Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHA KEPERAWATAN

PADA An. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS MALARIA DI


RUANG FLAMBOYAN RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

OLEH :

MIA YOHANA
(2017.C.09A.0899)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan ini disusun oleh :


Nama : Mia Yohana
NIM : 2017.C.09a.0899
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A
Dengan Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan Keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Nia Pristina, S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan
Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. “ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Pada An. A Dengan Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Diagnosa
Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris Sylvanus Palangka Raya agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan Asuhan
Keperawatan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaaan Asuhan Keperawatan ini.

Palangka Raya, 15 Juni 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Penyakit 1
1.1.1 Pengertian 1
1.1.2 Anatomi Fisiologi 2
1.1.3 Etiologi 4
1.1.4 Klasifikasi 8
1.1.5 Patofisiologi 9
1.1.6 Manifestasi Klinis 9
1.1.7 Komplikasi 10
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang 10
2.1.9 Penatalaksanaan Medis 11
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 12
1.2.1 Pengkajian Keperawatan 12
1.2.2 Diagnosa Keperawatan 15
1.2.3 Intervensi Keperawatan 16
1.2.4 Implementasi Keperawatan 19
1.2.5 Evaluasi Keperawatan19
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian20
2.2 Diagnosa 27
2.3 Intervensi 28
2.4 Implementasi 30
2.5 Eveluasi 30
BAB 2 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 35
DAPTAR PUSTAKA

ii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Penyakit


1.1.1 Definisi Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini
secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina.Spesies
plasmodium pada manusia adalah, plasmodium falciparum, P. vivax, P. Ovale dan
P. malariae.Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan di Indonesia adalah
P.falciparum dan P. vivax, sedangkan P.malariae dapat ditemukan di beberapa
provinsi antara lain: Lampung, NTT dan Papua. P. Ovale pernah ditemukan di
NTT dan Papua. (Depkes RI, 2008)
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa jenis parasit
Plasmodium dan disebarkan melalui perantara nyamuk Anopheles betina yang
disebut juga vektor malaria. Pada tahun 2015, hampir setengah dari populasi
penduduk dunia beresiko terkena penyakit malaria. Kasus dan kematian akibat
malaria paling banyak terjadi di Afrika tetapi Asia Tenggara, Amerika Latin, dan
Timur Tengah juga beresiko (World Health Organization, 2017).
Penderita malaria dapat terinfeksi satu atau lebih dari satu jenis parasit
plasmodium (mixed infection). Penyakit malaria biasanya ditandai dengan gejala
demam, menggigil, sakit kepala, mual-muntah dan sakit seperti flu, setiap jenis
malaria dapat muncul gejala yang berbeda. Pada infeksi malaria berat terjadi
anemia berat akibat hemolisis, sulit bernafas, gula darah rendah, penurunan
kesadaran, kejang, koma, atau kelainan neurologis.
1.1.2 Anatomi Fisiologi

Hepar Limpa

1
2

1.1.2.1 Limfa
Limfa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara anatomis,
tepi limfa yang normal berbentuk pipih.
Fungsi limfa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi
eritrosis, tempat cadangan darah dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi.
Partikel asing yang masuk ke dalam darah.
Limpa di bungkus oleh kapsula. Yang terdiri dari atas 2 lapisan yaitu: satu
lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan
kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung
arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri
atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potong
limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih tersebar dalam
pulpa merah, berbentuk oval dan bewarna putih. Pulpa putih terdiri atas
pariarteriolar lymphoid sheats (PALS), folikel limfoid dan zona marginal. Folikal
limfoid umumnya tersusun atas sel limfosit B, makrofag, dan sel debri.
1.1.2.2 Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh yang berbentuk baji yang
dibungkus oleh jaringan ikat (Glisson’s Capsule), beratnya 1500 gram (1200-1600
gram dan menerima darah 1500 ml permenit), serta mempunyai fungsi yang
sangat banyak. Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain
dapat memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi
bakteri dan benda asing yang masuk peredaran darah dari saluran pencernaan.
Hepar merupakan satu-satunya organ yang bisa meregenerasi sendiri, jika salah
satu bagian diangkat maka sisanya dapat tumbuh kembali ke besar dan bentuk
semula.
Hepar mempunyai dua facies (permukaan) yaitu:
1. Facies diaphragmatika
2. Facies visceralis (inferior)
1.1.3 Etiologi
3

Penyebab penyakit malaria adalah parasit malaria, suatu protozoa


dari Genus Plasmodium.Parasit tersebut menyebar ke manusia melalui
gigitan nyamuk Anopheles, yang disebut vektor malaria. Sampai saat ini
dikenal 4 jenis spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia, yaitu
(CDC, 2013):
1.1.3.1 Plasmodium falciparum, adalah parasit malaria yang ditemukan di daerah
tropis dan subtropis di dunia. Diperkirakan setiap tahunnya ada 1 juta
orang yang terbunuh akibat parasit ini, terutama di Afrika. Plasmodium
falciparum adalah penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria yang berat, karena memiliki kemampuan melipat ganda secara
cepat dalam darah sehingga dapat menyebabkan anemia. Selain itu
Plasmodium falciparum dapat menyumbat pembuluh darah kecil. Ketika
ini terjadidi otak akan menyebabkan malaria serebral dengan komplikasi
yang dapatberakibat fatal (kematian).
1.1.3.2 Plasmodium vivax, adalah parasit malaria penyebab malaria tertiana yang
kebanyakan ditemukandi Asia, Amerika Latin, dan beberapabagian di
Afrika. Karena padatnya penduduk terutama di Asia menyebabkan
Plasmodium vivax merupakan parasit malariayang paling umum
ditemukan pada manusia. Plasmodium vivax memiliki tahapan dormansi
dalam hati (hypnozoites) yang dapataktif dan menyerang darah (relapse)
dalam beberapa bulan atau tahun setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
1.1.3.3 Plasmodium malariae, adalah penyebab malaria quartana yang ditemukan
di seluruh dunia. Plasmodium malariae adalah satu-satunya spesies parasit
malaria pada manusia yang memiliki siklus quartan (siklus tiga hari), 10
sedangkan tiga spesies lainnya memiliki siklus tertian (siklus dua hari).
Infeksi Plasmodium malariae mampu bertahan dalam waktu yang lama
jika tidak diobati. Dalam beberapa kasus, infeksi kronis dapat berlangsung
seumur hidup. Pada beberapa pasien kronis yang terinfeksi.
1.1.3.4 Plasmodium ovale dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti
sindrom nefrotik. Plasmodium ovale, adalah parasit malaria yang
menyebabkan malaria ovale tetapi jenis ini jarang dijumpai. Plasmodium
ovale banyak ditemukandi Afrika(terutama Afrika Barat) dan pulau-pulau
4

di Pasifik Barat. Plasmodium ovale secara biologis danmorfologis sangat


mirip dengan Plasmodium vivax. Plasmodium ovale dapat menginfeksi
individu yang negatif untuk golongan darahduffy (salah satu
penggolongan darah selain ABO dan Rh) sedangkan Plasmodium vivax
tidak. Golongan darah duffy banyak ditemukan pada penduduk Sub-
Sahara Afrika. Hal ini menjelaskan prevalensi infeksi Plasmodium ovale
banyak terjadi di sebagian besarAfrika.
1.1.4 Klasifikasi
1.1.4.1 Malaria Falsiparum
Disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Gejala demam timbul
intermiten dan dapat kontinyu. Jenis malaria ini paling sering menjadi
malaria berat yang menyebabkan kematian.
1.1.4.2 Malaria Vivaks
Disebabkan oleh Plasmodium vivax. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 2 hari. Telah ditemukan juga kasus malaria
berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
1.1.4.3 Malaria Ovale
Disebabkan oleh Plasmodium ovale. Manifestasi klinis biasanya
bersifat ringan. Pola demam seperti pada malaria vivaks.
1.1.4.4 Malaria Malariae
Disebabkan oleh Plasmodium malariae. Gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 3 hari.
1.1.5 Patofisiologi
Patofisiologi pada malaria belum diketahui dengan pasti. Berbagai
macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologi
pada malaria terutama berhubungan dengan gangguan aliran darah
setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit
pada endotelium kapiler
Perubahan ini cepat reversibel pada mereka yang dapat tetap hidup
(survive). Peran beberapa mediator humoral masih belum pasti, tetapi
mungkin terlibat dalam patogenesis terjadinya demam dan peradangan.
Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaski leukosit dan
5

fagosit, sedangkan sporozoit dan gametosit tidak menimbulkan perubahan


patofisiologi
WOC MALARIA 8
Gigitan Nyamuk

Plasmodium Malariaec Plasmodium Vivak Plasmodium Ovale Plasmodium Falciparum

Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit Menginfeksi Eritrosit

Granula coklat tua sampai Gametosit berbentuk oval


hitam dan kadang berbentuk hampir memenuhi seluruh Infeksi menyebabkan
Bentuk menjadi oval/
seperti pita eritrosit, kromatin ekstentris eritrosit mengandung
ireguler dan fibriated
piggmen kuning parasit
Masa inkubasi 12-14hr
Masa inkubasi 12-16hr Menghasilkan banyak
Masa inkubasi 12-17hr tonjolan untuk melekat
pada endotel dinding
kapiler
Malaria Masa inkubasi 10-12hr Obstruksi trombosis

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Anemia Hb menurun Konpensasi tubuh Produksi darah ke Mual muntah


Adanya rasa panasdan lemas
ginjal tiagdak
terpenuhi
Dehidrasi
Penurunan transport O2 Peingkatan metabolisme
Kadar O2 Gangguan pergerakan
dalam darah Penurunan
Hipoksia menurun Anoreksia
Peingkatan suhu tubuh produksi urin
MK: Intoleransi
BB turun
Peningkatan tekanan nafas Sirkulasi jaringan Aktivitas
menurun MK: Hipertermia MK: Gangguan
eliminasi urin MK: Resiko
MK: Pola nafas tidak
efektif MK: Resiko SyaokHipovolemik Defisit nutrisi
9

1.1.6 Mnisfetasi Kiniis ( Tanda dan Gejala)


Adapun tanda dan gejala dari penyakit malaria adalah:
1.1.6.1 Demam
Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu;
1. Menggigil (15 menit- 1 jam )
2. Pucat demam (2-6 jam)
3. Berkeringat (2-4 jam)
1.1.6.2 Kejang-kejang
Pasien/penderita malaria akan mengalami kejang karena suhu yang tinggi
(40-41 C)
1.1.6.3 Anemia
Pengrusakan eritrosit oleh parasit, hambatan eritropelesis sementara
penghambatan pengeluaran retikolosis dan pengaruh sitoksin. Menyebabkan
suplai darah berkurang.
1.1.6.4 Nafas sesak
Pada penderita malaria, adanya nyeri dada menyebabkan nafas penderita
menjadi sesak.
1.1.6.5 Gangguan kesadaran
Keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls aferen dan impuls
eferen.
1.1.6.6 Hilangnya nafsu makan
Gejala malaria berdasarkan jenis malaria:
1. Gejala malaria vivax(M.benigna/tertiana)
1) Demam ringan
2) Keringan dingin dan menggigil
3) Masa inkubasi 12-1 hari
4) Limfa akan terasa pada minggu ke dua
5) Oedema tungkai
6) Terjadinya relaps
2. Gejala malaria falcifarum (M.tropica)
10

1) Demam tinggi
2) Anemia
3) Suhu tubuh naik bertahap
4) Inkubasi 9-14 hari
5) Nyeri tungkai
6) Lesu
3. Gejala malaria malariae (M.quartana)
1) Serangan menyerupai malaria vivax
2) Oedema
3) Selang waktu setiap 72 jam
4) Masa inkubasi 18-40 hari
4. Gejala malaria ovale
1) Masa inkubasi 11-16 hari
2) Pucat
1.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit malaria adalah:
1.1.7.1 Malaria serebral (koma)
Suatu akut ensepalopati yang menurut WHO defenisi malaria serebral
memenuhi 3 kriteria yaitu: koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang
menetap >30 menit setelah kejang disertai adanya plasmodium falciparum yang
dapat ditunjukkan dan penyebab lain akut ensefalopati telah disingkirkan.
1.1.7.2 Anemia berat (hb <10.000)
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam merah dalam
darah akibat dari berkurangnya jumlah darah, badan terasa lemah dan cepat lelah.
1.1.7.3 Gagal ginjal akut
Gagal jantung adalah keadaan jantung yang memberikan sindrom klinik
akibat ketudakmampuan jantung memompakan darah secara adekuat untuk
memenhi kebutuhan metabolisme badan meskipun aliran balik masih baik.
1.1.7.4 Edema paru
11

Edema (oedema) atau sembab adalah meningkatnya volume cairan


ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan
penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan
ikat longgar dari rongga badan) edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum
(general).
1.1.7.5 Kelainan Hati
Kelainan hati disebabkan karena tergangguanya fungsi hati dalam
menetralisir zat toksik.
1.1.7.6 Hipogmikemia
Keadaan dimana kadar glukosa darah < 60 mg/dl atau kadar glukosa darah
< 80 mg / dl.
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang
1.1.8.1 Pemeriksaan tes darah
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan adanya
pemeriksan darah tepi. pemeriksaan satu kali dengan hasil (-) tidak
mengenyampingkan diagnosa malaria pemeriksaan darah tepi 3x dan hasil
negative maka diagnosa malaria dapat dikesampingkan
Adapun pemeriksaan darah tepi dapat dilakukan:
1) Tetesan preparat darah tebal
2) Tetesan preparat darah tipis
1.1.8.2 Tes antigen (p-f test)
Mendeteksi antigen apakah plasmodium falciparum atau plasmodium
vivax.
1.1.8.3 Tes serologi
Teknik indirect fluorescent antibody test adanya antibody spesifik.
1.1.8.4 Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes DNA untuk meneliti jumlah parasit yang terdapat dalam tubuh
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan adalah penyebuhan penderita, mencegah kematian,
mencegah komplikasi dan relaps.
12

1.1.9.1 Pemberian obat;


Obat yang ideal, obat yang memenuhi syarat:
1. Membunuh semua parasit dan stadium
2. Mudah cara pemberiannya
3. Harga murah dan terjangkau
4. Efek samping sedikit
Ada beberapa jenis obat umum:
1. Golongan astemisinin
1) Artesunant
2) Arte meter
3) Artemisinin
4) Artheeter
5) Dehidraastemisinin
2. Golongan ACT (Artemisin base combination therapy)
1) CO-Artem
2) Artekin
3. Pengobatan malaria dengan obat-obatan non ACT
1) Klorokuin disfufat
2) Sulfa doksia
3) Kina sulfat danPrimakuin
2.1 Manajemen Keperawatan
2.1.1 Pengkajian
2.1.1.1 Pengumpulan Data
1. Identitas
Pada pasien malaria, sebagian besar sering terjadi pada anak-anak
usia 1-4 tahun dan 5-10 tahun, tidak terdapat perbedaan jenis kelamin
tetapi kematian sering pada anak perempuan.
2. Keluhan utama
13

Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien Malaria untuk datang


ke Rumah Sakit adalah menggigil, berkeringat dingin, seka nafas dan anak
tampak pucat.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Didapatkan adanya keluhan esak nafas yang disertai menggigil, dan
saat demam kesadaran komposmentis dan pucat.
b. Kadang-kadang disertai dengan gangguan kesadaran dan hilangnya
nafsu makan.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat kesehatan dalam keluarga perlu dikaji kemungkinan ada
keluarga yang sedang menderita Malaria.
b. Kondisi lingkungan rumah dan komunitas
Mengkaji kondisi lingkungan disekitar rumah seperti adanya
genangan air didalam bak dan selokan-selokan yang dapat
mengundang adanya nyamuk.
c. Perilaku yang merugikan kesehata
Perilaku buruk yang sering berisiko menimbulkan terkena penyakit
malaria adalah kebiasaan hidup kurang bersih.
d. Tumbuh kembang
Mengkaji mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan tingkat usia, baik perkembangan emosi dan sosial.
e. Imunisasi
Yang perlu dikaji adalah jenis imunisasi dan umur pemberiannya.
Apakah imunisasi lengkap, jika belum apa alasannya.
5. Pemeriksaan Fisik
Secara umum pasien terlihat sangat sakit, terdapat perubahan status
kesadaran yang semakin menurun sesuai dengan tingkat keaktifan
kuman dalam tubuh. TTV biasanya mengalami perubahan seperti
takikardia, hipertermi, peningkatan frekuensi napas, dan penurunan
tekanan darah.
14

a. Bl (Breathing)
Fungsi pernapasan biasanya tidak ada masalah, tetapi pada malaria
falcifarum dengan komplikasi akan didapatkan adanya perubahan takipnu
dengan penurunan kedalaman pernapasan, serta napas pendek pada
istirahat dan aktivitas.
b. B2   (Blood)
Pada fase demam akan didapatkan takikardia, tekanan darah menurun,
kulit hangat, dan diuresis (diaforesis) karena vasodilatasi. Pucat dan
lembap berhubungan dengan adanya anemia, hipovolemia, dan penurunan
aliran darah. Pada pasien malaria dengan komplikasi berat sering
didapatkan adanyatanda-tanda syok hipovolemik dan tanda DIC.
c. B3 (Brain) 
Sistem neuromotorik biasanya tidak ada masalah. Pada beberapa
kasus pasien terkihat gelisah dan ketakutan. Pada kondisi yang lebih berat
akan didapatkan adanya perubahan tingkat kesadaran dengan manifestasi
disorientasi, delirium, bahkan koma. Pada beberapa kasus pasien dengan
adanya perubahan elektrolit sering didapatkan adanya kejang.
d. B4 (Bladder)
Sistem perkemihan biasanya tidak masalah, tetapi pada saat fase
demam didapatkan adanya penurunan produksi urine, sedangkan pada fase
lanjut didapatka adanya poliuri sekunder dari perubahan glukosa darah.
e. B5 ( Bowel)
Pada inspeksi didapatkan gangguan pencernaan, seperti mual dan
muntah, diare atau konstipasi. Pada auskultasi didapatkan penurunan
bising usus. Pada perkusi didapatkan adanya timfani abdomen. Pada
palpasi abdomen sangat sering didapatkan acaura splenomegali.
f. B6   ( Bone)
Pada pengkajian integumen didapatkan adanya tanda-tanda anemia
dan ikterus. Pada pemeriksaan muskuloskeletal didapatkan adanya
15

keletihan dan kelemahan fisik umum,malaise, dan penurunan kekuatan


otot.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Anemia. (D.0005;26)
2. Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan Kadar O2 dalam darah
menurun (D.0039: 92)
3. Hipertermia berhubungan dengan suhu tubuh meningkat. (D.0149: 284)
4. Gangguan eliminasi urine berhubungan deengan iritasi kndung kemih
(D.0040:96).
5. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan tidak nafsu makan (D.0032;81)
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ( D.0056;128)
16

1.2.3 Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Tujuan-Kriteria Intervensi Rasional
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1. Obsevasi pola napas pasien 1. Untuk mengetahui pola
berhubungan dengan keperawatan selama 3x7 2. Monitor bunyi napas nafas pasien daalam rentang
Anemia. jam, pola nafas anak dalam tambahan normal.
rentang normal dengan 3. Atur posisi semi powler 2. Untu mengetahui
kriteria hasil : 4. Pertahankan kepatenan jalan apakah ada bnyi napas
1. Pola nafas kembali napas pasien tambahan.
normal. 5. Ajarkan teknik batk epektif. 3. Untuk
2. HB normal 6. Kolaborasi pemberian oksigen mengatur/membantu jalan
napas pasien menjadi
normal.
4. supaya saluran
pernapasan pasien tidak
tersumbat.
5. Memaksimalkan
transpor O2 ke jaringan.
2. Resiko syok hipovolemik Setelah dilakukan tindakan 1. observasi tanda-tanda vital 1. Untuk mengetahui normal
berhubungan dengan keperawatan selama 3x7 pasien tanda-tanda vital pasien
Kadar O2 dalam darah jam, tidak terjadi syok paada 2. monitor status sirkulasi, warna 2. Untuk mengetahui normal
menurun. pasien dengan kriteria hasil : kulit, turgor kulit, rite nadi status sirkulasi, warna
17

1. Cairan dalam tubuh dan CTR. kulit, turgor kulit, rite nadi
normal 3. Pantau tingkt keadarn dan dan CTR.
2. Hemoglobin dalam batas reflek pupil 3. Untuk mengetahui
normal 4. Monitor status cairan yang kesadarn pasien dan reflek
3. Oksigen dalam darah dalam tubuh pasien pupil pasien normal
normal 5. Edukasi jaalan napas pasien 4. Untuuk mengetahui intake
6. Patau cairan penetral dengan dan output cairan.
elektrolit, antibiotic dan 5. Untuk mengetahiu
vitamin. kepatenan jalan napas
7. Kolaborasi berikan cairan pasien.
penetra sesuai indikai 6. Untuk mengatasi dehidrasi
pasien
7. Untuk mengatasi
kekurangan cairan pada
tubuh pasien
3. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi warna dan suhu kuit 1. Untuk mengetahui normal
dengan suhu tubuh keperawatan selama 3x7 pasien warna kulit pasien.
meningkat. jam, Suhu tubuh anak dalam 2. Observasi suhu tubuh pasien 2. Untuk mengetahui rentang
rentang normal dengan 3. Monitor adanya menggigil normal suhu tubuh psien.
kriteria hasil : 4. Kompres dan kipasi 3. Untuk mengetahui normal
1. Suhu tubuh dalam permukaan tubuh paien. suhu tubuh pasien
18

rentang normal 36-37. 5. Longgarkan atau lepaskan 4. Supaya suhu tubuh pasien
2. Berkeringat normal atau pakaian pasien kembali normal
tidak kekurangan cairan. 6. Edukasi tirah baring 5. Supaya pasien tidak
3. Nadi dan respirasi dalam 7. Kolaborasi pemberian obat kepanasan
rentang normal. untuk menurunkan suhu tubuh 6. Agar pasien dapat posisi
pasien. yang nyaman
7. Untuk mengatasi suhu
tubuh pasien dan mengatasi
terjdinya dehidrasi.
4. Gangguan eliminasi urine Setelah diberikan tindakan 1. Observai tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda
berhubungan deengan selama 3x8 jam diharapkan retensi urin dan gejala terjadinya retensi
iritasi kndung kemih tidak teradinya infeksi pada 2. Monitor eliminasi urin pada urin
saluran kemih. 3. Edukasi tnda dan gejala 2. Untuk mengetahui eliminasi
1. Intake cairan dalam infeksi saluran kemih urin
rentang normal 4. Ajarkakan mengenali tanda 3. Untuk mengetahui tanda
2. Tidak ISK berkemihh dan waktu yang dan gejala infeksi saluran
tepat untuk berkemih kemih
5. Anjurkan minum air pitih 4. Supaya tahu tanda ingin
secukupnya berkemih dalam waktu yng
6. Kolaborasi pemberian obat tepat
5. Supaya tidak terjadi atau
19

tidak kekurangan cairanih


6. Untuk mengatasi infeksi
saluran kem
5. Resiko defisit nutrisi Setelah diberikan tindakan 1. Observasi asupan nutrisi 1. Membantu memonitor
berhubungan dengan tidak selama 3x8 jam diharapkan 2. Timbang berat badan keadaan pasien
nafsu makan kebutuhan nutrisi pasien 3. Ajarkan pengaturan diet yang 2. Membantu memonitor
terpenuhi dengan kriteria tepat perkembangan berat badan
hasil: 4. Kolaborasi dengan ahli gizi pasien
1. BB meningkat 5. Edukasi pengetahuan kesehatan 3. Membantu meningkatkan
2. Nafsu makan meningkat tentang program diet dan kebutuhan energy
3. IMT normal penyakit 4. Menentukan makanan yang
sesuai dengan klien
5. Memberikan informasi dan
mengurangi komplikasi
6. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi kemampuan klien 1. Mempengaruhi pilihan
berhubungan dengan keperawatan, 3x8 jam untuk melakukan tugas intervensi/bantuan
kelemahan diharapkan kebutuhan rasa normal, catat laporan 2. Indikator pemberian
aman dan nyaman pasien kelelahan, keletihan, dan bantuan kebutuhan
terpenuhi dengan kesulitan 3. Manivestasi
Kriteria Hasil : 2. Monitoor kekuatan otot kardiopulmonal dari upaya
1. Dapat beraktivitas 3. Monitor TTV selama aktivitas jantung dan paru untuk
20

dengan noral 4. Berikan lingkungan tenang membawa jumlah O2


2. Tidak lemah lagi dan 5. Berikan bantuan dalam adekuat ke jaringan
kekuatan otot kembali aktivitas bila perlu, 4. Meningkatkan istirahat
normal mungkinkan klien untuk 5. Membantu bila perlu,
melakukan sendiri untuk meningkatkan harga
6. Anjurkan klien untuk diri bila klien melakukan
menghentikan aktivitas bila sendiri
palpitasi, nyeri dada, napas 6. Regangan/stress
sesak, kelemahan dan pusing kardiopulmonal
terjadi. berlebihan/stress da[at
menimbulkan
dekompensasi/kegagalan
21

1.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal,
dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi
harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi.
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yg menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yg
terjadi selama tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan
tindakan.
20

BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian Tanggal 15 Juni 2020 Pukul 11.50 WIB
2.1.1 Identitas pasien
Nama Klien : An. M
TTL : Palangka Raya, 21 Februari 2017 (3 th 3 bln 8
hari)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Palangka Raya
Diagnosa medis : Malari
2.1.2 Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn. A
TTL : Palangka Raya, 24 April 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Palangka Raya
Hubungan keluarga : Ayah/ Orang tua pasien
2.1.3 Keluhan utama
Orang tua pasien mengatakan pasien demam tinggi.
2.1.4 Riwayat kesehatan
2.1.4.1 Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari Kamis, 13 Juni 2020 pukul 06.25 WIB, pasien dibawa ke RSUD
dr. Doris Sylvanus dikarenakan demam tinggi disertai muntah-muntah 2x, tidak
nafsu makan dan tampak lemas. Orang tua pasien mengatakan 1 hari yang lalu
pasien deman dan orang tua pasien memberi pasien obat paracetamol yang dibeli
21

di apotik terdekat untuk menurunkan demam anaknya. Demam pasien sempat


menurun, setelah beberapa jam diberi obat pasien kembali demam tinggi disertai
muntah-muntah dan tampak lemas. Pasien kemudian dibawa ke UGD RSUD dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya untuk mendapatkan penanganan. Saat dikaji suhu
tubuh pasien 40OC, di UGD pasien diberi penanganan pemasangan infus PCT 1x 6
jam (50ml) 10tpm kemudian diganti dengan infus KA-EN 4B 6 tpm ditangan
sebelah kanan. Pasien dirawat di UGD selama 1 malam untuk mendapat
pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut pasien dipindah kan ke ruangan rawat
inap Flamboyant.
2.1.4.2 Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal : Selama hamil ibu periksa rutin kehamilannya di
Puskesmas.
2) Riwayat natal : lahir normal, BBL : 3,8 kg
3) Riwayat postnatal : Anak diberikan ASI oleh ibu dan mendapat
Imunisasi Hepatitis B.
4) Penyakit sebelumnya : Tidak ada penyakit sebelumnya
5) Imunisasi
Jenis BCG DPT Polio Campak Hepatiti TT
s
Usia 1 bulan 2,3,4 1,2,3,4 9 bulan 2,3,4 2 bulan
bulan bulan bulan
2.1.4.3 Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan
Susunan genogram 3 (tiga) generasi :

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal bersama
22

2.1.5 Pemeriksaan fisik


2.1.5.1 Keadaan umum :
Pasien tampak terbaring ditempat tidur, pasien tampak lemah dan
terpasang infus KA-EN 4B 6 tpm ditangan sebelah kanan, pasien berbaring
dengan posisi telentang, kesadaran composmentis, tanda vital pasien nadi :102
x/mnt dan suhu : 38,9 ˚C, kulit teraba hangat.
MK : Hipertermia
2.1.5.2 Kepala dan wajah
Ubun-ubun pasien menutup, keadaan cekung, tidak ada kelainan, warna
rambut hitam, tidak ada rontok, tidak mudah dicabut dan tidak kusam, keadaan
kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, tidak ada peradangan dan benjolan, bentuk
mata simetris, konjungtiva putih pucat, anemis, skelera putih, reflek pupil normal,
ketajaman penglihatan baik, bentuk telinga simetris, tidak ada serumen/secret,
tidak ada peradangan, ketajaman pendengaran baik, bibir kering, bentuk hidung
simetris, tidak ada serumen/secret, fungsi penciuman baik, tidak ada carries.
2.1.5.3 .Leher dan tengorokan
Bentuk leher dan tengorokan simetris, reflek menelan baik, tidak
ada pembesaran tonsil, tidak pembesaran vena jugularis, tidak ada
benjolan, tidak ada peradangan
2.1.5.4 Dada
Bentuk data simetris, tidak ada retraksi dada, bunyi nafas
vesikuler, tipe pernafasan dada, bunyi jantung S1-S2, tunggal,
tidak ada iktus cordis, tidak ada bunyi tambahan, tidak ada nyeri dada,
keadaan payudara simetris, bentuk punggung simetris, tidak ada
peradangan, tidak ada benjolan
2.1.5.5 Abdomen
Bentuk abdomen simetris, bising usus 15x/menit, tidak ada asites
, pergerakan/ tonus otot baik, tidak ada oedem, tidak ada sianosis,
tidak ada clubbing finger, keadaan kulit/turgor kering/kembali >2 detik
Mk : Resiko Hipovolemia
2.1.5.6 Genetalia
23

Kebersihan baik, keadaan testis lengkap

2.1.5.7 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


Pasien kurang nafsu makan, disertai mual muntah sebanyak 4x
dalam sehari, BB sebelum sakit : 10 kg, BB sesudah sakit :10 kg, , pasien
dapat mandiri dan bergaul, motorik halus pasien dapat menyusun kubus-
kubus mainannya, motorik kasar berjalan menaiki tangga harus diiring
orang tua, kognitif dan bahasa dapat menyebutkan 5-6 kata, psikososial
dekat dengan orang tua
2.1.5.8 Pola Aktifitas sehari-hari

No Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi
a. Frekuensi 2x sehari
b. Nafsu 3x sehari Berkurang (1/2
makan/selera Baik porsi)
c. Jenis makanan Nasi lembek Nasi lembek
2 Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
b. BAK
Frekuensi 2x sehari 2x sehari
Konsistensi Khas amoniak Khas amoniak
3 Istirahat/tidur
a. Siang/ jam 3-4 jam 1-2 jam
b. Malam/ jam 9-10 jam 9-10 jam
4 Personal hygiene
a. Mandi Baik, 2x sehari Dilap dengan kain
b. Oral hygiene Baik, 2x sehari basah
Keluhan lainnya tidak ada
Masalah Keperawatan: Resiko Defisit nutrisi
24

2.1.6 Data penunjangs


 Laboratorium ( 15 Juni 2020)
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
1. WBC 7,34 10^3/mm3 4,00-10,00
2. RBC 4,5 10^6/mm3 4,1-5,5
3. HGB 10,6 g/dL 10,5-13,5
4. PLT 254 10^3/mm3 150-450
5. Glukosa-sewaktu 80 mg/dL <200

2.1.7 Penatalaksanaan Medis


No Obat/Cairan Dosis Rute Indikasi
1. Infus KA-EN 4B 6 tpm IV Digunakan untuk meminimalkan risiko
500cc x hypokalemia dan untuk dehidrasi
33 jam hipertonik pada bayi dan anak usia <3 th
2. Inj. Ranitidine 2x 10 mg IV Digunakan untuk mengobati dan
1x sehari mencegah penyakit perut yang
disebabkan terlalu banyak asam
lambung
3. Inj 3x1 mg IV Digunakan untuk mencegah serta
Ondansentron 1x sehari mengobati mual dan muntah
4. Inj. 2x60 mg IV Digunakan sebagai antibiotic untuk
Metronidazole 1x sehari mengobati berbagai infeksi akibat bakteri
5. Paracetamol 3x 50ml IV Digunakan sebagai obat analgesic dan
antipiretik untuk melegakan sakit kepala
dan menurunkan demam
6 Primakuin ¾ x 30mg Oral Untuk mencegah dan mengobti penyakit
1x sehari malaria.

Palangka Raya, 15 Juni 2020

Mahasiswa,

( Mia Yohana)

2.1.8 Analisis Data

KEMUNGKINAN
DATA SUBYEKTIF DAN MASALAH
PENYEBAB
DATA OBYEKTIF
1. DS : Orang tua pasien Gigitan nyamuk Hipertermi
25

mengatakan pasien Anopheles betina


demam tinggi disertai 
muntah-muntah 2x Demam
DO : 
- Pasien tampak lemas Hipertermi
- Konjungtiva anemis
- Tanda-tanda vital
S : 38,9 OC
N : 102 x menit
- Terpasang infus KA-EN
4B 6 tpm ditangan
sebelah kanan
- Kulit teraba hangat

DS : Orang tua pasien Distensi abdomen Resiko Defisit nutrisi


mengatakan nafsu makan 
pasien berkurang Mual , muntah
dikarenakan mual muntah 
DO : Nafsu makan
- Porsi makanan yang berkurang
dihabiskan ½ porsi dari 
1 porsi. Berat badan turun
- Pasien tampak lemas 
- Mual muntah Resiko Defisit nutrisi
2. DS: Infeksi parasite Risiko Hipovolemia
- Keluarga pasien plasmodium
mengatakan pasien 
demam tnggi disertai Kurangnya intake
mual muntah 4x cairan
sehari 
DO: Mual muntah
- Keadaan kulit kering 
- Bibir kering Dehidrasi
26

- Kulit teraba hangat 


- Turgor kulit >2 detik Risiko Hipovolemia
- Pasien tampak lemas
- Mual muntah 4x
dalam sehari.
- Terpasang infus KA-
EN 4B 6 tpm
ditangan sebelah
kanan
27

2.1.9 Prioritas Masalah


1. Hipertermi berhubungan dengan suhu tubuh meningkat ditandai dengan
pasien tampak lemas, konjungtiva anemis, tanda-tanda vital S : 38,9 OC, N :
102 x menit, dan kulit teraba hangat
2. Resiko Defisit nutrisi berhubungan dengan tidak nafsu makan porsi makanan
yang dihabiskan ½ dari 1 porsi, pasien tampak lemas dan muntah.
3. Risiko Hipovolemia berhubungan dengan dehidrasi ditandai dengan keadaan
kulit kering, bibir kering, kulit teraba hangat, turgor kulit >2 detik dan pasien
tampak lemas, mual muntah sebanyak 4 x dalam sehari.
28

2.1.10 Rencana Keperawatan

Nama Pasien : An. A


Ruang Rawat : Flamboyant

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi warna dan suhu kuit pasien 1. Untuk mengetahui normal warna kulit
keperawatan selama 1x7 jam,
dengan suhu tubuh 2. Observasi suhu tubuh pasien pasien.
Suhu tubuh anak dalam rentang
meningkat ditandai normal dengan kriteria hasil : 3. Monitor adanya menggigil 2. Untuk mengetahui rentang normal suhu
1. Suhu tubuh dalam rentang
dengan pasien tampak 4. Kompres dan kipasi permukaan tubuh tubuh psien.
normal 36-37.
lemas, konjungtiva paien. 3. Untuk mengetahui normal suhu tubuh
2. Berkeringat normal atau
anemis, tanda-tanda vital 5. Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien pasien
tidak kekurangan cairan.
S : 38,9 OC, N : 102 x 6. Edukasi tirah baring 4. Supaya suhu tubuh pasien kembali
3. Nadi dan respirasi dalam
menit, dan kulit teraba 7. Kolaborasi pemberian obat untuk normal
rentang normal.
hangat menurunkan suhu tubuh pasien. 5. Supaya pasien tidak kepanasan
6. Agar pasien dapat posisi yang nyaman
7. Untuk mengatasi suhu tubuh pasien dan
mengatasi terjdinya dehidrasi.
29

2. Resiko Defisit nutrisi Setelah diberikan tindakan 1. Observasi asupan nutrisi 1. Membantu memonitor keadaan pasien
berhubungan dengan tidak selama 3x8 jam diharapkan 2. Timbang berat badan 2. Membantu memonitor perkembangan
nafsu makan porsi kebutuhan nutrisi pasien 3. Ajarkan pengaturan diet yang tepat berat badan pasien
makanan yang dihabiskan terpenuhi dengan kriteria hasil: 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Membantu meningkatkan kebutuhan
½ dari 1 porsi, pasien 1. BB meningkat 5. Edukasi pengetahuan kesehatan tentang energy
tampak lemas dan muntah. 2. Nafsu makan meningkat program diet dan penyakit 4. Menentukan makanan yang sesuai
3. IMT normal dengan klien
5. Memberikan informasi dan mengurangi
komplikasi
3. Risiko Hipovolemia Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital pasien 1. Untuk mengetahui normal tanda-tanda
berhubungan dengan selama 1x7 jam diharapkan 2. Observasi status dehidrasi vital pasien
dehidrasi ditandai dengan kebutuhan cairan pasien 3. Monitor status sirkulasi, warna kulit, turgor 2. Untuk mengetahui dehidrasi pasien
keadaan kulit kering, bibir terpenuhi dengan kriteria hasil : kulit, rite nadi dan CTR. 3. Untuk mengetahui normal status
kering, kulit teraba hangat, 1. Turgor kulit normal 4. Pantau tingkat kesadaran dan reflek pupil sirkulasi, warna kulit, turgor kulit, rite
turgor kulit >2 detik dan 2. Keadaan kulit baik 5. Monitor status cairan yang dalam tubuh nadi dan CTR.
pasien tampak lemas, mual 3. CRT kembali normal <2 pasien 4. Untuk mengetahui kesadarn pasien dan
muntah sebanyak 4 x detik. 6. Edukasi jalan napas pasien reflek pupil pasien normal
dalam sehari. 7. Patau cairan penetral dengan elektrolit, 5. Untuuk mengetahui intake dan output
antibiotic dan vitamin. cairan.
8. Kolaborasi berikan cairan penetral sesuai 6. Untuk mengetahiu kepatenan jalan napas
indikasi pasien.
30

7. Untuk mengatasi dehidrasi pasien


8. Untuk mengatasi kekurangan cairan pada
tubuh pasien

1.1.11 Implementasi Dan Evaluasi

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan


Jam dan
Nama
31

Perawat
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi warna dan suhu kuit pasien S : Orang tua pasien mengatakan panas anaknya
2020 / 07.32 WIB menurun
2. Mengbservasi suhu tubuh pasien
Dx 1 O:
3. Memonitor adanya menggigil
 Tanda-tanda vital
4. Kompres dan kipasi permukaan tubuh paien. S : 37, 9 oC
5. Melonggarkan atau lepaskan pakaian pasien N : 110 x menit
 Kesadaran composmentis
6. Mengedukasi tirah baring Mia Yohana
 Pasien tampak masih lemas
7. Berkolaborasi pemberian obat untuk menurunkan suhu
 Kulit teraba hangat
tubuh pasien. A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Kolaborasi: Berikan terapi cairan intravena dan
obat-obatan sesuai program dokter
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi asupan nutrisi S : Orang tua pasien mengatakan anaknya masih tidak
2020 / 07.00 WIB nafsu makan
2. Mengbservasi hasil pemeriksaan laboratorium
Dx 2 O:
3. Menimbang berat badan
 Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi
4. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat  Pasien mual muntah
Mia Yohana
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6. Memberikan pengetahuan kesehatan tentang program
1. Observasi asupan makanan
diet dan penyakit 2. Berikan suplemen makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien S : orang tua pasien mengatakan pasien msih mual Mia Yohana
2020 / 07.18 WIB
32

Dx 3 2. Mengobservasi status dehidrasi pasien muntah


3. Memonitor status sirkulasi, warna kulit, turgor kulit, O :
 Keadaan kulit kering
rite nadi dan CTR.
 Pasien tampak lemas
4. Memantau tingkat kesadaran dan reflek pupil  Turgor kulit >2 detik
5. Memonitor status cairan yang dalam tubuh pasien A : Masalah belum teratasi
6. Mengedukasi jalan napas pasien P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda- tanda vital
7. Memantau cairan penetral dengan elektrolit, 2. Observasi status dehidrasi
antibiotic dan vitamin.
8. Berkolaborasi berikan cairan penetral sesuai indikasi

2.1.12 Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan


Jam dan
33

Nama Perawat
Selasa, 16 Juni 1. Mengobservasi warna dan suhu kuit pasien S : Orang tua pasien mengatakan panas anaknya
2020 / 07.25 WIB menurun
2. Mengbservasi suhu tubuh pasien
Dx 1 O:
3. Memonitor adanya menggigil
 Tanda-tanda vital
4. Kompres dan kipasi permukaan tubuh paien. S : 38, 2 oC
5. Melonggarkan atau lepaskan pakaian pasien N : 110 x menit
 Kesadaran composmentis
6. Mengedukasi tirah baring Mia Yohana
 Pasien tampak masih lemas
7. Berkolaborasi pemberian obat untuk menurunkan
 Kulit teraba hangat
suhu tubuh pasien. A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Kolaborasi: Berikan terapi cairan intravena dan
obat-obatan sesuai program dokter
Selasa, 16 Juni 1. Mengobservasi asupan nutrisi S : Orang tua pasien mengatakan anaknya masih tidak
2020 / 07.00 WIB 2. Mengbservasi hasil pemeriksaan laboratorium nafsu makan
Dx 2 3. Menimbang berat badan O:
4. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat
 Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
6. Memberikan pengetahuan kesehatan tentang program  Pasien tidak ada muntah
Mia Yohana
diet dan penyakit A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi asupan makanan
2. Berikan suplemen makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
Selasa, 16 Juni 1. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien S: Mia Yohana
34

2020 / 07.00 WIB 2. Mengobserpasi status dehidrasi pasien O:


Dx 3 3. Memonitor status sirkulasi, warna kulit, turgor kulit,  Keadaan kulit kering
 Pasien tampak lemas
rite nadi dan CTR.
 Turgor kulit >2 detik
4. Memantau tingkt kesadaran dan reflek pupil A : Masalah belum teratasi
5. Memonitor status cairan yang dalam tubuh pasien P : Lanjutkan intervensi
6. Mengedukasi jalan napas pasien 1. Observasi tanda- tanda vital
2. Observasi status dehidrasi
7. Memantau cairan penetral dengan elektrolit,
antibiotic dan vitamin.
8. Berkolaborasi berikan cairan penetral sesuai indikasi
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Malaria adalah infeksi parasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
Malaria disebabkan oleh plasmodium yang dibawa oleh nyamuk anopheles betina.
Adapun gejala dari malaria adalah demam, kejang-kejang, anemia, nafas sesak, dan
hilangnya nafsu makan.
An. M umur 3tahun 3bulan 8hari dengan diagnose medis Malaria. Berdasarkan
hasil pengkajian diagnosa keperawatan yang didapatkan: Hipertermi berhubungan dengan
suhu tubuh meningkat ditandai dengan pasien tampak lemas, konjungtiva anemis, tanda-
tanda vital S : 38,9 OC, N : 102 x menit, dan kulit teraba hanga. Resiko Defisit nutrisi
berhubungan dengan tidak nafsu makan, porsi makanan yang dihabiskan ½ porsi, pasien
tampak lemas dan disertai mual muntah, dan Risiko Hipovolemia berhubungan dengan
dehidrasi ditandai dengan keadaan kulit kering, turgor kulit >2 detik dan pasien tampak
lemas. .
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan. Intervensi keperawatan juga merupakan semua rencana tindakan asuhan
yang perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk yang diprakarsai oleh
perawat, dokter atau intervensi kolaboratif. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Untuk
kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan
dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain

35
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yg
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yg terjadi
selama tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.

36
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz alimul Hidayat. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta ; EGC


Hidayat, Alimul Aziz. A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Mansjoer Arif, dkk. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta ; FKUI
Nettina. M. Sandra. 2010. Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta ; EGC
Smeltzer SC, Brenda GB. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 vol.1. Jakarta:
EGC, 2001. (Diakses tanggal 29 Mei 2020)
Soedarmo, dkk. 2010. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis edisi kedua. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI 
Sudoyo. W. Aru, dkk.2010. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta ; FKUI

Anda mungkin juga menyukai