Anda di halaman 1dari 5

KONSEP DASAR HUKUM TERMODINAMIKA

Kelompok 7

Nama Anggota :

1. LOUIS FINSENSIUS DEFIONER (25195849A)


2. DIMAS DWI PRASETYO (25195850A)
3. INAINI NUR KHASANAH (25195851A)
4. NUUR SAIDAH (25195853A)
5. RAVITA BUDIARTI (25195854A)

FAKULTAS FARMASI
PRODI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
Pengertian Dasar Thermodinamika
Thermodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas
tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa
energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas
dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang
elektromagnit, energi akibat gaya magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari
satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa tehnologi.
Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau
dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk
lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip
konservasi atau kekekalan energi.

Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam


kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang
elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi
panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-
tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga
merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam
makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi
yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses
thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu
manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut,
maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi
energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain
menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan
bumi, bahkan sampai di luar angkasa.

Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem


termodinamika, yaitu:
· Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

· Hukum Pertama Termodinamika


Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan
total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem.

· Hukum kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

· Hukum ketiga Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum
ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.

TERMODINAMIKA III
Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa
paramagnetikhingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah
lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi
setelah penaikan medan magnetik semula secara isoterm, penurunan medan
magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar bahan
pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk menaikan
tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit
dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat
menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka akan
timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan
zat hingga mencapai nol mutlak.
Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah
bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal
yang sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian,
penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk
mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari pengalaman dapat dinyatakan
sebagai berikut :

Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang


banyaknya terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau
ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga
termodinamika adalahhasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa
bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST ialah perubahan entropi
sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan.
Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔST berkurang jika sistem
itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima:

Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu


sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol.
Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-
Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses
reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan
yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau
secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel.

Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan
sebagai :

Pada Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis 0,


bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zatàsuhu T padat atau cair
dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat ditunjukkan secara eksperimen,
bahwa bila suhunya mendekati St menurun.D0 K, perubahan entropi transisi.
Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum


ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.

StD Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi


yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T
= 0 K bernilai nol.

Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan
ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan
dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K.
Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat ketidakteraturan
dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan
entropi.

Kesimpulan

Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.


Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum

Anda mungkin juga menyukai