TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KEPUTUSASAAN
2.1.1. Definisi
2.1.2. Etiologi
1. Isolasi social
2. Kehilangan kepercayaan kepada kekuatan spiritual
3. Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
4. Pembatasan aktivitas jangka Panjang
5. Penurunan kondisi fisiologis
6. Riwayat diabaikan
7. Stress jangka Panjang
2.1.4. Penatalaksaan
a. Psikofarmaka
b. Psikoterapi
d. Terapi Psikoreligius
e. Rehabilitasi
Tn. J usia 30 tahun diantar keluarga ke RSJ Menur pada tanggal 6 Maret 2019,dengan
wajah pasien tampak pucat,lesu, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat ditanya pasien
hanya diam dengan tatapan kosong. Keluarga yang mengantarkan mengatakan bahwa sudah satu
bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh tunangannya pergi dengan laki-laki lain. Pasien hanya
mengurung diri dikamar, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga.
Keluarga juga mengatakan bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga
(bercerai) sekitar 1tahun yang lalu dengan alasan yang sama,dan sejak gagal untuk yang ke-2
kalinya pasien putus asa dan tidak mau mengenal wanita lagi ,pasien juga pernah mencoba untuk
mengakhiri hidupnya.saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil TB =155 cm, BB
=50 kg .
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
Nama perawat : Perawat K
Tanggal pengkajian : 6 Maret 2019
Jam pengkajian : 08.00 WIB
Biodata Pasien
Nama :Tn.J
No.Register :678675
Agama : islam
Pendidikan : Smu
Status Pernikahan : Bercerai
Umur : 30 thn
Alamat : Mulyorejo
Diagnosa Medis : Isos, RBD,Defisit perawatan diri
1.
Keluhan utama :
Pasien dibawa ke rumah sakit karena pasien selalu mengurung diri di kamar,tidak
mau bersosialisasi dan ada keinginan untuk mengakhiri hidupnya.2.
Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut pasien kusut, kulit kepala kotor tidak terdapat lesi, tidak tampak
hematom, tidak terdapat nyeri tekan.
Mata : mata pasien tidak konjungtivitis, sayu, tidak terdapat edema,
terdapatlingkaran hitam di kelopak mata bawah.
Hidung : simetris, tidak terdapat lesi, tidak ada gangguan penciuman
Telinga : telinga pasien simetris, tampak kotor, tidak ada gangguan pendengaran
Mulut : mukosa bibir klien kering, tidak terdapat stomatitis, gigi pasien kurang
bersihEkstremitas atas ka/ki : tonus otot kuat
Psikososial
Saat dirumah pasien banyak tinggal di rumah,hanya mengurung diri dikamar,
jarangmelakukan aktivitas di luar rumah, bahkan pasien malas bekerja.
Konsep diri
Hubungan social
Sebelum bercerai dan dibawa ke rumah sakit pasien adalah sosok yang tidak
mudah putus asa, pasien adalah seorang laki-laki yang sangat menyayangi dan
mencintai keluarganya, pasien menganggap keluarganya sangat berarti baginya.
Hubungan sosial pasien dengan lingkungannya sangat baik, tetapi setelah ditinggal
oleh tunanganya untuk yang ke 2 kalinya pasien merasa seperti sendiri sehingga
hanya mengurung diri dikamar.
Spiritual
Nilai dan keyakinan : pasien menganut agama Islam.
Kegiatan ibadah : dulu pasien merupakan sosok yang rajin beribadah
Status Mental
Penampilan : Penampilan pasien kuang rapi, tidak terurus, tampak lelah dan putus asa
Pembicaraan : pasien sering tidak focus dan melamun dengan tatapankosong10.
Aktivitas motorik
1. Hipomotorik : Pasien terlihat diam tidak banyak melakukan aktivitas
2. Hipermotorik : Tidak ada aktivitas hipermotorik yang dilakukan oleh
pasien
3. TIK : Tidak nampak TIK pada diri pasiend.
4. Agitasi : pasien nampak benci dan marah karena kegagalannya
dalammenjalin suatu hubungan.
5. Grimaseren : Pasien tidak menunjukkan gerakan-gerakan yang tidak
disadari olehnya.
6. Tremor : pasien tidak menunjukkan adanya tremor g.
7. Kompulsif : pasien tidak menunjukkan kompulsif yang dilakukan11.
8. Alam perasaan : Pasien mengatakan sering gelisah memikikan
kegagalandalam menjalin suatu hubungan, bingung dan selalumemikirkan
masa lalu yang pernah di alaminya.
Afektif
Pasien menunjukkan ekspresi yang sesuai
Interaksi selama wawancara : Selama dilakukan wawancara pasien terlihat banyak
melamun dan kurang memperhatikan. pasien sering diam dengan tatapan kosong
apabila ditanya tentang masalahnya.
Persepsi
Pasien merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya merupakan kesalahandirinya.
Proses pikir
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara sesuai dengan parasaannya dan apa yang
dirasakannya.
Isi pikir
1. Obsesi : tidak tampak adanya keinginan yang diulang-ulang oleh pasien
2. Phobia : pasien merasa takut akan gagal dalam suatu hubungan sehingga
pasien merasa putus asa
3. Waham : pasien tidak mengalami waham.
Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, jangka pendek dan
saatini
Daya tilik diri : pasien melihat dirinya adalah orang yang belum beruntung sehingga
selalu gagal dalam suatu hubungan
Diagnosa medis: keputusasan
Data Objektif
a. saat dilakukan wawancara pasien hanya diamdengan tatapan kosong
b. pasien tampak menarik diri dari perawat danorang-orang yang berusaha
mendekati pasienIsolasi social
c. wajah pasien tampak pucat,penampilan tampak lusuh dan tidak terawat
Data Subjektif
Isolasi diri
Core Keputusasaan
prombelm
Kehilangan , kegagalan
Causa
berulang
II. Diagnosis
1. Keputusasaan
2. Harga diri rendah b.d kegagalan berulang
3. Isolasi Sosial
III. Perencanaan
Implemetasi Evaluasi
Diagnosa I S : Klien mengatakan bahwa klien
1. Membantu pasien dan keluarga untuk
mengidentifikasi harapan dalam hidup mempunyai harapan di masa depan
2. Menginformasikan pada pasien mengenai O : klien mengekspresikan harapan dan optimism
apakah situasi yang sekarang adalah
sementara A : Masalah teratasi
3. Mendemosntrasikan harapan dengan
menunjukkan bahwa sesuatu dalam diri pasien P : tindakan dihentikan
adalah sesuatu yang berharga
4. Mengajarkan pengenalan realitas dengan
mensurvey situasi dan membuat rencana ke
depan
5. Ajarkan pasien tentang aspek positif mengenai
harapa
Diagnosa II S : Klien dapat menerima kegagalan di masa lalu
O : Klien mengatakan penerimaan kenyataan
1. Memonitor pernyataan pasien mengenai harga
diri A: masalah teratasi
2. Menenentukan kepercayaan pasien akan harga
diri P : tindakan dihentikan
3. Membantu pasien untuk menemukan
penerimaan diri
4. Memberi kekuatan yang diidentifikasi pasien
5. Menyampaikan ungkapan keprcayaan diri pada
pasien
Diagnosa III S : Klien dapat berhubungan social dan tidak
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi social menarik diri
2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan
O : klien berinteraksi dengan orang lain dan mulai
berinteraksi dengan orang lain
3. Menganjurkan pasien untuk memasukkan melakukan aktivitas sehari hari
kegiatan latihan berbincang bincang dalam
A : masalah teratasi
kegiatan harian
4. Libatkan keluarga dalam proses keperawatan P : tindakan dihentikan