Shift/Kelompok : A/1
2. Yolanda Pertiwi
SUNANI
260110180002
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
I. Tujuan
Memperkenalkan konsep dan proses pendukung system kelarutan obat
dan meenentukan parameter kelarutan obat
II. Prinsip
2.1 Kelarutan
Kelarutan merupakan keadaan sutau senyawa baik padat, cair, ataupun
gas yang terlarut dalam padatan, cairan, atau gas yang akan
memebentuk larutan homogen (Lachman, 1986).
2.2 Like Disolve Like
Like dissolve like merupakan suatu prinsip dimana suatu kondisis
larutan hanya larut dengan sifat sesamanya, seperti senyawa polar
dengan pelarut polar dan senyawa non polar dengan pelarut non polar
(Arsyad, 2001).
2.3 Kosolven
Kosolven adalah pelarut organic yang mampuh menyatu dengan air
yang bertujuan untuk melarutkan sampel air makin meningkat (Martin,
1993).
2.4 Netralisasi
Netralisasi adalah suatu proses pembentukan garam dari asam basa
(Sumardjo, 2009).
III. Reaksi
3.1 Reaksi Pembakuan NaOH
2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O
(Svehla, 1985).
3.2 Reaksi uji kelarutan
+ NaOH → + H2O
(Svehla, 1985).
IV. Teori Dasar
Salah satu sifat fisika yang dapat kita amati setiap saat adalah
suatu peristiwa dimana terdapat larutnya suatu zat padat dalam suatu
pelarut air. Konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada suatu
temperature tertentu dapat disebut juga sebagai kelarutan. Kelarutan
suatu zat dapat diartikan sebagai suatu jumlah zat terlarut yang
dibutuhkan unutk menghasilkan suatu larutan jenuh dalam sejumlah
pelarut tertentu. Pada saat temperature tertentu suatu larutan jenuh
yang dapat bercampur dengan zat terlarut yang tidak dapat larut
merupakan suatu contoh lain dari keadaan kesetimbangan dinamik
(Mochtar, 1989).
VIII. Perhitungan
Pembakuan NaOH
No. Volume NaOH Volume Asam oksalat
1. 9,3 ml 10 ml
2. 10,2 ml 10 ml
3. 10 ml 10 ml
Rata- 9,8 ml 10 ml
rata
N1.V1 = N2.V2
0,1.10 = N2.9,8
N2 = 0,1N
No. Tabung Reaksi Volume NaOH
1. Etanol = 0 ml 8,5 ml
Propilenglikol = 4 ml
2. Etanol = 0,5 ml 6 ml
Propilenglikol = 3,5 ml
3. Etanol = 1 ml 5 ml
Propilenglikol = 3 ml
4. Etanol = 2 ml 5,3 ml
Propilenglikol = 2 ml
5. Etanol = 3 ml 7 ml
Propilenglikol = 1 ml
6. Etanol = 3,5 ml 14 ml
Propilenglikol = 0,5 ml
7. Etanol = 4 ml 10 ml
Propilenglikol = 0 ml
1. Tabung I
8,5×0,1×138×8
%= × 100%
1 ×1000
= 93,84%
2. Tabung II
6×0,1×138×8
%= × 100%
1×1000
= 66,24%
3. Tabung 3
3×0,1×138×8
%= × 100%
1 ×1000
= 33,12%
4. Tabung 4
5,3×0,1×138×8
%= × 100%
1×1000
= 58,512%
5. Tabung 5
7×0,1×138×8
%= × 100%
1 ×1000
= 77,28%
6. Tabung 6
14×0,1×138×8
%= × 100%
1×1000
= 154,4%
7. Tabung 7
10×0,1×138×8
%= × 100%
1×1000
= 110,4%
IX. Pembahasan
Kelarutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang dibutuhkan
untuk menghasilkan suatu larutan jenuh dalam sejumlah solven.
Kelarutan merupakan salah satu factor penentu keberhasilan proses
formulasi sediaan obat. Obat dalam tubuh harus mengalami proses
pelarutan terlebih dahulu kemudian di absorpsi sehingga pada
akhirnya memberikan efek farmakologi yang diinginkan.
Dalam proses pelarutan dibutuhkan suatu zat pelarut. Zat
pelarut yang digunakan dipilih berdasrkan zat terlarut yang digunakan.
Jika zat terlarut yang digunakan adalah zat terlarut yang bersifat polar
maka pelarut yang digunakan juga harus polar, sedangkan jika zat
terlarut yang digunakan bersifat non polar maka pelarut yang
digunakan juga bersifat non polar. Hal ini karena pelarut non polar
tidak bias mengurangi gaya tarik menarik anatara ion-ion elektrolit
lemah dan kuat, karena tetepan dielektrik yang rendah. Selain itu
adanya juga sifat lik disolve pada zat terlarut dimana zat terlarut akan
dapat melarut sempurna pada suatu pelarut yang mempunyai sifat
yang sama.
Pada praktikum uji kelarutan obat kali ini zat terlarut yang
digunkan adalah asam salisilat, sedangkan pelarut yang digunakan
adalah etanol, propilen glikol, dan campuran dari etanol dan propilen
glikol dengan suatu perbandingan tertentu.
Asam salisilat merupakan kelompok senyawa obat yang telah
dipergunakan secara luas, karena memiliki efek sebagai zat anal getik
atau pereda rasa sakit dan nyeri, antipiretik atau penurun demam, dan
antiinflamasi, Asam salisilat (asamortohidroksibenzoat) merupakan
asam yang bersifat iritan local yang dapat digunakan secara topical.
Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang
terbagi atas 2 kelas, yaitu ester dari asam salisilat dan ester asam
salisilat dari asam organic. Di samping itu digunakan pula garam asam
salisilat turunanya yang paling dikenal adalah asam asetilsalisilat.
Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut
dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagi
obat, asam salisilat juga merupakan hormone yang terdpat pada
tumbuhan.
Dilihat dari hasil konsentrasi atau kadar yang telah di hitung dari
hasil titrasi, konsentrasi tiap tabung naik turun, tidak stabil menurun
maupun stabil naik. Ada juga konsentrasi yang melebihi 100% seperti
pada tabung keenam dan ketujuh. Sebenarnya sudah dilakukan
perbaikan titrasi namun untuk tabung keenam dan ketujuh hasilnya tetap
masih diatas 100%. Tidak sesuainya data konsentrasi pada praktikkum
ini bisa disebabkan karena pada saat proses titrasi mengalami beberapa
kesalahan. Seperti pada saat sudah mencapai titik ekuivalen tapi masih
dilakukan titrsai sehingga konsentrasi menjadi lewat
Siady.2012.Ekstrak Bungkil Bii Jarak Pagar Sebagai Biorestika Ynag Efektif dengan
Penambahan Larutan NaCL.Jurnal MIPA.Vol.35(1).