OLEH :
MIA YOHANA
(2017.C.09A.0899)
Pembimbing Akademik
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan
Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya. “ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan
Pada An. A Dengan Diagnosa Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Diagnosa
Medis Malaria di ruang Flamboyan Rsud dr. Doris Sylvanus Palangka Raya agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penulisan Asuhan
Keperawatan ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaaan Asuhan Keperawatan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Dasar Penyakit 1
1.1.1 Pengertian 1
1.1.2 Anatomi Fisiologi 2
1.1.3 Etiologi 4
1.1.4 Klasifikasi 8
1.1.5 Patofisiologi 9
1.1.6 Manifestasi Klinis 9
1.1.7 Komplikasi 10
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang 10
2.1.9 Penatalaksanaan Medis 11
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 12
1.2.1 Pengkajian Keperawatan 12
1.2.2 Diagnosa Keperawatan 15
1.2.3 Intervensi Keperawatan 16
1.2.4 Implementasi Keperawatan 19
1.2.5 Evaluasi Keperawatan19
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian20
2.2 Diagnosa 27
2.3 Intervensi 28
2.4 Implementasi 30
2.5 Eveluasi 30
BAB 2 PENUTUP
3.1 Kesimpulan 35
DAPTAR PUSTAKA
ii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Hepar Limpa
1
2
1.1.2.1 Limfa
Limfa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian depan dan
dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung. Secara anatomis,
tepi limfa yang normal berbentuk pipih.
Fungsi limfa yaitu mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi
eritrosis, tempat cadangan darah dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi.
Partikel asing yang masuk ke dalam darah.
Limpa di bungkus oleh kapsula. Yang terdiri dari atas 2 lapisan yaitu: satu
lapisan jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan
kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung
arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut pulpa yang terdiri
atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah berwarna merah gelap pada potong
limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih tersebar dalam
pulpa merah, berbentuk oval dan bewarna putih. Pulpa putih terdiri atas
pariarteriolar lymphoid sheats (PALS), folikel limfoid dan zona marginal. Folikal
limfoid umumnya tersusun atas sel limfosit B, makrofag, dan sel debri.
1.1.2.2 Hepar
Hepar merupakan kelenjar terbesar pada tubuh yang berbentuk baji yang
dibungkus oleh jaringan ikat (Glisson’s Capsule), beratnya 1500 gram (1200-1600
gram dan menerima darah 1500 ml permenit), serta mempunyai fungsi yang
sangat banyak. Fungsi hepar terutama dapat dibagi menjadi tiga diantara lain
dapat memproduksi dan sekresi empedu, berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, protein, serta berperan dalam filtrasi darah, mengeliminasi
bakteri dan benda asing yang masuk peredaran darah dari saluran pencernaan.
Hepar merupakan satu-satunya organ yang bisa meregenerasi sendiri, jika salah
satu bagian diangkat maka sisanya dapat tumbuh kembali ke besar dan bentuk
semula.
Hepar mempunyai dua facies (permukaan) yaitu:
1. Facies diaphragmatika
2. Facies visceralis (inferior)
1.1.3 Etiologi
3
B1 B2 B3 B4 B5 B6
1) Demam tinggi
2) Anemia
3) Suhu tubuh naik bertahap
4) Inkubasi 9-14 hari
5) Nyeri tungkai
6) Lesu
3. Gejala malaria malariae (M.quartana)
1) Serangan menyerupai malaria vivax
2) Oedema
3) Selang waktu setiap 72 jam
4) Masa inkubasi 18-40 hari
4. Gejala malaria ovale
1) Masa inkubasi 11-16 hari
2) Pucat
1.1.7 Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit malaria adalah:
1.1.7.1 Malaria serebral (koma)
Suatu akut ensepalopati yang menurut WHO defenisi malaria serebral
memenuhi 3 kriteria yaitu: koma yang tidak dapat dibangunkan atau koma yang
menetap >30 menit setelah kejang disertai adanya plasmodium falciparum yang
dapat ditunjukkan dan penyebab lain akut ensefalopati telah disingkirkan.
1.1.7.2 Anemia berat (hb <10.000)
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam merah dalam
darah akibat dari berkurangnya jumlah darah, badan terasa lemah dan cepat lelah.
1.1.7.3 Gagal ginjal akut
Gagal jantung adalah keadaan jantung yang memberikan sindrom klinik
akibat ketudakmampuan jantung memompakan darah secara adekuat untuk
memenhi kebutuhan metabolisme badan meskipun aliran balik masih baik.
1.1.7.4 Edema paru
11
a. Bl (Breathing)
Fungsi pernapasan biasanya tidak ada masalah, tetapi pada malaria
falcifarum dengan komplikasi akan didapatkan adanya perubahan takipnu
dengan penurunan kedalaman pernapasan, serta napas pendek pada
istirahat dan aktivitas.
b. B2 (Blood)
Pada fase demam akan didapatkan takikardia, tekanan darah menurun,
kulit hangat, dan diuresis (diaforesis) karena vasodilatasi. Pucat dan
lembap berhubungan dengan adanya anemia, hipovolemia, dan penurunan
aliran darah. Pada pasien malaria dengan komplikasi berat sering
didapatkan adanyatanda-tanda syok hipovolemik dan tanda DIC.
c. B3 (Brain)
Sistem neuromotorik biasanya tidak ada masalah. Pada beberapa
kasus pasien terkihat gelisah dan ketakutan. Pada kondisi yang lebih berat
akan didapatkan adanya perubahan tingkat kesadaran dengan manifestasi
disorientasi, delirium, bahkan koma. Pada beberapa kasus pasien dengan
adanya perubahan elektrolit sering didapatkan adanya kejang.
d. B4 (Bladder)
Sistem perkemihan biasanya tidak masalah, tetapi pada saat fase
demam didapatkan adanya penurunan produksi urine, sedangkan pada fase
lanjut didapatka adanya poliuri sekunder dari perubahan glukosa darah.
e. B5 ( Bowel)
Pada inspeksi didapatkan gangguan pencernaan, seperti mual dan
muntah, diare atau konstipasi. Pada auskultasi didapatkan penurunan
bising usus. Pada perkusi didapatkan adanya timfani abdomen. Pada
palpasi abdomen sangat sering didapatkan acaura splenomegali.
f. B6 ( Bone)
Pada pengkajian integumen didapatkan adanya tanda-tanda anemia
dan ikterus. Pada pemeriksaan muskuloskeletal didapatkan adanya
15
1. Cairan dalam tubuh dan CTR. kulit, turgor kulit, rite nadi
normal 3. Pantau tingkt keadarn dan dan CTR.
2. Hemoglobin dalam batas reflek pupil 3. Untuk mengetahui
normal 4. Monitor status cairan yang kesadarn pasien dan reflek
3. Oksigen dalam darah dalam tubuh pasien pupil pasien normal
normal 5. Edukasi jaalan napas pasien 4. Untuuk mengetahui intake
6. Patau cairan penetral dengan dan output cairan.
elektrolit, antibiotic dan 5. Untuk mengetahiu
vitamin. kepatenan jalan napas
7. Kolaborasi berikan cairan pasien.
penetra sesuai indikai 6. Untuk mengatasi dehidrasi
pasien
7. Untuk mengatasi
kekurangan cairan pada
tubuh pasien
3. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi warna dan suhu kuit 1. Untuk mengetahui normal
dengan suhu tubuh keperawatan selama 3x7 pasien warna kulit pasien.
meningkat. jam, Suhu tubuh anak dalam 2. Observasi suhu tubuh pasien 2. Untuk mengetahui rentang
rentang normal dengan 3. Monitor adanya menggigil normal suhu tubuh psien.
kriteria hasil : 4. Kompres dan kipasi 3. Untuk mengetahui normal
1. Suhu tubuh dalam permukaan tubuh paien. suhu tubuh pasien
18
rentang normal 36-37. 5. Longgarkan atau lepaskan 4. Supaya suhu tubuh pasien
2. Berkeringat normal atau pakaian pasien kembali normal
tidak kekurangan cairan. 6. Edukasi tirah baring 5. Supaya pasien tidak
3. Nadi dan respirasi dalam 7. Kolaborasi pemberian obat kepanasan
rentang normal. untuk menurunkan suhu tubuh 6. Agar pasien dapat posisi
pasien. yang nyaman
7. Untuk mengatasi suhu
tubuh pasien dan mengatasi
terjdinya dehidrasi.
4. Gangguan eliminasi urine Setelah diberikan tindakan 1. Observai tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tanda
berhubungan deengan selama 3x8 jam diharapkan retensi urin dan gejala terjadinya retensi
iritasi kndung kemih tidak teradinya infeksi pada 2. Monitor eliminasi urin pada urin
saluran kemih. 3. Edukasi tnda dan gejala 2. Untuk mengetahui eliminasi
1. Intake cairan dalam infeksi saluran kemih urin
rentang normal 4. Ajarkakan mengenali tanda 3. Untuk mengetahui tanda
2. Tidak ISK berkemihh dan waktu yang dan gejala infeksi saluran
tepat untuk berkemih kemih
5. Anjurkan minum air pitih 4. Supaya tahu tanda ingin
secukupnya berkemih dalam waktu yng
6. Kolaborasi pemberian obat tepat
5. Supaya tidak terjadi atau
19
1.2.4 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait
dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi
keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai
kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal,
dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi
harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi.
1.2.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yg menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yg
terjadi selama tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan
tindakan.
20
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
Pengkajian Tanggal 15 Juni 2020 Pukul 11.50 WIB
2.1.1 Identitas pasien
Nama Klien : An. M
TTL : Palangka Raya, 21 Februari 2017 (3 th 3 bln 8
hari)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Palangka Raya
Diagnosa medis : Malari
2.1.2 Identitas penanggung jawab
Nama Klien : Tn. A
TTL : Palangka Raya, 24 April 1990
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku : Dayak
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Palangka Raya
Hubungan keluarga : Ayah/ Orang tua pasien
2.1.3 Keluhan utama
Orang tua pasien mengatakan pasien demam tinggi.
2.1.4 Riwayat kesehatan
2.1.4.1 Riwayat kesehatan sekarang
Pada hari Kamis, 13 Juni 2020 pukul 06.25 WIB, pasien dibawa ke RSUD
dr. Doris Sylvanus dikarenakan demam tinggi disertai muntah-muntah 2x, tidak
nafsu makan dan tampak lemas. Orang tua pasien mengatakan 1 hari yang lalu
pasien deman dan orang tua pasien memberi pasien obat paracetamol yang dibeli
21
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal bersama
22
Mahasiswa,
( Mia Yohana)
KEMUNGKINAN
DATA SUBYEKTIF DAN MASALAH
PENYEBAB
DATA OBYEKTIF
1. DS : Orang tua pasien Gigitan nyamuk Hipertermi
25
2. Resiko Defisit nutrisi Setelah diberikan tindakan 1. Observasi asupan nutrisi 1. Membantu memonitor keadaan pasien
berhubungan dengan tidak selama 3x8 jam diharapkan 2. Timbang berat badan 2. Membantu memonitor perkembangan
nafsu makan porsi kebutuhan nutrisi pasien 3. Ajarkan pengaturan diet yang tepat berat badan pasien
makanan yang dihabiskan terpenuhi dengan kriteria hasil: 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 3. Membantu meningkatkan kebutuhan
½ dari 1 porsi, pasien 1. BB meningkat 5. Edukasi pengetahuan kesehatan tentang energy
tampak lemas dan muntah. 2. Nafsu makan meningkat program diet dan penyakit 4. Menentukan makanan yang sesuai
3. IMT normal dengan klien
5. Memberikan informasi dan mengurangi
komplikasi
3. Risiko Hipovolemia Setelah diberikan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital pasien 1. Untuk mengetahui normal tanda-tanda
berhubungan dengan selama 1x7 jam diharapkan 2. Observasi status dehidrasi vital pasien
dehidrasi ditandai dengan kebutuhan cairan pasien 3. Monitor status sirkulasi, warna kulit, turgor 2. Untuk mengetahui dehidrasi pasien
keadaan kulit kering, bibir terpenuhi dengan kriteria hasil : kulit, rite nadi dan CTR. 3. Untuk mengetahui normal status
kering, kulit teraba hangat, 1. Turgor kulit normal 4. Pantau tingkat kesadaran dan reflek pupil sirkulasi, warna kulit, turgor kulit, rite
turgor kulit >2 detik dan 2. Keadaan kulit baik 5. Monitor status cairan yang dalam tubuh nadi dan CTR.
pasien tampak lemas, mual 3. CRT kembali normal <2 pasien 4. Untuk mengetahui kesadarn pasien dan
muntah sebanyak 4 x detik. 6. Edukasi jalan napas pasien reflek pupil pasien normal
dalam sehari. 7. Patau cairan penetral dengan elektrolit, 5. Untuuk mengetahui intake dan output
antibiotic dan vitamin. cairan.
8. Kolaborasi berikan cairan penetral sesuai 6. Untuk mengetahiu kepatenan jalan napas
indikasi pasien.
30
Perawat
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi warna dan suhu kuit pasien S : Orang tua pasien mengatakan panas anaknya
2020 / 07.32 WIB menurun
2. Mengbservasi suhu tubuh pasien
Dx 1 O:
3. Memonitor adanya menggigil
Tanda-tanda vital
4. Kompres dan kipasi permukaan tubuh paien. S : 37, 9 oC
5. Melonggarkan atau lepaskan pakaian pasien N : 110 x menit
Kesadaran composmentis
6. Mengedukasi tirah baring Mia Yohana
Pasien tampak masih lemas
7. Berkolaborasi pemberian obat untuk menurunkan suhu
Kulit teraba hangat
tubuh pasien. A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Kolaborasi: Berikan terapi cairan intravena dan
obat-obatan sesuai program dokter
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi asupan nutrisi S : Orang tua pasien mengatakan anaknya masih tidak
2020 / 07.00 WIB nafsu makan
2. Mengbservasi hasil pemeriksaan laboratorium
Dx 2 O:
3. Menimbang berat badan
Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi
4. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat Pasien mual muntah
Mia Yohana
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
6. Memberikan pengetahuan kesehatan tentang program
1. Observasi asupan makanan
diet dan penyakit 2. Berikan suplemen makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
Senin, 15 Juni 1. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien S : orang tua pasien mengatakan pasien msih mual Mia Yohana
2020 / 07.18 WIB
32
Nama Perawat
Selasa, 16 Juni 1. Mengobservasi warna dan suhu kuit pasien S : Orang tua pasien mengatakan panas anaknya
2020 / 07.25 WIB menurun
2. Mengbservasi suhu tubuh pasien
Dx 1 O:
3. Memonitor adanya menggigil
Tanda-tanda vital
4. Kompres dan kipasi permukaan tubuh paien. S : 38, 2 oC
5. Melonggarkan atau lepaskan pakaian pasien N : 110 x menit
Kesadaran composmentis
6. Mengedukasi tirah baring Mia Yohana
Pasien tampak masih lemas
7. Berkolaborasi pemberian obat untuk menurunkan
Kulit teraba hangat
suhu tubuh pasien. A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi suhu tubuh pasien
2. Kolaborasi: Berikan terapi cairan intravena dan
obat-obatan sesuai program dokter
Selasa, 16 Juni 1. Mengobservasi asupan nutrisi S : Orang tua pasien mengatakan anaknya masih tidak
2020 / 07.00 WIB 2. Mengbservasi hasil pemeriksaan laboratorium nafsu makan
Dx 2 3. Menimbang berat badan O:
4. Mengajarkan pengaturan diet yang tepat
Porsi makan yang dihabiskan 1/2 porsi
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
6. Memberikan pengetahuan kesehatan tentang program Pasien tidak ada muntah
Mia Yohana
diet dan penyakit A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi asupan makanan
2. Berikan suplemen makanan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi
Selasa, 16 Juni 1. Mengobservasi tanda-tanda vital pasien S: Mia Yohana
34
35
yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yg
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Perawat dapat memonitor kealpaan yg terjadi
selama tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan tindakan.
36
DAFTAR PUSTAKA