Dosen Pembimbing:
Setho Hadisuyatmana, S.Kep.,Ns., M.NS (CommHlh&PC)
Anggota kelompok :
1. Putri Alfian Sumarjo (131811133018)
2. Ambrosia Desi Meliana D.L (131811133021)
3. Fauziah Dinda Pratama (131811133022)
4. Yunia Ika Wahyuningsih (131811133074)
5. Febry Hayyu Hanifah (131811133083)
6. Nabilla Farhana Febriyanti (131811133084)
7. Dea Khoirunnisa (131811133121)
8. Fitri Millenia (131811133123)
9. Dina Shifana (131811133128)
10. Hani Salsabila Deva (131811133136)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan nikmat,
rahmat, serta petunjukNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aplikasi Keperawatan Transkultural pada Kelompok Dewasa (Penyakit
Malaria Orang Dewasa dalam Budaya Papua)” dengan tepat waktu. Meskipun ada
banyak hambatan dalam proses pengerjaannya. Dalam pengerjaan makalah ini, kami
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut serta dalam membantu
penyelesaian makalah ini. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada
SethoHadisuyatmana, S.Kep.,Ns. MNs selaku dosen pembimbing yang telah
membantu dan membimbing kami, dan semua pihak yang sudah memberi kontribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pengerjaan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Malaria adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh protozoa dari genus
Plasmodium. Parasit ini ditularkan oleh gigitan nyamuk Anophelesbetina Pada
manusia, terdapat empat spesiespenyebab malaria, yaitu P. falciparum, P. vivax, P.
ovale, P. Malaria. Penyebaran alami parasit malaria disebabkan oleh nyamuk
Anophelesbetina. (Soedarto, 2009 dalam (Puasa et al., 2018))
1.3 Tujuan
Mengetahui penyebab, faktor, gejala malaria.
Mengetahui pandangan Papua terhadap malaria.
Megetahui pengobatan malaria sesuai kepercayaan Papua
Memahami asuhan keperawatan malaria orang dewasa Papua.
1.4 Manfaat
Menambah pengetahuan perawat tentang keperawatan transkultural pada
klien dewasa khusunya malaria.
Perawat dapat memberikan asuhan keperawtan yang tepat pada klien yang
masih terpengaruh dengan transkultural malaria yang tidak baik untuk
kesehatannya
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut tesis dalam studi kasus di wilayah kerja puskesmas Hemadi kota
Jayapura faktor yang mempengaruhi penyakit malaria ada dua yaitu faktor
manusia dan faktor lingkungan.
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Ras
4. Status gizi
1.Suhu udara
Suhu udara mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni
atau masa inkubasi ekstrinsik. Semakin tinggi suhu sampai batas
tertentu semakin pendek masa inkubasi ekstrinsik, dan sebaliknya.
Semakin rendah suhu, semakin panjang masa inkubasi ekstrinsik.
2. Kelembaban Udara
3. Ketinggian
5. Angin
Kecepatan angin pada saat matahari terbit dan terbenam yang
merupakan saat terbangnya nyamuk ke dalam atau keluar rumah, adalah
salah satu faktor yang ikut menentukan jumlah kontak antara manusia
dengan nyamuk. Jarak terbang nyamuk (flight range) dapat diperpendek
atau diperpanjang tergantung kepada arah angin. Jarak terbang nyamuk
Anopheles adalah terbatas biasanya tidak lebih dari 2-3 km dari tempat
perindukannya. Bila ada angin yang kuat nyamuk Anopheles bisa
terbawa sampai 30 km.
6. Hujan
Hujan berhubungan dengan perkembangan larva nyamuk menjadi
bentuk dewasa. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis hujan,
derasnya hujan, jumlah hari hujan jenis vektor dan jenis tempat
perkembangbiakan (breeding place). Hujan yang diselingi panas akan
memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.
7. Sinar matahari
Sinar matahari memberikan pengaruh yang berbeda-beda pada
spesies nyamuk. Nyamuk An. aconitus lebih menyukai tempat untuk
berkembang biak dalam air yang ada sinar matahari dan adanya
peneduh. Spesies lain tidak menyukai air dengan sinar matahari yang
cukup tetapi lebih menyukai tempat yang rindang, Pengaruh sinar
matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An.
sundaicus lebih suka tempat yang teduh, An. hyrcanus spp dan An.
punctulatus spp lebih menyukai tempat yang terbuka, dan An.
barbirostris dapat hidup baik di tempat teduh maupun yang terang.
8. Keadaan dinding
Keadaan rumah, khususnya dinding rumah berhubungan dengan
kegiatan penyemprotan rumah (indoor residual spraying) karena
insektisida yang disemprotkan ke dinding akan menyerap ke dinding
rumah sehingga saat nyamuk hinggap akan mati akibat kontak dengan
insektisida tersebut. Dinding rumah yang terbuat dari kayu
memungkinkan lebih banyak lagi lubang untuk masuknya nyamuk.
Cara pembuatan daun papaya sebagai obat malaria yaitu petik beberapa daun
pepaya muda secukupnya lalu ditumbuk. Tambahkan air sekitar ¾ gelas dan beri
sedikit garam untuk mengurangi rasa pahitnya. Rebus campuran tersebut lalu saring
dan minum airnya. Warga setempat menyarankan untuk meminum ramuan ini 3 kali
sehari selama 5 hari berturut-turut untuk mengobati penyakit malaria yang sedang
diderita.
Kedua bahan alami ini sudah teruji secara ilmiah melalui penelitian
laboratorium bahwa mampu mengobati penyakit malaria, sehingga penggunaannya
bisa tetap dipertahankan dan cocok untuk masyarakat papua dengan kondisi
lingkungan yang lebih banyak ditemukan berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan di
alam serta keterbatasan fasilitas kesehatan yang ada di daerah tersebut.
Tn. Y berusia 45 th pendidikan terakhir SMP dan bekerja sebagai Petani.Tn. Y pergi
ke rumah sakit dengan keluhan panas, lemas, pucat, pusing, mual dan muntah ketika
makan, serta mengalami diare. Klien mengatakan awal gejalanya yaitu panas dan dua
hari yang lalu muntah , awal muncul gejala kira kira sekitar 6 hari yang lalu dan
berhenti 2 hari setelahitu timbul kembali. Sering timbul pada siang dan malam. Pada
saat peeriksaan di dapatkan suhu tubuh 39o C, denyut nadi 120 x/menit. Setelah
melakuka pemeriksaan klien didiagnosis malaria. Saat ingin diberikan intervensi
klien dan keluaga menolak, menurut etnis mereka yaitu papua obat tradisional seperti
rebusan daun papaya merupakan pertolongan pertama pada penyakit malaria.
Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn Y
Umur : 45
Agama : Kristen
Suku : papua
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
b. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama :
keluhan panas, lemas, mual dan muntah ketika makan.
5. Faktor keyakinan
Etnis papua percaya bahwa pertolongan pertama pada malaria adalah air
rebusan yang berasa pahit seperti daun pepaya, daun sambiloto dan kulit
kayu susu
6. Faktor pengetahuan
Setelah didiagnosa malaria klien ingin melakuakan pengobatan menurut
kepercayaannya yaitu mengonsumsi rebusan berasa pahit dari daun
pepaya, daun sambiloto dan kulit kayu susu. Pengetahuan klien masih
minim karena pecaya pada keyakinannya.
c. Pemeriksaan Fisik
suhu tubuh 39o C, denyut nadi 120 x/menit. klien didiagnosis malaria.
Asuhan keperawatan
1. Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan( menjel
askan
menggunakan
bahasa yang
digunakan oleh
pasien)
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat(cuci tangan,
himbau menjaga
kebersihan)
3. Ajarkan srategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat.
(cuci tangan,
menggunakan obat
nyamuk dan lotion
anti nyamuk,
selambu dan
fogging )