Anda di halaman 1dari 13

BAB III

ASIDI-ALKALIMETRI

TUJUAN
 Membuat larutan standar HCl 0,1 M
 Membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar primer H2C2O4
 Melakukan standarisasilarutanHCl 0,1 M danNaOH 0,1 M
 MenggunakanlarutanstandarNaOH 0,1 M
untukmenetapkankadarasamasetatcukaperdagangan

1. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?

Analisis volumetri atau Volumetri merupakan suatu metode analisa


kuantitatif yang dilakukan dengan cara mengukur volume larutan standar yaitu
larutan yang konsentrasinya telah diketahui dengan teliti, lalu mereaksikannya
dengan larutan yang akan ditentukan konsentrasinya. Konsentrasi dapat diketahui
dengan menggunakan rumus Normalitas (Berry, 2014).

2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?

Asidi-alkalimetri adalah salah sau metode kimia analisa kuantitatif yang


didasarkan pada prinsip titrasi asam basa. Asidimetri adalah penentuan
konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan standar / baku asam
sedangkan alkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutan asam dengan
menggunakan larutan standar / baku basa (Chang, 2007).

3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?

Larutan standar primer adalah larutan standar yang tersedia dalam kemurnian
tinggi dan dapat digunakan untuk menstandarisasi larutan yang digunakan di
dalam titrasi. Larutan ini berfungsi membakukan atau untuk memastikan
konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketetapan atau
kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya secara langsung
Contoh: K2Cr2O7, Na2CO3, Na2C2O4 (Watson, 2005).
4.Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?

Larutan standar sekunder adalah Larutan standar yang terbuat dari zat yang
konsentrasinya rendah. Konsentrasi larutan standar sekunder ini harus ditentukan
dengan cara titrasi terhadap larutan standar primer. Contoh: AgNO3, KMnO4
(Sastrohamidjojo, 2005).

5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?

Standarisasi didefinisikan sebagai percobaan titrasi di mana konsentrasi suatu


larutan menjadi diketahui memiliki tingkat ketelitian dan akurasi yang tinggi.
Dalam percobaan standarisasi, larutan yang distandarisasi dibandingkan dengan
standar yang diketahui. Standar yang diketahui ini dapat berupa larutan yang
sudah menjadi larutan standar atau dapat berupa bahan padat yang telah
ditimbang dengan akurat. Dalam kedua kasus, zat terlarut dari larutan menjadi
standarisasi bereaksi dengan standar yang dikenal dalam bejana titrasi. Jika
larutan yang akan dibakukan adalah titran, maka standar yang dikenal adalah zat
yang telah dititrasi (Wagner, 2008).

6.Apa yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH? Tuliskan


persamaan reaksinya!

Dibutuhkan larutan standar primer misalnya mengunakan larutan standar


primer C2H2O4. 2H2O (asam oksalat) dan CH3COOH (asam asetat) . Asam
oksalat adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu sampai terbentuk garam
normalnya. Sementara asam asetat adalah asam lemah (Bery, 2014).
Reaksi Pembakuan/standarisasi larutan NaOH menggunakan asam oksalat dan
asam asetat :
1. Asam Oksalat. Reaksinya:
C2H2O4. 2H2O (aq) + 2NaOH(aq)  Na2C2O4(aq) + 4H2O(l)
2. Asam asetat. Reaksinya:
CH3COOH(aq) + NaOH(aq)  CH3COOH(aq) + H2O(aq)
(Sumardjo, 2009).
7.Apa yang digunakan untuk menstandarisasi HCl? Tuliskan persamaan
reaksinya!

Untuk menstandarisasi HCl digunakan boraks. Boraks (Na2B4O7.10 H2O)


sebagai larutan standar primer dapat diperoleh dalam bentuk murni, dapat
ditimbang secara akurat, dan bereaksi sepenuhnya dengan asam kuat (Kotz, 2010).
Persamaan reaksi adalah sebagai berikut :

Na2B4O7.10 H2O + 2 HCl 2 NaCl+ 4H3BO3 + 5H2O

8.Jenis asam apa yang dominan ada pada asam cuka perdagangan? Tuliskan
persamaan reaksinya dengan NaOH!

Asam asetat adalah jenis asam yang mendominasi pada asam cuka perdagangan.
Untuk menganalisis asam dalam asam cuka perdagangan dapat dilakukan dengan
titrasi netralisasi. Untuk mentitrasi asam cuka (CH3COOH) digunakan larutan
NaOH sebagai titran. Sebelum digunakan untuk mentitrasi asam cuka, larutan
NaOH ini distandarisasi terlebih dahulu (Sukarti, 2008).
Persamaan reaksi :

NaOH(aq)  + CH3COOH (aq) ⎯⎯→   CH3COONa(aq)  + H2O(l)


2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip dasar titrasi


Titrasi merupakan suatu metode yang dilakukan dengan meneteskan suatu
titran atau larutan standar yang telah diketahui konsentrasinya melalui buret ke larutan
lain yang belum diketahui konsentrasinya hingga tercapai titik ekuivalen atau titik
akhir. Titik ekuivalen atau titik akhir adalah titik dimana reaksi terjadi berlangsung
dengan sempurna yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Larutan yang
konsentrasinya sudah diketahui disebut larutan standar. Titrasi yang melibatkan reaksi
asam dan basa disebut titrasi asam-basa (Watson, 2005).

2.2 Pengertian asidi-alkalimetri

Asidi alkalimetri adalah salah satu metode kimia analisa kuantitatif yang
didasarkan pada prinsip titrasi asam basa. Asidimetri adalah penentuan konsentrasi
larutan basa dengan menggunakan larutan standar / baku asam sedangkan alkalimetri
adalah penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan standar /
baku basa (Chang, 2007).

2.3 Pengertian larutan standar primer dan sekunder beserta contohnya


 Larutan Standar Primer
Larutan standar primer adalah larutan standar yang tersedia dalam
kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk menstandarisasi larutan yang
digunakan di dalam titrasi. Larutan ini berfungsi membakukan atau untuk
memastikan konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang
ketetapan atau kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya
secara langsung
Contoh: K2Cr2O7, Na2CO3, Na2C2O4 (Watson, 2005).

 Larutan Standar Sekunder


Larutan standar sekunder adalah Larutan standar yang terbuat dari zat
yang konsentrasinya rendah. Konsentrasi larutan standar sekunder ini harus
ditentukan dengan cara titrasi terhadap larutan standar primer. Contoh: AgNO3,
KMnO4 (Sastrohamidjojo, 2005).
2.4 Fungsi bahan dalam praktikum

a. Fungsi NaOH
NaOH berfungsi sebagai larutan baku sekunder. Larutan baku sekunder
adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer. Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku
sekunder yang bersifat basa (Bery, 2014).

b. Fungsi HCl

Bereaksi dengan H2+ membentuk endapan H2O2 , tidak larut dalam air
panas, larut dalam amoniak encer, mudah menguap jika dipanaskan,
merupakan asam kuat, konsentrasi tidak mudah berubah.
HCl berfungsi sebagai larutan baku sekunder yang bersifat asam. HCl
ini akan distandarisasi dengan dititrasi terlebih dahulu dengan larutan yang
sudah diketahui konsentrasinya atau larutan standar primer (Kotz, 2010).

c. Fungsi Asam Oksalat

Asam oksalat adalah senyawa kimia dengan nama sistematis asam


etanadionat dengan rumus HOOC.COOH. Dalam keadaan murni berupa
senyawa kristal, larut dalam air dan alkohol, membentuk garam netral dengan
logam alkali, asam oksalat terionisasi dalam media basa kuat (Wagner, 2008).
Dalam praktikum ini Asam Oksalat digunakan sebagai standar primer karena
tidak semua standar tersedia dalam keadaan murni. Karena larutan asam
oksalat tersedia dalam komposisi kimia yang jelas dan murni serta larutan
tersebut hanya bereaksi pada kondisi titrasi dan tidak melakukan reaksi
sampingan (Wagner, 2008).

d. Fungsi Boraks
Larutan boraks pada percobaan ini berperan sebagai standar primer
karena larutan ini dapat diperoleh dalam bentuk murni, dapat ditimbang secara
akurat, dan bereaksi sepenuhnya dengan asam kuat. Larutan HCl dibakukan
dengan boraks dimaksudkan untuk menghilangkan gas CO2 yang terbentuk
sehingga dapat membuat indikator merubah warna larutan tersebut (Sukarti,
2008).
e. Fungsi Aquades
Akuades untuk melarutkan boraks yang berbentuk padatan, sehingga
mempercepat proses titrasi, dan untuk menghitung kosentrasi dari larutan
boraks (Sastrohamidjojo, 2005).

f. Indikator PP
Fungsi dari indikator pp adalah untuk ditambahkan ke dalam larutan
agar dapat mengetahui saat dimana reaksi akan terjadi setelah mencapai titik
akhir. Indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen
dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Indikator PP dengan range pH 8,0 ± 9,6, indikator ini akan merubah warna
larutan dari bening menjadi merah muda akibat dari perubahan pH larutan pada
saat penitrasian (Lal, 2006).

g. Indikator Metil Orange

Metil Orange adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
titrasi pada larutan yang bersifat basa (Chang,2007).
Fungsi dari indikator metil orange adalah untuk ditambahkan juga
dalam larutan untuk mengetahui saat dimana reaksi mencapai titik akhir atau
perubahan. Indikator Metil orange sebagai larutan penunjuk daerah harga pH
antara 2,9 – 4,6 dengan perubahan warna dari warna biru kehijauan ke hijau
(Lal, 2006).

h. Asam Cuka Perdagangan

Asam cuka mempunyai rumus empiris C2H4O2. Asam asetat murni


disebut dengan asam asetat glacial yaitu cairan higroskopis tak berwarna dan
memiliki titik beku 16,7oC. Asam asetat Sebagai zat yang akan dititrasi dengan
NaOH (titran), mengunakan proses titrasi alkalimetri yaitu proses titrasi
dengan larutan standar basa untuk mentitrasi asam bebas (Bery, 2014).
2.5 Aplikasi titrasi asam-basa dalam bidang teknologi pertanian

Contoh penggunaannya dalam bidang teknologi pertanian dan pertanian yaitu


untuk pembuatan pupuk kalium klorida yang dalam pembentukkannya diperlukan
MgO yang dihitung kadarnya sebagaipenguji dengan proses titrasi(Syamsuni, 2006).
Penentuan keasamaan buah yang menggunakan metode titrasi asam-basa dan juga
dalam membuat air yang akan dijadikan basa untuk penderita maag( Franks, 2008 ).
3. DIAGRAM ALIR
3.1 Pembuatan larutan standar HCl 0.1 M

HCl Pekat

Dihitung konsentrasinya

Dilakukan pengenceran dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL

Ditambahkan aquades

Dihomogenkan

Hasil
3.2 Standarisasi larutan HCl

Na2B4O.10H2O

Ditimbang sebanyak 1,9 gram

Diletakan dalam gelas beker

Ditambahkan aquades secukupnya


Dilarutkan

Dipindahkan ke labu ukur 100 mL


Ditambahkan aquades
hingga tanda batas
Dihomogenkan

Diambil 10 mL

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Indikator metil

Ditambahkan 1-2 tetes metil orange

Dititrasi dengan HCl

Diamati hingga perubahan warna

Dilakukan duplo

Dihitung M HCl

Hasil
3.3 Pembuatan larutan standar NaOH 0.1 M

Kristal NaOH

Ditimbang sebanyak 0,4 gram dengan timbangan analitik

Dimasukkan ke dalam gelas beker

Ditambahkan aquades secukupnya

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL

Ditambahkan aquades
hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
3.4 Standarisasi larutan NaOH

Asam Oksalat 0,05 M

Diambil 10 mL ke dalam erlenmeyer

Indikator PP

Ditambahkan 1-2 tetes

Dititrasi dengan NaOH

Diamati hingga terjadi perubahan warna

Dilakukan duplo

Dihitung M NaOH

Hasil
3.5 Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar asam
asetat pada cuka

Asam Cuka

Diambil sebanyak 10 mL

Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL

Ditambahkan aquades
hingga tanda batas

Dihomogenkan

Diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Indikator PP

Ditambahkan 2-3 tetes

Dititrasi dengan larutan NaOH dalam buret

Diamati hingga terjadi perubahan warna larutan dalam erlenmeyer

Dihitung kadar asam asetat

Dilakukan duplo

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Berry, A. J. 2014.Volumetric Analysis (Cambrigde Physical Series).USA:Cambrigde


University Press

Chang,Raymond.2007.General Chemistry 9th Edition.New York:McBrow.

Kotz,John. 2010.Chemistry and Chemical Reactivity (Enhanced


Edition).Canada:CengagecccLearning
Lal, Rattan.2006.Encyclopedia of Soil Science.New York:Talyor &Francis Group (LCC).
Rohman.2007.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta: PustakaPelajar
Sastrohamidjojo, Handjono. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sukarti, Tati. 2008. Kimia Analitik. Jatinangor: Widya Padjadjaran

Wagner, Frank.2008.Encyclopedia of Chemical Teknologi 3rd Ed.New York:John Wiley and


Sons

Watson, David G. 2005. Pharmaceutical Analysis, 2e. Oxford: Elsevier Limited

Widiarto, Sonny. 2009. Kimia Analitik. Lampung: Unnila

Anda mungkin juga menyukai