JUDUL PERCOBAAN:
ASIDI - ALKALIMETRI
Disusun Oleh:
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
ABSTRAK
ASIDIMETRI - ALKALIMETRI
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1. Mahasiswa dapat membuat larutan standar HCl dari HCl pekat dan larutan
standar NaOH serta pengenceran larutan dan menerapkan larutan standar
dalam analisis kuantitatif
I.2. Mahasiswa dapat melakukan prosedur standarisasi larutan-larutan standar
skunder sebelum analisis
I.3. Menentukan kadar natrium karbonat dalam sampel-sampel produk pangan
I.4. Menentukan kadar asam asetat dalam sampel asam asetat glasial maupun
sampel cuka perdagangan
I.5. Menentukan komposisi produk pangan atau sampel buatan yang
mengandung campuran karbonat dalam natrium hidroksida
I.6. Dapat menentukan pilihan indikator dalam analisis campuran
1. Asam dengan basa (reaksi penetralan), agar kuantitatif maka asam dan
atau basa yang bersangkutan harus kuat.
2. Asam dengan garam (reksi pembentukan asam lemah), agar kuantitatif,
asam harus kuat dan garam itu harus terbentuk dari asam lemah sekali.
3. Basa dengan garam, agar kuantitatif basa harus kuat dan garam harus
terbentuk dari basa lemah sekali, jadi berdasar pembentukan basa
lemah tersebut.
(Harjadi, 1993)
2.3 Pengenceran
Proses pengenceran ialah mencampurkan larutan pekat ( konsentrasi
tinggi ) dengan cara menambah pelarut agar diperoleh volume akhir yang
lebih besar.
V1. N1 = V2. N2
Keterangan : V1 : volume awal
N1 : volume akhir
V2 : normalitas awal
N2 : normalitas akhir
( Rivai, 1995 )
Titik pada saat terjadi reaksi sempurna atau titik pada saat ditambahkan
kuantitas asam atau basa yang ekivalen.
(Daintith, 1994)
2.5 Titrasi
(Rivai, 1995 )
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi
sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) ---->NaCl(aq) + H2O(aq)
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas.
pH sebelum NaOH =1. Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi
1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7, karena terjadi titik ekuivalen yang
menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml
NaOH berubah drastis menjadi 11,29. Garam NaCl yang terbentuk dari
asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan
terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).
Contoh :
NaCl(aq) ----> Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) ---->
Cl- (aq) + H2O(l)---->
HCl(aq) + NH3(aq) ---->NH4Cl(aq)
NH4Cl(aq) ---> NH4(aq) + Cl-
C2H3O2Na(aq) ---> CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Na+(aq) + H2O(l) --->
2.7.4 Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah
Contoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah
adalah asam etanoat danamonia
(Rivai, 1995)
2.8.1 HCl
(Dai
ntih, 1994)
2.8.2 NaOH
(Daintith,1994)
2.8.3 Na2CO3
(Underwood,1998)
2.8.4 Boraks
(Daintith,1994)
2.8.5 Indikator Metil orange
(Daintith,1994)
Sifat Kimia : Senyawa hablur putih, sukar larut dalam air, tetapi
dapat berinteraksi dengan air, larut dalam alkohol.
(Daintith,1994)
(Daintith, 1994)
2.8.8 NaHCO3
Sifat Kimia : Larut dalam air dan sedikit larut dalam etanol, serbuk
kuning pemadam api dikenal sebagai soda kue.
Sifat Fisik : Padatan kristal putih, 84.01 gram / mol , densitas 2.159
gram / ml .
(Daintith, 1994)
2.8.9 Aquades
Sifat Fisik : Titik leleh 00C, titik didih 100oC, densitas 1 g/ml
(Daintith,1994)
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Neraca listrik 6. Pipet ukur
2. Labu takar 250 ml 7. Gelas arloji
3. Buret 8. Gelas beker
4. Erlenmeyer 9. Gelas ukur
5. Pipet tetes
3.1.2 Bahan
1. Na2B4O7 6. Indikator metil orange
2. HCl pekat 7. Indikator PP
3. Kristal H2C2O4 8. Sampel soda
4. Akuades 9. CH3COOH
5. Na2CO3
Erlenmeyer
Erlenmeyer
Penambahan 50 ml aquadest
Penambahan 2 tetes PP
Hasil
25 ml larutan Soda
Erlenmeyer
Hasil
3.2.4 Menentukan campuran NaOH + Na2CO3
25 ml larutan campuran
Erlenmeyer
Penambahan 2 tetes PP
Pengenceran dengan aquadest
Hasil
3.2.5. Menentukan Asam Asetat Glasial
Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
No Perlakuan Hasil
V2 NaOH = 15,5 ml
V3 NaOH = 14,8 ml
V1 HCl = 2,1 ml
Ditambah PP
V HCl = 12,6 ml
Ditambah MO
V HCl = 2,1 ml
( Svehla, 1990 )
Dari reaksi antara asam kuat dan basa lemah itu akan lebih mudah diamati
titik akhir titrasinya.
( Svehla, 1990 )
Reaksi :
(Svehla, 1990 )
Mekanisme Reaksi :
(Salirawati,2007
)
Reaksinya :
CO32- + H+ HCO3-
(Vogel, 1990)
Pada titik akhir titrasi yang kedua HCO 3– bereaksi dengan H+ dari
HCl membentuk H2CO3, sehingga larutan bersuasana lebih asam, sehingga
digunakan indikator metil orange yang bekerja secara optimal pada trayek
pH = 3,2 – 4,4 atau pH < 7.
Reaksi :
HCO3- + H+ H2CO3
( Vogel, 1990 )
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Normalitas HCl hasil standarisasi dengan boraks adalah 0,096 N
7.1.2 Normalitas NaOH hasil standarisasi dengan H2C2O4 Normalitas adalah
0,104 N
7.1.3 Kadar Na2CO3 dalam soda dengan titran HCl dan indikator Mo
Sebesar 7,95%
7.1.4 Kadar NaOH yang diperlukan untuk mencapai titik akhir pada larutan
asam asetat glasial adalh 32,5 mL
7.1.5 Massa NaOH dan Na2CO3 dengan larutan standar HCL dan indikator
PP dan Mo masing-masing dalam campurannya adalah 40,24 mgram dan
22,2579 mgram
7.2 Saran
7.2.1 Praktikan harus bisa melakukan titrasi dengan baik dan benar
7.2.2 Praktikan lebih teliti dalam mengamati terjadinya titik akhir titrasi
7.2.3 Praktikan lebih teliti dalam membaca volume titran yang habis
terpakai untuk titrasi
DAFTAR PUSTAKA
Agrawal,S,2011,”Isolationof herbal acid base indicator from the seed of
punica granatum”, Chemical and Pharmaceutics Research,168-171
Basri, S, 1996, ’Kamus Kimia”,Rineka Cipta : Jakarta
Bitter, J.H, 2009, “ On the virtue of acid-base titrations for the determination
of basic sites in nitrogen doped carbon nanotubes”, Catalys
Today,61-66.
Budavari, S., 1997, “The Merck Index”, 9th edition, Merck and Co. Icn., New
Jersey. Daintith, John. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Erlangga : Jakarta
Drimal, P,2007, “ Evaluating the Aerobic biodegradabilily of plastics in soil
environment through GC and IR analysis of gaseous
phase”,ScienceDirect,729-741.
Hardjadi, W,1993, “ Ilmu Kimia Analitik Dasar”, PT Gramedia Pustaka
Utama : Jakarta
Janos, Pavel,2007,” Acid-base titration curves of solid humic
acids”,ScienceDirect,242-247.
Keenan, C, 1990,” Ilmu Kimia Untuk Universitas”, Erlangga : Jakarta
Phatade, K.S,2009,”Morus alba fruit-herbal alternative to synthetic acid base
indicators”,Chemtech Research,549-551.
Pudjaatmaka, H, 2002,” Kamus Kimia Organik”, Depdikbud. : Jakarta
Rivai, H, 1995,” Asas Pemeriksaan Kimia”, UI Press : Jakarta
Underwood, 1990, ‘ Analisis Kimia Kuantitatif”, Erlangga : Jakarta
Svehla, 1990,” Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro”, PT Kalman Media Pustaka : Jakarta
LEMBAR PENGESAHAN
PERCOBAAN 3
ASIDI-ALKALIMETRI
Semarang, 15 November 2018
Mengetahui,
24030117140013 24030117140017
Asisten
24030117120018
Soda sebelum titrasi Soda Titrasi 1 Campuran (NaOH +
PP + Soda + MO)
Indikator PP
V boraks = 25 ml
E boraks = 2
Ditanya NHCl?
V1N1 = V2N2
25 x 0,05 =13 x N2
N2 = 0,096 N
E asam oksalat = 2
Ditanya N NaOH ?
25 x 0,063 = N2 x 15,1
N2= 0,104 N
= 0,01112895 gram
Kemurnian =
60,053 g /mol
x 3,25 mg=195,17225 mg=0,195 gram
1
= 1,05g/cm3 x 25 ml
Kemurnian =
E. Campuran
m gram NaOH=(a-b)0,1x BM NaOH
a = Volume HCl indikator pp = 12,16 ml
b = Volume HCl indikator MO = 2,1 ml
*mgram NaOH = (12,16 ml - 2,1 ml)x 0,1 x 40 gram/mol
= 40,24 mgram
= 0,04024 gram
*mgram Na2CO3 = b x 0,1 x BM Na2CO3
= 2,1 ml x 0,1 x 105,99 gram/mol
= 22,2579 mgram
= 0,0222579 gram