Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume larutan standar
ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen yang tidak dikenal
(Day Underwood, 1999).
Berdasarkan pendapat lain, titrasi merupakan salah satu metode untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah volume larutan
tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang konsentrasinya sudah diketahui.
Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. titrasi yang
melibatkan reaksi asam dan basa disebut titrasi asam-basa (Muchtaridi, 2006).
Dalam menganalisis sampel yang bersifat basa, kita dapat menggunakan larutan
standar asam atau yang biasa dikenal dengan metode asidimetri. Sebaliknya untuk
menganalisis sampel asam dapat menggunakan larutan standar basa yang biasa disebut
alkalimtri.
Hal ini sesuai dengan pengertian menurut Muchtaridi (2006) dimana asidimetri
adalah penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunaka larutan baku asam dan
alkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan
baku.
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara
teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas). Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku dinamakan senyawa
baku (Rohman, 2007)
Dalam percobaan alkalimetri kita menggunakan larutan standar untuk
menentukan konsentrasinya. Larutan standar terbagi atas larutan standar primer dan
larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan yang mengandung
senyawa kimia stabil yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk
menstandarisasi larutan standar yang digunakan di dalam titrasi. Sedangkan larutan
standar sekunder adalah larutan yang telah melalui proses standarisasi dan memiliki
konsentrasi tertentu (Watson, 2005).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquades (Dirjen POM, 1979)
a. Nama Resmi : Aqua Destillata
b. Nama Lain : Aquadest, air suling
c. Rumus Molekul : H2O

d. Rumus Struktur :

e. Berat Molekul : 18,02 g/mol


f. Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak beras
g. Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan

h. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap


2. NaOH (Dirjen POM, 1979)
a. Nama resmi : Natrii hydroxydum
b. Nama lain : Natrium hidroksida
c. Berat molekul : 40,00 g/mol
d. Rumus molekul : NaOH
e. Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering,
rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap
CO2
f. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) .
g. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
h. Kegunaan : Sebagai zat tambahan
3. Indikator metil merah (Dirjen POM, 1979)
a. Nama resmi : BENZOAT HIDROKSIDA
b. Nama lain : Metil Merah
c. Rumus kimia : C15 H15 N2 O3
d. Berat molekul : 305,76
e. Pemerian : serbuk merah gelap
f. Kelarutan : sukar larut dalam air dan larut dalam etanol
g. Kegunaan : sebagai indikator
4. Asam Sitrat (Dirjen POM, 1979)
a. Nama Resmi : CITRIC ACID
b. Nama Kimia : C6H8O7
c. Sinonim : Asam Sitrat

d. Rumus Struktur :

e. Pemerian : Hablur tak berwarna atau serbuk putih, rasa asam kuat,
agak higroskopis dalam udara lembab.
f. Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian
etanol (95%) , sukar larut dalam eter
g. Stabilitas : Higroskopis perlu udara lembab.
h. Incompability : Asam sitrat tidak cocok dengan kalium tartat,
alkali dan alkalium carbonat dan bikarbonat, asetat dan sulfida, tidak cocok
juga dengan agen pengoksidasi, busa, agen pereduksi dan nitrat.
i. Penyimpanan : Dalam wadah kedap udara, ditempat yang sejuk dan
kering.
j. Kegunaan : Sebagai pendapar
k. pH : 3,0 – 6,2

2.3 Prosedur Kerja


1. Pembuatan larutan baku NaOH
1. Dihitung berat kaca arloji pada neraca analitik
2. Ditambahkan 0,4 gr NaOH diatas kaca arloji, dan dihitung selisihnya
3. Dilarutkan 0,4 gr NaOH dalam 100 mL air bebas CO2
4. Diaduk sampai homogen
2. Penetapan Kadar Asam Askorbat (minuman C-1000)
1. Disiapkan larutan asam askorbat (C-1000) 25 ml
2. Dilarutkan dalam 100 ml air bebas CO2
3. Dimasukkan campuran larutan ke dalam elenmeyer
4. Ditetesi indikator metilen red sebanyak 3 tetes
5. Dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 M
6. Diamati perubahan warna

Anda mungkin juga menyukai