Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

REVIEW LITERATUR

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (KOLAM,


RAWA, GENANGAN AIR) DAN PERILAKU KELUAR MALAM HARI DENGAN KEJADIAN
MALARIA DI INDONESIA, REVIEW LITERATUR 2013-2020

Oleh :
Soehartini Toemiran
NIM. 102114353011

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK (KOLAM,
RAWA, GENANGAN AIR) DAN PERILAKU KELUAR MALAM HARI DENGAN KEJADIAN
MALARIA DI INDONESIA, REVIEW LITERATUR 2013-2020

Soehartini Toemiran,
1
Department of Environmental Health, Faculty of Public Health, Universitas Airlangga, Surabaya,
Indonesia

ABSTRAK
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen
Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030. Malaria menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, menurunkan produktivitas kerja dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada tahun 2019 data yang dikumpulkan
sebanyak 229 juta kasus malaria di seluruh dunia dengan perkiraan jumlah kematian akibat malaria
mencapai 409.000 jiwa. Di Indonesia, Annual Parasite Incidence (API) malaria pada tahun 2019
meningkat dibandingkan tahun 2018, yaitu dari yang awalnya sebesar 0,84 menjadi 0,93 per 1.000
penduduk. Tujuan penelitian ingin mengetahui lebih jauh faktor lingkungan tempat perindukan nyamuk
dan kebiasaan keluar pada malam hari mempengaruhi kejadian malaria di Indonesia dengan
menggunakan studi literatur dalam kurun waktu 7 tahun terakhir (2013-2020). Metode Penelitian
menggunakan metode review literatur, yaitu suatu metode teknik pencarian komponen literature dengan
menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, serta seleksi studi dan penilaian kualitas. Jumlah sampel
penelitian ini adalah sebanyak 16 artikel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terdapat
hubungan yang bermakna antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria dan 1 artikel
menunjukkan bahwa penduduk yang disekitar rumahnya terdapat genangan air memiliki risiko penyakit
malaria sebesar 6.58 kali lebih besar dibanding dengan penduduk yang tidak terdapat genangan air
disekitar rumahnya. sekira 83,33 % dari artikel 13 artikel menunjukkan Terdapat hubungan yang
bermakna antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria dan 2 artikel (No 5)
menunjukkan bahwa Kebiasaan Keluar malam memiliki pengaruh paling dominan terhadap kejadian
malaria, dan 1 di antaranya menunjukkan Kebiasaan Keluar pada malam hari memiliki prevalensi
malaria 1,2911 kali lebih besar di bandingkan yang tidak biasa keluar rumah malam hari. Kesimpulan
Terdapat hubungan faktor Lingkungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Kebiasaan Keluar rumah pada
malam hari dengan kejadian malaria

Kata Kunci : Malaria, Perindukan Nyamuk, Kebiasaan Keluar Rumah


RELATIONSHIP OF ENVIRONMENTAL FACTORS WHERE MOSQUITOES ARE MISSED
(PONDS, SWAMPS, PUDDLES) AND NIGHTTIME OUTING BEHAVIOR WITH MALARIA
INCIDENCE IN INDONESIA, LITERATURE REVIEW 2013-2020
ABSTRACT

Malaria is one of the infectious diseases whose control efforts are committed to the Sustainable
Development Goals (SDGs) until 2030. Malaria is one of the public health problems that can cause
death, decrease work productivity and affect various aspects of people's lives. In 2019 data collected as
many as 229 million cases of malaria worldwide with an estimated number of deaths from malaria
reached 409,000 people. In Indonesia, the Annual Parasite Incidence (API) of malaria in 2019 increased
compared to 2018, from 0.84 to 0.93 per 1,000 population. The purpose of the study was to find out
more about the environmental factors where mosquitoes and nighttime habits affect the incidence of
malaria in Indonesia using literature studies in the last 7 years (2013-2020). Research methods use
literature review methods, which are a method of methods of searching for literature components using
inclusion and exclusion criteria, as well as study selection and quality assessment. The sample number
of this study is as many as 16 research articles. The results showed that there is a meaningful
relationship between the place of mosquitoes and the incidence of malaria and 1 article showed that
residents around the house there is a puddle has a risk of malaria disease by 6.58 times greater than the
population where there is no puddle around the house. approximately 83.33% From article 13 articles
show there is a meaningful relationship between the habit of going out at night with the incidence of
malaria and 2 articles (No. 5) showing that the habit of nig Keywords: Malaria, Mosquito Misses, Out-
of-Home Habits ht out has the most dominant influence on the incidence of malaria, And 1 of them
showed the Habit of Going out at night had a prevalence of malaria 1.2911 times greater than the
unusual night out of the house. Conclusion There is a relationship between environmental factors where
mosquitoes are missed and habits to go out at night with the incidence of malaria.
Keywords: Malaria, Mosquito Misses, Out-of-Home Habits

PENDAHULUAN
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen
Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030. Malaria menjadi salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, menurunkan produktivitas kerja dan
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Malaria masih menjadi masalah kesehatan,
diperkirakan dua pertiga kematian terjadi pada anak anak di bawah usia lima tahun. Pemerintah
memandang malaria masih sebagai ancaman terhadap status kesehatan masyarakat terutama pada rakyat
yang hidup daerah terpencil dimana malaria termasuk penyakit prioritas yang perlu ditangani 1. Pada
tahun 2019 data yang dikumpulkan sebanyak 229 juta kasus malaria di seluruh dunia dengan perkiraan
jumlah kematian akibat malaria mencapai 409.000 jiwa. 2
Di Indonesia, Annual Parasite Incidence (API) malaria pada tahun 2019 meningkat
dibandingkan tahun 2018, yaitu dari yang awalnya sebesar 0,84 menjadi 0,93 per 1.000 penduduk.
Capaian eliminasi tingkat kabupaten atau kota pada tahun 2019 adalah sebanyak 300 kabupaten atau
kota sedangkan untuk eliminasi tingkat provinsi belum ada yang mencapai, meskipun terdapat 3
provinsi yang seluruh kabupaten atau kotanya telah mencapai eliminasi.
Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh data kejadian Malaria di Indonesia pada tahun 2013
bahwa 5 provinsi yang memiliki angka insiden dan prevalensi tertinggi yaitu Provinsi Papua (9,8% dan
28,6%), Provinsi Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Provinsi Papua Barat (6,7% dan 19,4%),
Provinsi Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Provinsi Maluku (3,8% dan 10,7%) berdasarkan Data
Riset Kesehatan Dasar.6 Provinsi Papua merupakan daerah dengan kasus malaria tertinggi setiap
tahunnya dan memiliki angka Annual Parasite Incidence (API) 41,31 per 1000 penduduk pada tahun
2018. Angka kesakitan malaria di Puskesmas Moru Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2014
dengan Annual Parasite Incident (API) sebesar 16,9%. Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2014
terdapat 4.211 kasus malaria dan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kampung Baru Wuluk
diperoleh hasil statistik bahwa tingkat pendidikan, tindakan pencegahan dan sikap berhubungan
signifikan terhadap kejadian malaria. Penelitian lain yang dilakukan di Kecamatan Seram Provinsi
Maluku menunjukkan suhu, kelembaban, kepadatan Anopheles sp., dan jarak tempat perindukan
nyamuk berpengaruh terhadap kejadian malaria.2

Indonesia juga termasuk daerah berkembang dengan iklim tropis dan sub tropis yaitu sebagai habitat
yang disukai nyamuk Anopheles sp.vektor penyebab penyakit malaria. Penyakit ini dapat menginfeksi
semua kelompok umur. Meningkatnya angka kejadian malaria dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim
terkait lingkungan fisik, kimiawi, biologis dan social serta perilaku masyarakat. Permasalahan malaria
yang terus berkembang di Indonesia terkait dengan masih lemahnya upaya penurunan angka kejadian
malaria seperti keberadan breeding place (tempat berkembang biak) nyamuk anopheles yang menyebar
dan lokasi yang sulit untuk di jangkau, kondisi lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan (ventilasi, atap plafon, dinding rumah yang belum memadai), perilaku masyarakat melakukan
aktivitas keluar rumah pada malam hari dan menjelang subuh (menyadap karet). Selain itu beberapa
jurnal menyebutkan bahwa terdapat pula faktor demografi, kebersihan lingkungan, dan sosial ekonomi
yang dapat mempengaruhi kejadian malaria di Indonesia. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
lebih jauh faktor lingkungan tempat perindukan nyamuk dan kebiasaan keluar pada malam hari
mempengaruhi kejadian malaria di Indonesia dengan menggunakan studi meta analitik dalam kurun
waktu 7 tahun terakhir (2013-2020).

BAHAN DAN METODE


Metode dalam penelitian ini adalah literature review. Literature review merupakan uraian tentang teori,
temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan dalam
penelitian. Pencarian literature menggunakan database akademik yaitu ProQuest, Science Direct,
Research Gate, dan Google Scholar. Jumlah artikel yang masuk dalam sampel penelitian adalah 16
artikel. Metode penulisan artikel ini berdasarkan literature review terdiri dari beberapa beberapa
komponen, antara lain :

1. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian artikel yaitu determinan kejadian malaria, factor
lingkungan, tempat perindukan nyamuk, kebiasaan keluar rumah.
2. Ditemukan 16 artikel dan dianalisis melalui analisis tujuan, kesesuaian topik, variabel yang
digunakan, dan hasil dari setiap artikel.
3. Kriteria yang digunakan dalam mencari artikel yang diinginkan yaitu penelitian tentang determinan
kejadian malaria terutama faktor lingkungan, penelitian tentang, breeding place dan kebiasaan
keluar malam hari, serta artikel yang diterbitkan dengan rentang tahun 2013-2020

Metode pengumpulan data dengan Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi adalah semua aspek yang harus ada dalam sebuah penelitian. Sedangkan kriteria
eksklusi adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan sebuah penelitian menjadi tidak layak untuk di
review. Kriteria inklusi dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Artikel penelitian nasional dan internasional yang mengkaji faktor (lingkungan, perilaku,sosial
ekonomi, demografi, karakteristik individu) yang mempengaruhi kejadian malaria di Indonesia
b. Artikel penelitian diterbitkan dalam rentang tahun 2016-2020
c. Tipe artikel penelitian research articles (desain penelitian case control dan cross sectional).
d. Artikel penelitian yang dapat diakses secara penuh (full text).

Adapun Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :


a. Studi kasus lokasi penelitian faktor malaria di Luar Negeri
b. Artikel penelitian diterbitkan sebelum tahun 2012 ataupun setelah tahun 2020.

Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

Langkah pertama dalam seleksi studi adalah melakukan screening abstrak dan diikuti dengan screening
teks lengkap. Artikel atau studi yang tidak relevan bisa dikeluarkan dengan mempertimbangkan
relevansi dan kesesuaian dengan ruang lingkup tujuan penelitian. Langkah-langkah review seperti
penentuan topic, pencarian pustaka, pemilihan pustaka yang relevan, analisa artikel dan penyusunan
review.

Tahap selanjutnya dari artikel tersebut dilakukan penyaringan kembali berdasarkan desain studi peneliti.
Dalam penelitian ini hanya mengambil artikel dengan desain studi cross sectional dan case control.

Berikut digambarkan diagram pencarian literatur pengumpulan data:

systematic reviews and meta analysis (PRISMA). Berikut digambarkan diagram pencarian literatur
pengumpulan data:

IDENTIFIKASI STUDI DARI DATA BASE DAN REGISTRASI JURNAL

Identifikasi Hasil Identifikasi Studi Dari Database Google Scholar (n = 35)

Identifikasi setelah dikeluarkan duplikasi


(n = 27)

Skrining berdasarkan Judul Eksklusi


Skrining (n = 21) (n=6)

Skrining berdasarkan Abstrak Eksklusi


(n = 18) (n=3)

Eligibi Artikel Sesuai Kelayakan Eksklusi sesuai kelayakan dan


lity (n = 18) Full Text (n=2)

Artikel memenuhi kriteria Inklusi dan Full Text


Inklusi
(n = 16)
Gambar 1 Diagram Prisma Flow Proses Pencarian Artikel Studi Literatur Hubungan Faktor
Lingkungan Perindukan Nyamuk dan Kebiasaan Keluar Pada Malam hari dengan Kejadian Malaria
di Indonesia: Review Literatur tahun 2013-2020

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil kajian Literatur

N Jumlah
Peneliti Metode Variabel Hasil
o Sampel
1 M. Hasyimi, Metode 128 Variable yang di Hasil dari Analisis chi-square
Maria Holy penelitian yang gunakan penggunaan menunjukkan bahwa penggunaan
Herawati, 2012 digunakan obat nyamuk, repellent (X2 aritmetika (20.115),
adalah kelambu, p=0.000), penggunaan kelambu (X2
Observasional pengetahuan, tempat aritmetika (20.908), p= 0.000),
dengan perindukan nyamuk, pengetahuan (X2 aritmetika
pendekatan jarak rumah dari (33.885), p=0.000), tempat
cross-sectional perindukan nyamuk, perindukan nyamuk (X2 aritmetika
study dan budidaya cattel (10.928), p = 0.001), jarak rumah
dan kejadian malaria dari induk nyamuk (X2 arithmetic
(34.872), p = 0.000), dan budidaya
ternak (X2 aritmetika (11.488), p=
0.001) memiliki hubungan dengan
kejadian malaria
2 Ari Krisna, Jenis penelitian 69 Variabel dalam Hasil penelitian menunjukkan
Sudirman, 2013 observasional Penelitian ini adalah, bahwa ada hubungan antara
analitik dengan Kebiasaan keluar kebiasaan keluar rumah dengan
pendekatan rumah, keberadaan kejadian penyakit malaria, yaitu ρ =
cross daerah rawa, 0,001 atau ρ ≤ 0,05. Terdapat
sectional study. penggunaan kelambu, hubungan antara keberadaan
jenis pekerjaan dan daerah rawa dengan kejadian
kejadian malaira. penyakit malaria, yaitu ρ = 0,000
atau ρ ≤ 0,05. Terdapat hubungan
antara penggunaan kelambu
dengan kejadian penyakit malaria,
yaitu ρ = 0,000 atau ρ ≤ 0,05.
Terdapat hubungan antara jenis
pekerjaan dengan kejadian
penyakit malaria, yaitu ρ = 0,036
atau ρ ≤ 0,05
3 Ludia Fin Jenis penelitian 94 Variabel dalam Hasil penelitian diperoleh variabel
Laipeny, 2013 yang Penelitian ini adalah yang berhubungan dengan
digunakan Kebiasaan berada di kejadian malaria adalah kebiasaan
adalah cross luar rumah pada berada di luar rumah pada malam
sectional study malam hari, hari (p=0,035), penggunaan kawat
dan penggunaan kawat kasa (p=0,036), penggunaan obat
menggunakan kasa, penggunaan obat anti nyamuk (p=0,022),
uji chi square anti nyamuk, penggunaan kelambu (p=0,036)
penggunaan kelambu, dan membersihkan semak belukar
membersihkan semak (p=0,011) dengan kejadian malaria
belukar, kejadian di wilayah kerja Puskesmas
malaria Waihoka.
4 Norbertha Jenis Peneliti 99 Variabel dalam Hasil penelitian menunjukkan
Lerebulan an Penelitian ini sebesar (32,3%) responden yang
Jeavery ini adalah Kebiasaan Berada di berstatus malaria,Hasil penelitian
Bawotong observasional Luar Rumah Pada menunjukkan sebesar (52,5%)
Julia. Vill y. dengan desain Malam Hari, Kebiasaan responden yang berada di luar
Rottie, 2013 penelitian Memakai Kelambu, rumah pada malam hari, Hasil
Cross Sectional Kebiasaan penelitian menujukkan sebesar
Menggantung Pakaian (53,5%) responden
di dalam Rumah yang tidak menggunakan kelambu,
Kebiasaan Memakai Hasil
Obat Anti Nyamuk, penelitian menunjukkan sebesar
Kejadian Malaria (51,5%)
responden yang tidak
menggunakan obat anti
nyamuk,Hasil penelitian
menunjukkan sebesar (60,6%)
responden yang menggantung
pakaian dan ada hubungan yang
sangat bermakna antara kebiasaan
masyarakat dengan kejadian
malaria dimana nilai ρ= 0,000 lebih
kecil dari α 0,05
5 Putri Yunita Jenis 54 Lingkungan Dalam Hasil analisis bivatriate
Pane, Wirsal penelitian Rumah : Kawat Kasa, menunjukkan bahwa ada korelasi
Hasan, Taufik yang Langit-langit, Dinding, yang signifikan dari pekerjaan,
Ashar, 2014 digunakan Lingkungan Luar pengetahuan, tempat
adalah Rumah : Tempat perkembangbiakan nyamuk,
penelitian Perindukan Nyamuk, kebiasaan pergi keluar di malam
observasional Perilaku Kebiasaan hari, kebiasaan
dengan Diluar Rumah pada menggunakan kelambu, dan
menggunakan Malam Hari, Kebiasaan kebiasaan menggunakan
rancangan Menggunakan pembunuh nyamuk dengan
penelitian case Kelambu, kebiasaan kejadian malaria. Hasil analisis
control. Menggunakan Obat multivatriat menunjukkan bahwa
Anti Nyamuk variabel pekerjaan (OR = 1,966,
95% CI = 1.328-2.911) dan
kebiasaan keluar (OR = 8,034, 95%
CI = 2,998-21.531) Telah pengaruh
yang paling dominan terhadap
kejadian malaria di wilayah kerja
Tanjung Tiram Puskesmas,
Kecamatan Tanjung Tiram,
khususnya di Desa Bagan Dalam
6 Masriadi Idrus, Metode 128 Variable yang di Hasil dari Analisis chi-square
Getrudis penelitian yang gunakan penggunaan menunjukkan bahwa penggunaan
digunakan obat nyamuk, repellent (X2 aritmetika (20.115),
adalah kelambu, p=0.000), penggunaan kelambu (X2
observasional pengetahuan, tempat aritmetika (20.908), p= 0.000),
dengan perindukan nyamuk, pengetahuan (X2 aritmetika
pendekatan jarak rumah dari (33.885), p=0.000), tempat
cross-sectional perindukan nyamuk, perindukan nyamuk (X2 aritmetika
study dan budidaya cattel (10.928), p = 0.001), jarak rumah
dan kejadian malaria dari induk nyamuk (X2 arithmetic
(34.872), p = 0.000), dan budidaya
ternak (X2 aritmetika (11.488), p=
0.001) memiliki hubungan dengan
kejadian malaria
7 Melisah, Dina Rancangan 92 Variable yang di Hasil Penelitian ini memunjukkan
Dwi Nuryani, penelitian gunakan Kebiasaan bahwa ada hubungan kebiasaan
2015 kuantitatif keluar pada malam keluar pada malam hari dengan
dengan hari, Kebiasaan kejadian malaria (p=0,000),
pendekatan memakai obat nyamuk kebiasaan memakai obat nyamuk
cross sectional. dengan kejadian (p=0,000) dengan kejadian malaria.
malaria

8 WARTIKA Penelitian ini 118 Variabel yang Hasil penelitian menunjukkan ada
SYILVIANA merupakan digunakan yaitu pengaruh signifikan antara perilaku
HASIBUAN, survey analitik kebiasaan penggunaan pencegahan malaria yaitu
2015 dengan anti nyamuk, kebiasaan penggunaan anti
pendekatan kebiasaan nyamuk (p=0,036), kebiasaan
cross sectional menggantung pakaian, menggantung pakaian (p=0,002),
kebiasaan penggunaan kebiasaan penggunaan kelambu
kelambu dan (p=0,017) dan kebiasaan keluar
kebiasaan keluar rumah di malam hari (p=0,001))
rumah di malam hari dan lingkungan fisik rumah
dan lingkungan fisik responden yaitu genangan air
rumah responden yaitu (p=<0,001), kandang hewan
genangan air, kandang (p=<0,001) dan penggunaan kawat
hewan dan kasa (p=0,001) dengan kejadian
penggunaan kawat Malaria Variabel yang paling
kasa dengan kejadian dominan berpengaruh terhadap
Malaria Variabel kejadian Malaria adalah genangan
air memiliki nilai PR sebesar 29,125
(95%CI= 4,432-191,374).
9 Tussy Metode. 91 Variabel yang hasil penelitian ini didapatkan
Triwahyuni, Penelitian digunakan kelambu sampel yang pernah mengalami
Festy Ladyani merupakan dan repellent, obat malaria sebanyak 66 orang
Mustofa, jenis penelitian nyamuk bakar, pakaian sedangkan yang belum pernah
Muhammad analitik dengan tertutup dan kebiasaan mengalami malaria sebanyak 25
Yusuf, 2016 pendekatan keluar rumah dengan orang. Dari hasil analisis Chi Square
cross sectional. kejadian malaria. pada
faktor individu didapatkan bahwa
kelambu dan repellent memiliki
hubungan yang bermakna dengan
kejadian malaria sedangkan obat
nyamuk bakar, pakaian tertutup
dan kebiasaan keluar rumah tidak
memiliki hubungan dengan
kejadian malaria. Dari faktor
lingkungan didapatkan bahwa
ventilasi, semak-semak,
parit/selokan, dan langit-langit
memiliki hubungan yang bermakna
dengan kejadian malaria,
sedangkan kandang ternak tidak
memiliki hubungan dengan
kejadian malaria.
10 Hastuti Metode: 262 Variable yang Hasil: Prevalensi malaria meningkat
Tongkodu, Tri Sebuah studi digunakan mandi, 1,2911 kali lebih besar pada orang
Baskoro cross-sectional mencuci, dan buang air yang mandi, mencuci, dan buang
Tunggul Satoto, besar di luar rumah air besar di luar rumah
Trisno Agung dan kejadian malaria dibandingkan dengan prevalensi
Wibowo, 2016 malaria pada orang yang tidak
mandi, mencuci, buang air besar di
luar rumah, dan itu signifikan
secara statistik (p = 0,0021).
11 Eko Heryanto, Penelitian ini 197 Pemakaian kelambu, Dari hasil analisis bivariat
Deli Lilia, Fera dilakukan kebiasaan memakai menunjukkan ada hubungan yang
Meliyanti, 2016 dengan desain obat nyamuk, bermakna antara pemakaian
Cross kebiasaan keluar kelambu (p=0,000), kebiasaan
Sectional. malam, pemasangan memakai obat nyamuk (p=0,000),
kawat kasa ventilasi, kebiasaan keluar malam (p=0,000),
tempat perindukan pemasangan kawat kasa ventilasi
nyamuk, dan (p=0,002), tempat perindukan
keberadaan semak- nyamuk (p=0,005), dan keberadaan
semak dengan kejadian semak-semak (p=0,003) dengan
malaria klinis kejadian malaria klinis
12 Dessy Jenis penelitian 60 Variabel yang Hasil : Dari 60 responden
Hermawan, ini berupa digunakan yaitu ditemukan kejadian malaria
2016 survey analitik tempat perindukan sebanyak 41 (68.3%), responden
Pengumpulan nyamuk, Tingkat yang dekat dengan tempat
data penelitian pengetahuan, kondisi perindukan nyamuk sebanyak 53
dilakukan ekosistem yang kurang (88.3%), tingkat pengetahuan
menggunakan baik kurang tentang malaria 43 (71.7%).
desain Kondisi ekosistem lingkungan yang
penelitian kurang baik sehingga mendukung
cross sectional untuk perkembangbiakan nyamuk
anopheles di sekitar rumah. Chi
Square didapatkan p value <α
(0.05), untuk tempat perindukan
nyamuk ρ value = 0.028 dan tingkat
pengetahuan masyarakat ρ
value=0.001.
13 Budi Prayitno, Penelitian ini 100 Pengetahuan dan Hasil Analisis menunjukkan tidak
SKM, MKM, merupakan Perilaku (perilaku ada
2017 penelitian keluar rumah pada hubungan yang signifikan antara
observasional malam hari, perilaku keluar malam, perilaku
dengan penggunaan kelambu menggunakan kelambu saat tidur,
metode cross- saat tidur, penggunaan dan perilaku menggunakan baju
sectional. baju lengan panjang lengan panjang
saat keluar rumah dan saat keluar rumah dengan kejadian
penggunaan obat penyakit
nyamuk). Faktor malaria (p>0.05) Hasil uji statistik
lingkungan rumah yang terhadap kondisi lingkungan luar
diteliti meliputi rumah (keberadaan semak-semak,
Keberadaan Kawat keberadaan kandang ternak dan
Kasa di Rumah, keberadaan rawa didekat rumah)
Keberadaan Lubang di menunjukkan tidak ada hubungan
Dinding, Keberadaan yang signifikan dengan kejadian
Semak-Semak di penyakit malaria
Sekitar Rumah, (p>0.05) Hasil uji statistik antara
Keberadaan Kandang keberadaan
Ternak di Sekitar, genangan air di sekitar rumah
Genangan Air di Sekitar dengan kejadian malaria
Rumah, dan menunjukkan hubungan yang
Keberadaan Rawa di signifikan (p=0.011) dengan nilai
SekitarRumah. OR sebesar 6.583 (95% CI 1.695 –
25.572), artinya penduduk yang
disekitar rumahnya terdapat
genangan air memiliki risiko
penyakit malaria sebesar 6.58 kali
disbanding penduduk yang tidak
terdapat genangan air disekitar
rumahnya.
14 Muhammad Jenis penelitian 74 Variabel yang hasil penelitian menunjukkan
Andrifai ¹ dan ini digunakan penggunaan bahwa ada hubungan antara
Nani Supriyatni menggunakan insektisida rumah penggunaan insektisida rumah
M.Kes, 2017 penelitian tangga, tempat tangga (P=0,002) dan tempat
observasi perindukan nyamuk, perindukan nyamuk (P=0,000)
dengan kebiasaan keluar dengan kejadian penyakit malaria,
pendekatan rumah pada malam sedangkan kebiasaan keluar rumah
potong lintang hari dan kondisi rumah pada malam hari dan kondisi
(Cross rumah tidak ada hubungan
Sectional bermakna yaitu dengan nilai p
Study) value masing-masing (P=0,331) dan
(P=0,691).
15 Nur Hamdani N, Jenis penelitian 84 Variabel yang dipakai, Hasil penelitian menunjukan bahwa
Diana Lestin, ini adalah aktifitas di luar rumah aktifitas di luar rumah pada malam
2019 penelitian pada malam hari, hari (p value 0,000), keberadaan
analitik keberadaan kandang kandang ternak (p value 0,000) dan
observasional ternak, kebiasaan kebiasaan menggantung pakaian (p
dengan desain menggantung pakaian, value 0,000) berhubungan dengan
Cross Sectional keberadaan genangan Kejadian Malaria. Tidak ada
Study. air dengan Kejadian hubungan antara keberadaan
Malaria genangan air dengan Kejadian
Malaria (p value 0,078).
16 Darmawansyah, Metode 175 Variabel yang Hasil Penelitian didapatkan adalah
Julius Habibi, penelitian digunakan Tempat ada hubungan yang bermakna
Ravika Ramlis, menggunakan Perindukan nyamuk, antara Breeding palce (p=0,001),
Wulandari, desain cross Penggunaan Reppelant (p=0,001), PH air
2019 sectional study. Reppelent, PH Air dan (p=0,001), kasa ventilasi (p=0,016),
Kasa Ventilasi, keberadaan kandang ternak
Kebeeradaan Ternak (p=1,000), penggunaan kelambu
dan Kejadian Malaria (p=0,090) dengan kejadian malaria
di daerah wabah.

a. Variabel Faktor Lingkungan Tempat Perindukan Nyamuk

Berdasarkan tabel 1 di atas, dari 11 artikel yang meneliti tentang Faktor Lingkungan Tempat
Perindukan Nyamuk Dengan Kejadian Malaria, ditemukan bahwa terdapat 1 artikel dengan hasil
Tidak Terdapat hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kejadian malaria, yakni artikel
no. 15 sedangkan 10 artikel lainnya menunjukkan Terdapat hubungan yang bermakna antara tempat
perindukan nyamuk dengan kejadian malaria dan 1 artikel (No 13) menunjukkan bahwa penduduk
yang disekitar rumahnya terdapat genangan air memiliki risiko penyakit malaria sebesar 6.58 kali
lebih besar dibanding dengan penduduk yang tidak terdapat genangan air disekitar rumahnya.

Breeding place (tempat perkembangbiakan atau perindukan nyamuk) dapat berupa selokan atau
parit, genangan air di semak, wadah dekat sumur, cekungan wadah pot, wadah tanah liat, wadah
sampah dan tempat yang tergenang oleh air di luar rumah atau ruangan.

Berdasarkan hasil uji statistik menyebutkan bahwa seseorang yang tempat tinggalnya berdekatan
dengan tempat perindukan nyamuk berisiko 6,58 kali lebih besar dibanding dengan seseorang yang
tempat tinggalnya tidak berdekatan dengan tempat perindukan nyamuk sehingga disimpulkan bahwa
keberadaan tempat perindukan nyamuk berhubungan dengan kejadian malaria. Semakin dekat jarak
habitat perkembangbiakan dengan rumah maka semakin besar risiko tertular malaria karena
genangan air merupakan tempat untuk hidup dan berkembangbiak larva menjadi nyamuk dewasa.

Keberadaan breeding place seperti sawah, muara sungai, kubangan, dan lagun yang dekat dengan
pemukiman penduduk memudahkan nyamuk Anopheles betina untuk meletakan telurnya pada setiap
breeding place untuk memulai fase aquatik (siklus hidupnyamuk di lingkungan air) dimana pada
fase ini nyamuk akan bertelur dan menjadi jentik sampai pupa

Kegiatan membersihkan sekitar rumah dan mengalirkan genangan air dapat mengurangi risiko
perkembangbiakkan nyamuk. sehingga dapat menekan kepadatan vektor penyebab malaria.

b. Variabel Faktor Kebiasaan Keluar Rumah Pada Malam Hari

Berdasarkan tabel 1 di atas, dari 12 artikel yang meneliti tentang Faktor Kebiasaan Keluar Rumah
Pada Malam Hari Dengan Kejadian Malaria, ditemukan bahwa terdapat 2 artikel dengan hasil
Tidak Terdapat hubungan antara Kebiasaan Keluar Rumah Pada Malam Hari dengan kejadian
malaria, yakni artikel no. 13 dan artikel no 14, sedangkan 10 artikel atau sekira 83,33 % lainnya
menunjukkan Terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan keluar rumah pada malam hari
dengan kejadian malaria dan 2 artikel (No 5) menunjukkan bahwa Kebiasaan Keluar malam
memiliki pengaruh paling dominan terhadap kejadian malaria di Wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Tiram, dan artikel no 10 menunjukkan Kebiasaan Keluar pada malam hari memiliki prevalensi
malaria 1,2911 kali lebih besar di bandingkan yang tidak biasa keluar rumah malam hari.

Penelitian yang dilakukan di Pagedogan, Banjarnegara, Kabupaten Magelang menunjukkan bahwa


masyarakat yang memiliki kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari berisiko 1,2911 kali
lebih besar terkena malaria dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan berada
di luar rumah pada malam hari.
Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam, dimana vektor malaria bersifat eksofilik dan
eksofagik akan memudahkan gigitan nyamuk.

Kebiasaan keluar pada malam hari merupakan hal yang seharusnya dihindari jika tidak ada upaya
pencegahan yang dilakukan seperti penggunaan obat anti nyamuk sebelum keluar rumah ataupun
penggunaan pakaian panjang. Malaria umumnya banyak terjadi di wilayah pedesaan dimana
karakteristik masyarakatnya senang melakukan aktivitas di luar rumah pada malam hari dengan
pakaian pendek. Aktivitas yang dilakukan pada malam hari berupa kegiatan bertegur sapa antar
tetangga, berkumpul ataupun bermain disekitar rumah. Kebiasaan keluar rumah adalah perilaku
yang memiliki risiko terjadinya kontak antara manusia dengan nyamuk,sebagai vektor malaria.

KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa :
1. Terdapat hubungan faktor Lingkungan Tempat Perindukan Nyamuk dengan kejadian malaria
yang di buktikan dengan 10 dari 11 artikel yang diteliti berhubungan secara signifikan dengan
kejadian malaria dan 1 artikel diantaranya menyatakan secara dominan pengaruhnya
2. Terdapat hubungan faktor Kebiasaan Keluar rumah pada malam hari dengan kejadian malaria
yang di buktikan dengan 10 dari 12 artikel yang diteliti berhubungan secara signifikan dengan
kejadian malaria dan 1 artikel diantaranya menyatakan secara dominan pengaruhnya
3. Terdapat faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kejadian malaria namun tidak diteliti
secara terperinci.

SARAN
1. Untuk peneliti review literatur selanjutnya agar mempersiapkan literature lebih memadai dan
bervariasi agar topik yang diangkat dapat dibahas lebih mendalam.
2. Banyak faktor yang berhubungan dengan malaria review literatur ini diharapkan dapat menjadi
rujukan untuk penelitian selanjutnya.
3. Diharapkan masyarakat di daerah endemis malaria untuk dapat menggunakan kelambu pada malam
hari, selalu membersihkan genangan air disekitar rumah, menghindari aktivitas keluar pada malam
hari jika tidak diperlukan, serta dapat menghindari gigitan nyamuk dengan penggunaan obat anti
nyamuk.
4. Untuk instansi kesehatan ataupun pengelolah suatu lembaga / instansi agar dapat memberikan
edukasi berupa penyuluhan secara mendasar atau pemicuan terhadap pentingnya menjaga personal
hygiene untuk mencegah terjadinya penyakit malaria.
5. Untuk masyarakat, agar lebih memperhatikan kebersihan diri /personal hygiene guna mencegah
terjadinya penyakit malaria.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Krisna1, Sudirman2, 2013, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Malaria Di Desa
Bobalo Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi Moutong, Program Studi Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako 2 Bagian AKK, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
Budi Prayitno, 2017, Kajian Faktor Risiko Malaria Di Rantau Rasau Bungo Jambi Tahun 2017,
Academia, Accelerating the world's research
Dessy Hermawan, 2016, Hubungan Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk Dan Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kejadian Malaria Di Desa Suka Jaya Lempasing Kabupaten
Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2015, JURNAL MEDIKA MALAHAYATI,
Vol.3,No.4,Oktober 2016:190–196
Darmawansyah1, Julius Habibi2, Ravika Ramlis3, Wulandari4, 2019, Determinan Kejadian Malaria
(Kajian Epodemiologi di Daerah Wabah), Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2019; 8 (3): 136-
142 DOI: 10.33221/jikm.v8i03.370
Eko Heryanto1, Deli Lilia2, Fera Meliyanti3, Faktor Resiko Kejadian Malaria Klinis Di Desa Tanjung
Dalam Wilayah Kerja Uptd Puskesmas Lubuk Batang Kabupaten Oku, Jurnal Dunia Kesmas
Volume 5. Nomor 1
Hamidah Syukriah Lubis1, Elman Boy2, 2016, Gambaran Faktor Lingkunganyang Mempengaruhi
Kejadian Malaria di Desa Telagah Kecamatan Namu Kabupaten Langkat Tahun 2016, Buletin
Farmatera E-ISSN: 2528-410X, Vol 2 No 1
Hastuti Tongkodu1, Tri Baskoro Tunggul Satoto 2, Trisno Agung Wibowo3, 2016, Kebiasaan Mandi,
Cuci Dan Buang Air Besar Dengan Kejadian Malaria Di Pagedongan, Banjarnegara, Berita
Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and Public Health), Volume
32 Nomor 1
Jul Stevie Claudia Lario, Hendro Bidjuni, Franly Onibala, 2016, Hubungan Karakteristik Dan Perilaku
Masyarakat Dengan Kejadian Malaria Di Rumah Sakit Sinar Kasih Tentena Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah, ejournal Keperawatan (e-Kp)Volume 4 Nomor 1
Ludia Fin Laipeny, 2013, Hubungan Tindakan Pencegahan Masyarakat Dengan Kejadian Malaria Di
Wilayah Kerja Puskesmas Waihoka Kecamatan Sirimau Kota Ambon, JURNAL MKMI, Maret
2013, hal 7-14
Masriadi Idrus*, Getrudis**, 2014, Hubungan Faktor Individu Dan Lingkungan Rumah Dengan
Kejadian Malaria Di Puskesmas Koeloda Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada Provinsi NTT,
Jurnal Kesehatan Volume VII No. 2/2014
Maurend Yayank Lewinsca1, Mursid Raharjo2, Nurjazuli3, Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian
Malaria Di Indonesia : Review Literatur 2016-2020, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.11, No.1,
April 2021, pp. 16 – 28
Melisah1, Dina Dwi Nuryani2, 2015, Hubungan Kebiasaan Keluar Pada Malam Hari Dan Memakai
Obat Nyamuk Dengan Kejadian Malaria Di Desa Lempasing Kecamatan Teluk Pandan
Kabupaten Pesawaran 2015, Jurnal Dunia Kesmas Volume 5. Nomor 2
Muhammad Andrifai¹ dan Nani Supriyatni, M.Kes², Faktor Risiko Kejadian Penyakit Malaria Di Desa
Waringin Kecamatan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Tahun 2017, Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
Norbertha Lerebulan, Jeavery Bawotong, Julia. Vill y. Rottie, 2013, Hubungan Kebiasaan Masyarakat
Desa Tumbur Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Wertamrian
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1
Nur Hamdani N1, Diana Lestin2, 2019, Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah
Kerja Puskesmas Loce Kecamatan Reo Barat Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur,
Jurnal Promotif Preventif, Vol. 2 No. 1 Agustus 2019, Hal 36 – 43
Putri Yunita Pane1, Wirsal Hasan2, Taufik Ashar3, 2014, Pengaruh Karakteristik, Lingkungan Dan
Perilaku Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2014, Jurnal Kesmas Prima Indonesia, Vol. IV No, 1
Tussy Triwahyuni1, Festy Ladyani Mustofa2, Muhammad Yusuf3, 2016, Hubungan Faktor Individu Dan
Faktor Lingkungan Perumahan Terhadap Kejadian Malaria Di Desa Hanura Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Tahun 2016, Fakultas Kedokteran, Universitas
Malahayati, Lampung
Wartika Syilviana Hasibuan, 2016, Determinan Kejadian Malaria di Klinik dr. Martiani Pujiatmika
Kecamatan Panyabungan Kota Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2015, Tesis, Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai