Z DENGAN
DIAGNOSA MEDIS BRONKOPNEUMONIA DI
RUANG FLAMBOYAN DI RSUD DORIS
dr. SYLVANUS PALANGKA RAYA
DI SUSUN OLEH :
VERONIKA
2017.C.09A.0912
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada An. Z Dengan Diagnosa Medis
Bronkopneumonia Di Ruang Flamboyan RUSD dr Doris Sylvanus Palangka
Raya. dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya, Saya berharap
laporan pendahuluan penyakit ini dapat berguna dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai penyakit Bronkopneumonia.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
BAB II KONSEP PENYAKIT
2.1 Konsep Penyakit 3
2.1.1 Definisi 3
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi Bronkopneumonia 3
2.1.3 Etiologi 6
2.1.4 Klasifikasi 7
2.1.5 Patofisiologi 7
2.1.6 Tanda Dan Gejala 10
2.1.7 Komplikasi 10
2.1.8 Pemeriksaan Diagnostik 10
2.1.9 Penatalaksanaan 10
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 11
2.2.1 Pengkajian 11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan 12
2.2.3 Intervensi 13
2.2.4 Implementasi Keperawatan 15
2.2.5 Evaluasi Keperawatan 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.3 Etiologi
Umumnya individu yg terserang bronchopneumonia diakibatkan
karena adanya penurunan mekanisme pertahanan daya tahan tubuh
terhadap virulensi organisme patogen. Orang yg normal dan sehat
mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yg
terdiri atas : reflek glotis & batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yg
menggerakkan kuman ke arah keluar dari organ, & sekresi humoral
setempat.
Timbulnya bronchopneumonia biasanya disebabkan oleh virus,
jamur, protozoa, bakteri, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra
M. Nettiria, 2014 : 682) antara lain:
1. Virus : Legionella pneumoniae
2. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
8
2.1.4 Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi bronkopneumonia :
1. Community Acquired Pneunomia dimulai juga sebagai penyakit
pernafasan umum & dapat berkembang menjadi sebuah pneumonia.
Pneumonia Streptococal ialah suatu organisme penyebab umum. Tipe
pneumonia ini umumnya menimpa kalangan anak-anak atau kalangan
orang lanjut usia.
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia
nosokomial. Organisme seperti ini ialah suatu aeruginisa pseudomonas.
Klibseilla / aureus stapilococcus, ialah bakteri umum penyebab hospital
acquired pneumonia.
3. Lobar & Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi. Saat Ini ini pneumonia diklasifikasikan berdasarkan organisme,
bukan cuma menurut lokasi anatominya.
4. Pneumonia viral, bakterial & fungi dikategorikan berdasarkan dari agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan
organisme perusak.( Reeves, 2012).
2.1.5 Patofisiologi
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah
mikroorganisme (jamur, bakter, virus) & sebagian kecil oleh penyebab
lain seperti hidrokarbon (bensin, minyak tanah, & sejenisnya). Serta
aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya
mikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah ( droplet) infasi ini
9
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalm rongga pleura
yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dala jaringan paru yang meradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.(WhaleyWong, 2014)
(5) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status asam basa
(Sandra M, Nettina, 2013 : 684).
(6) Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.
(7) Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk mendeteksi antigen
mikroba (Sandra M, Nettina 2013 : 684).
2.1.8.2 Pemeriksaan Radiologi
(1) Rontgenogram thoraks
(2) Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi
pneumokokal atau klebsiella. Infilrate multiple seringkali dijumpai pada infeksi
stafilokokus dan haemofilus (Barbara C, Long, 2011 : 435).
(3) Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas tersumbat oleh
benda padat (Sandra M, Nettina, 2014).
2.1.9 Penatalaksanaan
(1) Oksigen 1-2 liter per menit.
(2) Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melaui
selang nasogastrik dengan feeding drip.
(3) Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk transport muskusilier.
(4) Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief Mansjoer, 2012).
(1) Pernafasan
Gejala :
Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap dengan
produksi sputum setiap hari ( terutama pada saat bangun) selama minimum 3 bulan
berturut- turut) tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (Hijau, putih/
kuning) dan banyak sekali Riwayat pneumonia berulang, biasanya terpajan pada
polusi kimia/ iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnya rokok sigaret),
debu/ asap (misalnya : asbes debu, batubara, room katun, serbuk gergaji)
Pengunaaan oksigen pada malam hari atau terus -menerus.
Tanda :
Lebih memilih posisi tiga titik ( tripot) untukbernafas, penggunaan otot
bantu pernafasan (misalnya : meninggikan bahu, retraksi supra klatikula,
melebarkan hidung).
Dada :
Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP ( bentuk barel),
gerakan difragma minimal.
Bunyi nafas : Krekels lembab, kasar.
Warna : Pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku abu- abu keseluruhan.
(2) Sirkulasi
Gejala :
Pembengkakan ekstremitas bawah.
Tanda :
Peningkatan tekanan darah Peningkatan frekuensi jantung / takikardi berat,
disritmia, distensi vena leher (penyakit berat) edema dependen, tidak berhubungan
dengan penyakit jantung. Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan
peningkatan diameter AP dada). Warna kulit / membrane mukosa : normal atau abu-
abu/ sianosis perifer. Pucat dapat menunjukan anemia.
(3) Makanan / cairan
Gejala :
Mual / muntah.Nafsu makan buruk / anoreksia ( emfisema).
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan.
Tanda :
a) Turgor kulit buruk.
b) Berkeringat.
c) Palpitasi abdominal dapat menyebabkan hepatomegali.
16
(4)Aktifitas / istirahat
Gejala :
a) Keletihan, keletihan, malaise.
b) Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari- hari
c) karena sulit bernafas.
d) Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur dalam
e) posisi duduk tinggi.
f) Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau istirahat.
Tanda :
a) Keletihan.
b) Gelisah/ insomnia.
c) Kelemahan umum / kehilangan masa otot.
(6) Hygiene
Gejala :
Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan melakukan aktifitas sehari-
hari.
Tanda :
Kebersihan buruk, bau badan.
(7) Keamanan
Gejala :
Riwayat alergi atau sensitive terhadap zat / factor lingkungan.