
kompresi granul yang dapat menghasilkan gelembung gas karbondioksida yang
memberikan efek sparkling atau rasa seperti soda sebagai hasil reaksi kimia antara
senyawa asam dan senyawa basa yang terjadi secara spontan dalam air.Evaluasi
tablet efferverscent meliputi penampilan tablet, keseragaman ukuran,
keseragaman bobot, kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu melarut.
Kelebihan tablet effervescent adalah penyiapan larutan dalam waktu seketika
yang mengandung dosis obat yang tepat. Selain itu tablet effervescent dapat
menghasilkan gas karbondioksida yang memberikan rasa yang enak karena ada
karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu.
Disamping mempunyai beberapa keuntungan, tablet effervescent juga memiliki
beberapa kekurangan, baik dalam produksi maupun dalam pengemasannya.
Ditinjau dari segi produksi, tablet effervescent harus dibuat dalam ruangan khusus
yang mempunyai kelembaban relatif 20-25% jadi sulit untuk menghasilkan
produk yang stabil secara kimia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Banker, G.S. dan Anderson, N.R., 1994, Tablet In the Theory and Practice
of Industrial Pharmacy, Ed III, Diterjemahkan Oleh Siti Suyatmi, UI Press,
Jakarta.

Dewi, R., Iskandarsyah, Octarina, D. 2014. Tablet effervescent ekstrak


belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi kadar pemanis
aspartam. Pharmaceutical Sciences and Research, 1(2):116-133.

Wimandra, A. 2013. Efek ekstrak daun alpukat (Persea americana Mill)


terhadap penurunan kadar kreatinin serum tikus wistar yang diinduksi
parasetamol dosis toksik. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas
Jember.

Maryani, H. dan Suharmiati. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi


Penyakit pada Usia Lanjut. Jakarta: Agro Media Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai