ASIDI-ALKALIMETRI
TUJUAN
Membuat larutan standar HCl 0,1 M
Membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M dan standar primer H2C2O4
Melakukan standarisasilarutanHCl 0,1 M danNaOH 0,1 M
MenggunakanlarutanstandarNaOH 0,1 M
untukmenetapkankadarasamasetatcukaperdagangan
1. PRE LAB
1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?
Larutan standar primer adalah larutan standar yang tersedia dalam kemurnian
tinggi dan dapat digunakan untuk menstandarisasi larutan yang digunakan di
dalam titrasi. Larutan ini berfungsi membakukan atau untuk memastikan
konsentrasi larutan tertentu, yaitu larutan atau pereaksi yang ketetapan atau
kepastian konsentrasinya sukar diperoleh melalui pembuatannya secara langsung
Contoh: K2Cr2O7, Na2CO3, Na2C2O4 (Watson, 2005).
4.Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?
Larutan standar sekunder adalah Larutan standar yang terbuat dari zat yang
konsentrasinya rendah. Konsentrasi larutan standar sekunder ini harus ditentukan
dengan cara titrasi terhadap larutan standar primer. Contoh: AgNO3, KMnO4
(Sastrohamidjojo, 2005).
8.Jenis asam apa yang dominan ada pada asam cuka perdagangan? Tuliskan
persamaan reaksinya dengan NaOH!
Asam asetat adalah jenis asam yang mendominasi pada asam cuka perdagangan.
Untuk menganalisis asam dalam asam cuka perdagangan dapat dilakukan dengan
titrasi netralisasi. Untuk mentitrasi asam cuka (CH3COOH) digunakan larutan
NaOH sebagai titran. Sebelum digunakan untuk mentitrasi asam cuka, larutan
NaOH ini distandarisasi terlebih dahulu (Sukarti, 2008).
Persamaan reaksi :
Asidi alkalimetri adalah salah satu metode kimia analisa kuantitatif yang
didasarkan pada prinsip titrasi asam basa. Asidimetri adalah penentuan konsentrasi
larutan basa dengan menggunakan larutan standar / baku asam sedangkan alkalimetri
adalah penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan standar /
baku basa (Chang, 2007).
a. Fungsi NaOH
NaOH berfungsi sebagai larutan baku sekunder. Larutan baku sekunder
adalah larutan baku yang konsentrasinya harus ditentukan dengan cara titrasi
terhadap larutan baku primer. Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku
sekunder yang bersifat basa (Bery, 2014).
b. Fungsi HCl
Bereaksi dengan H2+ membentuk endapan H2O2 , tidak larut dalam air
panas, larut dalam amoniak encer, mudah menguap jika dipanaskan,
merupakan asam kuat, konsentrasi tidak mudah berubah.
HCl berfungsi sebagai larutan baku sekunder yang bersifat asam. HCl
ini akan distandarisasi dengan dititrasi terlebih dahulu dengan larutan yang
sudah diketahui konsentrasinya atau larutan standar primer (Kotz, 2010).
d. Fungsi Boraks
Larutan boraks pada percobaan ini berperan sebagai standar primer
karena larutan ini dapat diperoleh dalam bentuk murni, dapat ditimbang secara
akurat, dan bereaksi sepenuhnya dengan asam kuat. Larutan HCl dibakukan
dengan boraks dimaksudkan untuk menghilangkan gas CO2 yang terbentuk
sehingga dapat membuat indikator merubah warna larutan tersebut (Sukarti,
2008).
e. Fungsi Aquades
Akuades untuk melarutkan boraks yang berbentuk padatan, sehingga
mempercepat proses titrasi, dan untuk menghitung kosentrasi dari larutan
boraks (Sastrohamidjojo, 2005).
f. Indikator PP
Fungsi dari indikator pp adalah untuk ditambahkan ke dalam larutan
agar dapat mengetahui saat dimana reaksi akan terjadi setelah mencapai titik
akhir. Indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu titik ekivalen
dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.
Indikator PP dengan range pH 8,0 ± 9,6, indikator ini akan merubah warna
larutan dari bening menjadi merah muda akibat dari perubahan pH larutan pada
saat penitrasian (Lal, 2006).
Metil Orange adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
titrasi pada larutan yang bersifat basa (Chang,2007).
Fungsi dari indikator metil orange adalah untuk ditambahkan juga
dalam larutan untuk mengetahui saat dimana reaksi mencapai titik akhir atau
perubahan. Indikator Metil orange sebagai larutan penunjuk daerah harga pH
antara 2,9 – 4,6 dengan perubahan warna dari warna biru kehijauan ke hijau
(Lal, 2006).
HCl Pekat
Dihitung konsentrasinya
Ditambahkan aquades
Dihomogenkan
Hasil
3.2 Standarisasi larutan HCl
Na2B4O.10H2O
Diambil 10 mL
Indikator metil
Dilakukan duplo
Dihitung M HCl
Hasil
3.3 Pembuatan larutan standar NaOH 0.1 M
Kristal NaOH
Dilarutkan
Ditambahkan aquades
hingga tanda batas
Dihomogenkan
Hasil
3.4 Standarisasi larutan NaOH
Indikator PP
Dilakukan duplo
Dihitung M NaOH
Hasil
3.5 Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar asam
asetat pada cuka
Asam Cuka
Diambil sebanyak 10 mL
Ditambahkan aquades
hingga tanda batas
Dihomogenkan
Indikator PP
Dilakukan duplo
Hasil
DAFTAR PUSTAKA