Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

DOSEN PENGAMPU :

Desi Purwaningsih, S.Pd., M.Si

KELOMPOK 8

Putri Nur Fitriyani 25195847A

Dimas Dwi Prasetyo 25195849A

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2020
PERHITUNGAN JUMLAH BAKTERI

I. Tujuan Praktikum
 Dapat mengetahui cara menghitung jumlah bakteri yang dapat hidup dari sempel yang
digunakan.
 Menjelaskan penentuan Total Plate Count (TPC) berdasarkan perhitungan jumlah
mikroba yang berdasarkan pengencerannya.

II. Landasan Teori

Mikroorganisme atau mikrob adalah organisme yang berukuran sangat kecil


sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga
organisme mikroskopik. Mikroorganisme sering kali bersel tunggal (uniseluler)
maupun bersel banyak (multiseluler)

Perhitungan jumlah mikroba secara langsung yaitu jumlah mikroba dihitung


secara keseluruhan, baik yang mati atau yang hidup sedangkan perhitungan jumlah
miroba secara tidak langsung yaitu jumlah mikroba dihitung secara keseluruhan baik
yang mati atau yang hidup atau hanya untuk menentukan jumlah mikroba yang hidup
saja, ini tergantung cara-cara yang digunakan. Menentukan jumlah mikroba yang
hidup dapat dilakukan setelah larutan bahan atau biakan mikroba diencerkan dengan
faktor pengenceran tertentu dan ditumbuhkan dalam media dengan cara-cara tertentu
tergantung dari macam dan sifat-sifat mikroba. Banyak metode yang digunakan dalam
menaksir secara kuantitatif dari suatu populasi bakteri. Namun, ada dua metode yang
paling sering digunakan yaitu metode hitung koloni di cawan petri (Standard/ Viable
Plate Count Method) dan analisa spektrofotometer (turbidimeter). Meskipun kedua
metode tersebut kadang akan menghasilkan hasil perhitungan yang mirip, tetapi
keduanya memiliki perbedaan prinsip. Metode plate count merupakan metode
penaksiran jumlah kepadatan bakteri secara tidak langsung dan informasi yang
didapatkan hanya bakteri yang hidup (viable) saja, bakteri yang mati tidak ikut
terhitung. Perhitungan jumlah koloni dengan metode hitung cawan (Total Plate
Count) didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang
menjadi satu koloni (Fardiaz, 2001).
Metode yang biasa dilakukan yang tidak menggunakan biaya mahal dan praktis
adalah perhitungan secara tidak langsung yaitu Metode Total Plate Count (TPC).

Metode Total Plate Count (TPC) merupakan suatu metode untuk menghitung


jumlah mikroba pada media. Metode ini dibagi menjadi dua cara yaiu Pour
Plate dan Spread Plate. Prinsip dari metode hitungan cawan atau Total Plate
Count (TPC) adalah menumbuhkan sel mikroorganisme yang masih hidup pada media
agar, sehingga mikroorganisme akan berkembang biak dan membentuk koloni yang
dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
Metode ini, teknik pengenceran merupakan hal yang harus dikuasai. Sebelum
mikroorganisme ditum-buhkan dalam media, terlebih dahulu dilakukan pengenceran
sampel menggu-nakan larutan fisiologis. Kelebihan dari metode ini yaitu dapat
diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat pada media dan dapat mengetahui
jumlah mikroba yang dominan sedangkan kekurangan dari metode ini adalah
memungkinkan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti
pada mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fardiaz (2001) yang menyatakan bahwa Tujuan dari pengenceran pada
metode Total Plate Count (TPC) yaitu mengurangi jumlah kandungan mikroba dalam
sampel sehingga nantinya dapat diamati dan diketahui jumlah mikroorganisme secara
spesifik sehingga didapatkan perhitungan yang tepat.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Mikroba


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan mikroba, seperti faktor
pengenceran dan metode inokulasi. Faktor pengenceran mempengaruhi perhitungan
mikroba karena semakin tinggi pengenceran suatu suspensi maka jumlah bakteri yang
dikandungnya akan semakin sedikit. Metode inokulasi juga mempengaruhi
perhitungan mikroba, pada teknik spread plate dan pour plate jumlah mikroba
memiliki perbedaan mikroba lebih banyak tumbuh pada media spread
plate daripada pour plate. Hal tersebut disebabkan karena adanya sistem aerasi.
Metode sebar (spread plate) mendapatkan udara yang lebih banyak daripada
metode pour plate yang sampelnya ada di bawah media.  Teknik Spread
Plate dan Pour plate juga mempengaruhi perhitungan jumlah mikroba karena pada
metode spread plate,  suspensi mikroba disebar menggunakan hockey stick sehingga
mikroba pada permukaan agar menyebar dan menghasilkan mikroba yang mempunyai
koloni yang banyak dibandingkan dengan metode pour plate yang dituang sehingga
menghasilkan mikroba yang memiliki koloni besar. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Fardiaz (2001), yang menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi
perhitungan mikroba ialah pengenceran, dimana pengenceran yang terlalu tinggi
menyebabkan koloni tidak muncul, sedangkan pengenceran yang terlalu rendah
menyebabkan koloni muncul terlalu banyak.

Hasil dari perhitungan mikroba


Berdasarkan hasil percobaan perhitungan mikroba pada susu basi dengan
metode Total Plate Count (TPC) diperoleh hasil pertumbuhan mikroba pada cawan
petri secara spread plate yaitu 7,4 x 105 CFU/ml mikroba dan metode pour plate yaitu
5,4 x 105 CFU/ml mikroba. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa mikroba
memenuhi syarat untuk dihitung berdasarkan satuan colony forming unit  (CFU )
karena jumlah koloni mikroba berada diantara 30-300 µ. Mikroba lebih banyak
tumbuh pada media spread plate daripada pour plate. Hal tersebut disebabkan karena
adanya sistem aerasi. Metode sebar (spread plate) mendapatkan udara yang lebih
banyak daripada metode pour plate yang sampelnya ada di bawah media.
Metode spread plate dengan menyebarkan suspensi mikroba lebih banyak
menumbuhkan mikroba dibandingkan dengan pour plate karena penyebaran pada
metode spead plate menghasilkan koloni yang banyak dan metode pour plate  yang
dituang  menghasilkan koloni besar. Jumlah Mikroba yang tumbuh juga dipengaruhi
oleh faktor pengenceran dari masing-masing media. Semakin banyak dilakukan
pengenceran semakin mudah didapatkan koloni terpisah atau tunggal dalam media.
Hal ini sesuai dengan Hadioetomo (2001), yang menyatakan bahwa perhitungan
jumlah mikroba sering kali menggunakan pengenceran. Namun pengenceran yang
terlalu tinggi akan menghasilkan lempengan agar dengan jumlah mikroba yang
umumnya relatif rendah, sedangkan pengenceran terlalu rendah menghasilkan
lempengan agar dengan jumlah mikroba yang umumnya relatif tinggi.
III. Cara Kerja

1. Pengenceran
Menyiapkan biakan/isolate yang akan dihitung (biasanya dalam bentuk suspense)
Membuat pengenceran seri sampai 10-6 (tergantung prediksi tingkat kekeruhan
suspense dan keperluannya)

Menandai tabung A, B, C, D, E, F yang berisi aquadest steril sebanyak 9 ml


Memindahkan 1 ml suspensi control ke tabung A.

Mengocok tabung A sehingga larutan tercampur


Memindahkan 1 ml larutan dari tabung A ke tabung B, kemudian kocok.

Memindahkan 1 ml larutan dari tabung B ke tabung C, kemudian kocok


Mengulangi langkah tersebut sampai tabung F

Menanam dalam medium cawan petri dengan inokulasi sebesar 1 ml atau 0,1 ml,
dengan masing- masing pengenceran diulang 2 kali
Meratakan (spread plate) dalam seluruh permukaan

Inkubasi pada suhu 25-300C selama 24-48 jam


Mengamati jumlah koloni yang tumbuh, menghitung dan mencatat
2. Prosedur

Lakukan preparasi suspensi kepada


sampel terlebih dahulu (swab, Masukkan sampel ke tabung berisi 9
maserasi dan rinse) (jika perlu). ml akuades untuk pengenceran
pertama, selanjutnya diencerkan
sampai tingkat pengenceran
(misalnya sampai 10) tertentu.

Dari 3 pengenceran terakhir diplating


(ditanam) ke media NA (Nutrien
Agar) atau PCA (Plate Count Agar)
sebanyak dua kali tiap pengenceran
(duplo). Plating dapat secara Spread
Plate atau Pour Plate. Jika secara
Spread Plate, dapat digunakan batang
L atau glass beads.

Inkubasi pada suhu 37° C selama 1-2


x 24 jam.

Setelah tumbuh, koloni dihitung


dengan persyaratan yang telah
diuraikan di depan. Penghitungan
akan lebih mudah bila memakai
Coloni Counter.

IV. Hasil
SAMPEL Petri Pengenceran SPC
-1
PRODUK 10 10-2 10-3
1,2 x 103
2 120 60 6
SAMPEL Petri Pengenceran SPC
-1 -2
10 10 1,2 x 103
PRODUK
3 120 60
SAMPEL Petri Pengenceran SPC
-0 -1
PRODUK 10 10 10-2 10-3 10-4
2,9 x 104
Hand & Body 1 415 174 287 124 78
Lotion

Perhitunga Menurut SPC :

1
koloni per ml= jumlah koloni per cawan
faktor pengenceran

Syarat jumlah koloni : 30-300 koloni

A. Tabel 1
Masukkan dalam range SPC pada pengenceran pada 10-2 dan 10-3
1 1
(124 x −2 ) : (287 x )
10 10−2
= (124 x 103) : (287 x 102)
= 124000 : 28.700
4,32>2
ALT yang dipakai yaitu jumlah yang terendah 2,9 x 104

B. Tabel 2
Masuk dalam range SPC pada pengenceran pada 10-1 dan 10-2
1 1
(60 x −2 ) : (120 x )
10 10−1
= (60 x 102) : (120 x 101)
= 6000 : 1200
5>2
ALT yang dipakai yaitu jumlah yang terendah 1,2 x 105
C. Tabel 3
Masukkan dalam range SPC pada pengenceran 10-1 dan 10-2
1 1
(60 x −2 ) : (120 x )
10 10−1
= (60 x 102) : (120 x 101)
= 6000 : 1200
5>2
ALT yang dipakai yaitu jumlah yang terendah 1,2 x 105

V. Daftar Pustaka

Fardiaz S., 2001. Mikrobiologi Pangan I.   Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


Gandjar, I., Ariyanti, O. dan Wellyzar, S. 2006, Mikologi Dasar dan
Terapan. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi
Dasar dalam Praktik: Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Simatupang, M. 2006. Morfologi, Struktur, Fisiologi dan Metabolisme Bakteri.
Departemen Mikrobiologi. Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai